Anda di halaman 1dari 35

STANDAR PROSEDUR

OPERASIONAL (SPO)
PENGKAJIAN PASIEN

RS. ISLAM FAISAL


MAKASSAR
PENGKAJIAN AWAL PASIEN ONE DAY CARE

No.DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN:1/2


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR
Tanggal Terbit DISAHKAN OLEH
DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Pengkajian awal adalah suatu tindakan awal mengumpulkan dan


mengidentifikasi informasi data pasien one day care untuk
dilakukan pencatatan pada rekam medis pasien.
TUJUAN 1. Menjadi patokan/ dasar bagi petugas dalam melakukan
pengkajian .
2. Untuk menilai secara komperhensif keadaan pasien sat
masuk RS sehingga dapat di tentukan tindakan lanjut pada
pasien tersebut.
KEBIJAKAN SK Direktur nomor : tentang
pengkajian pasien di RS. Islam Faisal Makassar.
PROSEDUR 1. Setiap pasien baru masuk yang dirawat inapkan baik dari
poliklinik maupun IRD akan dilakukan pengkajian awal oleh
petugas RS.
2. Pengkajian awal rawat inap terdiri atas .
a. Pengkajian keperawatan.
b. Pengkajian dokter.
3. Pengkajian keperawatan dan pengkajian dokter dapat
dilakukan secara bersamaan atau terpisah-pisah.
a. Pengkajian awal keperawatan dilaksanakan oleh perawat
yang telah di tunjukoleh RS.
b. Pengkajian awal dokte dilaksanakan oleh dokter yang
telah ditunjuk oleh RS.
c. Pengkajian awal pasien rawat inap yang distatus
opnamekan dari IRD akan dikaji oleh perawat dan dokter
jaga IRD di ruang IRD.
d. Pengkajian awal pasien rawat inap yang distatus
opnamekan dari poliklinik akan dikaji oleeh perawat
yang ada di ruang perawatan.
e. Setiap pasien yang dilakukan pengkajian awal harus
sesuai dari jenis pelayanan yang akan diterima pasien dan
jenis penyakit yang diderita.
4. Informasi pengkajian awal pasien tidak hanya diperoleh dari
pasien itu sendiri tetapi juga dari keluarga yang mengetahui
keadaan pasien, terutama pada pasien-pasien dengan
kesadaran menurun dan gangguan jiwa.
PENGKAJIAN AWAL PASIEN

No.DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN:1/2


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR
Tanggal Terbit DISAHKAN OLEH
DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

5. Pengkajian awal keperawatan berisi :


Pengkajian identitas pribadi
a. Pengkajian riwayat alergi makanan atau obat-obatan
b. Pengkajian keluhan utama, riwayat penyaki sekarang dan
terdahulu.
c. Pengkajian keadaan umum dan status vital .
d. Pemeriksaan fisis.
e. Keadaan psikologis
f. Keadaan social
g. Penilaian nyeri
h. Penilaian resiko jatuh
i. Penilaian status gizi
6. Dari pengkajian awal keperawatan akan menghasilkan
diagnose keperawatan dan rencana asuhan keperawatan.
7. Perawat yang telah melakukan penkajian awal menulis nama
perawat yang mengkaji, tinggal dilakuakan pengkajian di
formulir pengkajian
8. Pengkajian awal dokter berisi:
a. Pengkajian keluhan utama, riwayat penyakit sekarang dan
terdahulu.
b. Pemeriksaan fisis
1) Dari hasil pengkajian awal dokter akan menghasilkan
diagnose awal dan rencana terapi.
2) Dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang
medis dalam memperjelas diagnose seperti:
a) Pemeriksaan laboratorium
b) Pemeriksaan radiologi
9. Pengkajian awal pasien rawat inap dilakukan dalam 24 jam
pertama sejak pasien masuk.
10. Setiap pasien dilakukan pengkajian awal mengenai status
psikologis /emosional pasien dengan pendekatan pribadi
kepada pasien dan keluarga pasien.
11. Setiap pasien dilakukan pengkajian mengenai status
social,budaya,keluarga dan keadaan ekonomi pasien.
12. Pasien yang distatus opnamekan melalui IRD dan telah
dilakukan pengkajian awal dapat segera
dipindahkankeruangan perawatan.
PENGKAJIAN AWAL PASIEN ONE DAY CARE

No.DOKUMEN NO.REVISI HALAMAN:1/2


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR
Tanggal Terbit DISAHKAN OLEH
DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

UNIT TERKAIT 1. Semua SMF


2. Instalasi Rekan Medis
3. IRD
4. Instalasi Rawat Jalan
PENGKAJIAN AWAL RAWAT INAP

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Pengkajian awal adalah suatu tindakan awal mengumpulkan dan


mengidentivikasi informasi data pribadi,status medis, status
emosional, keadaan social ,budaya, keluarga dan status ekonomi
pasien untuk dilakukan pencatatan pada rekam medis pasien .

TUJUAN 1. Menjadi patokan /dasar bagi petugas dalam melakukan


pengkajian kepada pasien.
2. Untuk menilai secara komperhensif keadaan pasien saat
masuk RS sehingga dapat ditentuakan tindakan lanjut pada
pasien tersebut..

KEBIJAKAN SK Direktur Utama Nomor: Tentang pengkajian pasien


di RS. Islam Faisal Makassar.

