1) Anatomi
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga
perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 % dari berat badan orang
dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan
persediaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan
oleh ligamentum falciforme. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan
mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas, lobus caudatus, dan lobus
quadratus.
a. Vena porta hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan
nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air, dan
mineral.
b. Arteri hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen.
b. Untuk tempat penyimpanan berbagai zat seperti mineral (Cu, Fe) serta vitamin
yang larut dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K), glikogen dan berbagai racun
yang tidak dapat dikeluarkan dari tubuh (contohnya : pestisida DDT).
Menurut WHO, kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar
penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang
digunakan adalah tumor ganas dan neoplasma. Salah satu fitur mendefinisikan
kanker adalah pertumbuhan sel-sel baru secara abnormal yang tumbuh melampaui
batas normal, dan yang kemudian dapat menyerang bagian sebelah tubuh dan
menyebar ke organ lain.
Kanker hati adalah penyakit kronis pada hepar dengan inflamasi dan fibrosis
hepar yang mengakibatkan distorsi struktur hepar dan hilangnya sebagian besar
fungsi hepar. ( Gips& Willson :1989 )
Kanker hati adalah penyakit gangguan pada hati yang disebabkan karna
hepatis kronik dalam jangka panjang yang menyebabkan gangguan pada fungsi
hati. ( Ghofar , Abdul : 2009 )
Ca Hepar atau yang biasa disebut kanker hati adalah Tumor ganas primer
pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran empedu atau
metastase dari tumor jaringan lainnya dan kanker hati terjadi apabila sel kanker
berkembang pada jaringan hati.
Etiologi
Penyebab kanker hepar secara umum adalah infeksi virus hepatitis B dan C,
cemaran aflatoksin B1, sirosis hati, infeksi parasit, alkohol serta faktor keturunan.
(Fong, 2002).
Faktor – faktor yang dapat merusak hati dan penyebab kanker hati :
9. Alkohol
10. Keturunan
11. Hepatis B, C
D. Patofisiologi
Kanker hati terjadi akibat kerusakan pada sel – sel parenkim hati yang biasa
secara langsung disebabkan oleh primer penyakit hati atau secara tidak langsung
oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatik yang menyebabkan
disfungsi hati. Sel parenkim hati akan bereaksi tehadap unsur – unsur yang paling
toksik melalui penggantian glikogen dengan lipid sehingga terjadi infiltrasi lemak
dengan atau tanpa nekrosis atau kematian sel. Keadaan ini sering disertai dengan
infiltrasisel radang dan pertumbuhan jaringan fibrosis. Regenerasi sel dapat terjadi
jika proses perjalanan penyakit tidak terlampau toksik bagi sel –sel hati. Sehingga
terjadi pengecilan dan fibrosis selanjutnya akan menjadi kanker hati.
1. Hepatoma 75 % berasal dari Sirosis hati yang lama / menahun. Khususnya yang
disebabkan oleh alkoholik dan post nekrotik.
2. Pedoman diagnostik yang paling penting adalah terjadinya kerusakan yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya. Pada penderita sirosis hati yang disertai pembesaran
hati mendadak.
3. Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain.
Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker.
Hal ini benar, khususnya untuk keganasan pada saluran pencernaan, tetapi banyak
tumor lain juga memperlihatkan kecenderungan untuk bermestatase ke hati,
misalnya kanker payudara, paru-paru, uterus, dan pankreas.
v Pathway
Hepatitis B&C,racun kimia, merokok dll
hipertensi portal (peningkatan tekanan aliran darah portal diatas 10-12 mmHg
yang menetap, dimana tekanan dalam keadaan normal berkisar 4-8 mmHg)
pemekaran pembuluh vena esofagus, vena rektum superior dan vena kolateral
dinding perut
E. Manifestasi Klinik
1. Gangguan nutrisi : penurunan berat badan yang baru saja terjadi, kehilangan
kekuatan, anoreksia, dan anemia.
2. Nyeri abdomen
a. Gejala ikterus, terjadi jika saluran empedu yang besar tersumbat oleh tekanan
nodul malignan dalam hilus hati.
b. Acites timbul setelah nodul tersumbat vena porta atau bila jaringan tumor
tertanam dalam rongga peritoneal.
Manifestasi klinik berupa tanda dan gejala yang meliputi : Kulit menjadi
berwarna kuning, Deman, Menggigil, Merasa lelah yang luar biasa, Nausea, Nyeri
pada perut, Kehilangan nafsu makan, Berat badan yang turun drastis, Nyeri pada
punggung dan bahu, Urin yang berwarna gelap, Terjadi pendarahan di bagian
dalam tubuh.
F. Klasifikasi
· Kanker hati sekunder dapat muncul dari kanker hati primer pada organ-organ
lain. Tetapi, pada umumnya bersumber dari perut, pankreas, kolon, dan rektum.
4. Stadium 3B, kanker telah menyebar ke organ terdekat seperti lambung namun
belum mencapai limfonodus,
5. Stadium 3C, kanker berada dalam berbagai ukuran dan telah mencapai
limfonodus,
6. Stadium 4, kanker telah menyebar ke organ yang jauh dari hepar misal paru-
paru. Saat stadium ini pasien kanker hepar sudah tidak dapat beraktivitas lagi
(Fong, 2002; Bruix dan Sherman., 2005).
Penatalaksanaan
1. Non Bedah .
a. Terapi Radiasi
Tujuan : Mengurangi nyeri dan gangguan rasa nyaman, gejala anoreksia, panas
dan kelemahan.
b. Kemoterapi
Bentuk terapi ini juga dapat dilakukan sebagai terapi ajuan setelah dilakukan
reseksi tumor hati. Kemoterapi sistemik dan kemoterapi infus regional merupakan
dua metode yang digunakan untuk memberikan preparat antineoplastik kepada
pasien tumor primer dan metastasis hati.
Tujuan :
· Membantu pasien dan keluarganya untuk mengatasi gejala yang dapat terjadi
serta prognosis penyakit tersebut
2. Penatalaksanaan Pembedahan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Laboratorium:
500 mg/dl, HbsAg positf dalam serum, Kalium, Kalsium, Darah lengkap ;
SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein.
2. Radiologi :
Ultrasonografi (USG), CT-Scan, Thorak foto, Arteriography.
3. Biopsi jaringan liver.
Pemeriksaan diagnostik untuk menetapkan adanya gangguan fungsi hepar
meliputi pemeriksaan terhadap dan tindakan berupa :
a. Bilirubin terkonjugasi dan tak-terkonjugasi (meningkat)
b. Urobilinogen urine (meningkat)
c. Masa protrombin (memanjang)
d. Trombosit, eritrosit, leukosit (menurun)
e. Hipokalemia
f. Hiponatremia
g. Enzim-enzim serum : ALT, AST, LDH dan alkalin fosfatase
(meningkat)
h. CT scan
A. FORMAT PENGKAJIAN
1. Identitas klien : Tn P
Umur : 64
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Pensiun
Agama : Islam
Tgl masuk RS :12 November 2019
Tgl Pengkajian : 18 November 2019
Kamar : Ursinia 617
Diagnosa medis saat masuk : Obstruksi joundice
2. Keluhan Utama : Badan Lemas, nyeri abdomen
3. Riwayat penyakit sekarang : obstruksi jaundice
4. Riwayat penyakit dahulu : TBC
5. Riwayat kesehatan keluarga :
C. PEMERIKSAAN FISIK
a) Keadaan umum : dalam batas normal
b) Tanda-tanda vital : dalam batas normal
c) Pemeriksaan kepala dan leher : dalam batas normal
d) Pemeriksaan integument : keadaan tampak kuning
e) Pemeriksaan dada/ thorax : Keadaan dalam batas normal
f) Abdomen : Dalam batas normal
g) Genetalia : Dalam batas normal
h) Ekstrenitas : Dalam batas normal
i) Neurologis : Dalam batas normal
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto rogent :
USG :
CT Scan : serosis hepatis dengan splenomegali obstruksi
Bilear dengan out off diconfluence.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
c. Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
akibat pengumpulan cairan intra abdomen (asites).
Diagnosa I
Mandiri :
Dorong klien untuk makan,libatkan orang terdekat ,dan pilih makanan yang disukai
klien.
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk memberikan diit TKTP,KH,rendah lemak
Diagnosa II
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan natrium/masukan cairan,
penurunan protein plasma,malnutrisi.
Mandiri:
Batasi asupan Na+ dan cairan jika diintruksikan.
Ukur intake dan output,timbang BB tiap hari ,dan catat peningkatan BB> 5 kg/hari
Diagnosa III
Resiko pola napas tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
akibat pengumpulan cairan intra abdomen (asites)
Mandiri:
Awasi frekuensi ,kedalaman dan upaya pernapasan
Kolaborasi :
Awasi seri AGD,Ro dada
Diagnosa IV
TUJUAN :
INTERVENSI :
Tentukan riwayat nyeri misalnya lokasi , frekwensi, durasi dan intensitas ( 0-10 )
dan tindakan penghilang rasa nyeri misalkan berikan posisi yang duduk tengkurap
dengan dialas bantal pada daerah antara perut dan dada.
RASIONAL :
misalnya : nyeri adalah individual yang digabungkan baik respons fisik dan
emosional.
Diagnosa V
TUJUAN :
INTERVENSI :
Kaji kulit terhadap efek samping terapi kanker. Perhatikan kerusakan atau
perlambatan penyembuhan.
Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari
pada menggaruk.
Anjurkan pasein untuk menghindari krim kulit apapun ,salep dan bedak kecuali
seijin dokter.
RASIONAL :
Efek kemerahan atau reaksi radiasi dapat terjadi dalam area radiasi dapat terjadi
dalam area radiasi. Deskuamasi kering dan deskuamasi kering, ulserasi.
Untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/ jaringan yang
tidak perlu.
Evaluasi
Setelah dilakukan implementasi keperawatan, maka hal yang perlu di evaluasi dari
tindakan yang telah kita lakukan yaitu :
1. Kebutuhan akan nutrisi dapat terpenuhi
2. Nyeri yang dirasakan klien dapat berkurang
3. Klien dapat melakukan aktivitas sesuai kemampuan tubuh
4. Klien dapat turut berpartisipasi dalam tehnik untuk mencegah komplikasi.