Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TEPID SPONGE PADA IBU

TERHADAP PENANGANAN DEMAM PADA BALITA DENGAN


DIAGNOSI OBSERVASI FEBRIS DI RUANG ADE IRMA SURYANI
LANTAI 1 RSUD SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI

Oleh : Asmarawanti, Tri Chandra Sugihartono


(STIKes Sukabumi)
Email : asmarawantiaas@yahoo.co.i

ABSTRAK

Dalam era globalisasi, penyebaran penyakit sangat cepat dan mudah menyerang
khusunya pada balita, salah satu contohnya yaitu penyakit demam. Saat ini orang tua
lebih mengedepankan terapi farmakologi karena dianggap lebih memudahkan, namun
sebetulnya terdapat terapi fisik yang efektif untuk menangani demam yaitu tepid sponge.
Tepid Sponge adalah kompres dengan sistem blok pada pembuluh darah besar.
Pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang mampu merubah
pengetahuan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok untuk menjadi lebih baik.
Penanganan demam dengan teknik tepid sponge merupakan terapi fisik yang efektif
untuk mengurangi demam pada balita, sehingga pemberian pendidikan kesehatan
penanganan demam tepid sponge merupakan tindakan yang mampu merubah sikap dan
perilaku seseorang dalam menangani demam khususnya pada ibu.
Penelitian ini menggunakan quasy experiment. Populasi dalam penelitian ini 17
responden dan sampel yang diambil sebanyak 17 responden. Penelitian ini menggunakan
rumus Uji McNemar.
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini yaitu p-value = 0.001. penelitian ini
menunjukan terdapat pengaruh pendidikan kesehatan pada ibu terhadap penanganan
demam pada balita dengan diagnosis observasi febris di Ruang Ade Irma Suryani RSUD
Sekarwangi Kabupaten Sukabumi.
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk peneliti
kedepannya bisa melakukan penelitian dengan judul yang sama namun variabel yang
berbeda

Kata Kuci : Pendidikan Kesehatan, Penanganan Demam Tepid Sponge,Balita

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
71
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan pada meningkatkan suhu yang disebut sebagai
hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan demam (Damayanti, 2008)
oleh semua komponen Bangsa Indonesia Demam didefinisikan sebagai
yang bertujuan untuk meningkatkan peningkatan suhu diatas 37,5ºC. Demam
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup dapat membaik, namun pada sebagian kecil
sehat bagi setiap orang agar terwujud kasus demam merupakan tanda dari masalah
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- penyakit yang serius yang menyebabkan
tingginya, sebagai investasi bagi kematian balita di Inggris (NICE, 2013)
pembangunan sumber daya manusia yang Badan Kesehatan Dunia (WHO)
produktif secara sosial dan ekonomis mengemukakan jumlah kasus demam di
(Kemenkes RI, 2014). seluruh Dunia mencapai 18-34 juta. Anak
Pembangunan kesehatan diarahkan merupakan yang paling rentan terkena
untuk meningkatkan kualitas dan demam, di hampir semua daerah endemik,
pemerataan jangkauan pelayanan kesehatan, insidensi demam banyak terjadi pada anak
termasuk perbaikan gizi terutama melalui usia 5-19 tahun (Suriadi, 2010)
percepatan penurunan angka kematian ibu Profil kesehatan Indonesia tahun
dan bayi, mendorong peran serta peduli 2013, mengungkapkan bahwa pada tahun
terhadap lingkungannya, didukung oleh 2013 jumlah penderita demam yang
sarana kesehatan yang cukup memadai disebabkan oleh infeksi dilaporkan
(Kemenkes RI, 2014) sebanyak 112.511 kasus dengan jumlah
Pada masa balita pertumbuhan kematian 871 orang (Kemenkes RI, 2014 )
mental dan intelektual berkembang pesat Secara definitif terdapat dua
dan sering dikatakan balita adalah masa tindakan untuk menurunkan suhu tubuh
Gold Period dimana terbentuk dasar-dasar pada klien dengan febris, yaitu dengan
kemampuan keinderaan, berfikir, berbicara terapi farmakologi dan terapi fisik.
serta pertumbuhan mental intelektual yang Pemberian obat antipiretik
intensif dan awal pertumbuhan moral. merupakan pilihan pertama dalam
Balita adalah individu yang masih menurunkan demam dan sangat berguna
bergantung pada orang dewasa dan khususnya pada pasien beresiko, yaitu anak
lingkungannya, artinya membutuhkan dengan kelainana kardiopulmonal kronis,
lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam kelainan metabolic, penyakit neurologis dan
memenuhi kebutuhan dasarnya untuk pada anak yang beresiko kejang demam
belajar mandiri. Penyakit yang umumnya (Kania, 2010).
menyerang bayi dan balita antara lain Terapi fisik untuk penanganan
demam, batuk, pilek dan diare (Dewi dan demam pada anak ada berbagai jenis,
Meira, 2016). diantaranya ada teknik tepid sponge, teknik
Berbagai penyakit seperti diare, tirah baring, kompres alcohol, teknik terapi
demam, batuk dan pilek biasanya semakin dekapan, dan bisa juga dengan cara
mewabah pada masa peralihan. Terjadinya tradisional yaitu dengan menggunakan
perubahan cuaca tersebut mempengaruhi bawang putih atau dengan teh jahe
perubahan kondisi kesehatan anak. Kondisi (Indonesia Pediatric Society, 2014).
anak dari sehat menjadi sakit Tepid Sponge merupakan alternatif
mengakibatkan tubuh bereaksi untuk teknik kompres hangat yang marak diteliti
di negara maju maupun di negara

