182-Article Text-366-1-10-20161107
182-Article Text-366-1-10-20161107
ISSN 2354-5682 19
Management Program
STIE-IBEK Bangka Belitung
Pangkal Pinang, Indonesia
e.jurnal@stie-ibek.ac.id
Abstract The background of this thesis which describes the problems Inflasi merupakan salah satu faktor yang diduga
of macro-economic conditions in Indonesia which is reflected in poor berpengaruh terhadap kemiskinan, inflasi secara umum
conditions. The purpose of this thesis to determine the effect of berarti suatu keadaan dalam perekonomian di mana terjadi
Inflation, Economic Growth and Unemployment Rate on Poverty in
kenaikan harga-harga secara umum. Inflasi memiliki dampak
Indonesia. Processing data using multiple regression analysis and
hypothesis testing using T test statistics and statistical F test with positif dan negatif tergantung pada parah atau tidaknya
significant level of 5 %, the coefficient of determination R2 and tingkat inflasi tersebut. Jika inflasi itu ringan, mempunyai
multicolinierities test was used to test the feasib ility of this study. The pengaruh yang positif dimana dapat mendorong
regression equation for Poverty = 9.161712 + 4.825615 Inflation - perekonomian leb ih baik yaitu meningkatkan pendapatan
1.00247 Economic Growth+1.31749 Unemployment Rate. Statistical nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja,
analysis proved the overall hypothesis (testF) can be seen that menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya dalam
inflation, economic growth, and the unemployment rate have a masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi inflasi tak
significant effect on Poverty with significance level of 0.000029. terkendali, keadaan perekonomian menjadi kacau dan
Partially using T test proved that inflation no significant effect on
perekonomian dirasakan lesu. Ini merupakan salah satu
Poverty, Economic Growth and significant negative effect on Poverty
and Unemployment Rate positive and significant impact on poverty.
alasan penting yang menyebabkan masalah inflasi perlu
With the R2 value of each variable of the model relationship dihindari. Disamping itu inflasi perlu pula di hindari oleh
0.874800, 87.48 % proves that poverty can be explained by the karena ia dapat menimbulkan berbagai akibat buruk ke dalam
variable Inflation, Economic Growth and Unemployment Rate, while perekonomian. Selain inflasi, faktor lain yang diduga
the rest had no effect at 12.52 % is explained by other factors not memiliki pengaruh terhadap kemiskinan adalah pertumb uhan
included in this research model. In this study declared not happen ekonomi.
multicolinierities. Where it is mentioned that “multicolinierities is Pertu mbuhan ekonomi diduga merupakan salah satu
NOT a problem”, which means that there is no correlation between faktor penting untuk lepas dari jerat kemiskinan, karena
independent variables in this study. With the R2 value is large, the F
pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran adanya
test is a significant effect and the absence of multicolinierities, so this
study is said to be good and feasible to do so resulted in the perkembangan ekonomi untuk mencapai tingkat kemakmuran
conclusion that recognized in the statistics. yang lebih baik. Pertu mbuhan ekonomi men jadi salah satu
syarat suatu bangsa untuk memajukan bangsanya atau
Keywords: Inflation, Economic Growth, Unemployment Rate, and menaikan kesejahteraan warganya. Suatu perekonomian
Poverty dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang apabila
tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari pada apa yang
I. PENDAHULUAN dicapai pada masa sebelumnya. Pertu mbuhan ekonomi suatu
negara atau suatu wilayah yang terus menunjukkan
Pengembangan perekonomian di suatu negara peningkatan menggambarkan bahwa perekonomian negara
dilaksanakan untuk mewujudkan kemakmu ran masyarakat atau wilayah tersebut berkembang dengan baik. Sebaliknya
dalam mengatasi berbagai permasalahan pembangunan dan apabila suatu perekonomian tersebut tidak dapat berkembang
sosial ekono mi yang ada. Kemiskinan merupakan masalah dengan baik maka akan menimbulkan masalah sosial dan
sosial ekonomi yang senantiasa hadir di tengah-tengah ekonomi. Faktor lain yang diduga berpengaruh terhadap
masyarakat. Tingkat kemiskinan yang terjadi dalam suatu kemiskinan adalah pengangguran.
negara menjadi salah satu ukuran untuk mengukur baik atau Pengangguran merupakan salah satu masalah yang
buruknya perekonomian suatu negara. Indonesia sebagai sering dihadapi oleh negara berkembang salah satunya
negara berkembang dan memiliki ju mlah penduduk yang Indonesia. Pengangguran terjadi karena pertumbuhan
besar sehingga tidak dapat terhindar dari masalah kemiskinan angkatan tenaga kerja lebih t inggi dari pertu mbuhan lapangan
tersebut. Kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh berbagai pekerjaan yang ada. Dalam sudut pandang makro ekonomi,
faktor, d iantaranya tingkat inflasi yang berfluktuasi, pengangguran yang tinggi merupakan masalah bagi suatu
pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan tingkat perekonomian. Pengangguran yang dialami sebagian
pengangguran yang masih tinggi. masyarakat inilah yang membuat sulitnya dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Salah satu gambaran dampak
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 14, Nomor 2, November 2016
ISSN 2354-5682 20
dari tingginya tingkat pengangguran adalah akan banyaknya diukur melalu i indikator perkembangan Produk Do mestik
sumber daya yang terbuang percuma dan pendapatan Bruto (PDB) dari tahun ke tahun. Untuk mengukur
masyarakat menjad i berkurang bahkan tidak ada sama sekali. pertumbuhan ekonomi, n ilai PDB yang digunakan adalah
Secara teori jika masyarakat menganggur berarti t idak PDB berdasarkan harga konstan. Sebab dengan menggunakan
mempunyai pekerjaan dan penghasilan, dan dengan tidak harga konstan, pengaruh perubahan harga telah dihilangkan,
adanya penghasilan yang dimiliki menyebabkan tidak dapat sehingga sekalipun angka yang muncul adalah nilai uang dari
memenuhi kebutuhan hidup. Jika kebutuhan hidup tidak total output barang dan jasa, perubahan PDB sekaligus
terpenuhi, maka menimbulkan kemiskinan. menunjukkan perubahan jumlah kuantitas barang dan jasa
Faktor-faktor makro ekono mi tersebut, seperti yang yang dihasilkan selama periode tersebut.
telah dijelaskan diatas menjadi hal yang sangat penting bagi
masyarakat dan pemerintah. Semua faktor tersebut dapat 3. Pengertian Pengangguran
mempengaruhi kondisi sosial ekono mi mayarakat dan Pengangguran adalah seseorang yang sudah
mempengaruhi pemerintah dalam pengambilan kebijakan digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang
yang tepat untuk mengatasi permasalahan kemiskinan di mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi
Indonesia. Permasalahan kemiskinan di Indonesia merupakan tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkanya.
permasalahan yang ko mpleks dan bersifat mu ltid imensional. Pengangguran akan menimbulkan dampak negatif jika
Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan harus sifat pengangguran sudah sangat struktural atau kronis.
dilakukan secara ko mp rehensif, mencakup berbagai aspek Berikut dampak dari pengangguran antara lain : (Rahardja
kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu. dan Manurung, 2005: 197)
Adapun tujuan yang dapat diperoleh dari penelitian in i adalah a) Terganggunya Stabilitas Perekonomian
untuk mengetahui pengaruh Inflasi terhadap kemiskinan di Pengangguran kronis akan mengganggu stabilitas
Indonesia, untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan perekonomian dilihat dari sisi permintaan dan penawaran
ekonomi terhadap kemiskinan di Indonesia, dan untuk agregat.
mengetahui pengaruh tingkat pengangguran terhadap b) Terganggunya Stabilitas Sosial Politik
kemiskinan di Indonesia. Saat ini pengangguran bukan hanya masalah ekonomi,
melainkan juga masalah sosial polit ik. Pengangguran
II. LANDASAN TEORI yang tinggi akan meningkatkan kriminalitas dan kegiatan -
kegiatan ekonomi illegal lainnya.
1. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah “kenaikan harga barang-barang yang 4. Pengertian Kemiskinan
bersifat umu m dan terus-menerus”. Dari defin isi in i, ada tiga Secara umu m kemiskinan diart ikan sebagai “kondisi
ko mponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah ketidakmampuan pendapatan dalam mencukupi kebutuhan
terjadi inflasi ; pokok sehingga kurang mampu untuk menjamin
a) Kenaikan Harga kelangsungan hidup”.
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika men jadi lebih Pada dasarnya definisi kemiskinan dapat dilihat dari dua
tinggi daripada periode sebelu mya. sisi, yaitu:
b) Bersifat Umu m a. Kemiskinan absolut
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan Kemiskinan yang dikait kan dengan perkiraan tingkat
inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga- pendapatan dan kebutuhan yang hanya dibatasi pada
harga secara umu m naik. kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimu m yang
c) Berlangsung Terus-Menerus memungkinkan seseorang untuk hidup secara layak.
Kenaikan harga yang bersifat umu m juga belum akan b. Kemiskinan relatif.
memunculkan inflasi, jika terjadinya hanya sesaat. Karena Kemiskinan dilihat dari aspek ketimpangan sosial, karena
itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu ada orang yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar
minimal bulanan. minimu mnya tetapi masih jauh lebih rendah dibanding
masyarakat sekitarnya (lingkungannya).
2. Pengertian Pertu mbuhan Ekonomi
Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan 5. Kerangka Pemikiran
ekonomi jika ju mlah produksi barang dan jasanya meningkat. Perekono mian Indonesia yang merupakan objek dari
Pertu mbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penelitian ini mempunyai berbagai variabel makro ekonomi
penting dalam suatu perekonomian negara, sebab tanpa yaitu inflasi, pertumbuhan ekonomi, tingakat pengangguran,
pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi peningkatan dan kemiskinan.
kesejahteraan, kesempatan kerja, produktivitas dan distribus i Salah satu variabel makro ekono mi adalah inflasi.
pendapatan. (Rahardja dan Manurung, 2005:140). Secara u mu m inflasi didefin isikan sebagai kenaikan harga-
Ada beberapa cara untuk memperh itungkan harga barang yang bersifat umu m dan terus -menerus. Inflasi
pertumbuhan ekonomi, baik dilihat dari sisi permintaan bukanlah sekedar harga yang tinggi, tetapi merupakan suatu
maupun jika dilihat dari sisi penawaran. Apabila dari sisi kenaikan tingkat harga. Selain inflasi, variabel makro
permintaan (demand) yaitu dengan memperhitungkan ekonomi lainnya yang memiliki peranan penting dalam
ko mponen-komponen makro ekonomi berupa konsumsi, perekonomian suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi.
investasi, ekspor dan impor sedangkan dari sisi penawaran Secara u mu m pertu mbuhan ekonomi berarti perkembangan
(supply) dengan memperhitungkan nilai tambah setiap sektor kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan
dalam produksi nasional. Laju pertu mbuhan ekonomi akan
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 14, Nomor 2, November 2016
ISSN 2354-5682 21
jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan dengan variabel pertumbuhan ekonomi yang memiliki
kemakmuran masyarakat men ingkat. hubungan negatif atau berlawanan dengan kemiskinan.
Apabila suatu perekonomian tersebut tidak dapat Selaras dengan keadaan tersebut dibuktikan dengan
berkembang dengan baik maka akan menimbu lkan masalah penelitian Siregar dan Wahyuniarti (2007:37), dalam
sosial dan ekonomi. Salah satu masalah sosial ekonomi yang penelitiannya tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi
merupakan juga variabel makro ekonomi adalah masalah terhadap penurunan jumlah penduduk miskin menyimpu lkan
tingkat pengangguran. Secara u mu m pengangguran bahwa kenaikan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara
didefinisikan sebagai seseorang yang sudah digolongkan signifikan dalam mengurangi kemiskinan. Dari penelitian
dalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari tersebut berarti menunjukkan adanya pengaruh negatif antara
pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan.
memperoleh pekerjaan yang diinginkanya. Keadaan yang kembali berbeda dengan variabel tingkat
Salah satu gambaran dampak dari tingginya tingkat pengangguran yang memiliki hubungan positif dan searah
pengangguran adalah akan banyaknya sumber daya yang dengan kemiskinan. Hal in i dibuktikan dengan penelitian
terbuang percuma dan pendapatan masyarakat tidak ada Fatkhul Mufid Cholili (2014:12) dalam penelitiannya tentang
sehingga menimbu lkan berbagai masalah sosial ekonomi. pengaruh tingkat pengangguran terhadap jumlah penduduk
Dengan demikian masalah laju inflasi yang miskin menyimpulkan bahwa pengangguran mempunyai
berflu ktuatif, pertumbuhan ekonomi yang melambat dan pengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah penduduk
tingkat pengangguran yang masih tinggi, akan menimbu lkan miskin di Indonesia, artinya ketika pengangguran meningkat
masalah sosial ekonomi lainya yaitu kemiskinan. Secara akan diikuti juga oleh peningkatan kemiskinan. Inflasi,
umu m, kemiskinan diartikan sebagai “kondisi pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pengangguran yang
ketidakmampuan pendapatan dalam mencukupi kebutuhan didalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang diduga
pokok sehingga kurang mampu untuk menjamin mempengaruhi kemiskinan di Indonesia.
