Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULUS PERSEPSI: PERILAKU KEKERASAN

DI RSK DHARMA GRAHA

Disusun Oleh:

1) Agnes Virgianti.L 8.) Ofik Ade Qurniawan

2) Cristia Apriliani 9.) Ratna Nur Amalia

3) Desi Ratna Sari 10.) Risha Desniawan

4) Elisa Lestari 11) Siti Marfua’h

5) Lusiana 12.) Yussi Lovy Any

6) M. Tarmizi Taher

7) Nellyana Eka Mayang Sari

1
Sesi 1: Mengenal Perilaku Kekerasan Yang Biasa Dilakukan

A. Topik

Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman atau
kehidupan untuk diskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat
berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.
Atas dasar tersebut, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas
Kelompok (TAK) klien dengan gangguan perilaku kekerasan dapat tertolong
dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang
mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya
dari perilaku kekerasan sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan
tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.
Umumnya klien dengan Perilaku Kekerasan dibawa dengan paksa ke
Rumah sakit Jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai
bentakan dan pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi.
Perilaku Kekerasan seperti memukul anggota keluarga/orang lain, merusak
alat rumah tangga dan marah marah merupakan alasan utama yang paling
banyak dikemukakan oleh keluarga. Penanganan oleh keluarga belum
memadai, keluarga seharusnya mendapat pendidikan kesehatan tentang cara
merawat klien (manajemen perilaku kekerasan).

2
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan adalah


klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
diakibatkan oleh perilaku kekerasan.
2. Tujuan Khusus

1. Klien dapat menyebutkan stimulus penyebab kemarahannya


2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda
dan gejala marah)
3. Klien dapat menyebutkan rekasi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan)
4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

C. Setiing Tempat dan Waktu

Terapi aktifitas kelompok ini dilaksanakan pada:

Hari, Tanggal: Sebtu Agustus 2015

Waktu 11. 30 (Lamanya 30 menit)

Setting Tempat:

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkarang

2. Ruangan nyaman dan tenang

CL
L 3
Keterangan :
1 :pintu

CL : Core Leader
F F
L :Leader
P p
F :Fasilitator
p p F P p
P: Peserta

Obs : Observer

obs

D. Kerangka Teori
a. Definisi perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan merupakan respons terhadap stressor yang dihadapi
oleh seseorang, yang ditunjukan dengan perilaku aktual melakukan
kekerasan, baik pada diri sendiri, orang lain maupun lingkungan, secara
verbal maupun nonverba, bertujuan untuk melukai orang lain secara fisik
maupun psikologi (Berkowitz, 2000).
b. Tanda dan gejala
1. Fisik
a. Muka merah dan tegang
b. Mata melotot / pandangan tajam
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatup
e. Wajah memerah dan tegang
f. Postur tubuh kaku
g. Pandangan tajam
h. Mengatupkan rahang dengan kuat
i. Mengepalkan tangan
j. Jalan mondar – mandir
2. Verbal
a. Bicara kasar
b. Suara tinggi, membentak atau berteriak
c. Mengancam secara verbal atau fisik
d. Mengumpat dengan kata – kata kotor
e. Suara keras

4
f. Ketus
3. Perilaku
a. Melempar atau memukul benda / orang lain
b. Menyerang orang lain
c. Melukai diri sendiri / orang lain
d. Merusak lingkungan
e. Amuk / agresif
4. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan dan menuntut.
5. Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
6. Spirutual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang
lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak peduli dan kasar .
7. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.

8. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.

c. Proses terjadinya PK
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri:
harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian
diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan.
d. Penyebab PK
Menurut (Stearen, 2008) kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu
yang tidak enak, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa
faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya
harga diri, kebutuhan akan status dan prestise yang tidak terpenuhi.
1. Frustasi sesorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/
keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia
merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa

5
frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan
keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan.
2. Hilangnya harga diri: Pada dasarnya manusia itu mempunyai
kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak
terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah
diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan
sebagainya. Kebutuhan akan status dan prestise ; Manusia pada
umumnya mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya,
ingin dihargai dan diakui statusnya.

E. Rencana Kegiatan
(1) Pengorganisasian
Leader dan Uraian Tugas
Leader: Ofik Ade Qurniawan
Tugas:
1. Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok
2. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi
3. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK
4. Memimpin diskusi kelompok
Co Leader dan Uraian Tugas
Co Leader: Cristia Apriliani
Tugas:
1. Mendampingi leader jika terjadi blocking
2. Mengkoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan
3. Bersama leader memecahkan penyelesaian masalah
Fasilitator dan Uraian Tugas
Fasilitator 1: Elisa Lestari
Fasilitator 2: Nellyana Eka Mayang Sari
Fasilitator 3: M.Tarmizi
Fasilitator 4: Ratna Nur Amalia
Fasilitator 5: Desi Ratna Sari
Fasilitator 6: Agnes Virgianti.L
Fasilitator 7 :Yussi Lovy Any
Fasilitator 8 : Risha Desniawan

Tugas:
1. Ikut serta dalam kegiatan kelompok

6
2. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok
untuk aktif mengikuti jalannya terapi

Observasi dan Uraian Tugas


Obsever 1: Siti Marpuah dan Lusiana
Tugas:
1. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia)
2. Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan
(2) Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Bermain peran / stimulus
(3)Persiapan klien
Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktivitas kelompok ini
adalah:
1. Klien yang tidak gelisah
2. Klien tenang dan kooperatif (tidak mengganggu berlangsungnya
terapi aktifitas ini bisa dibicarakan dalam tata tertib kelompok)
3. Kondisi fisik dalam keadaan baik
4. Mau mengikuti kegiatan terapi aktiftas
5. Klien yang dapat membawa dan menulis
6. Klien yang tidak mengalami kelainan pengelihatan
Seleksi klien
(4)Persiapan alat
1. Papan tulis/flipchart/whiteboard
2. Kapur/spidol
3. Buku catatan dan pulpen
4. Jadwal kegiatan klien
5. Kertas
6. Botol kosong aqua
7. Nemtek
(5)Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memiliki klien yang miliki perilaku kekerasan yang sudah
kooperatif
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam teraupetik

7
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3. Menanyakan nama dan penggilan semua klien (beri papan
nama)
b. Evaluasi/validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan masalah yang dirasakan
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
2. Menjelaskan aturan main berikut
a) Jika ada klien yang izin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
b) Lama kegiatan 45 menit
c) Setiap klien mengikut kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. Mendiskusikan penyebab marah
1. Tanyakan pengalaman tiap klien
2. Tulis di papan tulis/flipchart/whiteboard
b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat
terpapar oleh penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.
1. Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab
(tanda dan gejala)
2. Tulis di papan tulis / flipchart/ whiteboard
c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien
(verbal, merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain,
dan memukul diri sendiri)
1. Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah
2. Tulis di papan tulis / flipchart/ whiteboard
3. Tulis di papan tulis / flipchart/whiteboard
d. Membantu klien memiliki salah satu perilaku kekerasan yang
paling sering dilakukan untuk diperagaakan
e. Melakukan bermain peran/stimulus untuk perilaku kekerasan
yang tidak berbahaya (terapis sebagai sumber kekerasan)
f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain
peran/stimulasi
g. Mendiskusi dampak/akibat perilaku kekerasan

8
Terapis dapat membuat tabel di white board atau flipchart sehingga
masing-masing cerita klien dapat tergambar dan klien dapat menganalisa
runtutan peristiwa dari penyebab, tanda dan gejala, PK yang dilakukan
dan akibat PK, serta menilai dampak PK serta komitmen perubahan
perilaku yang akan diterapkan berikutnya.

h. Memberikan reiforcement pada peran serta klien.


i. Dalam menjalankan a sampai h, upayah semua klien terlibat
j. Beri kesimpulan penyabab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan;
dan akibat perilaku kekerasan
k. Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang
sehat untuk menghadapi kemarahan
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien
yang positif
b. Tindak lanjut
1. Menganjurkan klien menilai dan mengavaluasi jika terjadi
penyebab marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan
yang terjadi serta akibat perilaku kekerasan
2. Menganjurkan klien mengingat penyebab; tanda dan gejala;
perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan
c. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah
perilaku kekerasan
2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

F. Antisipasi

9
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit
a. Panggil nama klien
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya, setelah itu
klien boleh kembali lagi.
3. Bila ada klien lain ingin ikut:
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin
dapat diikuti oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi peran pada permainan tersebut

G. Evaluasi dan Dokumentasi


Rencana Evaluasi
(1) Evalusi struktur : diharapkan tersedianya ruangan dan alat dengan seijin
CI ruangan.
(2) Evaluasi proses : klien mampu memperkenalkan diri : salam, nama
lengkap, nama panggilan, hobi dan asal.
(3) Evaluasi hasil : diharapkan 80% klien mengikuti atau dapat
memperkenalkan diri secara verbal dan non verbal

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulus persepsi perilaku kekerasan Sesi 1, kemampuan yang
diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala,
perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan.

Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 1, TAK stimulus

10
persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab perilaku
kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan gejala
yang dirasakan (“geregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang
digunakan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa
ke rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika
semua di rasakan selama di rumah sakit.

Sesi 1: TAK
Stimulasi persepsi perilaku kekerasan
Kemampuan mengenal perilaku kekerasan

No Nama Klien Penyebab PK Memberikan tanggapan tentang

Tanda & gejala Perilaku Akibat PK


PK kekerasan

1 Tn.

2 Tn.

3 Tn.

4 Tn.

5 Tn.

6 Tn.

11
7 Tn.

8 Tn.

9 Tn.

10 Tn.

11 Tn.

12 Ny.

1`3 Ny.

Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab
perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang
dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda () jika klien mampu dan
tanda (-) jika klien tidak mampu
Hasil dari TAK yang sudah dilakukan yaitu: 12/16X100=75%. Dengan kriteria
evaluasi yang diharapkan yaitu 85% maka TAK ini hampir berhasil.

12

Anda mungkin juga menyukai