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
72
berkembang lainya. Tujuan utama teknik dengan air hangat saja dan diletakan pada
kompres ini dimulai kembangkan dan di bagian dahi saja. Sedangkan dalam proses
teliti di negara maju seperti Amerika dan dan teknik dari tepid sponge adalah
Inggris. Hingga akhir-akhir ini teknik ini kompres dengan sistem blok pada pembuluh
terus diteliti dan meluas ke negara lain darah besar atau superficial, maka dari itu
seperti Brazil, Singapura dan india (Alves et untuk teknik dari kompres hangat dan tepid
all, 2008). sponge jelas berbeda.
Kompres tepid sponge adalah Berdasarkan dengan uraian tersebut
sebuah teknik kompres hangat yang maka peneliti tertarik untuk melakukan
menghubungkan teknik kompres blok pada penelitian mengenai Pengaruh Pendidikan
pembuluh darah supervisial dengan teknik Kesehatan Tepid Sponge Pada Ibu terhadap
seka (Alves, 2008) Penanganan Demam Pada Balita Dengan
Menurut Suprapti, (2008) tepid Diagnosis Observasi Febris di Ruang Ade
sponge efektif dalam mengurangi suhu Irma Suryani Lantai 1 RSUD Sekarwangi
tubuh pada anak dengan hipertermia dan Kabupaten Sukabumi.
juga membantu dalam mengurangi rasa Hipotesis penelitian merupakan
sakit atau ketidaknyamanan. suatu pernyataan yang masih lemah dan
Menurut Jurnal Mohammad Ali membutuhkan pembuktian untuk
(2011) yang berjudul “Keefektifan Kompres menegaskan apakah hipotesis dapat diterima
Tepid Sponge Yang Dilakukan Ibu Dalam atau ditolak, berdasarkan fakta atau data
Menurunkan Demam Pada Anak” empiris yang telah dikumpulkan dalam
menunjukan bahwa teknik tepid sponge penelitian (Hidayat, 2010).
merupakan cara yang cepat dan aman untuk Hipotesis dalam penelitian ini
menangani demam. adalah Terdapat Pengaruh Pendidikan
Berdasarkan studi pendahuluan Kesehatan Tepid Sponge Terhadap
peneliti melakukan wawancara pada Penanganan Demam Pada Balita Dengan
beberapa keluarga pasien mereka Diagnosis Observasi Febris di Ruang Ade
mengatakan bahwa belum mengetahui Irma Suryani Lantai 1 RSUD Sekarwangi
bagaimana teknik tepid sponge, mereka Kabupaten Sukabumi.
hanya mengetahui bagaimana cara kompres

