Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS MINAT BELANJA DARING MAHASISWA PRODI

MANAJEMEN ANGKATAN 2018 UNIVERSITAS KATOLIK DARMA


CENDIKA

Albertus Aprillio Handika Putra


Fakutas Ekonomi Universitas Katolik Darma Cendika
Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No.201 Surabaya
Pos-el: albertus.ahp@gmail.com

Abstrak

Di era milenial saat ini, kemajuan teknologi sangat berkembang. Salah satu hal yang
muncul di era ini adalah berbelanja melalui internet atau yang lebih dikenal dengan istilah
berbelanja online. Dengan berkembangnya akses internet, ponsel pintar, e-commerce, dan
toko online, belanja online saat ini sudah menjadi tren baru dalam berbelanja. Mayoritas
pembelanja online adalah generasi milenial dan artikel ini akan menganalisis generasi
milenial, khususnya mahasiswa Universitas Katolik Darma Cendika dalam berbelanja
online. Harapannya, studi ini akan menemukan alasan-alasan mengapa mahasiswa
Universitas Katolik Darma Cendika memilih untuk berbelanja secara daring, jenis toko
daring yang paling sering dibuka, dan produk yang sering dibeli.
Kata kunci: Berbelanja daring, alasan, harga produk, jenis toko daring, jenis produk.

Abstract

In this millenial era, the technology is growth very rapidly. A new thing that emerged in
this era is shopping through internet or called as online shopping. With the growth of
internet access, smartphones, e-commerces, and online stores, online shopping becomes
new trend in shopping. The majority of online shoppers are millenials and this article will
analyze the millenials, especially Universitas Katolik Darma Cendika student in online
shopping. The expectation is that this study will find out the reasons why the Universitas
Katolik Darma Cendika’s students choose to online buying, the type of online stores, and
most-bought product.
Keywords: Online shopping, reasons, product price, the type of online store, the type of
goods.
1. Latar Belakang
Salah satu dampak positif dari globalisasi adalah pemerataan teknologi, informasi, dan
komunikasi dari satu negara ke negara lainnya di seluruh dunia, tanpa terkecuali di
Indonesia. Hal ini terbukti dengan semakin pesatnya perkembangan informasi, teknologi,
dan komunikasi yang ada di masyarakat. Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi menimbulkan dampak yang luar biasa di dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Salah satu hasil dari perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi adalah internet.

Internet menghasilkan budaya-budaya baru, salah satunya adalah berbelanja melalui


internet atau populer disebut belanja daring. Kini, orang-orang lebih memilih berbelanja
toko daring ketimbang berbelanja secara konvensional.

Di Indonesia, terdapat tiga jenis penjualan melalui internet yang memungkinkan anda
untuk belanja daring. Sistem pertama adalah toko daring. Situs toko daring biasanya
menyediakan segala jenis kebutuhan yang anda butuhkan yang dibagi per kategori di dalam
situsnya sendiri seperti MyBigMall, Zalora, Lazada atau berbagai toko daring yang hanya
menjual produk spesifik andalan mereka.

Jenis belanja daring kedua adalah situs pasar daring. Beberapa situs pasar daring di
Indonesia seperti Tokopedia, Bukalapak, Olx dan sebagainya. Jenis situs belanja daring
ketiga adalah pasar media sosial yang memanfaatkan media sosial untuk berjualan seperti
Instagram, Facebook, Twitter, WhatsApp dan berbagai media sosial lainnya.

Dikarenakan perkembangan situs belanja daring yang pesat di Indonesia, perilaku


konsumen Indonesia juga sudah mulai berubah dan terbiasa dengan belanja daring. Dengan
begitu, tren belanja daring diyakini akan terus meningkat di pasar Indonesia.

Data yang dipublikasikan Statista mencatat bahwa pada tahun 2017, penjualan retail e-
commerce di seluruh dunia diprediksi mencapai angka $2,2 triliun. Pada tahun 2020
mendatang, total penjualan retail dari e-commerce diprediksi akan mencapai angka $4,4
triliun.
Berdasarkan penelitian bertajuk "The Oportunity of Indonesia" yang diprakasai oleh
TEMASEK dan Google, pertumbuh e-commerce Indonesia meningkat sejalan dengan
tumbuhnya jumlah pengguna internet di Indonesia. Di tahun 2015 saja, ada 92 juta
pengguna internet di Indonesia. Ini berarti bahwa 31% penduduk Indonesia sudah
menggunakan internet. Di prediksi, pada 2020 mendatang pengguna intenet Indonesia akan
meningkat pesat menjadi 215 juta pengguna. Di data 2015 tadi, terdapat 18 juta orang
merupakan pembeli daring di Indonesia.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk menganalisa lebih lanjut tentang
minat mahasiswa prodi manajemen angkatan 2018 Universitas Katolik Darma Cendika
Surabaya melalui penelitian yang berjudul "Analisis Minat Belanja Daring Mahasiswa
Universitas Katolik Darma Cendika". Analisa faktor-faktor yang menentukan mahasiswa
memutuskan untuk berbelanja secara daring akan menjadi pokok bahasan penulis di artikel
ini.

