Anda di halaman 1dari 16

Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I

SPESIFIKASI TEKNIS

BAB I

SPESIFIKASI UMUM

Pasal 1
Lingkup Pekerjaan

1. Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah


Peningkatan Jalan Lingkungan adalah di Desa Karang Agung Kecamatan Tanjung
Palas Utara Kabupaten Bulungan.
2. Untuk kelancaran pelaksanaan, pemborong harus menyediakan :
 Tenaga Kerja dan tenaga ahli yang memadai sesuai dengan jenis pekerjaan yang
akan dilaksanakan;
 Peralatan pertukangan, pengangkutan, dan peralatan lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini;
 Bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan tepat waktu dalam pengirimannya.
3. Pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam uraian
kerja, syarat-syarat, gambar detail konstruksi dan keputusan direksi.

4. Pekerjaan struktur bangunan jalan lingkungan dalam spesifikasi teknis ini, antara
lain :
a. Pekerjaan Pendahuluan, meliputi :
o Pembersihan Lokasi dan Pengukuran
o Pembuatan bedeng dan gudang bahan
o Papan nama proyek
b. Pekerjaan Struktur, meliputi :
o Pekerjaan begisting
o Pekerjaan Cor Beton
o Plastik Cor

1
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
Pasal 2
PERALATAN
Peralatan yang dibutuhkan atau yang akan digunakan untuk pelaksanakan
pekerjaan harus disiapkan oleh kontraktor. Daftar peralatan tersebut harus disetujui
oleh direksi, kontraktor wajib mendatangkan alat alat tersebut tepat pada
waktunya. Kontraktor dalam keadaan apapun tidak dibenarkan memindahkan alat-
alat tersebut sebagian atau seluruhnya tanpa persetujuan direksi.

Pasal 3
PERSYARATAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN
3.1. Air
a. Air yang dipergunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali,
garam-garam, bahan organik, atau lainnya yang dapat merusak beton.
b. Air yang dipergunakan untuk adukan beton konstruksi harus sesuai dengan
SNI 12971-1990-F.
3.2. Pasir/agregat halus
a. Pasir yang digunakan dapat berupa pasir alami hasil dari disentralisasi
alami batuan atau dapat berupa hasil dari pemecahan batu dari alat
mekanis.
b. Agregat harus terdiri butir-butir keras. Butir-butir agregat halus harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh
terik matahari dan hujan.
c. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% terhadap
berit kering, yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0.065 mm, apabila kadar lumpur melampui 5 %
maka agregat halus harus dicuci.
d. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton kecuali petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan
yang diakui.
3.3. Kerikil/Agregat kasar
a. Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil disentralisasi
alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
pemecah batu-batu pada umumnya, yang dimaksud dengan agregat kasar
adalah agregat yang besar butirnya lebih dari 5 mm.
b. Agregat kasar harus dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat
yang mengandung butir-buitr pipih hanya dapat dipakai apabila jumlahnya
tidak melampui 20% dari berat agregat keseluruhan. Buitr-butir agregat
kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah dan hancur akibat pengaruh
cuaca seperti sinar matahari dan hujan.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan
terhadap berat kering), yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-
bagian yang dapat melalui ayakan 0.063 mm, apabila kadar lumpur
melampui dari 1% maka agregat harus dicuci.