PROSEDUR 1. Setiap pasien baru masuk yang dirawatinapkan baik dari


poliklinik maupun IRD akan dilakukan pengkajian awal
oleh petugas RS.
2. Pengkajian awal rawat inap terdiri atas :
a. Pengkajian keperawatan.
b. Pengkajian dokter
3. Pengkajian keperawatan dan pangkajian dokter dapat
dilakukan secara bersamaan atau terpisah – pisah.
4. Pengkajian awal keperawatan dilaksanakan oleh perawat
yang telah ditunjuk oleh RS.
5. Pengkajian awal dokter dilksanakan oleh dokter yang
telah ditunjuk ole RS.
6. Pengkajian awal pasien rawat inap yang distatus
opnamekan dari poliklinik akan dikaji oleh perawat dan
dokter di ruang keperawatan.
7. Setiap pasien yang dilakukan pengkajian awal harus
sesuai dengan jenis pelayanan yang akan diterima pasien
dan jenias penyakit yang diderita.
8. Informasi pengkajian awal pasien tidak hanya diperoleh
dari pasien itu sendiri tetapi juga dari keluarga yang
mengetahui keadaan pasien, terutama pada pasien –
pasien dengan kesadaran menurun dan gangguan jiwa.
PENGKAJIAN AWAL RAWAT INAP

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

9. Pengkajian awal keparawatan berisi :


a. Pengkajian identitas pribadi.
b. Pengkajian riwayat alergi makanan atau obat – obatan.
c. Pengkajian keluhan utama, riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu.
d. Pengkajian keadaan umum dan status vital
e. Pemeriksaan fisik.
f. Keadaan psikologis keadaan social.
g. Penilaian nyeri
h. Penilaian resiko jatuh
i. Penilaian status gizi ( skrining awal )
10. Dari pengkajian awal keperawatan akan menghasilkan
diagnose keperawatan dan rencana asuhan keperawatan.
11. Perawat yang telah melakukan pengkajian awal menulis
nama perawat yang mengkaji, tanggal dilakukan
pengkajian serta tanda tangan perawat yang melakukan
pengkajian di formulir pengkajian.
12. Pengkajian awal dokter berisi :
a. Pengkajian keluhan utama, riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu
b. Pemeriksaan fisis.
13. Dari hasil pengkajian awal dokter akan menghasilkan
diagnose awal rencana terapi.
14. Dokter dapat melakukan pemeriksaan penunjang medis
dalam memperjelas diagnose seperti :
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan radiologi
15. Pengkajian awal pasien rawat inap dilakukan dalam 24
jam pertama sejak pasien dirawat inap, dengan ketentuan :
a. Bila pasien ≥ 6 jam belum pindah dari IRD karena
ruang keperawatan penuh atau hal lain, maka
pengkajian awal rawat inap dilengkapi di IRD.
b. Bila pasien sudah dipindahkan < 6 jam, maka
pengkajian awal rawat inap dilengkapi di ruang rawat
inap.
PENGKAJIAN AWAL RAWAT INAP

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

16. Setiap pasien dilakukan pengkajian awal mengenai status


psikologis / emosional pasien dengan pendekatan pribadi
kepada pasien dan keluarga pasien.
17. Setiap pasien dilakukan pengkajian mengenai status
social, budaya, keluarga dan keadaan ekonomi pasien.
18. Hasil pengkajian diinformasikan ke pasien / keluarga dan
dicatat di dalam status rekam medis pasien
UNIT KERJA 1. Semua SMF di lingkup RS
2. Instalasi rekam Medis
3. IRD,
4. Instalasi Perawatan dan
5. Perawatan intensif.
PENGKAJIAN KHUSUS PASIEN

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Proses pengkajian awal dapat mengidentifikasi kebutuhan akan


asesmen lain seperti untuk gigi, pendengaran, mata, bedah,
psikiatri, saraf, obgine dan seterusnya. Rumah sakit merujuk
pasien untuk asesmen tersebut apabila pelayanan ini tersedia di
Rumah Sakit atau lingkungannya.
TUJUAN Menjadi dasar bagi petugas dalam melakukan pengkajian pada
pasien – pasien yang memerlukan asesmen khusus seperti untuk
gigi, pendengaran,, mata, dan sebagainya.
KEBIJAKAN SK Direktur Utama Nomor : Tentang pengkajian pasien
Di RS. Islam Faisal Makassar.
PROSEDUR 1. Setiap Pasien yang Baru Masuk akan dilihat apakah
pasien tersebut membutuhkan pengkajian khusus dan
kebutuhan khusus akan pelayanan.
2. Pengkajian khusus diantaranya, pasien yang memiliki
masalah dengan penglihatan, pendengaran dsb.
3. Setiap pasien dengan kebutuhan khusus akan dilakukan
pengkajian sesuai dengan kebutuhan medisnya.
4. Bila teridentifikasi kebutuhan tambahan asesmen khusus
dan pasiean dirujuk didalam atau keluar rumah sakit.
5. Pengkajian khusus yang dilakukan di dalam Rumah Sakit
dilengkapi dan dicatat dalam Rekam Medis Pasien.
6. Semua pengkajian diinformasikan ke Pasien / keluarga
didokumentasikan dalam status rekam medis pasien.
UNIT TERKAIT 1. Semua SMF.
2. IRD
3. Instalasi perawatan
4. Perawatan intensif
PENGKAJIAN NYERI ULANG

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Pengkajian nyeri ulang pasien adalah suatu tindakan melakukan


penilaian ulang rasa sakit / nyeri pada pasien baik pada pasien.
TUJUAN 1. Menjadi patokan / dasar bagi petugas dalam melakukan
pengkajian ulang rasa sakit / nyeri kepada pasien.
2. Untuk menilai sejauh mana efek dari terapi yang
diberikan sehingga dapat ditentukan tindak lanjut pada
pasien tersebut.
KEBIJAKAN SK Direktur Utama Nomor : Tentang pengkajian pasien
Di RD. Islam Faisal Makassar.
PROSEDUR 1. Pada Setiap Pasien yang dirawat diruang rawat inap
dilakukan penilaian rasa sakit / nyeri ulang oleh perawat.
2. Penilaian rasa sakit / nyeri dilakukan dengan
menggunakan pengkajian yang sesuai untuk masing –
masing pasien. Pengkajian nyeri terdiri atas :
a. Pengkajian nyeri pada neonates / NIPS ( 0-2 bulan )
b. Pengkajian nyeri pada anak ( 2 bulan – 7 tahun )
c. Pengkajian nyeri pada dewasa ( >7 tahun)
d. Pengkajian nyeri pada pasien dengan kesadaran
menurun.
3. Petugas yang melakukan rasasakit tetap memperhatikan
kondisi penyakit dasar pasien.
4. Pasien yang telah melakukan pengkajian nyeri dapat
ditentukan tindakan sesuai dengan derajat nyeri yang
diderita pasien.
5. Pasien dapat dikonsul ke bagian anestesi, tetapi intensif
dan manajemen nyeri bila :
a. Pasien dengan nyeri akut yang tidak berespon dengan
analgetik setelah evaluasi 2 x 2 jam dengan skala
nyeri > 4.
b. Pasien dengan nyeri kronik yang disebabkan proses
keganasan.
c. Pasien setelah dilakukan pembedahan.
6. Penilaian ualng nyeri dapat dilakukan setiap shift,
mengikuti pengukuran tekanan darah nadi dan pernafasan
pasien.
PENGKAJIAN NYERI ULANG