METODE PENELITIAN
Berdasarkan rumusan yang ada menjadi kriteria inklusi dalam penelitian ini
dalam penelitian ini, maka peneliti adalah : (a) Ibu pasien dengan rentang usia
menggunakanquasy ekxperiment. Populasi 1 – 5 tahun yang mengalami observasi
dalam dalam penelitian ini adalah Ibu yang febris (b) Ibu pasien bersedia untuk menjadi
memiliki balita dengan diagnosis observasi responden. (c) Ibu pasien bisa membaca dan
febrisdi Ruang Ade Irma Suryani Lantai 1 menulis (d) Balita responden dalam keadaan
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi Compos mentis (sadar).
sebanyak 17 responden. Sample yang Skala pengukuran yang digunakan
digunakan dalam penelitian ini Ibu yang yaitu guttman. Teknik pngumpulan data
memiliki balita dengan diagnosis observasi dengan menggunakan lembar observasi.
febrisdi Ruang Ade Irma Suryani Lantai 1 Teknik analisa data yang digunakan yaitu
RSUD Sekarwangi Kabupaten Sukabumi dengan menggunakan rumus McNemar .
sebanyak 17 responden.Adapun yang

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
73
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengolahan data dilakukan dengan mencakup gambaran karakteristik
bantuan program komputer SPSS versi 16.0. responden, analisis deskriptif variabel dan
analisis hasil penelitian dilakukan dalam analisis bivariat digambarkan sebagai
analisisstatistik deskriptif ( univariat) yang berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase (%)


20 – 29 Tahun 2 11.8
30 – 39 Tahun 13 76.4
40 Tahun 2 11.8
Jumlah 17 100

Bahwa karakteristik responden dan sebagian kecil responden memiliki


berdasarkan usia yaitu sebagian besar rentang usia antara 20-29 tahun dan > 40
responden memiliki rentang usia antara 30- tahun sebanyak masing masing 2 orang atau
39 tahun sebanyak 13 orang atau 76.4%, 11.8%.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

Ibu Rumah Tangga 13 76.5


Karyawati 4 23.5
Jumlah 17 100

Karakteristik responden rumah tangga sebanyak 13 atau 76.5% dan


berdasarkan pekerjaan yaitu sebagian besar sebagian kecil responden bekerja sebagai
responden memiliki pekerjaan sebagai ibu karyawati sebanyak 4 orang atau 25.6%.

Tabel 4.3 Penanganan Demam Tepid Sponge Sebelum Diberi Pendidikan Kesehatan

Kategori Frekuensi Persentase


%
TidakMampu 13 76.5
Mampu 4 23.5
Jumlah 17 100

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
74
Analisa univariat variabel teknik sponge yaitu sebanyak 13 responden atau
tepid sponge, kemampuan responden untuk 76.5%, dan sebagian kecil responden
melakukan tepid sponge sebelum diberikan mampu melakukan tepid sponge yaitu
pendidikan kesehatan, sebagian besar sebanyak 4 orang atau 23.5%.
responden tidak mampu melakukan tepid

Tabel 4.4 Penanganan demam tepid sponge setelah diberi pendidikan kesehatan

Kategori Frekuensi Persentase


%
Tidak Mampu 2 11.8
Mampu 15 88.2
Jumlah 17 100

Kemampuan responden untuk sponge yaitu sebanyak 15 responden atau


melakukan tepid sponge setelah dilakukan 88.2 %, dan sebagian kecil responden tidak
pendidikan kesehatan sebagian besar mampu melakukan tepid sponge sebanyak
responden mampu melakukan teknik tepid 2 responden atau 11.2 %.

Tabel 4.5 Uji McNemar

Penanganan Demam teknik N P- Value Nilai Uji


Tepid Sponge McNemar

Pre-test 17 .001 0.16


Post-test

Hasil dari uji statistik dengan Penanganan Demam Pada Balita Dengan
menggunakan McNemar diperoleh nilai p- Diagnosis Observasi Febris di Ruang Ade
value = 0,001 maka tolak H0p-value< 0,05 Irma Suryani Lantai 1 RSUD Sekarwangi
berarti Terdapat Pengaruh Pendidikan Kabupaten Sukabumi.
Kesehatan Tepid Sponge Pada Ibu Terhadap