2. Pembahasan
2.A. Teori

a. Definisi Daring / online dan Luring / offline

Daring (bahasa Inggris: online) dan luring (bahasa Inggris: offline) memiliki makna tertentu
dalam hal teknologi komputer dan telekomunikasi. Secara umum, "online" menunjukkan
keadaan terhubung, sementara "offline" menunjukkan keadaan terputus. Daring juga dapat
diartikan sebagai suatu keadaan komputer yang dapat saling bertukar informasi karena
sudah terhubung.

Konsep ini telah diperluas dari makna komputasi dan telekomunikasi ke dalam bidang
interaksi manusia dan percakapan, sedemikian rupa bahkan luring (offline) dapat digunakan
berlawanan dengan penggunaan umum daring (online).

b. Belanja Daring
Belanja daring adalah suatu bentuk perdagangan menggunakan perangkat elektronik
yang memungkinkan konsumen untuk membeli barang atau jasa dari penjual melalui
internet. Belanja daraing sering dikaitkan dengan penjualan barang secara daring, namun
juga bisa dideskripsikan sebagai segala bentruk transaksi yang difasilitasi internet.

c. Definisi Situs Jual Beli Daring

Sebuah situs maupun aplikasi yang digunakan sebagai sebuah sarana dijualnya barang-
barang atau jasa di internet. Etalase daring menyediakan berbagai jenis informasi kepada
pengunjung seperti deskripsi perusahaan, jenis produk, halaman deskripsi produk,
kebijakan toko, dan informasi kontak.

2.B. Metode
Subjek penelitiannya adalah mahasiswa prodi Manajemen Pemasara Universitas Katolik
Darma Cendika angkatan 2018. Penelitian dilakukan pada antara 22 Mei 2019 hingga 28
Mei 2019. Angket disebarkan melalui internet dan media sosial.

Dalam penelitian ini metode pengumpulan yagn digunakan adalah sebagai berikut: Metode
angket. Dipandang dari cara menjawabnya, maka penelitian ini menggunakan kuesioner
campuran. Dipandang bentuknya, maka penelitian ini menggunakan kuesioner langsung.
Dipandang dari bentuknya, maka penelitian ini menggunakan kuesioner pilihan ganda,
isian, dan check list.
2.c Analisis
Setelah melakukan penyebaran angket untuk mahasiswa Universitas Katolik Darma
Cendika, hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Frekuensi membuka situs belanja online


dalam 3 bulan terakhir.

18%

42% Sering

11% Tidak Terlalu Sering


Jarang
Tidak Pernah

29%

Di angket yang dibagi, tertulis pertanyaan “Seberapa sering anda membuka situs belanja
online dalam 3 bulan terakhir? “
Dari hasil angket, dapat dilihat bahwa hampir separuh mahasiswa prodi Manajemen
angkatan 2019 Universitas Katolik Darma Cendika (42%) sering membuka situs toko
belanja daring selama 3 bulan terakhir ini. Sebanyak 29% mahasiswa menjawab bahwa
mereka tidak terlalu sering membuka situs toko belanja daring selama 3 bulan terakhir ini.
Salah satu respon yang mengejutkan yakni ada 18% mahasiswa Universitas Katolik Darma
Cendika tidak membuka situs belanja daring sama sekali dalam kurun 3 bulan terakhir.
Data yang terkecil menyatakan bahwa 11% mahasiswa Universitas Katolik Darma Cendika
mengaku bahwa mereka jarang membuka situs belanja daring dalam kurun waktu 3 bulan
belakangan ini.
Frekuensi Belanja Online 3 Bulan Terakhir

14%

34%
>10
>5
<5
28%
0

24%

Di angket yang dibagi, tertulis pertanyaan “Seberapa sering anda berbelanja online dalam 3
bulan terakhir?”
Dari hasil angket, ditemukan fakta bahwa sebesar 34% atau mayoritas mahasiswa prodi
Manajemen angkatan 2019 Universitas Katolik Darma Cendika membeli lebih dari sepuluh
barang melalui situs belanja daring dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Setelah itu, sebesar
24% mahasiswa Universitas Katolik Darma Cendika mengaku membeli barang secara
daring lebih dari 5 barang, namun tidak lebih dari 10 barang selama 3 bulan terakhir ini.
Sebanyak 14% mahasiswa mengaku tidak membeli barang apapun secara daring dalam
waktu 3 bulan terakhir ini. Sisanya, sebesar 28% mahasiswa lainnya mengaku bahwa
mereka membeli barang tidak lebih dari lima selama tiga bulan terakhir ini secara daring.
Produk Apa Yang Dibeli Dalam 3 Bulan
Terakhir