kelangsungan hidup”. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
berbagai faktor. 6. Hipotesis
Inflasi adalah salah satu faktor penyebab kemiskinan. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Dengan terjadinya inflasi maka segala bentuk kebutuhan a) Hipotesis Pertama
masyarakat akan men ingkat. Masyarakat yang awalnya dapat Diduga Inflasi berpengaruh positif dan signifikan
memenuhi kebutuhan tetapi karena terjadi inflasi yang tinggi terhadap Kemiskinan di Indonesia.
akan mengakibatkan masyarakat tidak dapat memenuhi b) Hipotesis Kedua
kebutuhan hidup sehari-hari sehingga akan menimbu lkan Diduga Pertu mbuhan Ekono mi berpengaruh negatif dan
kemiskinan. Faktor variabel makro ekonomi lainnya yang signifikan terhadap Kemiskinan di Indonesia.
mempengaruhi kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi. c) Hipotesis Ketiga
Pertu mbuhan ekonomi merupakan salah satu faktor Diduga Tingkat Pengangguran berpengaruh positif dan
penting untuk lepas dari jerat kemiskinan, karena pada saat signifikan terhadap Kemiskinan di Indonesia.
pertumbuhan ekonomi suatu negara mengalami pertumbuhan
dengan laju positif dan mempunyai tren yang terus menerus, III. METODODOLOGI PENELITIAN
maka keadaan itu berarti pendapatan dari masyarakat suatu
negara bisa dipastikan akan men ingkat dikarenakan 1. Waktu dan Tempat Penelitian
banyaknya investasi dan tersedianya lapangan pekerjaan Tempat penelit ian ini d ifokuskan berskala Indonesia
sehingga kemiskinan dapat dihindarkan. atau secara nasional, dengan sumber data penelitian diperoleh
Walaupun pertumbuhan ekonomi tidak bisa berdiri melalui website resmi Badan Pusat Statistik dan Badan
sendiri untuk mengurangi kemiskinan namun pertumbuhan Perencanaan Nasional. Data penelitian yang diperoleh
ekonomi menjadi satu faktor yang tidak bisa disingkirkan berbentuk laporan publikasi resmi.
untuk mengentaskan kemiskinan. Selain pertumbuhan Proses pembuatan skripsi ini memerlukan waktu
ekonomi dan inflasi, faktor lainnya yang berpengaruh penelitian yang dimulai dari studi literature h ingga tahap
terhadap kemiskinan adalah tingkat pengangguran. penyusunan akhir yang dimu lai pada tanggal 15 Februari
Pengangguran yang dialami sebagian masyarakat in ilah yang 2016 sampai dengan 28 Mei 2016.
membuat sulitnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Secara teori jika masyarakat menganggur berarti t idak 2. Variabel yang diteliti.
mempunyai pekerjaan dan penghasilan, dan dengan tidak Variabel operasional yang penulis teliti dalam
adanya penghasilan yang dimiliki menyebabkan tidak dapat pembuatan skripsi in i terd iri dari 2 variabel yaitu :
memenuhi kebutuhan hidup. Jika kebutuhan hidup tidak a. Variabel bebas (independent variable)
terpenuhi, maka men imbulkan kemiskinan. Masalah Adapun variabel bebas pada penelitian ini terdiri dari :
pengangguran, inflasi , dan pertumbuhan ekonomi memiliki 1. Inflasi ( X1 )
hubungan yang berbeda-beda , baik positif ataupun negatif Inflasi adalah kenaikan harga-harga u mu m secara terus
dengan kemiskinan. menerus selama dalam suatu periode tertentu.