PEMBAHASAN
1. Gambaran penanganan demam demam dengan teknik tepid sponge
teknik tepid sponge sebelum sebelum diberikan pendidikan
diberikan pendidikan kesehatan kesehatan memiliki hasil yaitu sebanyak
tepid sponge di ruang Ade Irma 13 orang responden tidak mampu
Suryani Lantai 1 RSUD Sekarwangi melakukan teknik tepid sponge dan
Kabupaten Sukabumi. sebanyak 4 orang mampu melakukan
Berdasarkan hasil penelitian teknik tepid sponge.
pada tabel 4.3 menunjukan bahwa Hasil tersebut menunjukan
kemampuan ibu dalam penanganan bahwa seseorang yang belum terpapar

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
75
pendidikan kesehatan melalui media responden mengalami peningkatan
yang diberikan tidak mampu untuk kemampuan dalam melakukan
merubah sudut pandang, pada saat penanganan demam dengan teknik tepid
dilakukan observasi sebagian besar sponge seperti pada tabel 4.4 yaitu
responden belum mengetahui apa itu sebanyak 15 responden mampu
teknik tepid sponge mereka hanya melakukan teknik tepid sponge dan 2
mengetahui tentang kompres panas saja. orang tidak mampu melakukan teknik
Berkaitan dengan usia tepid sponge.
responden dan status pekerjaan Berdasarkan hasil diatas
responden,dapat dikaitkan dengan menunjukan bahwa seseorang yang
penelitian yang dilakukan oleh telah diberikan pendidikan kesehatan,
penelitian Yusuf et. Al (2014) yang terjadi peningkatan perilaku seseorangn.
menjelaskan bahwa semakin besar usia Hal tersebut sejalan dengan teori
seseorang maka semakin besar daya Fitriani (2011) mendefinisikan edukasi
tangkap dan pola pikirnya pula, selain kesehatan sebagai suatu pengalaman
itu juga perkerjaan responden dapat yang dapat menimbulkan pemahaman
mempengaruhi seseorang karena baru serta mempengaruhi kebiasaan,
interaksi dan pengalaman dalam sikap, dan pengetahuan seseorang atau
pekerjaan orang tersebut. Usia masyarakat.
seseorang akan mempengaruhi daya Selain itu penelitian ini
tangkap dan pola pikir seseorang diperkuat oleh jurnal Maulvi (2017)
terhadap informasi yang diberikan. yang berjudul “Efektifitas Edukasi
Sedangkan untuk pekerjaan sendiri Kesehatan terhadap Nilai Pengetahuan
mulai dari adanya pengalaman, Ibu dalam Manajemen Demam pada
interaksi dengan lingkungan serta Anak di Rumah” yang menjelaskan
informasi media massa dan elektronik bahwa seseorang atau masyarakat yang
serta lingkungan pekerjaan dapat sudah terpapar pendidikan kesehatan
menjadikan seseorang memperoleh atau mendapatkan informasi terkait baik
pengalamam baik secara langsung dari petugas kesehatan maupun orang
maupun tidak langsung. lain dapat mempengaruhi faktor –
Berdasarkan data diatas maka faktor yang dapat mempengaruhi
dapat disimpulkan bahwa untuk dapat pengetahuan seseorang. Setelah
memperbaharui perilaku, seseorang diberikan pendidikan kesehatan sesuai
dapat mempelajarinya baik dari media dengan jurnal Maulvi (2017) bahwa jika
massa ataupun edukasi atau pendidikan seseorang terpapar pendidikan
kesehatan dan bahkan mengikuti kesehatan sebanyak 3 kali selama 30
pendidikan kesehatan. menit akan mampu mempengaruhi
2. Gambaran penanganan demam perilaku seseorang dari yang
teknik tepid sponge setelah diberikan sebelumnya tidak mampu menjadi
pendidikan kesehatan tepid sponge di mampu.
ruang Ade Irma Suryani Lantai 1 Berdasarkan hasil diatas
RSUD Sekarwangi Kabupaten menunjukan bahwa sebagian besar atau
Sukabumi. sebanyak 15 responden mampu
Hasil penelitian setelah melakukan teknik tepid sponge dan ada
dilakukan pendidikan kesehatan teknik 2 responden yang tidak mampu
tepid sponge 3 kali selama 30 menit melakukan teknik tepid sponge. Pada

