Sampah Bab 3
Sampah Bab 3
Sampah
Dari hasil studi EHRA di Kabupaten Bandung Barat Tahun 2013 dengan metodologi cluster
random sampling dengan sampel 100 desa dari 165 desa, diperoleh data bahwa di Kabupaten
Bandung Barat yang mendapat pelayanan persampahan hanya baru sebesar 10% dan 90%
belum mendapat layanan, namun pada hasil studi EHRA 2016 dengan pengambilan sampel
keseluruhan desa di Kabupaten Bandung Barat (165 Desa) pada tahun 2016 diperoleh hasil
responden yang mendapatkan pelayanan sampah sebesar 15%, dapat dikatakan ada
peningkatan sebesar 5%.
Sebagian besar masyarakat mengelola sampah dengan upaya langsung dibakar (71,8%), 6%
dibuang ke lahan kosong begitu saja dan dibiarkan membusuk, 3,2% dibuang ke sungai dan
2,4% dibuang ke lubang yang tidak ditutup.
Dapat
Pelayanan
Sampah
15%
Tidak
Dapat
Pelayanan
85%
1
Tabel Pengelolaan Persampahan
DATABASE UMUM PELAYANAN PERSAMPAHAN UPT KEBERSIHAN DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Rongga 8 - 54,627 16,344 - - 21.85 3.32 - - -
Gununghalu 9 - 73,820 22,933 - - 29.53 4.49 - - -
Sindangkerta 11 - 66,800 18,379 - - 26.72 4.06 - 0.22 0.22 0.03
Cililin 11 - 87,472 25,610 - - 34.99 5.32 - 0.33 0.33 0.33 1.00 0.15
Cihampelas 10 4 112,380 31,185 516 0.12 44.95 6.83 2.06 0.89 2.96 0.45
Cipongkor 14 - 88,233 24,935 - - 35.29 5.36 - - -
Batujajar 7 5 94,317 33,374 1,281 0.29 37.73 5.73 5.12 1.00 1.67 7.80 1.19
Saguling 6 - 30,006 9,410 - - 12.00 1.82 - - -
Cipatat 12 1 128,343 35,371 280 0.06 51.34 7.80 1.12 0.22 0.56 1.90 0.29
Padalarang 10 7 171,174 44,614 5,723 1.30 68.47 10.41 22.89 4.68 0.67 0.33 4.68 13.82 1.00 48.08 7.31
Ngamprah 11 7 169,434 38,898 7,697 1.75 67.77 10.30 30.79 7.35 0.33 0.56 39.03 5.93
Parongpong 7 4 107,418 27,152 4,912 1.12 42.97 6.53 19.65 0.67 0.33 0.22 20.87 3.17
Lembang 16 9 188,923 50,068 2,757 0.63 75.57 11.48 11.03 0.24 3.01 0.33 5.02 0.53 20.16 3.06
Cisarua 8 1 72,521 19,181 225 0.05 29.01 4.41 0.90 1.00 0.33 0.45 2.68 0.41
Cikalongwetan 13 2 119,186 19,772 195 0.04 47.67 7.25 0.78 0.67 0.33 1.78 0.27
Cipeundeuy 12 - 80,330 22,222 - - 32.13 4.88 - - -
JUMLAH 165 40 1,644,984 439,448 23,586 5.37 657.99 100.00 94.34 13.03 0.91 4.68 1.34 - 13.27 13.82 5.10 146.49 22.26
80
70
60
Prosentase
50
40
30
20
10
0
Dibuang Dibuang
Dikumpul Dibuang
ke dalam ke lahan
kan oleh ke dalam Dibuang Dibiarkan
Dikumpul lubang kosong/ke
kolektor lubang ke saja
kan dan tetapi bun/hutan Tidak
informal Dibakar dan sungai/kal sampai Lain-lain
dibuang tidak dan tahu
yang ditutup i/laut/dan membusu
ke TPS ditutup dibiarkan
mendaur dengan au k
dengan membusu
ulang tanah
tanah k
Pengelolaan Sampah 1,7 13 71,8 0,9 2,4 3,2 0,3 6 0,6 0,2
Berdasarkan hasil studi EHRA, dapat dilihat pada gambar 3.9 Prosentase terbesar
masyarakat dalam mengelola sampah dengan cara dibakar (71,8%) sedangkan yang
dikumpulkan pada kolektor informasi maupun yang dibuang langsung ke TPS hanya sebesar
14,7%. Selain dibakar langsung, 3,2% dibuang ke sungai, 2,4 dibuang ke lubang galian tanpa
2
tutup, 0,9% dibuang ke lubang dan ditutup tanah. Dibawah ini merupakan interpretasi data
hasil studi EHRA pada masyarakat yang mendapatkan pelayanan persampahan.
