Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari bayi
sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir, dimana pada
manusia seseorang mengalami kemunduruan fisik, mental dan sosial sedikit demi sedikit
sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi
berbagai masalah kesehatan yang perlu penangan segera dan terintegrasi. Proses menua
(aging) adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun
sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Keadaan itu cenderung berpotensi
menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun kesehatan jiwa secara khusus pada
lansia.

Lansia atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan
dalam ukuran dan fungsi. Selain itu, lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia seorang
dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60 tahun, 65 tahun,
dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan bahwa umur
65 tahun, sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah mengalami proses menua yang
berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah disebut lansia.

Secara umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam
dua macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran yang
mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi hidupnya cenderung
menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima realitas yang ada.

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri dangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan. Memenuhi kebutuhan kebersihan
diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan sehari – hari yang harus diberikan kepada
klien lanjut usia terutama yang berhubungan dengan kebershan perorangan (Personal

1
Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan
kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan tempat tidur dan posisi tidur.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana Personal Hygiene Pada Lansia Terkait Proses Penuaan ?


1.2.2 Bagaimana Sleep An Actifity Pada Lansia Terkait Proses Penuaan ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Memahami Personal Hygiene Pada Lansia Terkait Proses Penuaan


1.3.2 Memahami Sleep An Actifity Pada Lansia Terkait Proses Penuaan

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Kebersihan seseoang adalah suatu tindakan untuk memelihara
kebersihan dan kesehatan seseoran untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kebersihan diri
adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut,
gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam
meningkatkan kesehatan yang optimal.

Personal Hygiene sangat penting dalam pencegahan suatu penyakit. Personal Hygiene
pada lansia yang meliputi personal hygiene pada kulit, kuku tangan dan kaki, rambut, mulut
dan gigi, dan pada alat kelamin. Untuk mendapatkan personal hygiene yang baik dan benar
dibutuhkan suatu pengetahuan yang baik.

2.2 Personal Hygiene Pada Lansia

Memenuhi kebutuhan kebersihan diri pada lansia adalah suatu tindakan perawatan
sehari – hari yang harus diberikan kepada klien lanjut usia terutama yang berhubungan
dengan kebershan perorangan (Personal Hygiene), yaitu antara lain kebersihan mulut dan
gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan kepala, rambut dan kuku, serta kebersihan
tempat tidur dan posisi tidur. (Maryam,dkk,2008)

Perawatan secara umum bagi lansia terbagi 2, yaitu:

A. Mereka yang masih aktif. Dimana keadaan fisiknya mampu bergerak tanpa bantuan
orang lain sehingga kebutuhan sehari – hari dapat terenuhi.
B. Mereka yang pasif. Mereka yang keadaan fisiknya memerlukan pertolongan orang
lain, seperti sakit atau lumpuh.

A. Bagi mereka yang masih aktif, hal –hal yang perlu di perhatikan antara lain :

1. Mandi

3
Mandi agar dibatasi karena kulit lansia biasanya mengering. Hal ini disebabkan
kelenjar kulit yang mengeluarkan lemak mulai kurang bekerja. Maka sehabis mandi kulit
lansia sebaiknya diolesi baby oil terutama di lengan, siku, ketiak, paha, dan sebagainya.

2. Kebersihan mulut

Kenersihan mulut adalah sangat penting. Perlu diingat atau dibantu para lansia untuk
menyikat gigi yang hanya tinggal beberapa buah. Gigi palsu perlu mendapat perhatian
khusus, dibersihkan dengan sabun dan sikat. Untuk menghilangkan bau gigi palsu direndam
dalam air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 – 10
menit, setelah itu bilas sampai bersih dari sabun dan bubuk pembersih mulut tersebut.
Sebaiknya jangan mencuci gigi palsu di bawah air mengalir untuk mencegah bahaya gigi
palsu terjatuh dan pecah.

3. Perawatan rambut

Lanjut usia terutama wanita kadang – kadang mengalami kesulitan dalam mencuci
rambut sehingga perlu mendapat bantuan perawat atau ank cucunya. Sama halnya dengan
kulit, rambut orang lansia juga kehilngan lemaknya sehingga sehabis keramas perlu diberi
conditioner. Setelah selesai mencuci rambut harus segera dikeringkan agar lansia tidak
kedinginan.

4. Perawatan kuku

Kuku jari tangan dan kaki perlu mendapatkan perawatan, Menggunting kuku jangan
terlalu pendek dan jangan sampai terluka karena luka pada orang tua lebih sulit sembuh.

5. Pakaian

Pakaian hendaknya jangan terbuat dari bahan yang kasar. Dasar pakainan harus lunak,
harus mudah dikenakan dan dibersihkan. Pakaian lansia dijaga agar tetap rapi karena
cenderung para lansia tidak peduli lagi terhadap pakaiannya. Lansia lebih enak dengan
piyama tipis jangan pakaian dari wool karena bias terjadi iritasi.