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
76
saat peneliti melakukan penelitian 2 dan post-test sebesar 0.000 (p-
responden tersebut kurang kooperatif value<0.05) yang menunjukan terjadi
dan sulit menerima pendidikan peningkatan tingkat pengetahuan orang
kesehatan yang diberkan, sehingga tua mengenai pelaksanaan demam anak
membuatresponden tersebut tidak menggunakan terapi komplementer dan
mampu untuk melakukan teknik tepid kembang sepatu karena mendapatkan
sponge untuk menangani demam pada informasi baru melalui pendidikan
balita. Maka dari itu edukasi atau kesehatan yang diberikan. Selain itu,
pendidikan kesehatan penting dilakukan penelitian ini juga memperkuat
dengan memperhatikan faktor – faktor penelitian yang dilakukan oleh Sugiarsi
yang dapat mempengaruhi pengalaman (2011) yang meneliti pengaruh
seseorang, baik dari usia dan status pendidikan kesehatan pada kelompok
pekerjaan dari responden dan hal – hal ibu PKK dalam meningkatkan
lain yang mempengaruhi penangkapan pemahaman masyarakat untuk
atau penerimaan materi pendidikan mencegah penyakit kanker serviks
kesehatan tersebut. sebelum dan sesudah diberikan
3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan penididikan kesehatan dengan nilai
Teknik Tepid Sponge pada Ibu signifikan 0.001 (p-value<0.05).
terhadap Penanganan Demam pada Hal ini juga sejalan dengan
Balita. penelitian lain yang dilakukan oleh
Analisa data dari penelitian ini Khoiron (2014) yang meneliti tentang
menggunakan Uji McNemar. efektifitas pendidikan kesehatan dengan
Berdasarkan analisa Bivariat hasil menggunakan metode leaflet dan power
perhitungan Uji McNemar dengan point terhadap perubahan pengetahuan,
menggunakan SPSS, untuk mengetahui sikap dan perilaku deteksi dini kanker
apakahterdapat pengaruh pendidikan serviks pada ibu PKK mendapatkan
kesehatan tepid sponge pada ibu peningkatan nilai rata – rata sebesar
terhadap penanganan demam pada 2,37 dari yang sebelumnya bernilai
balita dengan hasil jika p-value >0,05 12,00 menjadi 14,37. Penelitian lain
maka terjadi penerimaan pada H0 dan yang dilakukan Susilowati (2014)
jika p-value <0.05, maka terjadi menyatakan bahwa pendidikan
penolakan pada H0. Hasil pada tabel 4.6 kesehatan manajemen demam
menjelaskan bahwa pada p-value untuk berpengaruh terhadap pengetahuan,
uji dua sisi adalah 0.001, terdapat p- sikap dan praktik manajemen demam
value di bawah 0.05 (0.000 < 0.05). pada orang tua dan anak kejang demam
Hasil diatas menunjukan bahwa dengan hasil pengetahuan, sikap dan
terdapat penolakan pada H0 atau praktik sebesar <0.05 atau dapat
terdapat Pengaruh Pendidikan diartikan terdapat pengaruh dalam
Kesehatan Tepid Sponge terhadap penelitian tersebut.
Penanganan Demam pada Balita di Hal ini tidak berbeda jauh
Ruang Ade Irma Suryani Lantai 1 dengan hasil penelitian Maulvi (2017)
RSUD Sekarwangi Kabupaten bahwa pemberian edukasi atau
Sukabumi. pendidikan kesehatan memiliki nilai
Hal tersebut sesuai dengan efektifitas yang besar terhadap
penelitian Sangkai, et. Al (2016) bahwa pengethauan ibu tentang menajemen
terdapat perbedaan dari hasiln pre-test demam pada anak.

