TINJAUAN PUSTAKA
2. Sifat Kimia
1. Polimerisasi
Etilen dapat dipolimerisasikan dengan cara memutuskan ikatan
rangkapnya dan bergabung dengan molekul etilen yang membentuk
molekul yang lebih besar pada tekanan dan temperatur tertentu.
Reaksi: n(CH2=CH2) (-CH2-CH2-)n
2. Oksidasi
Etilen dapat dioksidasi sehingga menghasilkan senyawa-senyawa
etilen oksida, etilen dioksida, etilen glikol.
Reaksi :
CH2= CH2 + ½ O2 C2H4O
3. Alkilasi
Etilen dapat dialkilasi dengan katalis tertentu, misalnya alkilasi
fiedel-craft, mereaksikan etilen dengan benzena untuk menghasilkan
produk etilbenzen dengan katalis AlCl3 pada suhu 400°C.
Reaksi :
CH2= CH2 +C6H6 C6H5C2H5
4. Klorinasi
Etilen dapat diklorinasi oleh klorine menjadi dikloro etan dan
dengan klorinasi lanjutan akan terbentuk trikloroetan.
Reaksi:
CH2= CH2 + Cl2 ClCH2CH2Cl
ClCH2CH2Cl + Cl2 CH2ClCHCl2 + HCl
5. Oligomerisasi
Etilen dapat dioligomerisasi, misalnya menjadi Linear Alfa Olefini
(LAO), C10 – C14 dengan rantai lurus dan alifatik alkohol. Reaksi
dijalankan pada suhu 80 – 120°C dengan tekanan 20 Mpa.
Reaksi:
Al(C2H5)3 + nC2H4 AlR1R2R3
6. Hidrogenasi
Etilen dapat dihidrogenisasi secara langsung dengan katalis nikel
pada suhu 300 °C.
Reaksi:
C2H4 + H2 C2H6
Atau direaksikan dengan katalis Platina pada suhu kamar.
( Perry’s, 1979).
2.2.3 Air
Air merupakan produk samping dari reaksi dehidrasi etanol menjadi etilen.
Air yang dihasilkan dari reaksi tersebut digunnakan untuk kebutuhan steam dan
kebutuhan air di pabrik. Untuk sifat kimia dan fisika air tertera pada Tabel 2.2
dan Tabel 2.3 :
Tabel 2.2 Sifat Fisika Air
Refinery gas di umpan kan (terdiri dari 66.5 %CH4 , 33.07 %C2H6 ,
0.43%C3H8), digabung dengan arus keluar reactor R-101 kemudian dikompresi
bertingkat. Arus ini dimasukkan dalam MD-101 (de-methanizer) untuk
menghilangkan metana dan hydrogen. hasil atas de–methanizer yang berupa
campuran 9% hidrogen, 90,5% metana dan 0,5% etilen dikeluarkan sebagai
produk. Sedangkan hasil bawah de –methanizer yang berupa campuran fraksi
berat dimasukkan ke dalam MD -102 (de-ethanizer). Dalam de-ethanizer fraksi C2
dipisahkan menjadi hasil atas dan C3, C4 sebagai hasil bawah. hasil bawah de-
ethanizer digunakan sebagai pemanas dalam ekspansi bertingkat untuk
selanjutnya digunakan sebagai fuel gas. Hasil atas de-ethanizer yang berupa
sedikit metana, ethylene, etana, dan sedikit propane dimasukkan dalam (MD-103)
ethylene tower untuk memisahkan ethylene dan etana. Hasil atas ethylene tower
berupa 99,95% ethylene, 0,01% metana, dan 0,04 % etana diambil sebagai produk
utama. Sedangkan hasil bawah ethylene tower yang berupa 99,95% etana, 1%
ethylene dan 4% propane, diekspansi secara bertingkat untuk kemudian
dimasukkan dalam reaktor untuk mereaksikan etana menjadi ethylene. Reaktor
berupa reaktor alir pipa dengan tube pemanas beroperasi pada tekanan atmosferis
secara non isotermal non adiabatik. Reaksi berlangsung secara endotermis.
Sebagai penyuplai panas reaksi digunakan flue gas dari hasil pembakaran fuel gas
di dalam furnace. Hasil keluar reaktor yang berupa ethylene, hidrogen, metana,
butana, sisa etana, dan impuritas propilen kemudian digabungkan dengan
freshfeed. Berikut laju alir pembuatan etilen dengan proses thermal cracking yang
di sajikan pada Gambar 2.3 :
3. Pemilihan Proses
Dari penjelasan yang tertera pada sub-bab 2.1 hingga 2.5, maka proses yang
dipilih dalam pra-rancangan produksi etilen ini yaitu dengan proses dehidrasi
etanol yang menggunakan bantuan katalis nano-HZSM-5. Alasan dalam
pemilihan proses ini tertera pada tabel 2.6
Tabel 2.6 Parameter Pemilihan Proses
Parameter Proses
Dehidrasi Etanol Thermal Cracking
1. Bahan Baku Etanol Metana, Propane,
Butane, Naphta.
2. Segi Proses
Jenis Reaksi Menggunakan katalis Tidak menggunakan
(HZSM-5 ). katalis.