Inflasi memiliki hubungan yang positif atau searah 2. Pertu mbuhan Ekono mi ( X2 )
dengan kemiskinan. Hal in i dibuktikan dengan penelitian Pertu mbuhan Ekono mi adalah pertu mbuhan output
Okta Ryan (2013:72), dalam penelitiannya tentang pengaruh atau pertambahan pendapatan nasional secara agregat
inflasi terhadap kemiskinan di Indonesia menyimpu lkan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan sektoral atas
bahwa variabel in flasi mempunyai pengaruh positif dan dasar harga konstan.
signifikan terhadap kemiskinan. Keadaan yang berbeda 3. Tingkat Pengangguran (X3 )
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 14, Nomor 2, November 2016
ISSN 2354-5682 22
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 14, Nomor 2, November 2016
ISSN 2354-5682 23
terjadi pada tahun 2005 sebesar 17.11 persen, sedangkan Keadaan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode
tingkat inflasi terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 2,78 tahun 2012 sampai tahun 2015 menunjukan perekono mian
persen. Indonesia yang melesu yang disebabkan ketidakpastian
2. Analisis Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi ekonomi global dan adanya isu finansial seperti defisit
Perkembangan tingkat pertumbuhan ekonomi selama transaksi berjalan, in flasi yang tinggi (kenaikan harga BBM
periode tahun 2001 sampai dengan tahun 2015 menunjukan bersubsidi pada tahun 2013 dan 2014) dan nilai tukar rupiah
fluktuasi yang beragam. Selengkapnya perkembangan tingkat yang melemah. Selama periode tahun 2001 sampai tahun
pertumbuhan ekonomi tersaji pada tabel berikut : 2015 rata-rata pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah
sebesar 5,37 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi
TABEL 2 pada tahun 2011 sebesar 6,49 persen, sedangkan
Perkembangan Pertu mbuhan Ekonomi pertumbuhan ekonomi terendah terjadi pada tahun 2001
Tahun Pertu mbuhan Ekono mi sebesar 3,64 persen.
2001 3.64
3. Analisis Perkembangan Tingkat Pengangguran
2002 4.50
Perkembangan tingkat pengangguran selama periode
2003 4.78 2001 sampai dengan 2015 menunjukan fluktuasi yang
2004 5.03 beragam. Selengkapnya perkembangan tingkat pengangguran
2005 5.69 tersaji dalam tabel berikut:
2006 5.50
2007 6.35 TABEL 3
2008 6.01 Perkembangan Tingkat Pengangguran
2009 4.63 Tahun Tingkat Pengangguran
2010 6.22
2001 8.10
2011 6.49
2002 9.06
2012 6.26
2003 9.50
2013 5.73
2014 5.06 2004 9.86
2015 4.70 2005 10.26
2006 10.45
Rata-rata 5.37
2007 9.75
Sumber : Badan Pusat Statistik
2008 8.46
Tabel 2 menunjukan selama periode 2001 sampai 2005, 2009 8.14
pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung stabil dan 2010 7.41
men ingkat. Perekono mian Indonesia tumbuh 3,64 persen 2011 6.80
pada tahun 2001, men ingkat menjadi sebesar 4,50 persen 2012 6.32
pada tahun 2002, men ingkat menjadi sebesar 4,78 persen 2013 5.88
pada tahun 2003, meningkat kembali men jadi sebesar 5,03 2014 5.70
persen pada tahun 2005 dan terus meningkat hingga 2015 5.81
mencapai 5,69 persen pada tahun 2005. Pada tahun 2006 Rata-rata 8.10
perekonomian Indonesia hanya mampu tumbuh sebesar 5,50 Sumber : Badan Pusat Statistik
persen. Persentase pertumbuhan ekonomi tahun 2006 ini
lebih kecil d ibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu tahun Tabel 3 menunju kan selama periode tahun 2001 sampai
2005 sebesar 5,69 persen. 2006, t ingkat pengangguran cenderung meningkat dan
Hal in i menunjukkan perekonomian Indonesia yang men jadi hal yang negatif terhadap perekonomian Indonesia.