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
77
Selain itu juga dapat karena itu pendidikan kesehatan yang
disimpulkan bahwa pemberian dilakukan secara berkala akan lebih
intervensi berupa pendidikan kesehatan efektif dalam memperbaharui perilaku
berpengaruh terhadap tingkat yang dimiliki seseorang.
pengetahuan dan sikap seseorang, oleh

KESIMPULAN
Hasil pembahasan yang didapatkan tepid sponge adalah sebagian besar
maka dalam penelitian ini dapat ditarik responden mampu melakukan.
kesimpulan sebagai berikut: Terdapat pengaruh Pendidikan
Gambaran penanganan demam Kesehatan Tepid Sponge pada Ibu terhadap
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan Penanganan Demam dengan diagnosa
tepid sponge adalah sebagian besar observasi febris pada Balita di Ruang Ade
responden tidak mampu melakukan. Irma Suryani Lantai 1 RSUD Sekarwangi.
Gambaran penanganan demam
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2010. Prosedur Ismoedjianto. 2012. Demam Pada Anak.


Penelitian. Jakarta : PT Rineka Sari Pediatri vol. 2, Surabaya :
Cipta. UNAIR
Kania. 2010. Penatalaksanaan Demam
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pada Anak. Bandung
Pendekatan Praktik. Jakarta : PT
Rineka Cipta Khoiron. 2014. Jurnal Efektifitas
Pendidikan Kesehatan
Arvin. 2009. Ilmu Kesehatan Anak. Nelson Menggunakan Media Leaflet dan
vol 3. Edisi 5. Jakarta EGC Power Point Terhadap Perubahan
Sikap, Perilaku deteksi Dini Kanker
Dewi & Meira. 2016. Buku Ajar Serviks Pada Ibu PKK
Keperawatan Anak, Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Kozier, Barbara. 2010. Buku Ajar
Keperawatan Pediatrik. Edisi
Dewi, Sulisna. 2015. Modul Praktika 6.Jakarta : EGC.
Keperawatan Anak. Jakarta :
AIPVIKI Laporan Tahunan Ruang Ade Irma Suryani
RSUD Sekarwangi Kabupaten
Hidayat, A. Metode Penelitian dan Sukabumi 2017
kebidanan dan teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medika, 2010. Muaris, H. 2009. Sarapan Sehat Untuk
Balita. Jakarta : Gramedia
Heruna, et. Al. 2013. Metodologi Penelitian
Pendidikan dan Aplikasinya. Nelson, W.E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta : Gramedia Edisi 15. Jakarta : EGC.

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
78
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Setiawati, Tia. 2009. “Pengaruh Tepid
dan Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Sponge”. Jakarta : FKUI.
Medika
Soetdjiningsih. 2011. Tumbuh Kembang
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Anak. Jakarta : EGC
dan Kesehatan. Jakarta : PT Rineka
Medika Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta : Alfa Beta
Nursalam. 2008. Pendidikan dalam
Keperawatan. Jakarta: Salemba Sugiarsi. 2011. Jurnal Pengaruh Pendidikan
Medika Kesehatan pada Kelompok Ibu
PKK dalam Meningkatkan
Potter & Perry. 1999. Buku Saku Pemahaman Masyarakat Untuk
Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Mencegah Penyakit Kanker
Edisi 3. Jakarta : EGC. Serviks.

Potter & Perry. 2010. Fundamentals Of Suriyadi. 2010. Askep pada Anak. Edisi 2.
Nursing. Edisi 7. Jakarta : Salemba Jakarta : PT Rineka Cipta
Medika.
Susilowati. 2014. Jurnal Pendidikan
Reiga, Celso Garcia De La. 2010.Cristobal Kesehatan Manajemen Demam
Colon Espanol. Kessinger Terhadap Pengetahuan, Sikap dan
Publising. Praktik Manajemen Demam pada
Orang Tua dengan Kejang Demam
Sangkai, et.Al. 2016. Jurnal Pendidikan pada Anak
Kesehatan Terapi Komplementer
Daun Kembang Sepatu Terhadap Vidya Maulvi, Farah. 2014. Jurnal Edukasi
Peningkatan Pengetahuan dan Kesehatan Terhadap Nilai
Sikap Penatalaksanaan Demam Pengetahuan dalam Manajemen
pada Anak. Demam Pada Anak di Rumah

JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
79
JURNAL KAMPUS STIKes YPIB Majalengka # Volume VII No. 14Oktober 2018
80

Anda mungkin juga menyukai