Frekuensi Pengangkutan Sampah
40
35
30
Prosentase
25
20
15
10
5
0
Beberap
Sekali Beberap
a kali Sekali
dalam a kali Tidak Tidak
Tiap hari dalam dalam Lainnya
semingg dalam pernah tahu
semingg sebulan
u sebulan
u
Frekuensi Angkut sampah 4,3 18,3 37,4 1,7 6,1 24,3 2,6 5,2
Pada 15% masyarakat yang mendapat pelayanan sampah, menurut gambar 3.14 terdapat
37,4% petugas pengangkut sampah datang sekali dalam seminggu untuk mengangkut sampah.
Sedangkan menurut kajian kesehatan bahwa idealnya sampah dapat terangkut dan dikelola
lebih lanjut dalam kurun waktu 3 hari s/d maksimal 1 minggu. Hal ini dikarenakan menyangkut
daur hidup lalat sebagai vektor penyakit yang erat kaitannya dengan keberadaan sampah yang
menjadi breeding places nya. Hal ini dapat menjadi informasi awal bahwa petugas pengangkut
sampah telah memiliki frekuensi yang cukup tepat, namun dari tabel tersebut juga diketahui
bahwa prosentase terbesar kedua yaitu sebesar 24,3% petugas tidak pernah mengangkut
sampah, tentu hal ini menjadi catatan dan perhatian untuk dapat dikonfirmasi kepada pihak
terkait dan upaya penyelesaiannya.
3
KELEMBAGAAN
Selain Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barat khusus untuk pengadaan/ penyediaan sarana
dan prasarana menjadi tupoksi Dinas PUPR, dan penyediaan sarana sanitasi dasar (pengelolaan sampah)
terutama bagi masyarakat miskin menjadi tupoksi Dinas Perumahan dan Permukiman, serta program
pengembangan lingkungan sehat yang menjadi tupoksi Dinas Kesehatan.
Peraturan terkait pengelolaan sampah telah tersedia, baik dalam bentuk peraturan daerah
maupun dalam bentuk peraturan bupati, yaitu :
1. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat No.12 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Sampah dan Retribusi Pelayanan Persampahan
2. Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penanganan Sampah dan Retribusi Pelayanan Persampahan
3. Peraturan Bupati Bandung Barat Nomor 8 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Kompensasi Dampak Negatif Pemrosesan Akhir Sampah
4
Tabel.3.12
PEMANGKU KEPENTINGAN
FUNGSI Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten
PERENCANAAN - -
PENGADAAN SARANA - -
PENGELOLAAN - -
PENGADAAN SARANA - -
5
PROGRAM NASIONAL
None
ASPEK FINANSIAL
Berdasarkan data tahun 2018 Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dihasilkan UPT Kebersihan
tak bisa dipakai untuk menalangi operasional pengangkutan sampah. Pada tahun 2017, target
PAD dari retribusi sampah ialah sebesar Rp 3,9 miliar, sedangkan UPT Kebersihan
menghasilkan 99 persen dari target tersebut.
Biaya operasional persampahan yang diperlukan dalam sehari ialah sekitar Rp 10-13 juta.
Kebutuhan dana operasional bersifat fluktuatif, karena tergantung dari penjadwalan
pengangkutan sampah dan jumlah ritase kendaraan. Adapun besaran retribusi sampah
Kabupaten Bandung Barat berkisar antara Rp. 4.500 – Rp. 10.000 sesuai dengan Peraturan
Bupati Bandung Barat Nomor 22 Tahun 2016 tentang Perubahan Tarif Retribusi Pelayanan
Persampahan.
KELAYAKAN TEKNIS
Berdasarkan data pada tahun 2017, terda sebpat total 66 armada pengangkutan sampah di
Kabupaten Bandung Barat yang terdiri dari Truck sampah, mobil tangki tinja dan gerobak
sampah. Kemudian dilakukan penambahan armada pada tahun 2018 sebanyak 7 armada
dikarenakan semakin bertambahnya area pelayanan di Kabupaten Bandung Barat. Adapun
rincian sarana prasarana pengangkutan di Kabupaten Bandung Barat dapat dilihat pada tabel….
Kendaraan pengangkut
Sampah
- Truck Sampah
39 5 unit rusak berat. 42 5 unit rusak berat.
6
Dapat dilihat dari tabel bahwa armada pengangkutan yang masih layak pakai di Kabupaten
Bandung Barat pada Tahun 2018 sebanyak 57 armada diantaranya 37 truck sampah, 1 mobil
tangki tinja dan 19 gerobak sampah.