Komunitas PDF
Komunitas PDF
(SAP)
A. Capaian pembelajaran
1. Puskesmas Terakreditasi
a. Menjelaskan pengertian puskesmas terakreditasi
b. Menjelaskan tingkatan akreditasi puskesmas
c. Menjelaskan indicator penilaian dalam puskesmas akreditasi
d. Menjelaskan alur pelaksanaan akreditasi puskesmas
e. Menjelaskan tujuan akreditasi puskesmas
f. Menganalisis kegiatan akreditasi puskesmas
3. Desa Siaga
a. Menjelaskan pengertian desa siaga
b. Menjelaskan tujuan desa siaga
c. Menjelaskan indicator desa siaga
d. Menjelaskan tingkatan desa siaga
e. Menjelaskan peranan setiap elemen dalam desa siaga
f. Menjelaskan kegiatan desa siaga
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 2
forum diskusi dan
menyimpulkan hasil diskusi
Mahasiswa lain menyimak,
melakukan penilaian,
mengajukan pertanyaan,
berdiskusi
Penutup Menyimpulkan hasil Mahasiswa mendiskusikan - 25
pembelajaran , melakukan menyimak, dan menjawab
klarifikasi mengenai akan kasus yang dilontarkan
paparan dan hasil diskusi. pengajar berdasarkan
pemahamannya mengenai
Memberikan materi yang telah didapatkan
brainstoarming keadaan di
Indonesia mengenai Desa
siaga dan PHBS.
C. Evaluasi :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan puskesmas terakreditasi?
2. Jelaskan indicator penilaian puskesmas terakreditasi?
3. Jelaskan tujuan pelaksanaan akreditasi puskesmas?
4. Jelaskan hasil penilaian akreditasi puskesmas?
5. Jelaskan proses akreditasi puskesmas?
6. Jelaskan pengertian dari JKN
7. Bagaimana proses pengajuan JKN?
8. Perbedaan Antara JKN dengan KIS?
9. Tujuan JKN?
10. Jelaskan indicator desa siaga?
11. Jelaskan tujuan desa siaga?
12. Jelaskan 4 tingkatan desa saga?
13. Jelaskan indicator PHBS secara umum?
14. Sebutkan indicator PHBS di lingkungan rumah, sekolah, temat bekerja dan tempat umum?
D. Reverensi
1. Madolan A. Akreditasi Puskesmas. 2016.
2. RI Kk. Instrumen AKreditasi puskesmas. In: kesehatan djbu, editor. jakarta: kemenkess RI;
2014.
3. Rudy. Penilaian Akreditasi oleh Surveyor dalam Akreditasi PUSKESMAS. 2016.
4. RI kk. Buku Pegangan sosialisasi jaminan kesehatan nasional (JKN) dalam sistem jaminan
sosial Nasional. In: kesehatan, editor. jakarta: kementerian kesehatan RI; 2012.
5. Jaminan Kesehatan Nasional [database on the Internet]. TNP2K. 2014.
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 3
6. Jaminan Kesehatan Masyarakat untuk Indonesia lebih sehat [database on the Internet].
kementerian kesehatan RI. 2016.
7. RI kk. pedoman umum pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. In: RI kk, editor.
jakarta: kementrian kesehatan RI; 2010.
8. Fisher E, Helendra, Amri E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan
Status Gizi Balita Di Desa Sioban Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal STKIP PGRI.
2012:10.
(Bayu Irianti)
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 4
HAND OUT
Mata kuliah : Asuhan Kebidanan Komunitas
Topik : Pengelolaan program KIA-KB dan program pengembangan pemerintah di
Komunitas
Sub topik : Puskesmas terakreditas, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), Desa Siaga,