12% 12%

Elektronik
Fashion
25% Buku dan Alat Tulis
Barang Digital
Lainnya
44%

7%

Di angket yang dibagi, tertulis pertanyaan “Produk apa yang dibeli dalam 3 bulan
terakhir?”
Dari hasil angket diketahui bahwa mahasiswa prodi Manajemen pemasaran angkatan
2019 Universitas Katolik Darma Cendika paling banyak membeli barang digital (sebagai
contoh: pulsa, token PLN, voucher) dengan presentase sebesar 44%. Setelah itu, fashion
menduduki peringkat kedua dengan 25%. Mahasiwa Universitas Katolik Darma Cendika
juga membeli Buku, Alat Tulis dan Elektronik masing-masing sebesar 12%. Sisanya
mengatakan bahwa mereka membeli jenis barang lainnya selain dari barang digital, fashion,
elektronik, dan buku serta alat tulis.
Alasan Membeli Barang Melalui Toko Daring

8%

39%
Lebih Murah
29%
Tidak Repot
Banyak Promo dan Diskon
Barang selalu ada

24%

Di angket yang dibagi, tertulis pertanyaan “Alasan membeli barang melalui toko daring?”
Dari hasil angket, ditemui fakta bahwa mayoritas mahasiswa prodi manajemen
pemasaran angkatan 2018 memilih untuk membeli barang melalui toko daring karena
menganggap bahwa harga barang di situs jual beli daring lebih murah dengan presentase
sebesar 39%. Sebanyak 8% mahasiswa lainnya memilih membeli barang melalui toko
daring karena barang di situs jual beli daring selalu tersedia. Sementara itu, pilihan promo
serta diskon yang menarik mendapat presentase sebesar 29%. Dan yang terakhir, “tidak
repot” dipilih oleh 24% mahasiswa.
Alasan Mengapa Tidak Berbelanja Secara Offline

22%

Repot
Lebih Mahal
Tidak Tahu Tempat Penjualnya
11%
56%
Tidak Lengkap

11%

Di angket yang dibagi, tertulis pertanyaan “Alasan mengapa tidak berbelanja secara
offline?”
Dari hasil angket, ditemukan fakta bahwa lebih dari separuh mahasiswa prodi
manajemen angkatan 2018 Universitas Katolik Darma Cendika memilih untuk tidak
berbelanja secara offline karena alasan repot. Setelah itu, sebesar 11% mahasiswa prodi
manajemen angkatan 2018 Universitas Katolik Darma Cendika beralasan bahwa berbelanja
secara luring lebih mahal daripada harga di situs web daring. Selanjutnya, alasan tidak
lengkap dipilih oleh 22% responden. Sisanya, pilihan tidak tahu tempat penjualnya dipilih
oleh 11% responden.
Jenis Toko Daring yang Paling Sering Dijadikan
Tempat untuk Berbelanja

19%
25%

Toko Daring
Pasar Daring
Sosial Media

56%

Di angket yang dibagi, tertulis pertanyaan “Jenis toko daring yang paling sering dijadikan
tempat untuk berbelanja?”
Dari hasil angket diketahui bahwa sebesar 56% mahasiswa prodi manajemen Universitas
Katolik Darma Cendika berbelanja secara daring melalui pasar daring (Tokopedia,
Bukalapak, Olx). Setelah itu, sebesar 25% responden menjawab toko daring. Sisanya,
sebesar 19% responden mengaku sosial media sebagai tempat yang sering dijadikan
berbelanja secara daring.
Penutup
3. Simpulan
Dari penelitian yang dilakukan, ditemukan fakta bahwa mahasiswa-mahasiswi prodi
manajemen angkatan 2018 Universitas Katolik Darma Cendika aktif berkunjung serta
berbelanja secara daring selama 3 bulan terakhir. Produk favorit mahasiswa-mahasiswi
Universitas Katolik Darma Cendika adalah barang digital yang berupa pulsa, token PLN,
dan juga voucher. Alasan utama mahasiswa-mahasiswi Universitas Katolik Darma Cendika
memilih untuk berbelanja secara daring dikarenakan mereka menganggap bahwa belanja
secara daring lebih murah dibandingkan berbelanja secara offline. Sebaliknya, mereka
menganggap bahwa berbelanja secara offline akan sangat merepotkan dibanding berbelanja
secara daring. Tempat berbelanja favorit dari mahasiswa-mahasiswi Universitas Katolik
Darma Cendika adalah di pasar daring (Tokopedia, Bukalapak, Olx) dibandingkan dengan
jenis toko daring lainnya.
Putra, Andy. 2016. Perkembangan dan Sejarah Belanja Online.
https://www.mybigmall.online/perkembangan-dan-sejarah-belanja-online.html., diakses
tanggal 24 Mei 2019
Lindhof, Julian. 2019. Retail e-commerce sales worldwide from 2014 to 2021 (in billion
U.S. dollars). https://www.statista.com/statistics/379046/worldwide-retail-e-commerce-
sales/., diakses tanggal 24 Mei 2019
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Allan .2005. Pengertian Internet dan Asal Usul dari Kata Internet. Surabaya: Penerbit
Indah.
Erna Oneto,Yosep.S. 2009. Antigaptek Internet. Jakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai