HALUSINASI Jiwa
HALUSINASI Jiwa
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan Keperawatan Pada Pasien
dengan Halusinasi ini. Laporan ini diajukan guna memenuhi salah satu syarat
Mata Kuliah Keperawatan Jiwa.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Tujuan Umum.........................................................................................................1
C. Tujuan Khusus........................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI...........................................................................................................3
BAB III............................................................................................................................19
PENUTUP.......................................................................................................................19
A. Kesimpulan...........................................................................................................19
B. Saran....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan
jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan
suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa adalah
perasaan sehat dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap positif
terhadap diri sendiri dan orang lain. (Menkes, 2005)
B. Tujuan Umum
Mengetahui Konsep dasar dan Asuhan Keperawatan pasien dengan
Halusinasi
1
C. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi Halusinasi
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Jenis Halusinasi
Menurut May Durant Thomas (1991) halusinasi secara umum
dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti Skizofrenia, Depresi,
Delirium, dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alkohol
dan substansi lingkungan. Jenis halusinasi yang umum terjadi adalah
halusinasi penglihatan dan pendengaran.
Jenis halusinasi antara lain (Stuart, 2007) :
a. Halusinasi pendengaran (Auditorik)
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, terutama suara
– suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang
3
membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan
untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan (Visual)
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk
pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau
panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan
atau menakutkan.
c. Halusinasi penciuman (Olfactory)
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau
yang menjijikkan seperti : darah, urine atau feses. Kadang–kadang
terhirup bau harum.
d. Halusinasi peraba (Tactile)
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak
tanpa stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik
datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap (Gustatory)
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk,
amis dan menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin
atau feses.
f. Halusinasi Sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti
darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau
pembentukan urine.
g. Halusinasi Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
3. Tahapan Halusinasi
Menurut Yosep (2010), tahapan halusinasi ada lima fase yaitu :
4
terlibat narkoba, dihianati kekasih,
masalah dikampus, drop out, dst.
Masalah terasa menekan karena
terakumulasi sedangkan support sistem
kurang dan persepsi terhadap masalah
sangat buruk. Sulit tidur berlangsung
terus menerus sehingga terbiasa
menghayal. Klien menganggap
lamunan-lamunan awal tersebut sebagai
pemecahan masalah.
5
Fungsi sensori menjadi tidak relevan Klien dapat merasakan kesepian bila
dengan kenyataan halusinasinya berakhir. Dari sinilah
dimulai fase gangguan psikotik
5. Etiologi Halusinasi
a. Faktor Predisposisi
1) Biologis
Ganggguan perkembangan dan fungsi otak, susunan syaraf
– syaraf pusat dapat menimbulkan gangguan realita. Gejala yang
mungkin timbul adalah hambatan dalam belajar, berbicara, daya
ingat dan muncul perilaku menarik diri.
6
2) Psikologis
Keluarga pengasuh yang tidak mendukung (broken home,
overprotektif, dictator, dan lainnya) serta lingkungan klien
sangat mempengaruhi respon psikologis klien, sikap atau
keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas
adalah penolakan atau tindakan kekerasan dalam rentang
kehidupan klien.
3) Sosial budaya
Kondisi social budaya mempengaruhi gangguan orientasi
realita : dimana terjadi kemiskinan, konflik social budaya
(perang, kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan terisolasi
yang disertai stress.
b. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul
gangguan setelah adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan,
isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. (Erl
inafsiah, 2010)
Stress Psikologis
Koping Maladaptif
Mempengaruhi neurutransmittre
Otak
Perubahan Persepsi Sensori:
Perubahan proses pikir, arus bentuk, Halusinasi
Isi Respon stimulus
(bisikan membunuh/
Bicara, tersenyum, tertawa sendiri, akan dibunuh, dll)
konsentrasi mudah berubah,
kekacauan arus pikiran.
Marah/ Anger
8
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan
penyakit.
d) Ideal diri
Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya:
mengungkapkan keinginan untuk sembuh dan halusinasi
nya hilang.
e) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah
terhadap diri sendiri dan orang lain bila menyadari bahwa
klien dapat mencelakakan diri sendiri dan orang lain,
gangguan hubungan social.
f. Hubungan Sosial
Klien mengalami gangguan interaksi social dalam fase awal dan
comforting, klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi di alam
nyata sangat membahayakan. Klien asyik dengan halusinasinya,
seolah – olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan
interaksi social, kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan
dalam dunia nyata.
g. Kehidupan Spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup,
rutinitas tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan jarang
berupaya secara spiritual untuk menyucikan diri. Irama sikardiannya
terganggu, karena ia sering tidur larut malam dan bangun sangat
siang. Saat terbangun merasa hampa dan tidak jelas tujuan hidupnya.
h. Status mental
1) Penampilan
Klien tampak kotor / bersih dan pakaian rapi / tidak rapi
dengan raut wajah cemas dan berjalan modar – mandir.