PHBS
Penempatan : semester 4
Beban Studi : 4 SKS
Dosen : Bayu Irianti, SST., M.Keb
Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Puskesmas Terakreditasi
a. Menjelaskan pengertian puskesmas terakreditasi
b. Menjelaskan tingkatan akreditasi puskesmas
c. Menjelaskan indicator penilaian dalam puskesmas akreditasi
d. Menjelaskan alur pelaksanaan akreditasi puskesmas
e. Menjelaskan tujuan akreditasi puskesmas
f. Menganalisis kegiatan akreditasi puskesmas
3. Desa Siaga
a. Menjelaskan pengertian desa siaga
b. Menjelaskan tujuan desa siaga
c. Menjelaskan indicator desa siaga
d. Menjelaskan tingkatan desa siaga
e. Menjelaskan peranan setiap elemen dalam desa siaga
f. Menjelaskan kegiatan desa siaga
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 5
4. Prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
a. Menjelaskan pengertian PHBS
b. Menjelaskan tujuan PHBS
c. Menjelaskan tatanan PHBS
d. Menjelakan indicator PHBS
Referensi
1. Madolan A. Akreditasi Puskesmas. 2016.
2. RI Kk. Instrumen AKreditasi puskesmas. In: kesehatan djbu, editor. jakarta: kemenkess RI;
2014.
3. Rudy. Penilaian Akreditasi oleh Surveyor dalam Akreditasi PUSKESMAS. 2016.
4. RI kk. Buku Pegangan sosialisasi jaminan kesehatan nasional (JKN) dalam sistem jaminan sosial
Nasional. In: kesehatan, editor. jakarta: kementerian kesehatan RI; 2012.
5. Jaminan Kesehatan Nasional [database on the Internet]. TNP2K. 2014.
6. Jaminan Kesehatan Masyarakat untuk Indonesia lebih sehat [database on the Internet].
kementerian kesehatan RI. 2016.
7. RI kk. pedoman umum pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif. In: RI kk, editor. jakarta:
kementrian kesehatan RI; 2010.
8. Fisher E, Helendra, Amri E. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status
Gizi Balita Di Desa Sioban Kabupaten Kepulauan Mentawai. Jurnal STKIP PGRI. 2012:10.
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 6
PENGELOLAAN PROGRAM KIA-KB DAN PROGRAM PENGEMBANGAN
PEMERINTAH DI KOMUNITAS
PUSKESMAS TERAKREDITASI
1. Pendahuluan
Indeks pembangun manusia suatu Negara salah satunya di nilai dari tingkat
kesejahteraan masyarakat dalam hal kesehatan. Kesehatan masyarakat tidak dapat terpenuhi
secara optimal tanpa adanya kerjasama yang baik Antara pemerintah, regulasi, tenaga
kesehatan dan masyarakat itu sendiri. Kualitas layanan erat kaitannya dengan tingkat
kepuasaan masyarakat serta pemilihan masyarakat akan instansi kesehatan sebagai rujukan
awal saat mengalami masalah kesehatan.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan adalah dengan
memperbaiki keadaan fasilitas kesehatan, salah satunya puskesmas sebagai pusat kesehatan
primer di masyarakat. Puskesmas merupakan unit kesehatan pertama di masyarakat yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan kegiatan utama berupa promotif dan
preventif yang berada di wilayah kecamatan sebagai unit pembangunan dan pembinaan
kesehatan masyarakat.
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 7
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 24;
i. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193;
j. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN Tahun
2015 – 2019
k. Peraturan Menteri Kesehatan No 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang Izin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
l. Peraturan Menteri Kesehatan No 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada
Jaminan Kesehatan Nasional;
m. Peraturan Menteri Kesehatan No 9 tahun 2014 tentang Klinik;
n. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
o. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2015 tentang Renstra Kementerian
Kesehatan Tahun 2015 – 2019
5. Alur akreditasi 1
Jika kita telusuri, maka terdapat 4 komponen dalam akreditasi, yaitu:
a. Puskesmas
Puskesmas sebagai unit yang akan dilakukan penilaian memiliki tugas yaitu menyiapkan
dokumen dan keadaan puskesmas sesuai dokumen untuk dilakukan penilain.
Pembentukan tim ditetapkan oleh puskesmas dan bertanggungjawab penuh hingga proses
akreditasi berakhir.
b. Dinas kesehatan kota/kabupaten
Sebagai pendamping akreditasi, dinas memiliki tugas memberikan arahan, pelatihan
dalam proses akreditasi.
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 8
c. Dinas kesehatan provinsi
Sebagai fasilitator dan perifikasi sebelum dokumen siap diajukan pada komite akreditasi.
d. Komite akreditasi tim surveyor
Melakukan penilaian berdasarkan indicator yang telah ditetapkan. Tim surveyor bekerja
secara indpenden sehingga tidak diikat oleh kepentingan dan dapat memberikan
penilaian secara objektif.
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 9
4) Bab VIupaya kesehatan masyarakat yang berorientai sasaran (UKMBS) meliputi,
standar kebuuhan dakan upaya kesehatan masyarakat, standar akses masyarakat dan
sasaran kegiatan terhadap kegiatan upaya kesehatan masyarakat, stadar kepala puskesmas
dan penanggungjawab UKM puskesmas melakukan evaluasi terhadap kinerja
pelaksanaan kegiatan UKM puskesmas dalam mencapaian tujuan dan memenuhi
kebutuhan dan harapan masyarakat/sasaran
5) Bab Vkepemimpinan dan manajemen upaya kesehatan masyarakat, meliputi standar
tanggungjawab pengelola UKM puskesmas, standar perencanaan kegiatan UKM
puskesmas, standar pengorganisasnia upaya kesehatan masyarakat, standar komunikasi
dan koordinasi, standar kebijakan dan prosedur pengelolaan, standar akuntabilitas
pengelolaan dan pelaksanaan UKM puskesmas, standar hak dan kewajiban sasaran.
6) Bab VI sasaran kinerja dan MDG’s (SKM) meliputi, standar perbaikan kinerja masing-
masing UKM puskesmas konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan tujuan puskesmas,
dipahami dan dilaksanakan oleh kepala puskesmas, penanggungjawab UKM puskesmas
dan pelaksanaan yang ditujukan dalam sikap kepemimpinan.
7) Bab VII layanan klinis yang berorientasi pasien (LKBP) yang meliputi, standar proses
pendaftaran pasien, pengkajian, keputusan layanan klinis, rencana layanan klinis, rencana
rujukan klinis, pelaksanaan layanan, pelayanan anastesi local, sedasi dan pembedahan,
penyuluhan/pendidikan kesehatan dan konseling kepada pasien dan keluarga, standar
makanan dan terapi nutrisi, pemulangan dan tindak lanjut
8) Bab VIIIManagemen penunjang layanan klinis (MPLK) meliputi standar pelayanan
laboratorium tersedianya tepat waktu untuk memenuhi keutuhan pengkajian pasien serta
mematuhi standar hokum dan peraturan yang berlaku, standar obat yang tersedia dikelola
secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien, standar pelayanan radio diagnostik
disediakan sesuai kebutuhan pasien, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang kompeten
dan mematuhi persyaratan perundangan yang berlaku, standar kebutuhan data dan
informasi asuhan bagi petugas kesehatan pengelola sarana dan pihak terkait di luar
organisasi dapat dipenuhi melalui proses yang baku, standar lingkungan pelayana
mematuhi persyaratan hokum regulasi dan perijinan yang berlaku, peralatan dikelola
dengan tepat, terdapat proses rekrutmen retensi pengembangan dan pendidikan
berkelajutan tenaga klinis yang baku.
9) Bab IX peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien (PMKP), meliputi: standar
perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu layana klinis dan keselamatan menjadi
tanggung jawab tenaga yang bekerja di pelayana klinis, standar mutu layanan klinis dan
keselamatan dipahami dan didefinisikan dengan baik oleh semua pihak yang
berkepentingan, standar mutu layaan klinis dan keselamatan dipahami dan didefinisikan
denagn baik oleh semua pihak yang berkepentingan, standar layanan klinis dan sasaran
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 10
keseamatan pasien diukur dikumpulkan dan dievaluasi dengan tepat, perbaikan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien diupayakan, dievaluasi dan dikomunikasikan.
1. Pendahuluan
Kesehatan merupakan hak bagi seluruh warga Indonesia, dan Negara menjamin hak
setiap warga Negara untuk mencapai kesejahteraan di bawah payung hokum tertinggi yaitu
undang-undang dasar Negara Indonesia. JKN atau jaminan kesehatan nasional, merupakan
salah satu dukungan pemerintah untuk mencapai peringatan derajat kesehatan yang
paripurna. Dengan adanya JKN masyarakat secara tidak langsung mendapatkan jaminan akan
kesehatannya, sehingga memudahkan dalam mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan.
JKN mulai digalakan di Indonesia pada tahun 2011 oleh badan penyelenggara jaminan
sosial (BPJS) yang merupakan badan independent yang bertugas mengelola dana JKN
Indonesia. BPJS melebur jaminan kesehatan yang sebelumnya marak di Indonesia dan
dikelola secara terpisah seperti askes, ASBRI, jamsostek dan taspen.
2. Pengertian JKN
Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh
manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya
dibayar oleh pemerintah. Pemerintah memahami bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 11
Indonesia yang masih terbilang menengah, sehingga masih terdapat masyarakat yang tidak
dapat memperoleh akses kesehatan karena permasalahan ekonomi, maka pemerintah
memberikan bantuan jaminan kesehatan pada masyarakat kurang mampu yaitu dengan
mengeluarkan KIS atau kartu Indonesia Sehat. KIS hingga saat ini masih menimbulkan
kontroversi selain karena latar belakang dikeluarkannya KIS, juga karena sistem yang
terbangun belum tertata dengan baik, sehingga tak jarang KIS tidak dapat digunakan atau
mendapatkan hambatan. Namun mulai tahun 2017 pengelolaan KIS akan diperbaiki dengan
satu badan pengelola aitu BPJS sebagai badan pengelola JKN.
Terdapat dua JKN sebagai program pemerintah yaitu JKN yang dikenal oleh awam sebagai
BPJS dan KIS-kartu Indonesia Sehat. Perbedaan di Antara keduanya adalah:
a. KIS merupakan jaminan kesehatan yang diperuntukkan bagi masyarakat yang tidak
mampu, sedangkan JKN adalah jaminan kesehatan yang diwajibkan pada seluruh warga
Negara Indonesia kecuali pemilik KIS.
b. Pemakaian KIS dapat dilakukan di mana saja, baik di klinik, puskesmas atau di rumah
sakit mana pun yang ada di Indonesia. Sedangkan pemakaian JKN hanya berlaku diklinik
atau puskesmas yang telah didaftarkan (bermitra)
c. KIS dapat digunakan tidak hanya untuk pengobatan saja, tetapi juga dapat digunakan
untuk melakukan pencegahan. Sedangkan penggunaan JKN hanya dapat digunakan jika
kondisi kesehatan peserta sudah benar-benar sakit atau harus dirawat.
d. KIS merupakan jenis jaminan kesehatan yang mendapatkan subsidi dari pemerintah
(Rp.0), sedangkan pengguna JKN diwajibkan untuk membayar iuran setiap bulannya
dengan jumlah yang telah ditentukan (premi kelas I Rp. 59.500/orang, kelas II
Rp.42.500/orang, kelas III Rp. 25.500/orang setiap bulannya) jika terjadi keterlambatan
pembayaan, maka dikenakan denda administrative sebesar 2% dari besar premi yang
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 12
dibayarkan (lebih dari 3 bulan keterlambatan maka kepesertaan akan di non aktifkan
secara otomatis oleh BPJS).
7. Prinsip JKN
JKN memiliki prinsip diantaranya kegotongroyongan (sistem saling membantu), non profit
(nirlaba), keterbukaan, hati-hati, akuntabilitas, efisiensi dan efektif; portabilitas
(berkelanjutan), kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, pengelolaan dana JKN untuk
kebermanfaatan bersama.
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 13
2011).Terdapat dua jenis BPJS yaitu kesehatan (untuk kesehatan) dan BPJS ketenagakerjaan
(keselamatan kerja, hari tua).
9. Pelayanan JKN
Terdapat 2 layanan JKN yaitu layanan kesehatan (medis sebagai upaya kuratif) dan akomodasi
(ambulan-non medis). Selain itu JKN mengcover pelayananpromotif dan preventif
(penyuluhan kesehatan, imunisasi dasar, KB, skrining kesehatan dasar)
DESA SIAGA 7
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 14
g. Adanya upaya keluarga sadar gizi (kadarzi)
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 15
6. Kegiatan desa siaga
a. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan
dicatat dalam kartu sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi tersebut akan
direkapitulasi dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta tersebut dipaparkan di
poskesdes.
b. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melal ui survei
mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui SMD, desa
siaga menentukan prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD, desa siaga
menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai target
tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran.
c. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa siaga, masyarakat dihimbau
memberikan kontribusi dana sesuai dengan kemampuannya. Dana yang terkumpul
bisa dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional poskesdes. Desa siaga juga
bisa mengembangkan kegiatan peningkatan pendapatan, misalnya dengan koperasi
desa. Mobilisasi sumber daya masyarakat sangat penting agar desa siaga berkelanjutan
(sustainable).
d. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang efektif
mengatasi masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar penentuan kegiatan
tersebut adalah pedoman standar yang sudah ada untuk program tertentu, seperti
malaria, TBC dan lain-lain. Dalam mengembangkan kegiatan khusus ini, pengurus
desa siaga dibantu oleh fasilitator dan pihak puskesmas.
e. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai bagian
dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu Kesehatan Keluarga
untuk diisi sesuai dengan keadaan dalam keluarga tersebut. Kemudian pengurus desa
siaga atau kader secara berkala mengumpulkan data dari Kartu Kesehatan Keluarga
untuk dimasukkan dalam peta desa.
f. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant) setiap
tahun dari DHS-2 guna mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai dengan proposal
yang diajukan dan proposal tersebut sebelumnya sudah direview oleh Dewan
Kesehatan Desa, kepala desa, fasilitator dan Puskesmas. Untuk menjaga transparansi
dan akuntabilitas, penggunaan dana tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai
dengan pedoman yang ada.
g. Program lain.
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 16
PRILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT 8
1. Pendahuluan
Sehat merupakan keadaan paripurna yang dimiliki oleh seseorang sehingga tetap mampu
melaksanakan perannya baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Kesehatan seseorang tidak
dapat terjaga dengan baik tanpa perilaku kesehatan yang baik. Individu sebagai lingkup
terkecil dari masyarakat memegang peranan penting untuk membangun pola perilaku positif
dalam kesehatan. Kebiasaan yang tertanam baik pada individu akan membentuk pola positif
kesehatan pada keluarga sebagai unit terkecil masyarakat, dan lambat laun pola akan menular
dan membangun masyarakat yang sehat.
2.Pengertian PHBS
Perilaku hidup bersih dah sehat atau PHBS merupakan perwujudan dari kebiasaan kesehatan
yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan yang dilakukan oleh individu
atau keluarga dalam bidang kesehatan sehingga terbangun keadaan masyarakat yang sehat.
3.Tujuan PHBS
Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan kemauan
masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan yang optimal di
masyarakat, baik dalam tatanan rumah tangga, lingkungan sekolah, tempat bekerja, maupun
lingkungan umum.
4. Tatanan PHBS
Terdapat 5 program utama PHBS yaitu:
1) Kesehatan Ibu Dan Anak
2) Gizi
3) Kesehatan Lingkungan
4) Gaya Hidup
5) JKN
5. Indicator PHBS
Adapun yang menjadi indicator PHBS secara umum adalah:
1. lbu hamil memeriksakan kehamilannya.
2. Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan.
3. Pasangan usia subur (PUS) memakai alat KB.
4. Balita ditimbang.
5. Penduduk sarapan pagi sebelum melakukan aktifitas.
6. Bayi di imunisasi lengkap.
7. Penduduk minum air bersih yang masak.
8. Penduduk mengajukan jamban sehat.
9. Penduduk mencuci tangan pakai sabun.
10. Penduduk menggosok gigi sebelum tidur.
11. Penduduk tidak menggunakan napza.
12. Penduduk mempunyai Askes/ tabungan/ uang/ emas.
13. Penduduk wamta memeriksakan kesehatan secara berkala SADARI (Pemeriksaan
Payudara Sendiri).
14. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala seperti pengukuran TD untuk
mengukur hipertensi.
15. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Pap Smear.
16. Perilaku seksual dan indikator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah kesehatan
yang ada di daerah.
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 18
DAFTAR PUSTAKA
Evaluasi
a. Jelaskan yang dimaksud dengan puskesmas terakreditasi?
b. Jelaskan indicator penilaian puskesmas terakreditasi?
c. Jelaskan tujuan pelaksanaan akreditasi puskesmas?
d. Jelaskan hasil penilaian akreditasi puskesmas?
e. Jelaskan proses akreditasi puskesmas?
f. Jelaskan pengertian dari JKN
g. Bagaimana proses pengajuan JKN?
h. Perbedaan Antara JKN dengan KIS?
i. Tujuan JKN?
j. Jelaskan indicator desa siaga?
k. Jelaskan tujuan desa siaga
l. Jelaskan 4 tingkatan desa saga?
m. Jelaskan indicator PHBS secara umum?
n. Sebutkan indicator PHBS di lingkungan rumah, sekolah, tempat bekerja dan tempat umum?
Bayu Irianti-Komunitas| P a g e 19