Anda di halaman 1dari 20

TUGAS

DESAIN BELT CONVEYOR MANUAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Transportasi Bawah Tanah


Program Studi Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Islam Bandung
Tahun Akademik 2019/2020

Nama : Annisa Luthfiana Salahudin


NPM : 10070116076
Kelas :B

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1440 H / 2019 M
1. KATA PENGANTAR
Belt conveyor merupakan sistem yang paling mudah dan ekonomis digunakan
untuk pengangkutan material dalam jumlah yang besar.
Sabuk conveyornya sendiri dapat memakan waktu 15 – 50% dari total biaya
belt conveyor, sehingga akan lebih ekonomis dan cocok untuk tugasnya.
Jika tekanannya berlebih ditempatkan pada pengukuran keselamatan,
conveyor tidak hanya diperhitungkan dari biaya, ini juga akan berpengaruh pada
tingginya biaya pada kinerja alat.
Oleh sebab itu, pentingnya desain dan pemilihan yang cocok untuk
pengaturan belt perlu dipelajar dan diteliti dengan cermat pada setiap sudutnya. Dan
dasar untuk mencapai desain yang ideal adalah pengetahuan yang teliti dari metode
desain belt conveyor. Dengan ini kami telah menghasilkan Desain manua Bridgestone
Conveyor Belt.
1.1 Tipe Pengaturan Belt Conveyor

Gambar 1
Desai Struktur Pendukung Pada Keadaan Normal Elemen Dari Belt Conveyor
1.2 Pengaturan Penggerak
a. Single Drive (𝜃 = 180°) tanpa snub pulley

b. Single Drive dengan Snub Pulley. Snub Pulley digunakan untuk memperbesar
sudut (𝜃 = 190− 240°).

c. Tipe tandem single drive


walaupun digunakan 2 su=nub pulley, namun hanya satu snub pulley yang
bergerak. (𝜽 = 190− 𝟐𝟒𝟎°).

d. Tandem Drive
dua penggerak pulley ditempatkan berdekata satu sama lain, hanya satu yang
dari salah satu porosnya. Poros pulley yang lainnya digerakkan oleh rantai
oleh V-belt (𝜃 = 360° − 420°).
e) Dual Drive
sistem ini menggunaka dua pulley penggerak, keduanya digerakkan oleh
motor.
f) Penggerak Ganda
Memungkinkan untuk lebih dari satu belt conveyor dalam satuan panjangnya.
Dua dari pulley digerakkan oleh motor. Pengaturannya lebih mudah diaplikasikan
pada jarak jauh dan volume pengangkutan akan mengurangi beban maksimum dan
memelihara motor dari kelebihan muatan.

1.3 Ukuran dan Lebar Minimum Belt Pengangkut


Lebar dari belt conveyor bervariasi yang sesuai dengan kapasitas
pengangkutan dari conveyor demikian juga dengan ukuran dimensi dari material yang
akan diangkut. Maksud dari dimensi material yang diangkut disini adalah besar, lebar
belt harus proporsional, dan begitu sebaliknya.
Table satu menunjukkan lebar minimum dari spsifikasi dimensi yang
diangkut. Kolom A mengindikasikan dimensi yang beragam dan kolom B
mengidentifikasikan campuran dari berbagai ukuran dimensi. Pada B, lebar
belt yang telah perlu dikalkulasikan mengasumsikan ukuran maksimun tidak
boleh lebih dari 10%.
Tabel 1
Ukuran dan Lebar Minimum Belt

1.4 Sudut Inklinasi dan Penurunan Belt Conveyor


Udut inklnasi atau pengaturan penuruna oleh karakteristik dan bentuk dari
material yang akan diangkut. Sebagai contoh, kemiringan yang relative dapat degan
aman digunakan untu pengangkutan butiran dan material lepas lainnya, dimana
kemiringannya lebih baik untuk material yang todak stabil seperti batubara.
Sudut inklinasi Maksimum yang diisinkan untuk pengangkutan material dari
perbedaan karakteristik dan bentuk pada permukaan halus belt conveyor dijelaskan
pada Tabel 2 berikut
Tabel 2
Sudut Inklinasi atau Penurunan Belt Conveyor
1.5 Kecepatan Belt
Batas kecepatan belts tiak hanya dipegaruhi oleh kapaista sangkut konveyor,
tapi juga oleh lebar belts dan karakteristik materialnya. Lebih ekonomis untuk
penggunaan belt pada kecepatan tinggi, tapi sulit untuk pengperasian lebar belt pada
kecepatan tinggi.
Tabel 3 dan 4 memberikan maksimum kecepatan belts dengan hubungannya
terhadap spesifikasi pngangkutan material dan lebar belt.
Tabel 3
Kecepatan Belt – Kecepatan Maksimum Belt Pada Kondisi Khusus

Tabel 4
Kecepatan Belt – Kecepatan Maksimum Belt
Dimana:
A. Butiran dan Material lepas lainnya
B. Tanah pucuk
C. Bijih keras, batuan dan material abrasive lainnya

2. Kapasitas Pengangkutan
Kapasitas pengangkutan konveyor per satuan waktu diatur oleh kecepatan
belt, tipe bawaan, sudut inklinasi, karakeristik dan bentuk dari material yang diangkut,
dll. Namun untuk mengetahui kapsitas dasar dpat dikalkulasikan dengan rumus
berikut:
2.1 Rumus Kalkulasi
Qt = 60. A. v. 𝛾 . s
Dimana:
Qt = Kapasitas Pengangkutan (ton/jam)
A = Luas penampang (m2)
v = Kecepatan Belts (m/menit)
𝛾 = Massa jenis (ton/m3)
S = koefisien sudut inklinasi (Tabel 8)
2.2 Luas Penampang “A”
luas penamang ditunjukkan pada diagram berikut. Biasanya hasil dari kalkulasi
bagian atas beban atau biasa disebut “arc” dan bagian bawah biasa disebut
“trapezoid” tapi sistem ini ukup rumit, rumus mudahnya adalah sebagai berikut:
A = K (0.B – 0,05)2
Dimana:
A = Bagian beban (m2)
K =Koefisien bagian area
B = Lebar Belt (m)
Tabel berikut merupakan nilai – nilai yang berubungan dengan pengaturan
bawaan roller dan sudut tambahan dari material yang diangkut
Tabel 5
Koefisien Bagian Area “K”

2.3 Sudut Tambahan Dari Material


Dari sudut tambahan ini maksudnya adalah sudut yang dibentuk oleh material
untuk diangkut saat keadaan diam.umumnya, sudut tambahan ini terjadi selama
pengangkutan material kurang dan pada keadaan macet
Tabel 6
Sudut Tambahan Dari Matreial

2.4 Massa Jenis Material


Masa jenis material dalam jumlah besar adalah berat per volume, ermasuk
spasi antara masing – masing dimensi dari material yang diangkut.
Massa jenis “𝜸” (ton/m3) merpakan variasi material jumlah besar pada table 7
dibawah ini:
Tabel 7
Berat Jenis Semu
2/5 Koefisien Sudut Inklinasi “S”
Variasi kapasitas angkut hubungannya dengansudut inklinasi. Kemiringannya
curam, mengurangi jumlah material yang akan diangkut. Nilai koefisian yang
berkurang tergambarkan pada table 8.
Tabel 8
Koefisien Sudut Inklinasi
2.6 Hasil Kalkulasi dari Luas Penampang “A” dan Kapasitas Angkut
“Qt”
1. Luas Penampang pada table 9
Catatan :
Untuk belt dengan 3 roller bawaan dan dengan sudut tambahan 20°
Tabel 9
Luas Penampang “A”

2. Kapasitas Pengangkutan
Catatan :
a) Berat jenis semu = 1.0 ton/m3
b) 3 roller bawaan
c) Kecepatan belt = 100 m/menit
Table 10
Kapasitas Pengangkutan

3. Perhitungan Kekuatan Penggerak Belt Conveyor


Dengan menggunakan rumus berikut:
3.1 Rumus Perhitungan
P = P1 + P2 + P3 + Pt
𝒇(𝒍+𝒍𝒐)𝑾.𝒗
P1 = 𝟔,𝟏𝟐𝟎
𝑓(𝑙+𝑙𝑜)𝑄𝑡 𝑓(𝑙+𝑙𝑜)𝑊𝑚.𝑣
P2 = 367
= 6,120
𝑯.𝑸𝒕 𝑯.𝑾𝒎.𝒗
P3 = 𝟑𝟔𝟕 = 𝟔,𝟏𝟐𝟎

Dimana =
P = perhitungan dari tenaga penggerak pulley (kw)
P1 = beban horizontal (kw)
P2 = beban bawah (kw)
P3 = beban vertical (kw)
Pt = kekuatan penggerak (kw)
F = koefisien friction dari kemiringan idler
W = beban pindahan material yang diangkut (kg/m)
Wm = Berat materailpada conveyor (Kg/m)
V = kecepatan belt (m/menit)
H = Pengangkatan (m)
l = panjang konveyor (m)
lo = panjang horizontal konveyor (m)
Qt = Kapasitas angkutbawaan (ton/jam)
Rmus Perhitungan bantuan:
𝑾𝒄 𝑾𝒓
W = 𝒍𝒄 + 𝒍𝒓 + 2W1

H = l tan 𝛼
𝑸𝒕
Wm = 𝟎.𝟎𝟔 𝒗

Dimana:
W1 = berat belt per meter (kg/m)
Wc = berat bagian bawaan roller (kg)
Wr = berat bagian roller (kg)
Lc = Pitch bawaan roller (m)
Lr = Pitch roller (m)
𝜶 = Sudut inklinasi (derajat)

4. Perhtungan Tegangan Belt


4.1 Conveyor
4.1.1 Tegangan Efektif
Tegangan efektifpada belt dihitung dari keuatan penggerak. Dengan rumus
berikut:
𝟔𝟏𝟐𝟎 𝑷
Fp =
𝒗
Dimana
Fp =Tegangan efektif (kg)
P = kekuatan engerak belt (kw)
V = kecepatan belt (m/min)

4.1.2 Tegangan ketat “F1” dan Ketegangan kendur “F2”


𝑒 𝑢𝜃
F1 =𝑒 𝑢𝜃−1
𝟏
F2 = 𝒆 𝒖𝜽−𝟏

Dimana :
Fp = tegangan efektif (kg)
F1 = Teganga ketat (kg)
F2 = Tegangan Kendur (kg)
U = koefisin friction
𝜃 = sudut antara pulley dengan belt
L = log base
Diagram Distribusi Tegangan
4.1.3 Tegngan antara inklinasi “F3 dan F3”
Pada inklinasi konveyor, belt konveyor memberikan tegangan atas beratnya,
samping belakang belt, memberikan resistansi. Tegangan antara inklinasi dapat
dihitung dengan rmus berikut:
F3 = W1 . l (tan 𝜶 - f)
F3 = W1 .l. (tan 𝛼 + f)
Dimana :
F3 = Tegangan inklinasi kemiringan menanjak (kg)
F3 = Tegangan inklinasi kemiringan menurun (kg)
W1 = berat belt per meter (Kg/m)
L = panjang horizontal conveyor (m)
𝛼 = Sudut inklinasi (derajat)
F = perputaran idler

4.1.4 Tegangan Minimum


Tegangan minimum merupakan batas antara belt dengan idler 2% dalam
interval antara bawaan dan idlerbalik. Dengan rumus:
F4c = 6.25 lc (Wm + w1)
F4r =6.25 lr . W1
Dimana :
F4c = Tegangan minimm bawaan (kg)
F4r = tegangan minimum balik (kg)
Lc = carrier idler pitch (m)
Lr = return idler itch (m)
Wm = berat material diangkur per meter (Kg/m)
Wt = Berat belt per meter (kg/m)
4.1.5 Tegangan Maksimum “Fmax”
Tegangan maksimum digunakan Fp, F2, F3, F3, F4c, dn F4r faktor dengan
beberapa rumus berikut:
Tabel 17
Tegangan Maksimum
4.1.6 Data Tambahan
Koefisien friction antara penggerak pulley dn belt pada keadaan pulley dan
material yang dibuat. Diberikan nilai seperti pada table 19
Tebel 19
Koefisien Friction

Anda mungkin juga menyukai