Anda di halaman 1dari 8

Tugas seni budaya

Kritik Karya Seni

Nama : Dian Faridah Harahap


Kelas : X IIS

 Pengertian Kritik Karya Seni


Kritik karya seni adalah kegiatan menanggapi karya seni guna menunjukan
kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Kelebihan dan kekurangan dalam karya
seni tersebut digunakan dalam berbagai aspek serta untuk menunjukan kualitas dari
sebuah karya. Selain itu, kritik karya seni juga digunakan sebagai standar untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni.

Orang yang melakukan kritik terhadap sebuah karya seni dan budaya orang lain atau
dirinya disebut dengan kritikus. Tanggapan dan penilaian dari seorang kritikus
ternama sangat mempengaruhi persepsi penikmat kualitas sebuah karya seni serta
dapat mempengaruhi harga jual atau penilaian ekonomis.

Berikut ini merupakan landasan yang harus ada sebelum menyampaikan sebuah
kritikan.

 Pengalaman yang cukup dalam materi kritik.


 Keilmuan dan pengetahuan yang relevan.
 Menguasai penerapan metode kritik yang tepat.
 Menguasai media kritik atau kebahasaan yang efektif dan komunikatif.

 jenis kritik karya seni


Pada umumnya mempunyai sebuah karakteristik, diantaranya ialah
sebagai berikut:
• Adanya prosa. Ini berarti dalam sebuah bentuk pesan yang tertulis yang berisi
ide.
• Mempunyai sebuah properti. Penulis esai yang baik mempunyai sebuah
karakter tulisan yang unik yang membedakannya dari tulisan orang lain.
• Berbentuk singkat. Intinya bisa dibaca dengan santai dalam waktu yang
relative singkat
• Tidak selalu utuh. Ini berarti bahwa penulis memilih aspek penting dan
menarik dari subjek dan objek yang akan ditulis.
• Memiliki sifat subyektif.

Ada 4 jenis kritik seni dimana setiap tipe nya mempunyai ciri khusus masing-masing.

1. Kritik Jurnalistik
Tipe kritik ini ditulis untuk para pembaca surat kabar dan majalah atau
disampaikan secara terbuka. Tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai
peristiwa dalam dunia kesenian.
Isi dari kritik jurnalistik berupa ulasan ringkasan yang jelas tentang suatu pameran,
pementasan, konser, atau jenis pertunjukan lain.

2. Kritik Pendagogik
Tipe kritik ini diterapkan dalam kegiatan proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan kesenian. Jenis kritik ini dikembangkan oleh guru kesenian.
Tujuannya terutama mengembangkan bakta dan potensi artistik-estetik peserta didik
agar mempunyai kemampuan mengenali bakat dan potensinya.

3. Kritik Ilmiah
Kritik ilmiah atau akademi ini melakukan pengkajian nilai seni secara luas,
mendalam, dan sistematis, baik dalam menganalisis maupun mengkaji banding
kesejarahan critical judgment.
Penilaian kritik ilmiah tidak bersifat mutlak. Jenis kritik ini bersifat terbuka dan
siap dikoreksi oleh siapa saja demi penyempurnaan dan mencari nilai karya seni
yang sebenarnya.

4. Kritik Populer
Jenis kritik ini berkembang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tipe kritik
populer adalah suatu gejala umum dan kebanyakan dihasilkan oleh para kritikus
yang tidak ahli, terutama dilihat dari aspek profesionalisme kritisme seni.

 Pendekatan kritik Karya seni


Pendekatan kritik seni dibagi menjadi 3, berdasarkan titik tolak atau landasan yang
digunakan.

1. Pendekatan Formalistik
Kritik seni formalistik mengasumsikan bahwa kehidupan seni mempunyai dunia
sendiri, artinya terlepas dari realitas kehidupan keseharian yang kita alami.
Clive Bell (tokoh kritikus formalis) berpendapat bahwa:
“art is to be art, must be independent and self suficient“
Kriteria kritik formalis untuk menentukan ekselensi karya seni adalah significant
form, yakni kapasitas bentuk seni yang melahirkan emosi estetis bagi pengamat
seni.

2. Pendekatan Ekspresivisme
Teori seni ekspresif menganggap karya seni sebagai ekspresi perasaan manusia.
Kritik seni ekspresivisme menentukan kadar keberhasilan seni atas kemampuannya
membangkitkan emosi secara efektif, intensif, dan penuh gairah.

3. Pendekatan Instrumentalistis
Teori seni instrumentalistis menganggap seni sebagai sarana untuk memajukan
dan mengembangkan tujuan moral, agama, politik, dan berbagai tujuan psikologis
dalam kesenian.
 Fungsi Kritik karya Seni
Kritik seni memiliki fungsi utama yakni menjembatani persepsi dan apresiasi karya
seni rupa antara seniman, karya, dan penikmat seni.

Selain itu, fungsi kritik seni yang lainya adalah kritik dengan gaya bahasa tulisan
maupun lisan berusaha melakukan analisa, mengupas, dan diharapkan dapat
memudahkan seniman dan penikmat seni berkomunikasi lewat karya seni.

 Tahapan penulisan Dalam Kritik Karya Seni

 Deskripsi
Deskripsi adalah tahapan guna menemukan, mencatat, dan mendeskripsikan segala
sesuatu yang dilihat apa adanya, serta tidak berusaha melakukan analisis atau
mengambil kesimpulan.

Supaya kita dapat mendeskripsikannya dengan baik, seorang kritikus harus


mengetahui istilah-istilah teknis yang umum digunakan dalam dunia seni rupa.Tanpa
mengetahui istilah-istilah tersebut seorang kritikus akan kesulitan untuk menjelaskan
atau mendeskripsikan seni rupa.