melesu akibat adanya kenaikan bahan bakar minyak sehingga Tingkat pengangguran di Indonesia terus mengalami
menyebabkan naiknya harga berbagai barang barang secara peningkatan dari sebesar 8,10 persen pada tahun 2001,
umu m. Pada tahun 2007 perekonomian Indonesia men ingkat menjadi sebesar 9,06 persen pada tahun 2002,
menunjukkan keadaan yang positif dengan ekonomi y ang men ingkat menjadi sebesar 9,50 persen pada tahun 2003,
tumbuh sebesar 6,35 persen sedangkan tahun 2008 sedikit men ingkat menjadi sebesar 9,86 persen pada tahun 2004,
menurun menjad i sebesar 6,01 persen. Pada tahun 2009 men ingkat men jadi sebesar 10,26 persen pada tahun 2005
ekonomi hanya mampu tumbuh sebesar 4,63 persen. dan terus meningkat hingga menjadi sebesar 10,45 persen
Pada periode tahun 2010 dan 2011 pertu mbuhan pada tahun 2006. Hal in i mengindikasikan penyerapan tenaga
ekonomi Indonesia kembali cenderung stabil dan meningkat. kerja yang tidak baik dan cenderung menurun. Keadaan yang
Pada tahun 2010 tu mbuh sebesar 6,22 persen dan pada tahun berbeda pada periode tahun 2007 sampai 2014, usaha
2011 men ingkat sebesar 6,49 persen. Pada periode tahun pemerintah untuk menurunkan tingkat pengangguran di
2012 sampai 2015, perekonomian Indonesia cenderung Indonesia cukup berhasil. Keberhasilan in i ditandai dengan
tumbuh melambat. Perekonomian Indonesia tumbuh 6,26 menurunnya tingkat pengangguran di Indonesia pada tahun
persen pada tahun 2012, menurun menjad i sebesar 5,73 2007 menjadi sebesar 9,75 persen dibandingkan tahun
persen pada tahun 2013, kembali menurun manjadi sebesar sebelummnya. Pada tahun 2008 tingkat pengangguran
5,06 pada tahun 2014 dan terus melambat hingga mencapai kembali menurun menjadi sebesar 8,46 persen, pada tahun
4,70 persen pada tahun 2015. 2009 t ingkat pengangguran menurun menjadi sebesar 8,14
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 14, Nomor 2, November 2016
ISSN 2354-5682 24
persen,dan pada tahun 2010 menurun kembali men jadi yang cukup tinggi di akhir tahun 2005 yang disebabkan
sebesar 7,41 persen. Pada tahun 2011 t ingkat pengangguran kenaikan harga bahan bakar minyak sehingga naiknya harga
terus menurun menjadi sebesar 6,80 persen, dan pada tahun berbagai barang barang secara umum. Akibatnya penduduk
2012 menurun menjad i sebesar 6,32 persen. Pada tahun 2013 yang tergolong tidak miskin namun penghasilan berada
tingkat pengangguran kembali menurun men jadi sebesar 5,88 disekitar garis kemiskinan banyak yang bergeser posisinya
persen dan terus menerun hingga menjadi sebesar 5,70 persen men jadi miskin.
pada tahun 2014. Persentase kemiskinan di Indonesia pada tahun 2007
Secara u mu m sepanjang tahun 2007 sampai 2014, mengalami penurunan menjadi sebesar 16,58 persen
tingkat pengangguran di Indonesia terus mengalami dibandingkan dengan persentase kemiskinan pada tahun
penurunan. Hal ini mengindikasikan penyerapan tenaga kerja 2006. Meskipun demikian, persentase kemiskinan pada tahun
terus membaik dan meningkat. Keadaan yang berbeda terjadi 2007 masih lebih tinggi d ibandingkan keadaan pada tahun
pada tahun 2015 dimana t ingkat pengangguran mengalami 2005, d imana persentase kemiskinan sebesar 15,97 persen.
sedikit peningkatan menjad i sebesar 5,81 persen Usaha pemerintah untuk kembali berusaha untuk
dibandingkan pada tahun sebelumnya. Selama periode tahun menurunkan tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia
2001 sampai tahun 2015 rata-rata tingkat pengangguran di ternyata cukup berhasil. Keberhasilan in i d itandai dengan
Indonesia adalah sebesar 8,10 persen. Tingkat pengangguran terus menurunnya persentas e kemiskinan dari sebesar 15,42
tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 10,45 persen, persen pada tahun 2008, menurun men jadi sebesar 14,15
sedangkan tingkat pengangguran terendah terjadi pada tahun persen pada tahun 2009, dan kembali menurun men jadi
2014 sebesar 5,70 persen. sebesar 13,33 persen pada tahun 2010.
Pada tahun 2011 persentase kemiskinan terus
4. Analisis Perkembangan Kemiskinan mengalami penurunan menjadi sebesar 12,49 persen,
Perkembangan persentase kemiskinan selama periode menurun menjadi sebesar 11,96 persen pada tahun 2012, dan
2001 sampai dengan 2015 menunjukan fluktuasi yang menurun kembali menjadi sebesar 11,37 persen pada tahun
beragam. Selengkapnya perkembangan persentase 2013. Pada tahun 2014 persentase kemiskinan kembali terus
kemiskinan tersaji dalam tabel berikut: mengalami penurunan men jadi sebesar 11,25 persen dan
terus menurun menjadi sebesar 11,22 persen pada tahun
TABEL 4 2015. Selama periode tahun 2001 sampai tahun 2015 rata-rata
Perkembangan Kemiskinan persentase kemiskinan di Indonesia adalah sebesar
14,81persen. Persentase kemiskinan tertinggi terjad i pada
Tahun Kemiskinan
tahun 2001 sebesar 18,41 persen, sedangkan persentase
2001 18.41 kemiskinan terendah terjadi pada tahun 2015 sebesar 11,22
2002 18.20 persen.
2003 17.42
2004 16.66 5. Analisis Pengaruh Inflasi, Pertu mbuhan Ekonomi, dan
2005 15.97 Tingkat Pengangguran Terhadap Kemiskinan
2006 17.75 Hasil analisis statistik tentang pengaruh inflasi,
2007 16.58 pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pengangguran terhadap
2008 15.42 kemiskinan, tersaji pada tabel berikut ;
2009 14.15
2010 13.33 TABEL 5
2011 12.49 Hasil Analisis Pengaruh Inflasi, Pertu mbuhan Ekono mi, dan
2012 11.96 Tingkat Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Indonesia
Dependent Variable : Kemiskinan
2013 11.37
Independent Regression Prob. Level Decision
2014 11.25 Variable Coefficient (5%)
2015 11.22 Intercept 9.161712 0.003187 Reject H 0
Rata-rata 14.81 Inflasi 4.825615 0.555484 Accept H 0
Su mber : Badan Pusat Statistik Pertumbuhan_Ekonomi -1.00247 0.015136 Reject H 0
Tingkat_Pengangguran 1.31749 0.000016 Reject H 0
Tabel 4 menunjukan selama periode 2001 sampai 2005, R-squared 0.874800
usaha pemerintah untuk menurunkan kemiskinan di F - Ratio Prob. Level
Indonesia cukup berhasil. Keberhasilan in i ditandai dengan 25.6199 0.000029
menurunnya persentase kemiskinan dari sebesar 18,41 persen M ulticollinearity is NOT a problem.
pada tahun 2001, pada tahun 2002 turun men jadi sebesar Su mber : Data olahan
18,20 persen, pada tahun 2003 turun menjadi sebesar 17,42
persen, pada tahun 2004 kembali turun menjad i sebesar 16,66 Berdasarkan hasil analisis diatas, dalam penelit ian in i
persen dan terus menurun menjadi sebesar 15,97 persen pada dinyatakan tidak terjadi mu ltikolinearitas. Dimana hal ini
tahun 2005. Keadaan yang berbeda terjadi pada tahun 2006, dapat dilihat dari table 5 dimana disebutkan Multicollinearity
terjadi kenaikan persentase kemiskinan yang cukup drastis, is NOT a problem, yang mengartikan bahwa tidak terdapat
yaitu dari 15,97 persen pada tahun 2005 men ingkat men jadi hubungan antar variabel-variabel bebas di dalam penelitian
sebesar 17,75 persen pada tahun 2006. Pen ingkatan ini.
persentase kemiskinan di Indonesia terjadi karena inflasi
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 14, Nomor 2, November 2016
ISSN 2354-5682 25
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK
JURNAL ILMIAH PROGRESIF MANAJEMEN BISNIS (JIPMB), Volume 14, Nomor 2, November 2016
ISSN 2354-5682 27
www.stie-ibek.ac.id
© 2016, Jurnal Progresif Manajemen Bisnis STIE-IBEK