2
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
d. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak
beton, seperti zat-zat reaktif alkali.
e. Besar butir agragat maksimum tidak boleh lebih dari dari seperlima jarak
terkecil antara bidang-bidang samping dari cetakan, sepertiga dari tebal
plat atau tiga per empat dari jarak bersih minimum diantara batang-batang
atau berkas berkas tulangan. Penyimpangan dari pembatas ini diizinkan
apabila menurut penilaian pengawas ahli cara-cara pengecoran beton
adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadi sarang-sarang
kerikil.
3.4. Semen
a. Semen yang digunakan harus semen yang bermutu tinggi, berat dan
volumenya tidak kurang dari ketentuan-ketentuan yang tercantum pada
kantongnya, semen tidak terjadi pembatuan atau bongkahan-bongkahan
kecil.
b. Semen untuk konstruksi beton bertulang dipakai jenis semen yang
memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam SII 0013-81
c. Pemakaian semen untuk setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran
isi atau berat. Ukuran semen tidak boleh mempunyai kesalahan lebih dari
2.5%.
3.5. Kayu
a. Kayu yang digunakan harus kayu yang memenuhi persyaratan seperti yang
tercantum dalam spesifikasi ukuran kayu untuk bangunan.
b. Kayu yang digunakan harus kayu yang berkwalitas baik, tidak mempunyai
cacat yang dinyatakan tidak dapat diterima seperti mata kayu, celah-celah
susut pinggir dan cacat lainnya, tidak boleh digunakan hati kayu.
3.6. Bahan-bahan lain
a. Semua bahan-bahan bangunan yang akan dipakai dan belum disebutkan
disini akan ditentukan pada waktu penjelasan pekerjaan atau pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.
b. Semua bahan-bahan yang dimasukkan untuk dipakai harus ditunjukkan
terlebih dahulu kepada pengawas untuk diperiksa guna mendapatkan izin
pemakaiannya.
c. Semua bahan yang tidak ditunjukkan pada pengawas atau ditolak oleh
pengawas tidak dibenarkan pemakaiannya.
d. Pemakaian bahan-bahan yang tidak sesuai dengan yang ditentukan,
harus dibongkar dan kerugian yang ditimbulkan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab kontraktor.

Pasal 4
PENYIMPANAN BAHAN
Bahan-bahan harus disimpan dalam cara sedemikan rupa sehingga bahan-
bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya dilindungi, dan demikian hingga bahan
tersebut selalu siap digunakan serta dengan mudah dapat diperiksa oleh direksi

3
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
teknik. Penyimpanan diatas hak milik pribadi hanya akan diizinkan jika diperbolehkan
secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberikan kuasa.
Tempat penyimpanan harus bersih dan bebas dari sampah dan bahan air,
bebas pengaliran air kalau perlu tinggikan, bahan-bahan tidak boleh dicampur
dengan tanah dasar, bila diperlukan satu lapisan alas pelindung harus disediakan.
Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan-bahan sejenis harus
dilindungi terhadap hujan dan banjir. Penumpukan Agregat :
a. Agregat batu harus ditumpukkan dalam satu cara yang disetujui sedemikian
sehingga tidak ada degresi serta untuk menjamin gradasi yang memadai. Tinggi
tumpukan maksimum adalah lima meter.
b. Masing-masing jenis berbagai agregat harus ditumpukkan secara terpisah,
atau dipisahkan dengan parti kayu.
c. Penempatan tumpukan meterial dan peralatan, harus ditempat-tempat yang
memadai dan tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan bendungan
lintasan air.

Pasal 5
GAMBAR KERJA

Gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada pemborong dan
merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan, apabila terdapat kesalahan,
kekurangan antara gambar dan spesifikasi teknis dan hal -hal yang meragukan maka
pemborong dapat mengajukan kepada direksi untuk dikoreksi atau menjelaskan
gambar- gambar tersebut

Pasal 6
Ukuran - ukuran
Pada dasar nya ukuran ukuran yang berlaku adalah seperti yang tertera
pada gambar rencana dan merupakan ukuran jadi sampai pekerjaan selesai,
pemborong tidak dibenarkan merubah ukuran - ukuran yang tercantum pada gambar
rencana tanpa persetujuan pengawas/pemberi tugas.

Pasal 7
PEMBERITAHUAN UNTUK MULAI PEKERJAAN
Apabila direksi memerlukan, kontraktor harus memberikan penjelasan
tertulis selengkapnya mengenai tempat asal bahan yang didatangkan untuk suatu
tahap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya.
Dalam keadaan apapun kontraktor tidak dibenarkan untuk memulai
pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan
direksi.

4
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas terlebih dahulu disampaikan kepada
direksi dan dalam waktu yang cukup sebelum dimulainya pekerjaan itu, agar direksi
mempunyai cukup waktu mempertimbangkan perlu tidaknya mengadakan pengujian
terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.

Pasal 8
RAPAT -RAPAT
Apabila dipandang perlu direksi dapat melaksanakan rapat dengan pihak
pemborong dan konsultan pengawas seperti rapat persiapan/PCM, rapat koordinas
bulanan, rapat darurat/ECM dan rapat lainya.

Pasal 9
PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN
Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh pihak pemborong dan disetujui oleh direksi.
Prosentasi tersebut dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang
telah selesai dengan nilai kontrak keseluruhan. Pembayaran akan dilakukan dengan
prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam
kontrak.

5
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
BAB II

SPESIFIKASI KHUSUS

Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN

1.1 PEMBERSIHAN LOKASI DAN PERATAAN


Pekerjaan ini terdiri dari penyiapan tanah dasar mencakup pekerjaan perataan,
penimbunan/galian serta pembersihan badan jalan sebelum pekerjaan semenisasi
dilaksanakan. Pembentukan badan jalan tersebut sampai lebar penuh dasar jalan
seperti ditunjukkan pada gambar rencana dan dapat dibentuk diatas timbunan biasa
atau diatas timbunan galian setempat. Pekerjaan pembersihan ini hanya sesuai
dengan petunjuk dan arahan dari direksi teknik.

2.1 PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK


1) Umum
a) Cakupan kegiatan untuk menentukan pengukuran dilapangan, pihak
kontraktor menyediakan seluruh kebutuhan tenaga ahli teknik untuk
keperluan melayani penanganan pekerjaan konstruksi sesuai dengan
ketentuan yang dipersyaratkan yang menyangkut masalah mutu dan
ukuran.
b) Kontraktor wajib menyediakan alat ukur dari pekerjaan yang diperlukan
oleh direksi untuk melakukan pengawasan/pengecekan hasil pematokan
atau pekerjaan lainnya yang serupa. Semua tanda-tanda dilapangan
yang dipasang oleh direksi atau kontraktor harus tetap dipelihara dan
dijaga dengan baik. Apabila terdapat tanda tanda yang rusak tanda tanda
tersebut harus diganti dengan yang baru dan pemasangan kembali harus
disetujui oleh direksi.
c) Kontraktor harus mengerjakan pemasangan patok untuk membentuk profil
jalan sesuai dengan gambar rencana, pematokan ini harus seluruhnya telah
disetujui Direksi sebelum memulai pekerjaan konstruksi, bila dipandang
perlu direksi dapat melakukan revisi atas pemasangan patok tersebut
sesuai dengan petunjuk sebelum memulai pematokan, kontraktor harus
memberitahukan kepada direksi dalam waktu tidak kurang dari 48 jam
sebelumnya, agar direksi dapat mempersiapkan segala peralatan untuk
pengawasan.
2) Pekerjaan penentuan titik pengukuran
a) Pada umumnya harus ditentukan letak sumbu jalan terhadap lebar badan
jalan yang akan dikerjakan, maka dalam hal ini perlu titik kontrol
sementara yang akan dibuat oleh direksi teknik dan penetapannya
diserahkan kepada kontraktor.

6
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
b) Apabila dianggap perlu untuk pengukuran kuantitas, maka pihak
kontraktor harus mengambil ukuran potongan melintang dari tanah asli
dalam jarak 25 m, 50 m atau sesuai perintah lain direksi teknik.

3) Pelaksanaan Pekerjaan
Segera setelah pembentukan badan jalan dilaksanakan, maka permukaan jalan
harus dipadatkan dengan alat pemadat yang dianjurkan oleh Direksi Teknis
atau yang sesuai dengan kondisi lapangan sehingga semenisasi yang ada
diatasnya betul-betul stabil dan tidak mengalami penurunan/bergelombang.

3.1 PAPAN NAMA PROYEK


Papan nama kegiatan diletakan ditempat yang mudah dilihat. Papan nama kegiatan
tersebut memakai bahan dari kayu ,sekurang kurangnya mencantumkan
keterangan kegiatan seperti

Nama Kegiatan :
Nama Pekerjaan :
Lokasi Kegiatan :
No dan Tgl Kontrak :
Pelaksana :
Nilai Kontrak :
Masa Pelaksanaan :

4.1 TANDA RAMBU PERINGATAN


Pemborong harus menyediakan tanda - tanda rambu adanya pelaksanaan
pekerjaan untuk keselamatan dan lancarnya lalu lintas, tanda atau rambu tersebut di
buat dengan tulisan dan gambar yang jelas.