6. Mata

Elastisitas lensa mata pada lansia berkurang akibatnya tulisan kecil terlihat kabur pada
jarak normal, sedangkan pada jarak jauh akan terlihat terang. Gejala yang tidak normal antara
lain :

4
o Penglihatan menjadi ganda
o Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
o Sakit pada mata
o Terlihat ada warna atau terang disekitar ujung – ujung objek
o Mata yang kemerahan
o Tiba – tiba kehilangan melihat dengan jelas

7. Lingkungan

Suasana lingkungan harus disesuaikan. Bila memungkinkan jagalah kelembapan


ruang tidur atau ruangan lainnya dirumah dengan memasang humidifier. Perubahan
temperature secara tiba – tiba harus dihindarkan.

B. Bagi mereka yang pasif

Bagi lansia yang terus beristirahat di tempat tidur, kebersihan di tempat tidur perlu tetap
diperhatikan, yaitu:

1. Diusahakan agar bantal tidak terlalu keras atau lembek

2. Latihan bangun dan tidur dengan usaha sendiri agar oto badan tetap aktif dan
menghindarkan pegal-pegal serta atrofi otot

3. Letak tidur diatur antara lain :

o Letak guling dibawah lutut


o Berikan bantal angin yang berbentuk cincin untuk mencegah lecet pada tumit dan
bokong
o Letak tidur dimiringkan bergantian pada sisi kana atau kiri
o Pada letak atau posisi setengah duduk, di bagian kepala tempat tidur diberi sandaran
atau papah.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene Pada Lansia

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene pada lansia antara lain
(Tarwoto&Wartonah,2004) :

1. Faktor Pengetahuan

5
Menurut Purwanto (1999) dalam Friedman (1998), domain kognitif berkaitan dengan
pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berabstraks, analisa, memecahkan
masalah dan lain-lain). Yang meliputi pengetahuan (knowledge), pemahaman
(comperehension), penerapan (aplication), analisa (analysis), sintesis (synthesis) dan evaluasi
(evaluation).

Individu dengan pengetahuan tentang pentingnya kebersihan diri akan selalu menjaga
kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi / keadaan sakit.

2. Kondisi Fisik Lansia dan Psikis Lansia

Semakin lanjut usia seseorang, maka akan mengalami kemunduran terutama di bidang
kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini
mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Sehingga
dapat meningkatkan bantuan orang lain. (Maryam,dkk,2008)

Menurut Zainudin (2002) penurunan kondisi psikis pada lansia bisa disebabkan karena
Demensia di mana lansia mengalami kemunduran daya ingat dan hal ini dapat mempengaruhi
ADL (Activity of Daily Living yaitu kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri),
dimulai dari bangun tidur, mandi berpakaian dan seterusnya.

3. Faktor Ekonomi

Menurut Geismer dan La Sorte (1964) dalam Friedman (1998), besar pendapatan keluarga
akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga.

4. Faktor Budaya

Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan perawatan hygiene. Seorang dari
latar belakang kebudayaan berbeda memiliki praktik perawatan diri yang berbeda. Keyakinan
yang didasari kultur sering menentukan definisi tentang kesehatan dan perawatan diri.

5. Faktor Lingkungan

Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup lingkungan berpengaruh terhadap kemampuan
untuk meningkatkan dan mempertahankan status fungsional, dan meningkatkan
kesejahteraan.

6
6. Faktor Citra Tubuh

Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Personal
hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu.

7. Faktor Peran Keluarga

Keluarga secara kuat mempengaruhi perilaku sehat setiap anggotanya begitu juga status
kesehatan dari setiap individu mempengaruhi bagaimana fungsi unit keluarga dan
kemampuan untuk mencapai tujuan. Pada saat kepuasan keluarga terpenuhi tujuannya
melalui fungsi yang adekuat, anggota keluarga tersebut cenderung untuk merasa positif
mengenai diri mereka sendiri dan keluarga mereka. (Maryam,dkk,2008)

2.4 Sleep An Activity

Dalam penelitian objektif, subjek menunjukkan penurunan jumlah tidur dalam (stadium 3 dan
4) yang dimulai selama sekitar akhir usia 40 sampai awal usia 50 serta mengalami persentasi
tidur stadium 1 yang lebih tinggi. Tidur REM (rapid eye movement) dipertahankan dengan
baik pada proses penuaan, walaupun jumlah absolutnya menurun sebagai fungsi dari
penurunan waktu tidur total. Efisiensi tidur (rasio waktu tertidur dibandingkan dengan waktu
total berbaring ditempat tidur) menurun dari 95% pada dewasa hingga <75% pada orang
lanjut usia.

Berbagai penelitian menandakan bahwa masalah tidur adalah sering terjadi dan penting pada
orang lanjut usia, sering bangun pada malam hari, dan sulit untuk memulai tidur kembali ;
berkurangnnya waktu tidur malam ; semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jatuh
tertidur (sleep latency) ; dan tidur sekejap (naps) yang singkat pada siang hari, berulanh tidak
disadari. Banyak keluhan bahwa mereka terbangun tanpa rasa segar dan mengalami kelelahan
selama siang hari. (William&Berkow,2013)

7
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Daftar Pustaka

Maryam,S ,Fatma,M ,dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta :
Salemba Medika

Tarwoto & Wartonah. (2004). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proes Keperawatan. Edisi 4.
Jakarta : EGC

William,B ,Berkow,R. (2013). The Merck Manual Geriatrics. Jilid 1. Tangerang : Binarupa
Aksara

Anda mungkin juga menyukai