 Analisis Formal
Analisis formal adalah tahapan yang digunakan untuk menelusuri sebuah karya seni
berdasarkan struktur formal atau unsur-unsur pembentuknya. Dalam tahapan yang
satu ini, seorang kritikus harus memahami unsur-unsur seni rupa dan prinsip-prinsip
penataan atau penempatannya dalam sebuah karya seni.

 Interpretasi
Interpretasi adalah tahapan penafsiran makna sebuah karya seni meliputi tema yang
digarap, simbol yang dihadirkan dan masalah yang dihadirkan. Sifat penafsiran ini
adalah terbuka, dipengaruhi oleh sudut pandang dan wawasan kritikusnya. Pada
umumnya, semakin luas wawasan seorang kritikus semakin banyak pula penafsiran
karya yang dikritisinya.

 Evaluasi atau Penilaian


Evaluasi atau penilaian ini merupakan tahapan yang menjadi ciri dari kritik karya seni.
Evaluasi atau penilaian adalah tahapan dalam kritik guna menentukan kualitas suatu
karya seni bila dibandingkan dengan karya lain yang sejenis. Perbandingan dilakukan
terhadap berbagai aspek yang terkait dengan karya tersebut baik aspek formal atau
aspek konteks.

 Contoh Kritik Karya Seni Rupa

 Identitas Lukisan
Judul Lukisan : Melukis di Taman

Pelukis : Kartono Yudhokusumo


Tahun : 1952

Media : Cat minyak pada kanvas

Ukuran : 90x55cm

 Narasi
Kartono Yudhokusumo merupakan pelopor untuk genre lukisan dekoratif di
Indonesia, perkembangan genre lukisan dekoratif dimulai dari lukisan-lukisan realisme
dengan penggunaan warna yang bebas tanpa terikat ketentuan penggunaan warna,
begitu pula dengan karya “Melukis di Taman” yang di buat pada tahun 1952 oleh
Kartono Yudhokusumo.

Media lukisan ini adalah kanvas dengan ukuran 90x55cm, dan menggunakan cat
minyak sebagai media warna.

 Deskripsi

Pada lukisannya ini Kartono membuktikan eksistensinya sebagai pelukis berkualitas


dengan menjadikan lukisan ini sebagai ungkapan jiwanya, semua objek dalam lukisan
ini berusaha untuk ditampilkan detai, dan dalam lukisan ini Kartono membayangkan
dunia dalam bentuk yang utuh dan idel. Dan pada lukisan ini terlihat sisi romantisme
dari pelukis.

 Formal Interpretasi
Media lukisan ini berupa kanvas dan cat minyak, membuat lukisan ini menjadi terlihat
lebih solid, dengan warna-warna cerah dan dominan merah sebagai bentuk penegasan
rasa dari pelukis.

 Penilaian (Evaluasi)
Walau nyaris sempurna namun ada seikit kelemahan dalam lukisan ini, diantaranya
adanya cat minyak yang melebur pada satu objek dengan objek lainnya, ini biasanya
terjadi saat pembuatan lukisan cat minyak terlalu cair sehingga melebur ke media
lainnya atau karena usia lukisan ini yang telah lama.

 Simbol, Jenis dan Fungsi Karya Seni Rupa


Pada lukisan ini terlihat sosok laki-laki yang melukis di alam terbuka dengan model
wanita dengan pakaian yang lebih berbeda dan mencolok dari wanita lain yang ada di
sekelilingnya, hal ini menunjukan seting sosial yang bercampur dengan penanggapan
gaya hidup pada masanya.

 Kelebihan
Kelebihan dari lukisan karya Kartono Yudhokusumo yang berjudul “Melukis di
Taman” ini diantaranya adalah :

1. Lukisan ini memiliki corak lukisan yang benar-benar menjadikan lukisan ini
memiliki jiwa.

2. Objek-objek yang ada dalam lukisan ini dibuat dengan detail dan rinci, pada
bagain depan maupun latar belakang dari lukisan ini.

3. Berbagai warna cerah yang diterapkan oleh pelukis pada setiap objek yang ada
dalam lukisan ini sangat mencerminkan intuisi dari pelukis daripada keadaan yang ada
dialam secara nyata dan ini merupakan salah satu ciri genre lukisan yang
menggunakan perpektif udara atau “Aerial Perpective” yang dengan ini
memungkinkan cakrawala terlihat keatas yang berimbas pada bidang gambar yang
menjadi terlihat lebih luas dan objek yang dilukis bisa lebih banyak sehingga Lukisan
ini penuh dengan corak dan kaya akan warna.

 Kekurangan
Adapun kekurangan dari lukisan “Melukis di Taman” ini adalah:

1. Lukisan ini agak sedikit sulit difahami oleh orang awam yang kurang faham
masalah seni lukis.
2. Ada percampuran warna yang melebur atau menyatu entah disengaja maupun
tidak disengaja yang mengakibatkan salah satu objek dalam lukisan menjadi melebur
dengan objek lainnya.

3. Ukuran lebar lukisan kurang dari 1 meter, sehingga lukisan kurang besar
sehingga lukisan ini kurang pas apabila di letakan pada ruangan yang besar.

 Kesimpulan
Secara garis besar lukisan “Melukis di Taman” merupakan lukisan yang sangat
menarik dan lukisan bergenre lukisan dekoratif yang memiliki nilai seni yang tinggi,
walau ada sedikit kekurangan masih dapat di tolelir karena memang setiap seniman
memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dimana kekurangan tersebut
sebenarnya malah bisa menjadi cirikhas dari seniman tersebut termasuk pula lukisan
“Melukis di Taman” ini.

Anda mungkin juga menyukai