7
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
Pasal 2
PEKERJAAN SEMENISASI

2.1 BEGISTING
PEKERJAAN BEKISTING JALAN SEMENISASI
1) Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
2) Bekisting harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama
pengecoran dilakukan.
3) Bekisting harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran-
kotoran (tahi gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum
pengecoran dilakukan. Dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan
beton.
4) Pekerjaan Pembongkaran Bekisting, Pembongkaran Bekisting hanya boleh
dilakukan dengan ijin dari Direksi. Setelah bekisting dibuka, tidak dijinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari
Direksi.

2.2 PEKERJAAN COR BETON Beton Camp. 1Pc : 2Ps : 3Kr


(UNTUK SEMENISASI)

1) UMUM
a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan
beton sesuai dengan persyaratan dan sesuai dengan tebal, lebar, dan
panjang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja dimana
pekerjaan beton akan ditempatkan, termasuk pembongkaran dari setiap
beton yang harus dibongkar dan tindakan lain untuk mempertahankan agar
beton tetap kering, dan urugan kembali disekeliling struktur dengan urugan
tanah yang dipadatkan.
c) Syarat dari PBI NI 2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua
pekerjaan beton yangdilaksanakan dalam kontrak ini, kecuali bila terdapat
pertentangan dengan syarat dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini syarat dari
Spesifikasi harus dipakai.
d) Kontraktor harus mengirim contoh dari seluruh material yang hendak
digunakan untuk mendapatkan persetujuan pemakaian dari direksi teknik,
disertai dengan permohonan tertulis.

8
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
2) BAHAN - BAHAN
a) Semen
• Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah semen
portlant type I, yang memenuhi persyaratan NI.2 /1971.
• Terkecuali diizinkan oleh direksi teknik, hanya satu produk merk
yang dapat digunakan dalam proyek ini.
b) Air
Air yang digunakan dalam campuran dan perawatan atau pemakaian
diusahakan air yang bersih dan bebas dari benda yang mengandung
seperti minyak, garam, lumpur dan lain-lain sesuai dengan persyarata
NI.2/1971.
c) Kerikil dan Pasir ( Aggregats )
Kerikil dan pasir yang digunakan harus bersih dari unsur-unsur organik,
seperti sampah, kayu-kayu, lumpur serta bahan organik lainnya sesuai
dengan persyaratan NI.2/1971, tidak mudah hancur dan tidak pouros.
Koral ( krikil ) dan batu pecah ( Aggregat ) mempunyai ukuran lebih 38 mm
harus mendapatkan persetujuan pengawas.

3) PENCAMPURAN / ADUKAN BETON


 Adukan beton harus memenuhi syarat Peraturan Beton Indonesia
NI.2/1971

 Rencana Campuran
Proporsi bahan-bahan dan berat takaran ditentukan dengan menggunakan
metoda yang dirinci dalam BS CP 114 dan batas-batas yang diberikan
dalam Tabel 3.1. (3).a.

Kelas Beton Perbandingan Kadar


Maksimum Semen
Air/Semen (kg/m3 dari
(berdasarkan campuran)
Berat) Minimum
K-400/37 350
K-400/25 0,45 370
K-400/19 400
K-350/37 315
K-350/25 0,45 335
K-350/19 365
K-250/37 290

9
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I

K-250/25 0,50 310


K-250/19 340
K-225 0,50 340
K-175 0,57 220
K-125 0,60 220
BO 0,65 180
Catatan : Angka /37, /35, /19 menunjukan ukuran agregat maksimum

 Campuran Percobaan
Kontraktor harus menentukan proporsi campuran dan bahan-bahan yang
diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan dengan
kehadiran Direksi Teknik/Konsultan Pengawas, dengan menggunakan jenis
instruksi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk
pekerjaan. Campuran percobaan harus dianggap dapat diterima asal
memenuhi semua persyaratan sifat campuran yang dirinci dalam Pasal
3.1.(3).c. dibawah.

 Persyaratan Sifat Campuran


1) Semua beton yang digunakan harus memenuhi persyaratan kekuatan
dan ‘slump’ yang dirinci dalam Tabel 3.1.(3).c., atau disetujui oleh
Direksi Teknik/Konsultan Pengawas, bila diambil contoh, dirawat dan
diuji sesuai dengan AASHTO T 141, T 23, T 126 dan T 22.

Tabel 3.1.(3).c. Persyaratan Sifat Campuran

Kelas Kekuatan Karakteristik (kg/cm2) Slump (mm) *)


Beton
Contoh Kubus 15 Contoh Silinder
cm
15 x 30 cm

7 hr 28 hr 7 hr 28 hr Digetarkan Tidak
Digetarkan

K-400 285 400 240 330 20-50 -

K-350 250 350 210 290 20-50 -

K-250 180 250 150 210 20-50 -

K-225 150 225 125 190 20-50 -

K-175 115 175 95 145 30-60 50-80

K-125 85 125 70 105 30-60 50-80

10
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
BO - - - - - -

Catatan : *) Dalam hal ini dipakai pompa beton untuk menaruh beton, slump dari beton dapat
berada diantara 75-25 (mm)

2) Bila Kontraktor bermaksud menggunakan satuan beton pracetak buatan


pabrik, maka campuran percobaan boleh ditiadakan dengan syarat
bahwa diberikan bukti untuk memuaskan Direksi Teknik/Konsultan
Pengawas, bahwa pabrik secara teratur menghasilkan beton yang
mengikuti Spesifikasi. Bukti tersebut harus memuat perincian dari
proporsi campuran, perbandingan air-semen, “Slump” dan kekuatan
yang diperoleh pada 28 hari.

3) Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump pada umumnya tidak


ditempatkan pada pekerjaan, kecuali bahwa Direksi Teknik/Konsultan
Pengawas dalam beberapa hal boleh menyetujui penggunaan yang
terbatas dari sejumlah kecil beton tersebut dalam beberapa bagian
pekerjaan tertentu yang sedikit dibebani Sifat mudah dilaksanakan dan
susunan campuran harus sedemikian rupa hingga pada pembongkaran
acuan menghasilkan suatu permukaan yang halus, rata dan padat.

4) Contoh yang diuji kuat tekannya harus diuji di laboratorium yang


dilengkapi secara layak dan disetujui oleb Direksi Teknik/Konsultan
Pengawas. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengangkut
contoh pengujian dari tempat kerja ke laboratorium dan harus
mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah kerusakan terhadap
contoh selama penanganan, pengangkutan dan penyimpanan.

5) Bila hasil pengujian 7 hari kekuatan beton di bawah yang dirinci dalam
tabel 5.1.(3).c., maka Kontraktor tidak boleh mengecor beton
selanjutnya hingga penyebab dari hasil yang rendah tersebut telah
diketahui dengan pasti dan sampai diambil langkah-langkah untuk
menjamin produksi beton memenuhi spesifikasi hingga memuaskan
Direksi Teknik/Konsultan Pengawas.

6) Direksi Teknik/Konsultan Pengawas dapat juga menunda pekerjaan


dan/atau memerintahkan Kontraktor untuk mengambil tindakan
perbaikan guna meningkatkan kualitas campuran atas dasar hasil
pengujian kuat tekan 3 hari. Dalam keadaan demikian, Kontraktor harus
segera menghentikan pengecoran beton tersebut, tetapi dapat memilih
untuk menunggu sampai hasil pengujian 7 hari tersedia sebelum
melaksanakan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut Direksi
Teknik/Konsultan Pengawas akan meninjau kembali kedua hasil

11
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
pengujian 3 hari dan 7 hari, dan dapat segera memerintahkan
pelaksanaan tindakan perbaikan yang dipandang perlu.

7) Kekuatan karakteristik berbagai kelas beton ditentukan berdasarkan


serangkaian hasil pengujian tekan yang ada contoh pengujian yang
diambil dari contoh-contoh yang sama.

8) Kekuatan karakteristik beton diperoleh sebagai suatu fungsi dari nilai


percobaan kekuatan rata-rata, jumlah pengujian dilaksanakan dan
pemencaran dari hasil-hasil dengan menggunakan rumus berikut :

fc = fav – ks = kekuatan beton yang sebenarnya

"
∑ ∫i
Dimana ∫ av = i=l = kekuatan percobaan rata - rata
n

" (∫ i - ∫ av )2
S= ∑ = penyimpanan standar
i=l n −1

fl = kuat tekan contoh


n = jumlah contoh yang diuji
k = angka koefisien yang memperkirakan nilai-nilai yang terlihat dalam tabel
berikut

N 4 6 8 10 12 14 16

K 1.17 0.83 0.67 0.58 0.52 0.48 0.44

Untuk maksud-maksud pemenuhan :

 Kekuatan rata-rata yang ditentukan dari setiap kelompok hasil pengujian yang
harus melampaui kekuatan karakteristik yang ditetapkan dengan tidak melebihi
dari 5 N / mm2.
 (iiSetiap hasil pengujian harus lebih besar dari. 90 % dari kekuatan karakteristik
yang ditetapkan.

9) Perbaikan pekerjaan beton yang kurang memuaskan termasuk


pembongkaran dan penggantian seluruh beton harus didasarkan hanya
pada hasil kuat tekan 3 hari kecuali Kontraktor dan Direksi
Teknik/Konsultan Pengawas menyetujui bersama pembetulan tersebut.

 Penyesuaian campuran

12
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
1) Bila sifat mudah dikerjakan dari beton tidak dapat diperoleh dengan
proporsi semula direncanakan oleh Direksi Teknik/Konsutan Pengawas,
maka ia akan membuat perubahan berat agregat sebagaimana
diperlukan, asalkan dalam hal bagaimanapun kadar semen yang
direncanakan semula tidak diubah, juga tidak pada perbandingan
air/semen yang ditetapkan dengan pengujian kuat tekan yang
mengakibatkan kekuatan yang memadai harus ditingkatkan.

2) Pengadukan beton yang sudah dicampur dengan menambahkan air


atau dengan cara lain tidak akan diperbolehkan. Zat campuran untuk
meningkatkan sifat mudah dikerjakan hanya akan diizinkan jika
ditemukan secara terinci dalam kontrak.

3) Jika beton tersebut tidak mencapai kekuatan yang ditetapkan atau


disetujui, maka kadar semen harus ditingkatkan sebagaimana diarahkan
oleh Direksi Teknik/Konsultan Pengawas.

4) Tidak ada perubahan pada sumber atau sifat bahan-bahan akan dibuat
tanpa pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik/Konsultan
Pengawas, dan tidak ada bahan-bahan baru akan digunakan sampai
Direksi Teknik/ Konsultan Pengawas telah menerima bahan-bahan
tersebut secara tertulis dan telah merencanakan proporsi baru
berdasarkan pada pengujian pada campuran percobaan baru yang
dilaksanakan oleh Kontraktor.

 Penakaran Agregat
1) Semua beton harus ditakar berdasarkan berat. Jika digunakan semen
kantung, maka jumlah penakaran harus sedemikian hingga jumlah
semen yang diperlukan adalah sama dengan satu kantung semen utuh
atau lebih. Agregat harus diukur secara terpisah berdasarkan berat.
Ukuran setiap penakaran tidak akan melebihi kapasitas kecepatan alat
pencampur.

2) Mesin pencampur harus dilengkapi dengan penampungan air yang


memadai dan suatu alat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air
secara otomatis dalam setiap penakaran.

3) Mesin pencampur harus terlebih dahulu diisi dengan agregat dan semen
yang telah ditakar, dan kemudian mesin pencampur dijalankan sebelum
ditambahkan air.

13
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
4) Waktu pencampuran harus diukur dari saat air mulai dimasukkan
kedalam bahan-bahan campuran kering. Semua air pencampuran baru
dimasukkan sebelum ¼ waktu pencampuran berlalu. Waktu
pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ meter kubik atau kurang
harus, 1,5 menit, untuk mesin yang lebih besar, maka waktu harus
ditingkatkan 15 detik untuk setiap penambahan 0,5 m3 dalam ukuran.

5) Dimana tidak mungkin untuk menggunakan mesin pencampuran maka


Direksi Teknik/Konsultan Pengawas, boleh menyetujui pencampuran
beton dengan tenaga manusia, sedekat mungkin dengan tempat
pengecoran. Penggunaan pencampuran beton dengan tenaga manusia
harus diatasi pada beton non struktural.

4) PENGUJIAN MUTU BETON


Pengujian mutu beton pada setiap adukan beton yang dibuat dengan catakan
kubus beton sesuai dengan syarat dan ketantuan PBI NI.2/1971, semua biaya
pembuatan dan percobaan menjadi tanggung jawab pemborong. Laporan hasil
percobaan diserahkan kepada pengawas segera setelah selesai percobaan.

5) PENGECORAN
a) Pengecoran baru dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
direksi teknik.
b) Pengecoran beton harus dilanjukan tanpa berhenti sampai sambungan
konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
c) Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi
(pemisahan) partikel kasar dan halus dari campuran.
d) Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggin 1,5 m atau
lebih
e) Permukaan beton yang akan disambung dengan beton baru harus
dikasarkan, harus bebas dari material lepas dan harus dibasahi dengan
air sebelum beton baru dituangkan. Sebelum beton baru dituangkan,
permukaan bidang kontak tersebut harus diberi adukan semen cair atau
bahan aditif tertentu yang disetujui direksi teknis.
f) Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi
penguapan cepat. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya
hujan harus diperhatikan.

6) BETON
a) Beton yang digunakan beton Beton Camp. 1Pc : 2Ps : 3Kr
b) Pekerjaan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
Pengecoran baru dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
direksi teknik.

14
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
c) Pengecoran beton harus dilanjukan tanpa berhenti sampai sambungan
konstruksi yang telah disetujui bersama atau sampai pekerjaan selesai.
d) Permukaan beton yang selesai dicor harus dilakukan trowel finish (disapu)
untuk mencegah permukaan yang di beton licin ketika kering dan untuk
memperkuat ikatan sosotan aspal diatasnya.

7) PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON ( CURING )


 Beton harus dilindungi selama proses pengerasan terhadap matahari,
pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis
atau pengeringan sebelum waktunya
 Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah minimal 14
hari dengan penyemprotan air pada permukaan beton tersebut

2.5 PERATURAN DAN SYARAT YANG DIGUNAKAN


 Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan Peraturan Beton Indonesia
NI.2/1971, Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI.3/1965,
Peraturan Semen Portland Indonesia NI.8/1972 dan peraturan lainnya yang
berlaku dan dipersyaratkan di Indonesia.
 Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor pada
setiap waktu, kelalaian pengawas dalam kontrol pekerjaan dilaksanakan
pemborong, tidak berarti pemborong lepas dari tanggung jawab.
 Pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi dan gambar instruksi dari pengawas
dapat diperbaiki atau di bongkar dan semua biaya dan tanggung jawab di
limpahkan kepada pemborong.

2.6 PEKERJAAN AKHIR DAN LAIN - LAIN


 Dokumentasi dan pelaporan

Foto dokumentasi diambil sejalan dengan kemajuan pekerjaan dilapangan mulai 0 %


( Persen ) sampai dengan 100 % ( Persen ) sebagai bukti ontentik dalam pelaporan
kemajuan pekerjaan.

 Pelaporan yang dibuat adalah laporan harian, mingguan, bulanan, back up data
mutual chek ( MC ) 0 %, 50 %, 100 %, shop drawing, asbuilt drawing dan
month certificate.

 Pembersihan Akhir
Pembersihan lokasi pekerjaan dilakukan setelah serah terima pekerjaan
pertama, semua sisa material da bongkaran harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan,
memperbaiki bangunan yang rusak diakibatkan efek dari pekerjaan tersebut.

 Pekerjaan lain-lain ( tambahan )

15
Spesifikasi Teknis| Pem bangunan dan Pengem bangan Kaw asan Perm uk im an Perdesaan Tanjung Buk a Tahap I I
Pekerjaan yang belum tertuang dalam spesifikasi teknis ini bisa dilihat pada
gambar kerja atau dapat ditanyakan langsung kepada pelaksana lapangan, pemilik,
yang ditunjuk untuk diputuskan kemudian. Segala sesuatu yang tercantum dalam
bestek ini tetapi tidak ada dalam gambar atau sebaliknya, maka pekerjaan harus
dilaksanakan mengikuti salah satu dari ketentuan tersebut yang sufatnya
mendukung/memperkuat konstruksi.

16

Anda mungkin juga menyukai