2) Pembicaraan
Saat ditanya oleh perawat biasa nya pasien halusinasi
kooperatif, namun saat timbul halusinasi, pasien akan
berkonsentrasi pada halusinasi yang ia rasakan.
3) Aktivitas Motorik (Psikomotorik)
Pasien halusinasi biasanya akan gaduh – gelisah (katatonik)
karena merasa cemas akan halusinasi yang ia rasakan
4) Afek dan Emosi
9
Pasien halusinasi biasanya akan merasa khawatir dan cemas
karena halusinasi yang ia rasakan.
5) Interaksi selama wawancara
Pasien kooperatif saat berinterksi dengan perawat namun
arah pandangan sering menengok ke arah lain.
6) Persepsi sensori
Pasien mengatakan bahwa ada suara – suara disekitar nya.
7) Proses Pikir
Pada pasien halusinasi biasanya pemikirannya tidak masuk
akal karena ia merasa yakin bahwa halusinasi yang ia rasakan
benar – benar nyata.
8) Tingkat Kesadaran
Kesadaran pasien baik, namun kadang – kadang pasein
dapat apatis pada dunia luar selain diri nya dan halusinasinya
sendiri.
9) Memory (Daya Ingat)
Daya ingat pasien baik.
10) Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Tidak ada gangguan pada tingkat konsentrasi dan berhitung
pasien.
11) Kemampuan penilaian/Mengambil Keputusan
Pasien biasanya dapat mengambil keputusan sendiri.
12) Daya Tilik Diri
Biasanya, pasien menyadari bahwa dirinya sakit dan butuh
bantuan agar dirinya sembuh.
i. Mekanisme koping
Klien apabila merasa cemas, takut tidak mau menceritakannya
pada orang lain (lebih sering menggunakan koping menarik diri)
j. Aspek medic
Terapi yang diterima klien bisa berupa therapy farmakologi,
Terapi kejang listrik / Electro Compulsive Therapy (ECT) dan Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
b. Isolasi Sosial / menarik diri
10
3. Rencana Keperawatan
TGL DX PERENCANAAN
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
1 2 3 4 5
Gangguan Pasien mampu : Setelah…. pertemuan pasien dapat SP. 1 (Tgl………………..)
persepsi Mengenali menyebutkan isi, waktu, frekuensi, Bantu pasien mengenal halusinasi:
- isi
sensori : halusinasi yang di situasi pencetus, perasaan dan mampu
- waktu
Halusinasi alaminya memperagakan cara dalam mengontrol - frekuensi
Mengontrol - situasi pencetus
halusinasi
- perasaan saat terjadi halusinasi
halusinasinya
Latih mengontrol halusinasi dengan cara
Mengikuti
menghardik tahapan tindakan meliputi:
program
- Jelaskan cara menghardik halusinasi
pengobatan secara - Peragakan cara menghardik
- Minta pasien memperagakan ulang
optimal
- Pantau penerapan cara ini, beri
penguatan perilaku pasien
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
13
dilakukan dan mampu memperagakan lain saat halusinasi muncul
Masukkan dalam jadwal kegiatan pasien
cara bercakap-cakap dengan orang lain
14
dilakukan dan mampu meyebutkan Tanyakan program pengobatan
Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada
manfaat dari program pengobatan
gangguan jiwa
Jelaskan akibat bila tidak digunakan sesuai
program
Jelaskan akibat bila putus obat
Jelaskan cara mendapatkan obat/berobat
Jelaskan pengobatan (5 B)
Latih pasien minum obat
Masukkan dalam jadwal harian pasien
2. Isolasi Sosial / Keluarga mampu : Setelah…. Pertemuan keluarga mampu SP. 1 (Tgl………………..)
menarik diri Merawat pasien dirumah menjelaskan tentang halusinasi Identifikasi masalah keluarga dalam
dan menjadi system merawat pasien
Jelaskan tentang halusinasi :
pendukung yang efektif
- Pengertian halusinasi
untuk pasien - Jenis halusinasi yang dialami
pasien
- Tanda dan gejala halusinasi
- Cara merawat pasien halusinasi
(cara berkomunikasi pemberian
obat dan pemberian aktivitas
kepada pasien)
Sumber-sumber pelayanan kesehatan yang
15
bisa dijangkau
Bermain peran cara merawat
Rencana tindak lanjut keluarga, jadwal
keluarga untuk merawat pasien
16
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Halusinasi adalah Persepsi yang salah terhadap suatu stimulus, gambaran,
dan pikiran, tanpa adanya suatu objek. Halusinasi secara umum dapat
ditemukan pada pasien gangguan jiwa seperti Skizofrenia, Depresi,
Delirium, dll.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini, pembaca dapat mengambil manfaat
serta dapat digunakan sebagai pedoman pembelajaran. Namun, makalah
ini masih terdepat banyak kekurangan dan kesalahan, baik dari segi bahasa
maupun dari seri penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu, kami dari tim
pembuat makalah ini sangat mengharapkan kepada para pembaca untuk
dapat memberikan kritk dan saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20