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

7. Dilakukan pendokumentasian : skala nyeri, lokasi nyeri


jenis tata kelola nyeri oleh perawat / dokter, efektifitas
dan tata kelola yang dilakukan.
8. Hasil pengkajian diinformasikan ke pasien / keluarga dan
didokumentasikan dalam status rekam medis pasien.

UNIT TERKAIT 1. Semua SMF


2. Instalasi Rekam Medis
3. IRD
4. Instalasi Perawatan dan
5. Instalasi perawatan intensif.
PENGKAJIAN NYERI

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Tanggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Pengkajian nyeri pasien adalah suatu tindakan melakukan


penentuan derajat nyeri pada pasien.
TUJUAN 1. Menjadi patokan / dasar bagi petugas dalam melakukan
pengkajian rasa sakit / nyeri kepada pasien.
2. Untuk menilai sejauh mana kualitas dan kuantitas rasa
sakit yang diderita pasien sehingga dapat ditentukan
tindak lanjut pada pasien tersebut.
KEBIJAKAN SK Direktur Utama Nomor : Tentang pengkajian pasien
Di RS. Islam Faisal Makassar.
PROSEDUR 1. Setiap pasien baru yang masuk ke RS baik melalui IRD,
IRJ ataupun telah menjalani tindakan pembedahan oleh
petugas dilakukan pengkajian rasa sakit / nyeri.
2. Pengkajian nyeri terdiri atas :
a. Pengkajian nyeri pada neonates.
b. Pengkajian nyeri pada anak.
c. Pengkajian nyeri pada dewasa.
d. Pengkajian nyeri pada pasien dengan kesadaran
menurun.
3. Petugas yang melakukan pengkajian rasa sakit tetap
memperhatikan kondisi penyakit dasar pasien.
4. Pasien yang telah dilakukan pengkajian nyeri dapat
ditentukan tindakan yang sesuai dengan derajat nyeri yang
diderita pasien.
5. Pasien dapat dikonsul ke bagian Anestesi, tetapi intensif
dan manajemen nyeri bila :
a. Pasien dengan nyeri akut yang tidak berespon dengan
analgetik setelah evaluasi 2 x 2 jam dengan skala
nyeri > 4.
b. Pasien dengan nyeri kronik yang disebabkan proses
keganasan.
c. Pasien setelah dilakukan pembedahan.
6. Hasil pengkajian diinformasikan ke pasien / keluarga dan
didokumentasikan dalam format Rekam Medis
PENGKAJIAN NYERI

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di Lingkup RS


2. Instalasi Rekam Medis
3. IRD
4. Instalasi Rawat Inap dan
5. Perawatan intensif.
PENGKAJIAN PASIEN KEBUTUHAN KHUSUS

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Pasien kebutuhan khusus adalah pasien yang memerlukan


perlakuan khusus dalam penmberian tindakan dan pengobatan
TUJUAN Menjadi dasar bagi petugas dalam melakukan pengkajian pada
pasien – pasien yang berkebutuhan khusus.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien
Di RS. Islam Faisal Makassar.
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang baru masuk akan dilihat apakah pasien
tersebut membutuhkan pangkajian khusus dan kebutuhan
khusus akan pelayanan.
2. Pasien yang berkebutuhan khusus diantaranya :
a. Anak – anak
b. Remaja.
c. Orang tua yang lemah
d. Pasien dengan sakit terminal.
e. Pasien dengan nyeri hebat dan kronik
f. Wanita bersalin
g. Wanita yang mengalami terminasi kehamilan
h. Pasien dengan ketergantungan obat dan atau alcohol.
i. Pasien yang menderita penyakit menular.
j. Pasien yang sedang kemoterapi arau radiasi
k. Pasien yang mengalami gangguan kekebalan tubuh.
3. Setiap pasien dengan kebutuhan khusus akan dilakukan
pengkajian sesuai dengan kebutuhan medisnya.
4. Semua pengkajian diinformasikan ke pasien / keluarga
dan didokumentasikan oleh dalam rekam medis pasien

UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di Lingkup RS


2. Instalasi Rekam Medis
3. Instalasi Gawat Darurat dan
4. Instalasi Perawatan.
PENGKAJIAN PASIEN GAWAT DARURAT

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Suatu tindakan mengumpulkan dan mengidentifikasi informasi


data pasien yang pertama kali masuk di instalasi gawat darurat
yang didokumentasikan pada format pengkajian IRD dalam
rekam medis pasien.
TUJUAN 1. Menjadi dasar bagi petugas dalam melakukan pengkajian
kepada pasien yang mengalami kegawatdaruratan.
2. .untuk menilai secara komprehensif keadaan pasien saat
masuk RS sehingga dapat ditentukan tindakan lanjut pada
pasien tersebut.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien
di RS. Islam Faisal Makassar.
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang mengalami kegawatdaruratan dan
masuk melalui IRDakan dilakukan pengkajian awal dan
bila perlu dilakukan observes.
2. Sebelum pengkajian awal dilakukan partama kali oleh
dokter dan perawat di IRD terlebih dahulu dilakukan
skrining di triage untuk menentukan tingkat kegawatan
pasien.
3. Informasi pengkajian awal pasien diperoleh dari pasien
dan keluarga yang mengetahui keadaan pasien.
4. Pengkajian IRD besisi:
a. Pengkajian identitas pribadi
b. Pengkajian riwayat elergi makanan atau obat – obatan.
c. Pengkajian keadaan umum dan status vital.
d. Pengkajian keluhan utama, riwayat penyakit sekarang
dan terdahulu.
e. Pemeriksaan fisis.
5. Darihasil pengkajian awal dokter triage akan
menghasilkan diagnose awal dan rencana tindakan
selanjutnya.
6. Pasien dapat diobservasi di IRD maksimal 6 jam dan
selanjutnya akan ditentukan apakah pasien akan
dipulangkan atau akan dirawat inap.
7. Hasil pengkajian diinformasikan ke pasien / keluarga dan
didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
PENGKAJIAN PASIEN GAWAT DARURAT

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di Lingkup RS


2. Instalasi Rekam Medis
3. IRD
RENCANA PEMULANGAN PASIEN

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Suatu kegiatan identifikasi keadaan limgkungan pasien pada


saat pasien telah dipulangkan dari RS baik tlah di ijinkan pulang
oleh dokter maupun pulang atas permintaan sendiri.

TUJUAN Memberikan gambaran kepada pasien terhadap rencana


perawatan yang direncanakan sehigga pasien dapat lebih siap
menjalani proses perawatan.

KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien


Di RS. Islam Faisal makassar.
PROSEDUR 1. Setiap pasien baru yang telah dirawat inap dilakukan
perencanaan pemulangan.
2. Pengisian formulir perencanaan pemulangan pasien
bersamaan dengan pengisian formulir pengkajian awal
pasien.
3. Perencanaan pemulangan pasien dengan skrining
faktorresiko pasien pulang.
4. Faktor-faktor yang ditanyakan kepada pasien dan
ataukeluarga saat melakukan pemulangan pasien.
a. Apakah pasien tinggal sendiri di rumah?
b. Apakah mereka khawatir ketika kembali kerumah?
c. Apakah pasien di rumah ada yang merawat?
d. Bagaimana jenis tempat tinggal pasien?
e. Apakah tempat tinggal pasien ada tetangga?
f. Apakah pasien memiliki tanggung jawab memelihara
anak/keluarga?
g. Apakah ketika pulang masih ada perawatan lanjutan
yang harus dilakukan dirumah (rawat luka,dll)
h. Apakah pasien pulang dengan jumah obat >6?
i. Apakah pasien mengajukan permohonan
pendampingan ke RS?
j. Bagaimana transfotasi pasien ketika pulang?
5. Doktermemutuskan rencana perawatan pasien sesuai
clinical pathway dari diagnosis pasien.
6. Hasil pengkajian di informasikan ke pasien/keluarga dan
didokumentasikan dalam rekam medis.
RENCANA PEMULANGAN PASIEN

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rekam Medis


2. IRD
3. Instalasi Rawat Inap..
PENGKAJIAN TERHADAP RESPON
PENGOBATAN
No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:
RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Semua pasien dilakukan pengkajian ulang pada interval tertentu


atas dasar kondisi dan pengobatan untuk menetapkan respon
terhadap pengobatan dan untuk merencanakan pengobatan atau
untuk pemulangan pasien.
TUJUAN 1. Menjadi patokan /dasar bagi petugas dalam melakukan
pengkajian kepada pasien.
2. Untuk menilai secara komperhensif keadaan pasien saat
menerima pengobatan sehingga dapat ditentukan tindakan
lanjut pada pasien tersebut.

KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien


Di RS. Isl;am Faisal makassar.
PROSEDUR 1. Pasien dilakukan asesman ulang untuk menentukan respon
mereka terhadap pengobatan
2. Pasien dilakukan asesmen ulang untuk perencanaan
pengobatan lanjutan atau pemulangan pasien.
3. Pasien dilakukan asesmen ulang dalam interval sesuai
dengan kondisi pasien dan bilamana terjadi perubahan yang
disignifikan pada kondisi mereka, rencana asuhan,
kebutuhan individual atau sesuai kebijakan prosedur RS.
4. Dokter melakukan asesmen ulang sekurang-kurangnya
setiap hari, temasuk akhir minggu, selama fase akut dari
perawatan dan pengobatannya.
5. Untuk pasien nonakut, kebijakan rumah sakit menetapkan
keadaan , dan tipe pasien atau populasi pasien , dimana
asesmen oleh dokter bisa kurang dari sekali sehari dan
menetapkan interval minimum untuk jadwal asesmen
ulang bagi kasus seperti ini.
6. Hasil asesmen di informasikan ke pasien/keluarga dan
didokumentasikan dalam rekam medis.
UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di Lingkup RS
2. Instalasi Rekam Medis
3. IRD
4. Instalasi Rawat Inap.
PENGKAJIAN ULANG PASIEN RAWAT INAP

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Pengkajian ulang adalah suatu tindakan mengumpulkan


informasi mengenai data pribadi, status medis, status
emosional,keadan sosial,budaya,keluarga,dan status ekonomi
pasien untuk dilakuakan pencatatan pada rekam medis pasien.
TUJUAN 1. Menjadi patokan /dasar bagi petugas dalam melakukan
pengkajian ulang kepada pasien yang telah dirawat.
2. Untuk menilai secara komperhensif keadaan pasien setelah
masuk dirumah sakit sehingga dapat ditentukan tindakan
lanjut pada pasien tersebut

KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien


Di RS. Islam Faisal makassar.
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang telah di rawat akan dilakukan
pengkajian ulang
2. Pengkajian ulang dilakukan oleh perawat, dokterdan
petugas kesehatan lainnya.
3. Pengkajian ulang perawat dilakukan tiap shift atau sesuai
kondisi pasien.
4. Jenis pengkajian ulang yang dilakukan perawat terdiri atas
a. Pengkajian tanda vital
b. Pengkajian terhadap nyeri
c. Pengkajian status medis
5. Pengkajian ulang oleh DPJP dilakukan tiap hari termasuk
hari libur atau sesuai kondisi pasien
6. Jenip pengkajian yang dilakukan dokter terdiri atas
a. Pengkajian status medis , termasuk keluhan saat ini dan
keadaan fisik
b. Pengkajian fsikologis pasien
c. Pengkajian respon terapi yang telah diberikan
7. Pada keadaan tertentu dilakukan pengkajian ulang bila
a. Terjadi perubahan kondisi klinis pasien
b. Terjadi perubahan hasil penunjang yang bermakna
yang mengharuskan evaluasi kembali terhadap terapi
yang telah di berikan.
PENGKAJIAN ULANG PASIEN RAWAT INAP

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

8. Penkajian ulang pasien dengan masalah nyeri dilakukan


bila
a. Pasien masih mengeluh nyeri setelah di beriakan obat
anti nyeri
b. Pasien mengeluh nyeri pada daerah lain di tubuh
9. Semua informasi yang diperoleh di catat didalam rekam
medis pasien
10. Hasil pengkajian diinformasikan ke pasien/keluarga dan
didokumentasikan kedalam status rekam medis
UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di lingkup RS
2. Instalasi Rekam Medis
3. Instalasi Rawat Inap
PENGKAJIAN VISITE PASIEN

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Pengkajian visite pasien adalah suatu tindakna mengumpulkan


informasi mengenai perkembangan status medis dan status
emosional pasien pada saat dokter melakukan visite setiap hari
dan dilakukan pencatatan pada rekam medis pasien.
TUJUAN 1. Menjadi patokan /dasar bagi petugas dalam melakukan
pengkajian ulang kepada pasien yang telah dirawat.
2. Untuk menilai secara komperhensif keadaan pasien saat
masuk rumah sakit sehingga dapat dilakukan tindakan lanjut
pada pasien tersebut.

KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien


Di RS. Islam Faisal makassar.
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang telah dirawat akan dilakukan pengkajian
ulang setelah selesai visite
2. Pengkajian ulang dilakukan oleh dokter dalam hal ini DPJP
atau residen yang berkompeten.
3. Visite pasien dilakukan oleh DPJP setiap hari termasuk hari
libur atau sesuai kondisi pasien.
4. Jenis pengkajian yang dilakukan dokter terdiri atas
a. Pengkajian status medis , ternasuk keluhan saat ini dan
keadan fisik.
b. Pengkajian fsikologis pasien
c. Pengkajian respon terapi yang telah diberikan
5. Pada keadaan tertentu dilakuakan pengkajian ulang bila
a. Terjadi perubahan kondisi klinis pasien .
b. Terjadi perubahan penunjangyang bermakna yang
mengharuskan evaluasi kembali terhadap terapi yang
telah diberikan.
c. Pengkajian ulang pasien dengan masalah nyeri
dilakukan bila pasien masih mengeluh nyeri setelah
diberikan obat anti nyeri.
6. Semua informasi di jelaskan ke pasien /keluarga dan
diperoleh dicatat didalam rekam medis.
PENGKAJIAN VISITE PASIEN

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

UNIT TERKAIT 1. Instalasi Rekam Medis


2. IRD
3. Instalasi Rawat Inap..
PETUGAS YANG MELAKUKAN PENGKAJIAN
PASIEN
No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:
RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Petugas yang melakukan pengkajia pasien adalah tenaga yang


berhak mengisi rekam medis di RS Islam Faisal, sesuai dengan
PERMENKES No.749a/MENKES/XII/1989, Tentang Rekam
Medis serta keputusan Ditjen Yan Med No.78/Yan Med /RS
UMDIK/YMU/1/91
TUJUAN 1. Menjadi patokan / dasar bagi petugas dalam melakukan
pengkajian ulang kepada pasien.
2. Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli
lainnya yang ikut ambil bagian didalm memberikan
pelayanan,pengobatan, perawatan kepada pasien.

KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien


Di RS. Islam Faisal makassar
PROSEDUR 1. Rekam medis harus memenuhi obyek persyaratan hukum
(PERMENKES 749a/89)yaitu:
a. Rekam medis tidak ditulis dengan pensil.
b. Tidak ada penghapus
c. Coretan,ralatan sesuai dengan prosedur, tanggal dan
tanda tangan
d. Tulisan jelas, terbaca
e. Ada tanda tangan dan nama petugas
f. Ada tanggal dan waktu pemeriksaan tindakan
g. Ada lembar persetujuan tindakan.
2. Tenaga yang berhak mengisi rekam medis RS Islam Faisal
adalah:
a. Dokter umum, dokter spesialis, doktergigi, dan dokter
spesialis yang melayani pasien di RS Islam Faisal
b. Dokter tamu yang merawat pasien di RS Islam Faisal
c. Residen yang sedang melakukan kepaniteraan klinik
d. Tenaga perawatan dan penunjang medis yang terlibat
langsung dalam pelayanan antara lain: perawat,
perawat gigi, bidan, laboran, dietisien, penata anastesi,
penata rontgen, petugas rehabilitasi medis, dan lain
sebagainya
PETUGAS YANG MELAKUKAN PENGKAJIAN
PASIEN
No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:
RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

e. Dalam hal dokter luar negeri maka yang melakukan


tindakan / konsultasi kepada pasien yang mengisi
rekam medis adalah dokteryang ditunjuk oleh direktur
RS Islam Faisal
3. Pengkajian di informasikan ke pasien / keluarga pasien dan
di dokumentasikan dalam rekam medis pasien.

UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di lingkup RS


2. Instalasi Rekam Medis
3. Instalasi pelayanan pasien (IRD,IRJ,Ruangan Perawatan &
Intensif)
PENKAJIAN NYERI PADA PASIEN
KESADARAN MENURUN
No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:
RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Pengkajian nyeri pasien denagan kesadaran menurun adalah


suatu tindakn melakukan penilaian rasa sakit /nyeri pada pasien
kesadaran menurun naik pada pasien dewasa yang dirawat
inapmaupun rawat IRD.
TUJUAN 1. Menjadi patokan/ dasar bagi petugas dalam melakukan
pengkajiaan rasa sakit /nyeri kepada pasien
2. Untuk menilai sejauh mana kualitas dan kuantitas rasa sakit
yang diderita pasien sehingga dapat di tentukan tindakan
lanjut pada pasien tersebut.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien
Di RS. Islam Faisal makassar
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang masuk ke RS baik melalui IRD
,IRJataupun telah menjalani pembedahan oleh petugas
dilakukan pengkajian rasa sakit/ nyeri.
2. Petugas yang melakukan pengkajian rasa akit tetap
memperhatiakn kondisi penyakit dasar pasien.
3. Metode,pengkajian nyeri yang di pakai adalah metode BPS
(behavioral pain score) dengan mengisi skala nyeri

Kategori Penilaian Skor


Ekspresi wajah Tenang/rileks 1

penurunan alis 2
Penutupan kelopak mata 3
Merigis 4
Anggota badan Tidak ada pergerakan 1
Sebagan ditekuk 2
Sepenuhnya di tekuk dengan felksi 3
jari-jari
Retraksi permanan 4
Kepatuhan Pergerakan yang dapat ditoleransi 1
dengan ventilasi
Batuk dengan pergerakan 2
Melawan ventilator 3
Tidak dapat mengontrol ventilasi 4
PENKAJIAN NYERI PADA PASIEN
KESADARAN MENURUN
No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:
RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

4. Pasien yang telah dilakukan pengkajian nyeri dapat di


tentukan tindakan medis berupa pemberian analgetik sesuai
dengan derajat nyeri yang diderita pasien.
5. Pasien dapat dikonsul kebagian anastesi, terapi intensif dan
menejemen nyeri bila :
a. Pasien dengan nyeri akut yang tidak berespon dengan
analgetik setelah evaluas 2x2 jam dengan skala nyeri>4
b. Pasien dengan nyeri kronik yang disebabkan proses
keganasan
c. Pasien setelah dilakukan pembedahan.

6. Semua pengkajian didokumentasikan oleh rekam medis

UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di lingkup RS


2. Instalasi Rekam Medis
3. IRD
4. Instalasi Rawat Inap
PENGKAJIAN PASIEN TERMINAL

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Proses pengkajian pada pasien dengan kondisi terminal dimana


seseorang mengalami penyakit /sakit yang tidak mempunyai
harapan untuk sembuh sehigga sangat dekat dengan proses
kematian.
TUJUAN Menjadi dasar bagi petugas dalam melakukan pengkajian
pasien-pasien yang dalam keadaan sekarat/terminal.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien
Di RS. Islam Faisal makassar
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang dalam keadaan terminal baik yang baru
masuk maupun pasien yang telah dirawat inap akan
dilakukan pengkajian sesuai dengan kebutuhannya
2. Perawat dan dokter melakukan evaluasi perkembangan
kondisi medis pasien selama masa keadaan terminal pasien
3. Dokter menjelaskan keadaan medis pasien secara berkala
4. Setiap pasien yang dalam keadaan terminal oleh petugas
diberikan alternatif perawatan
5. Keluarga pasien berhak mendapat pendampingan
rohaniawan
6. Hasil pengkajian diinformasikan ke pasien /keluarga dan
didokumentasikan pada rekam medis pasien.

UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di Lingkup RS


2. Instalasi Rekam Medis
3. Petugas kesehatan dilingkup RS
RENCANA PEMULANGAN PASIEN KRITIS

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Suatu kegiatan identifikasi keadaan lingkungan pasien pada saat


pasien telah di pulangkan dari RS yang telah diijinkan pulang
oleh dokter.yang rencana pemulangannya kritis antara lain
karena umur, kesulitan mobilitas /gerak,kebutuhan pelayanan
medis dan keperawatan berkelanjutan atau bantuan dalam
aktivitas hidup sehari-hari. Karena perencanaan proses
pemulangan pasien dapat membutuhkan waktu agak lama ,maka
proses perencanaan dapat dimulai segara setelah pasien diteriam
sebagai pasien rawat inap.
TUJUAN 1. Mengetahui kondisi pasien saat dipulangkan .
2. Agar petugas memberi edukasi kepada keluarga pasien
3. Agar pasien mendapatkan perlakuan yang tepat sesuai
dengan kondisi pasien saat tidak berada di lingkungan RS.

KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien


Di RS. Islam Faisal makassar
PROSEDUR 1. Setiap pasien baru yang telah dirawat dilakuakan
perencanaan pemulangan
2. Pengisiann formulir perencanaan pemulangan pasien
bersamaan dengan pengisian formulir pengkajian awal
pasien
3. Perencanan pemulangan pasien dengan skrining faktor resiko
pasien pulang
4. Faktor-faktor yang ditanyakan pada pasien dan atau
keluarga saat melakuakan pemulangan pasien
a. Apakah pasien tinggal sendiri dirumah ?
b. Apakah mereka khawatir ketika kembali dirumah?
c. Apakah pasien di rumah ada yang merawat?
d. Bagaimana jenis tempat tinggal pasien ?
e. Apakah tempat tinggal pasien ada tetangga?
f. Apakah pasien memiliki tanggumg jawab memelihara
anak /keluarga?
g. Apakah ketika pulang masih ada perawatan lanjutan
yang harus dilakukan dirumah (rawat luka ,dll)
h. Apakah pasien pulang dengan jumlah obat>6?
RENCANA PEMULANGAN PASIEN KRITIS

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

i.
Apakah pasien mengajukan permohonan pendampingan
ke Rumah Sakit?
j. Bagaimana transfortasi pasien untuk pulang?
k. Bagaiman tingkat kemandirian pasien saat dipulangkan ?
l. Bagaimana pemenuhan kebutuhan kebutuhan khusus
pasien apabila ada.?
m. Apakah pasien mendapatkan perlakuan yang tepat dari
keluarga bila pasien dirumah?
5. Semua pengkajian di dokumentasikan oleh rekam medis

UNIT TERKAIT 1. Mobilisasi dana RS


2. Instalasi Rekam Medis
3. IRD
4. Instalasi Rawat Inap
PENGKAJIAN NYERI ORANG DEWASA

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Pengkajian nyeri pasien mulai pada usia >7 tahun sebagai suatu
tindakan melakukan penilaian rasa sakit/ nyeripada pasien
TUJUAN 1. Menjadi patokan/dasar bagi petugas dalam melakukan
pengakajian rasa sakit /nyeri kepada pasien
2. Untuk menilai sejauh mana kualitas dan kuantitas rasa sakit
yang di derita pasien sehingga dapat ditentukan tindakan
lanjut pada pasien tersebut.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien
Di RS. Islam Faisal makassar
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang berobat ke RS baik melalui IRD, IRJ,
ataupun telah menjalani tindakan pembedahan oleh petugas
dilakukan pengkajian rasa sakit / nyeri
2. Petugas yang melakukan pengkajian rasa sakit tetap
memperhatikan kondisi penyakit dasar pasien.
3. Metode pengkajian nyeri yang dipakai adalah metode VAS
dengan mengisi skala nyeri.
.

4. Pasien yang telah dilakukan pengkajian nyeri dapat


ditentukan tindakan sesuai dengan derajat nyeri yang diderita
pasien.
5. Pasien dapat dikonsul kebagian anestesi, terapi intensif dan
manajemen nyeri bila :
a. Pasien dengan nyeri akut yang tidak berespon dengan
analgetik setelah evaluais 2x2 jam dengan skala nyeri >4.
b. Pasien dengan nyeri kronik yang disebabkan proses
keganasan.
c. Pasien setelah dilakukan pembedahan.
6. Hasil pengkajian diinformasikan ke pasien / keluarga dan
didokumentasikan dalam format rekam medis pasien.
UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di Lingkup RS
2. Instalasi Rekam Medis
3. IRD
4. Instalasi Perawatan, dan
5. Perawatan intensif.
PENGKAJIAN NYERI PADA ANAK

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Pengkajian nyeri pasien anak usia dari 2 bulan sampai 7 tahun
adalah suatu tindakan melakukan penilaian rasa sakit / nyeri yang
dirawat inap maupun rawat IRD.
TUJUAN 1. Menjadi patokan/dasar bagi petugas dalam melakukan
pengakajian rasa sakit /nyeri kepada pasien
2. Untuk menilai sejauh mana kualitas dan kuantitas rasa sakit
yang di derita pasien sehingga dapat ditentukan tindakan lanjut
pada pasien tersebut.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien
Di RS. Islam Faisal makassar
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang berobat ke RS baik melalui IRD, Poliklinik,
ataupun telah menjalani tindakan pembedahan oleh petugas
dilakukan pengkajian rasa sakit / nyeri
2. Petugas yang melakukan pengkajian rasa sakit tetap
memperhatikan kondisi penyakit dasar pasien.
3. Metode pengkajian nyeri yang dipakai adalah metode FLACC
pain Scale dengan mengisi skala nyeri
KATEGOR SKORING
I 0 `1 2
Face Tidak aada ekspresi Kadang meringis atau Sering cemberut konstan,
(wajah) tertentu atau mengerutkan kening, rahang terkatup, dagu
senyum, kontak menarik diri, tidak tertarik, bergetar, kerutan yang
mata dan bunga wajah terlihat cemas, alis dalam didahi, mata
dilingkungan, diturunkan, mata sebagian tertutup mulut terbuka,
tertutup pipi terangkat, mulut garis yang dalam disekitar
mengerucut hidung / bibir
Leg (kaki) Posisi normal atau Tidak nyaman ,gelisah, Menendang atau kaki
santai tegang, tonus meningkat, disusun, hipertonisitas
kaku,fleksi,/ekstensi anggota fleksi/ekstensi
badan intermitten. anggotabadan secara
berlebihan ,tremor.
Activity berbaring dengan Menggeliat, menggeser maju Melengkung .kaku, atau
(aktivitas) tenang, posisi mundur,tegang, ragu-ragu menyentak, posisi
normal, bergerak untuk bergerak,menjaga, tetap,goyang, gerakan
dengan mudah dan tekanan pada bagian tubuh. kepaladarisisi ke sisi
bebas menggososk bagian tubuh.
Cry Tidak ada teriakan / Erangan atau rengekan, Terus menerus menangis,
(Menangis) erangan (terjaga atau sesekali menangis, menjerit isak tangis ,
tertidur mendesah, sesekali mengeluh mengerang, sering
mengeluh.
consolability Tenang, santai, tidak Perlu keyakinan dengan Sulit untuk dibujuk atau
memerlukan sekali – sekali menyentuh, dibuat nyaman.
menghibur sesekali memeluk atau
berbicara, perhatian mudah
beralih
PENGKAJIAN NYERI PADA ANAK

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PROSEDUR 4. Pasien yang telah dilakukan pengkajian nyeri dapat ditentukan


tindakan sesuai dengan derajat nyeri yang diderita pasien.
5. Pasien dapat dikonsul kebagian anestesi, terapi intensif dan
manajemen nyeri bila :
a. Pasien dengan nyeri akut yang tidak berespon dengan
analgetik setelah evaluais 2x2 jam dengan skala nyeri >4.
b. Pasien dengan nyeri kronik yang disebabkan proses
keganasan.
c. Pasien setelah dilakukan pembedahan.
6. Hasil pengkajian diinformasikan ke pasien / keluarga dan
didokumentasikan dalam format rekam medis pasien.

UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di Lingkup RS


2. Instalasi Rekam Medis
3. IRD
4. Instalasi perawatan dan
5. Perawatan intensif.
PENGKAJIAN NYERI
NIPS (NEONATAL INFANT PAIN SCALE)
RS. ISLAM FAISAL No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Pengkajian nyeri NIPS pasien adalah suatu tindakan melakukan


penilaian rasa sakit/nyeri pada pasien usia 0 hari – 2 bulan yang
dirawat inap
TUJUAN 1. Menjadi patokan/dasar bagi petugas dalam melakukan
pengakajian rasa sakit /nyeri kepada pasien
2. Untuk menilai sejauh mana kualitas dan kuantitas rasa sakit
yang diderita pasien sehingga dapat ditentukan tindakan
lanjut pada pasien tersebut.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien
Di RS. Islam Faisal makassar
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang berobat ke RS baik melalui IRD,
Poliklinik, ataupun telah menjalani tindakan pembedahan
oleh petugas dilakukan pengkajian rasa sakit / nyeri
2. Petugas yang melakukan pengkajian rasa sakit tetap
memperhatikan kondisi penyakit dasar pasien.
3. Metode pengkajian nyeri yang dipakai adalah metode NIPS
(Neonatal Infant Pain Scale) dengan mengisi skala nyeri.

PENGKAJIAN NYERI
Ekspresi Wajah
0 - otot – otot relaks Wajah tenang, ekspresi netral
1 - meringis Otot wajah tegang, alis berkerut, dagu dan rahang tegang (ekspresi
wajah negatif – hidung, mulut dan alis)
Menangis
0 - Tidak menangis Tenang tidak menangis
1 - Mengerang Merengek ringan, kadang - kadang
2 - Menangis Keras Berteriak kencang, menarik, melengking, terus menerus (catatan:
menangis lirih mungkin dinilai jika bayi dintubasi yang dibuktikan
melalui gerakan mulut dan wajah yang jelas)
PolaPernafasan
0 - Bernafas Relaks Pola bernafas bayi yang normal
2 - Perubahan Pola Tidak teratur, lebih cepat dari biasanya, terdesak, nafas bertahan.
Pernafasan
Lengan
0 - Relaks/terikat Tidak ada kekuatan otot, gerakan tangan acak sekali-sekali
1 - Fleksi/ekstensi Tegang, lengan lurus, kaku, dan/atau ekstensi cepat, ekstensi fleksi
Kaki
0 - Relaks/terikat Tidak ada kekuatan otot, gerakan kaki acak sekali-sekali
1 - Fleksi/eksistensi Tegang, Kaki lurus, kaku, dan/atau ekstensi cepat, ekstensi fleksi
KeadaanKesadaran
0 - Tidur/terjaga Tenang, tidur damai atau gerakan kaki acak yang terjaga
1 - Rewel Terjaga, gelisah, dan meronta-ronta
PENGKAJIAN NYERI
NIPS (NEONATAL INFANT PAIN SCALE)
RS. ISLAM FAISAL No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PROSEDUR 4. Pasien yang telah dilakukan pengkajian nyeri dapat


ditentukan tindakan sesuai dengan derajat nyeri yang diderita
pasien.
5. Pasien dapat dikonsul kebagian anestesi, terapi intensif dan
manajemen nyeri bila :
a. Pasien dengan nyeri akut yang tidak berespon dengan
analgetik setelah evaluais 2x2 jam dengan skala nyeri >4.
b. Pasien dengan nyeri kronik yang disebabkan proses
keganasan.
c. Pasien setelah dilakukan pembedahan.
6. Hasil pengkajian diinformasikan ke pasien / keluarga dan
didokumentasikan dalam format rekam medis pasien.
UNIT TERKAIT 1. Semua SMF di Lingkup RS
2. Instalasi Rekam Medis
3. IRD (Anak, Pinang)
4. Instalasi Mother, dan
5. Child Center.
PENGKAJIAN NYERI END OF LIFE

No. DOKUMEN No. REVISI HALAMAN:


RS. ISLAM FAISAL
MAKASSAR

DISAHKAN OLEH
Taggal Terbit: DIREKTUR RUMAH SAKIT
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Prof.dr.H.SyarifuddinWahid,Ph.D,Sp,PA(K)

PENGERTIAN Kondisi End of Life adalah suatu keadaan dimana seseorang


mengalami penyakit / sakit yang tidak mempunyai harapan
untuk sembug dan sudah mendekati proses kematian.
TUJUAN Menjadi dasar bagi petugas dalam melakukan pengkajian
pasien-pasien yang dalam keadaan sekarat/mendekati kematian.
KEBIJAKAN SK Direktur Nomor : Tentang pengkajian pasien
Di RS. Islam Faisal makassar
PROSEDUR 1. Setiap pasien yang baru masuk maupun pasien yang telah
dirawat inap akan meninggal akan dilakukan pengkajian End
of Life.
2. Perawat dan dokter melakukan evaluasi perkembangan
kondisi medis pasien selama masa keadaan pasien disaat
akan meninggal.
3. Dokter menjelaskan keadaan medis pasien secara berkala.
4. Setiap pasien yang dalam keadaan sekarat oleh petugas
diberikan alternatif perawatan.
5. Keluarga pasien berhak meminta pendampingan rohaniawan.
6. DPJP yang merawat pasien yang memberi keputusan untuk
menetapkan status Pasien dalam kondisi End of Life.
7. Pengkajian mencakup status psikososial, perawatan
terintegrasi, memonitor skala nafsu makan, dyspnoe, mual,
konstipasi, fatigue, lelah, depresi, kesadaran menurun,
kenyaman, penanganan keseluruhan, mengkaji asesmen
sistematik dari lelah, gangguan tidur, postur dan pola jalan,
masalah saluran cerna, masalah saluran kemih, masalah kulit.
8. Semua pengkajian didokumentasikan oleh rekam medis
UNIT TERKAIT 1. IRD
2. Ruang Perawatan dan intensif
3. Instalasi Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai