Materi Pertemuan Kedua Audit
Materi Pertemuan Kedua Audit
NAMA KELOMPOK :
JAWA TIMUR
2020
BAB 29
AUDIT TAHAP 2 — SELAYANG PANDANG
Berikut ini terjemahan alinea 5 dan 6 dari ISA 330 tentang kewajiban
auditor dalam menanggapi risiko yang dinilai.
ISA 330.5
ISA 330.6
Auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yang sifat
waktu pelaksanaan, dan luasnya didasarkan atas dan merupakan tanggapan
terhadap risiko salah saji yang material yang dinilai, di tingkat asersi.
Kedua alinea di atas menggunakan beberapa frasa dengan makna sebagai berikut.
Assessed risks of material misstatement―untuk memudahkan
pemahaman, istilak yang panjang ini dibagi dalam dua bagian, yakni
"risks of material misstatement” dan "assessed". Istilah risks of material
misstatement sangat sering dijumpai dalam banyak ISAS; maknanya
adalah risiko salah saji yang material. Ini adalah risiko yang dihadapi oleh
pihak yang membuat (manajemen) dan yang mengaudit (auditor) laporan
keuangan. Auditor berkepentingan untuk menilai (assess) risiko ini, dan
prosesnya dinamakan risk assessment atau penilaian risiko. Hasil dari
proses penilaian ini adalah assessed risk atau risiko yang dinilai. Jadi
assessed risks of material misstatement adalah risiko salah saji yang
material, sesudah (atau yang merupakan hasil dari proses) penilaian risiko;
dalam terjemahan, digunakan istilah yang lebih singkat, yakni "risiko salah
saji yang materiul. yang dinilai".
Tanggapan atas risiko atau risk response terdiri atas dua langkah. Langkah
pertama ialah merancang "prosedur audit selanjutnya" dan langkah keduanya ialah
melaksanakan prosedur audit tersebut.
BAB 30
RENCANA AUDIT YANG TANGGAP
ISA 260.15
b) Sifat, waktu, dan luas prosedur audit selanjutnya yang direncanakan pada
tingkat asersi, sebagaimana ditetapkan ISA 330;
ISA 300.10
ISA 300.11
Auditor wajib merencanakan sifat, waktu, dan luas pengarahan serta supervisi
angoota audit dan mereviu pekerjaan mereka.
ISA 300.12
ISA 330.5
ISA 330.6
Auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya yang sifat,
waktu, dan luasnya didasarkan atas dan bersifat menanggapi salah saji material
yang dinilai, pada tingkat asersi.
ISA 330.7
ISA 330.8
a) Penilalan atas risiko salah saji material, pada tingkat asersi untuk setiap
jenis transaksi saldo akun, dan disclosure, termasuk ekspektasi bahwa
pengendalian berfungsi secara efektif (artinya, auditor bermaksud untuk
memercayai berfungsinya pengendalan efektif untuk menentukan sifat,
waktu, dan luasnya prosedur substantif); atau
b) Prosedur substantif saja tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup
dan tepat pada tingkat asersi.
ISA 330.9
ISA 330.10
ISA 330.15
ISA 330.18
Apa pun hasil penilaian risiko atas salah saji material, auditor wajib merancang
dan melaksanakan prosedur substantif untuk setiap jenis transaksi, saldo akun, dan
disclosure.
ISA 330.19
ISA 330.20
b) Memeriksa journal entries dan adjustments lain yang material dan dibuat
ketika menyusun laporan keuangan.
ISA 330.21
Jika auditor menentukan bahwa risiko salah saji material yang dinilai pada tingkat
asersi adalah risiko yang signifikan, auditor wajib melaksanakan prosedur
substantif yang secara khusus menanggapi risiko tersebut. Ketika pendekatan
terhadap risiko yang signifikan hanya terdiri atas prosedur substantif, maka
prosedur tersebut harus memasukkan uii rinci.
ISA 330.22
ISA 330.24
ISA 500.6
Auditor wajib merancang dan melaksanakan prosedur audit yang tepat dalam
situasi (yang dihadapi) untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat.
ISA 500.7
ISA 500.10
Ketika merancang uji pengendalian dan uji rincian, auditor wajib menentukan cara
memilih items untuk uji/sampel yang efektif untuk memenuhi tujuan prosedur
audit.
Selayang Pandang
Tujuan dari tahap kedua proses audit adalaj memperoleh bukti audit yang cukup
dan tepat mengenai risiko yang dinilai. Auditor melakukan pendekatan dengan
berbagai cara, seperti berikut.
Langkah Awal
Langkah awal untuk merancang tanggapan audit yang efektif adalah dengan
membuat daftar dari semua risiko yang dinilai dan dikembangkan pada akhir
tahap penilaian risiko. Pada tahap itu, risiko sudah diidentifikasikan dan dinilai
pada:
Risiko yang pervasif pada tingkat laporan keuangan ditangani melalui rancangan dan
implementasi taggapan menyeluruh oleh auditor. Untuk informasi tambahan mengenai
risiko-risiko yang pervasif dapat dilihat sebagai berikut.
Faktor kunci dalam menentukan luasnya suatu prosedur audit adalah performance
materiality atau materialitas pelaksanaan. Secara umum, luasnya prosedur audit
akan meningkat dengan meningkatnya risiko salah saji material. Namun,
meningkatkan luasnya prosedur audit hanyalah efektif jika prosedur audit itu
sendiri memang relevan untuk risiko khusus yang dihadapi.
Prosedur substantif dasar wajib dilaksanakan untuk setiap jenis transaksi, saldo
akun, dan disclosure yang material tanpa memperhatikan ARMM (assessed risks
of material misstatement). Prosedur substantif dasar mencerminkan kenyataan
bahwa:
Penilaian risiko oleh auditor bersifat judgmental dan mungkin tidak dapat
mengidentifikasi semua sakah saji material
Ada kendala bawaan dalam pengendalian internal, termasuk management
override.
1. Adakah asersi yang tidak dapat ditangani dengan uji substantif saja?
2. Apakah pengendalian internal atas proses transaksi dapat di andalkan?
3. Apakah prosedur analitikal substantif tersedia?
4. Apakah unsur pendadakan diperlukan?
5. Adakah risiko yang signifikan yang memerlukan pertimbangan khusus?
Prosedur ini memadai untuk menanggapi assessed risk yang rendah. Prosedur ini
meliputi uji rincian (test of details) dan prosedur analitikal sederhana yang
dilaksanakan dalam kebanyakan audit piutang dan sering kali dimasukan dalam
program audit buku untuk akun piutang.
Prosedur ini harus dilaksanakan untuk menanggapi penilaian resiko secara umum,
berkenaan dengan asersi mengenai existence (piutang memang ada)
Dalam menilai resiko potensial dan tanggapan yang tepat terhadap fraud,
auditor mempertimbangkan:
Tanggapan yang spesifik terhadap resiko kecurangan yang mengkin terjadi. Ini
adalah pembahasan yang erkaitan dengan resiko spesifi di tingkat asersi.
Pertimbsngkan hal-hal berikut:
Journal entries
Mengidentifikasi, memilih dan menguji journal entries dan adjustments lainnya
berdasarkan:
1. pemahaman mengenai proses pelaporan keuangan dan
rancangan/implementasi pengendalian internal pada entitas tersebut;
2. pertimbangan mengenai:
ciri journal entries dan adjustments lainnya yang mengandung
kecurangan (fraudulent journal entries/other adjustments);
adanya faktor risiko kecurngan yang berkaitan dengan journal
entries dan adjustments lain tertentu; dan
tanyakan kepada orang-orang yang terlibat dalam proses pelaporan
keuangan mengenai aktivitas yang tidak tepat atau diluar
kebiasaan.
Estimasi Manajemen
Review estimasin yang berkaitan dengan transaksi dan saldo untuk
mengidentifikasi kemungkinan bias di pihak manajemen. Prosedur selanjutnya
bisa meliputi:
a. Pertimbangan kembali estimasi secara keseluruhan;
b. Laksanakan review ke belakang mengenai judgement yang digunakan
manjaemen dan asumsi mengenai estimasi akuntansi yang signifikan
dibuat tahun lalu;
c. Tentukan apakah dampak kumulatif dari bias dalam estimasi manajemen
berakibat salah saji material dalam laporan keuangan.
Transaksi Penting
Pahami alasan bisnis dalam transaksi yang signifikan, yang diluar kebiasaan
(unusual) atau diluar bisnis yang wajar dari entitas tersebut. Ini termasuk
penilaian apakah:
1. Manajemen memberikan tekanan yang lebih besar pada perlakuan
akuntansi dan bukan dasrar ekonomi dan transaksi tertentu;
2. Pengaturan mengenai transaksi tersebut terlihat rumit;
3. Manajemen sudah membahas sifat transaksi dan perlakuan akuntansinya
dengan TCWG (those changed with goverment);
4. Transaksi melibatkan pihak-pihak berelasi atau pihak-pihak yang tidak
mempunyai substansi atau kekuatan keuangan yang memadai untuk
mengambil bagian dalam transaksi;
5. Transaksi hubungan pihak berelasi yang tidak dikonsolidasikan (non-
consolidated related parties), termasuk dengan entitas yang didirikan
dengan tujuan khusus yang sudah direview dan disetujui sebagaimana
seharusnya oleh TCWG;
6. Ada dokumentasi yang cukup.
Pengakuan pendapatan
1. Laksanakan prosedur audit subtansif. Pertimbangan menggunakan teknik
audit berbantuan komputer (computer-assisted techniques−CAATs) untuk
mengidentifikasi hubungan pendapatan atau transaksi yang tidak biasa
atau tidak terduga.
2. Minta konfirmasi persyaratan kontrak yang relevan dari para pelanggan.
Persyaratan atau kondisi ini meliputi: acceptance criteria (kriteria untuk
menyetujui transaksi jual beli dan kredit), syarat pengiriman dan
pembayaran, dan tidak adanya perjanjian tambahan.
Prosedur yang spesifik perlu dirancang untuk menanggapi risiko yang bertalian
dengan penyajian dan pengungkapan laporan keuangan. Prosedur spesifik ini
memastikan apakah:
Semua laporan dalam perangkat laporan keuangan disajikan dengan cara
yang mencerminkan klasifikasi dan penjelasan informasi keungan dengan
benar;
Penyajian laporan keuangan termasuk pengungkapan (disclosures) yang
memadai dari hak-hal yang material dan ketidakpastian.
Manajemen mengungkapkan hal-hal tertentu mengenai situasi dan fakta
yang diketahui auditor pada saat penandatanganan laporan auditor.
BUTIR PERTIMBANGAN
Waktu
Pertimbangan apakah sebagai prosedur audit selanjutnya yang direncanakan dapat
dilaksanakan bersamaan dengan prosedur penilaian risiko.
Review
Pastikan bahwa prosedur audit dan kertas kerja terkait, ditandantangani dan diberi tanggal
oleh pembuatnya (preparer) dan penelaahnya (reviewer) sebelum audit tersebut rampung.
Komunikasi Mengenai Rencana Audit