Anda di halaman 1dari 40

PROGRAMMABLE LOGIC

CONTROLLER
(PLC I)

BAHAN AJAR

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

Disusun Oleh:
Dadang Suherman, SST

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
TAHUN 2007
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Bahan ajar ini dibuat sebagai bahan belajar mahasiswa pendidikan Diploma III
jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik Politeknik Negeri Samarinda, dan
disusun berdasarkan silabus pada mata kuliah Programmable Logic Controller (PLC I dan
PLC II). Pembahasan pada bahan ajar ini ditekankan pada konsep dasar perancangan dan
pemograman dalam suatu sistem kontrol dengan menggunakan Teknologi Programmable
Logic Controller (PLC). Adapun susunan topik-topik yang akan dibahas dalam bahan ajar ini
adalah sebagai berikut:

1. Pendahuluan (Smt.IV)
2. Konsep dasar logika digital (Smt.IV)
3. Konsep dasar logika magnetis (Smt.IV)
4. Konsep dasar Ladder (Smt.IV)
5. Hardware PLC (Smt.V)
6. Pemograman PLC menggunakan Personal Computer (Smt.V)
7. Fungsi-fungsi pemograman PLC (Smt.V)
8. STL program (Smt.V)
9. Aplikasi pemograman PLC (Smt.V)

Dengan tersusunnya bahan ajar ini, mudah-mudahan dapat membantu dan


mempermudah dalam pelaksanaan proses belajar mengajar khususnya pada Jurusan Teknik
Elektro, serta dapat menjadikan bekal bagi yang ingin belajar Programmable Logic
Controller.

Revisi ke - 2
Samarinda, 16 Desember 2007.

F/Bahan Ajar/PLC.I+II/Smt.IV+V/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007 i
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Daftar isi
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

TOPIK I PENDAHULUAN
1.1 Programmable Logic Controller 1
1.2 Sistem kontrol yang Dapat dikerjakan Oleh PLC 1
1.3 Keuntungan Mengunakan Sistem PLC 2
1.4 Prinsip Kerja PLC 3

TOPIK II RANGKAIAN DASAR LOGIKA DIGITAL


2.1 Pendahuluan 4
2.2 Aljabar Boole 4
2.3 Elemen Logika Kombinasional 4

TOPIK III RANGKAIAN DASAR LOGIKA MAGNETIS


3.1 Pendahuluan 10
3.2 Relay 10
3.3 Tombol Tekan 12
3.4 Pengaturan Relay operasi terbuka dan tertutup 13
3.5 Pengaturan Relay Operasi Terus Menerus 12
3.6 Pengaturan Relay Kerja Berurutan 14
3.7 Timer 15
3.8 Counter 18
3.9 Kombinasi Rangkaian Kontrol Logika Magnetis 20
3.10 Evaluasi 21

TOPIK IV KONSEP DASAR LADDER


4.1 Pendahuluan 26
4.2 Ladsim Software 27
4.3 Trafic Light Simulation 31
4.4 Car Park Simulation 32
4.5 Lift (Elevator) Simulation 34

DAFTAR PUSTAKA

F/Bahan Ajar/PLC.I/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007 ii
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA PENDAHULUAN

TOPIK I
PENDAHULUAN

1.1 Progammable Logic Controller


Berdasarkan pada standar yang dikeluarkan oleh National Electrical Manufactures
Association (NEMA) ICS3-1978 Part. ICS3-304, Programmable Logic Controller (PLC)
didefinisikan sebagai berikut :
"PLC adalah suatu peralatan elektronik yang bekerja secara digital, memiliki memori yang
dapat diprogram, menyimpan perintah-perintah untuk melakukan fungsi-fungsi khusus,
seperti logik, squencing, timing, counting, dan aritmatika untuk mengontrol berbagai jenis
mesin atau proses melalui analog atau digital input/output modules".

1.2 Sistim kontrol yang dapat dikerjakan oleh PLC


Kontrol Urutan:
a. Pengganti relay kontrol logika konvensional.
b. Pengganti kontrol Timer / Counter relay
c. Pengganti rangkaian kontrol yang permanen
Kontrol yang canggih:
a. Kontrol Analog (suhu, tekanan dll)
b. Kontrol motor-servo
c. Kontrol motor-staper
d. P.I.D (Proporsional-Integral-Deferensiasi)

Kontrol Pengawasan:
a. Proses Monitor dan Alarm
b. Jaringan Kerja Otomatis Pabrik
c. Local Area Network
d. Monitor dan Diagnosa Kesalahan
e. Antarmuka dengan Komputer (RS-232C/RS-422)

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007
1
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA PENDAHULUAN

1.3 Keuntungan Menggunakan Sistem PLC


Secara umum, arsitektur PLC adalah modular dan fleksibel, sehingga memungkinkan
untuk memperluas elemen-elemen perangkat keras maupun perangkat lunak sesuai
dengan perubahan dari persyaratan-persyaratan aplikasinya. Bahkan dalam
perkembangan aplikasinya tersebut membuat kemampuan PLC menjadi terbatas.
Dengan sistem modular ini, unit-unit lama dapat dengan mudah diganti dengan unit-
unit baru yang memiliki kapasitas I/O dan memori yang lebih besar, dan perangkat
keras yang lama bisa digunakan kembali untuk keperluan aplikasi yang lebih kecil.
Sistem PLC menyediakan banyak keuntungan dalam penyelesaian suatu kendali, dari
segi kehandalan maupun kemampuan untuk memprogram ulang. Tabel 1.1 di bawah
menunjukkan ciri-ciri dan keuntungan yang dimiliki oleh suatu PLC.

Ciri –cirri Keuntungan


Komponen solid state • Kehandalan tinggi
Programmable memory • Sederhana dalam pengubahan
• Fleksibel dalam pengendalian
Ukuran kecil • Membutuhkan ruang yang minimal
Berbasis Mikroprosessor • Kemampuan dalam komunikasi
• Level kinerja lebih tinggi
• Kualitas produk lebih bagus
• Kemampuan yang multi-fungsi
Software timer/counter • Mengurangi perangkat keras
• Mudah dalam pengubahan set awal (preset)
Software relai kontrol • Mengurangi perangkat keras/biaya pengawatan
• Mengurangi kebutuhan ruang
Modular arsitektur • Fleksibel dalam instalasi
• Mudah dalam instalasi
• Mudah diperluas
Variasi I/O interface • Bisa mengendalikan bermacam-macam devais
Remote I/O station • Mengurangi Long wire/Conduit Run
Indikator diagnostic • Mengurangi waktu trouble-shooting
• Sinyal siap kerja
Modular I/O Interface • Panel kendali nampak rapih
• Mudah dalam perawatan
• Mudah dalam pengawatan

Tabel.1.1 Ciri-ciri dan Keuntungan PLC

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007
2
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA PENDAHULUAN

1.4 Prinsip kerja PLC


Pada prinsipnya, sebuah PLC bekerja dengan cara menerima data-data dari peralatan input
luar atau "Input Device", seperti gamabar berikut ini:

Peralatan input dapat berupa sakelar, tombol, sensor, dan peralatan lainnya. Data-data yang
masuk dari peralatan input ini berupa sinyal-sinyal analog. Oleh modul input sinyal-sinyal
yang masuk akan diubah menjadi sinyal-sinyal digital. Kemudian, oleh unit pemroses pusat
atau "Centrall Processing Unit" (CPU) yang ada didalam PLC ditetapkan di dalam ingatan
memorinya. Selanjutnya, CPU akan mengambil keputusan-keputusan tersebut akan
dipindahkan ke modul output masih dalam bentuk digital. Oleh modul output sinyal-sinyal ini
akan diubah kembali menjadi sinyal-sinyal analog. Sinyal-sinyal analog inilah yang nantinya
akan menggerakkan peralatan output atau "Output Device" yang dapat berupa kontaktor-
kontaktor ataupun relay-relay. "Output Device" inilah yang nantinya akan mengoperasikan
sistem atau proses yang akan dikontrol.

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007
3
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA LOGIKA DIGITAL

TOPIK II
KONSEP DASAR LOGIKA DIGITAL

2.1 Pendahuluan
• Rangkaian digital banyak digunakan pada semua cabang elektronika, dari masalah
hitung menghitung sampai system komunikasi dan kendali.
• Yang dimaksud dengan alat digital adalah alat yang prosesnya menggunakan
sinyal digital dan aturan-aturan elektronika digital.
• Sinyal digital adalah sinyal yang tidak kontinyu terhadap waktu, dapat berupa
sinyal biner atau pulsa.
• Sinyal digital biner, hanya mempunyai dua kondisi yakni ada sinyal atau satu (1)
dan tidak ada sinyal atau nol (0).

2.2 Aljabar Boole


George Boole sekitar pertengahan abad 19 berhasil menciptakan sebuah sistem bilangan baru
yang disebut aljabar kelas, yang menggambarkan dua keadaan.
Rumusan dasar aljabar Boole adalah:
• Suatu besaran hanya dapat mempunyai satu dari dua nilai kemungkinan, yakni “1”
atau “0”. Tidak ada kemugkinan lain.
• Beberapa tanda matematis pada aljabar ini memiliki arti yang sangat berbeda dengan
tanda matematis biasanya.
A . B berarti A dan B (bukan A kali B).
A + B berarti A atau B (bukan A dan B).
Ā berarti bukan A (atau A).
• Tanda sama dengan (=) berarti ada output atau saklar tertutup.

2.3 Elemen Logika Kombinasional


Elemen logika tersebut biasanya disebut gerbang logika. Macam-macam gerbang logika
dasar adalah: AND, OR, NOT, NOR, dan NAND.

2.3.1 Gerbang AND


Gerbang AND hanya akan mengeluarkan sinyal, jika semua masukannya berlogika “1”
Dengan aljabar Boole, gerbang AND dua input dapat dituliskan:
F=A.B
Simbol logika AND adalah:

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007
4
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA LOGIKA DIGITAL

A
F atau
&
B
Gambar Simbol gerbang AND

Dalam bentuk tabel AND; disebut tabel kebenaran;

A B F
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Tabel kebenaran AND

Dalam rangkaian kombinasi saklar adalah:

A B

Saklar A Saklar B
F

Baterei Lampu F

Gambar Rangkaian kombinasi sakelar AND

2.3.2 Gerbang OR
Gerbang OR akan megeluarkan sinyal, jika salah satu masukannya berlogika “1”
Dengan aljabar Boole, gerbang OR dua input dapat dituliskan;

F=A+B

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007
5
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA LOGIKA DIGITAL

Simbol logika OR adalah:

A
F atau ≥1
B

Gambar Simbol gerbang OR

Dalam bentuk tabel OR; disebut tabel kebenaran;

A B F
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

Tabel kebenaran OR

Dalam rangkaian kombinasi saklar adalah:

F
Baterei Lampu F

Gambar Rangkaian kombinasi sakelar OR

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007
6
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA LOGIKA DIGITAL

2.3.3 Gerbang NOT

Gerbang NOT ini berfungsi sebagai pengubah tanda, atau negasi masukan, atau negater,
atau invebter.
Simbol logika NOT adalah;

A Ā 1
Atau

Gambar Simbol gerbang NOT

2.3.4 Gerbang NOR


Gerbang NOR adalah kombinasi gerbang OR di NOT kan.
Aljabar boole NOR adalah:
F=A+B

Simbol gerbang NOR adalah:

A
F atau ≥1

Gambar Simbol gerbang NOR

Dalam bentuk table NOR; disebut table kebenaran:

A B F
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0

Tabel kebenaran NOR

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007
7
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA LOGIKA DIGITAL

Dalam rangkaian kombinasi saklar adalah:

A B

Saklar A Saklar B
F

Baterei Lampu F

Gambar Rangkaian kombinasi Sakeler NOR

2.3.5 Gerbang NAND


Gerbang ini adalah gerbang AND di NOT kan.
Aljabar boole NAND adalah:

F=A.B

Simbol logika dari NAND adalah:

A
F atau &
B

Gambar Simbol gerbang NAND

Dalam bentuk Tabel kebenaran NAND aadalah sebagai berikut:

A B F
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0

Tabel kebenaran NAND

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007
8
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA LOGIKA DIGITAL

Dalam kombinasi rangkaian saklar adalah:


A

F
Baterei Lampu F

Gambar Rangkaian kombinasi Sakeler NAND

Latihan 1:

Perhatikan gambar di bawah ini

Buatlah diagram kebenarannya dari gambar di atas.

Latihan 2:

Perhatikan gambar di bawah ini

Buatlah diagram rangkaian sakelarnya dari gambar di atas.

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007
9
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

TOPIK III
KONSEP DASAR LOGIKA MAGNETIS

3.1 Pendahuluan

Rangkaian kontrol logika magnetis merupakan suatu rangkaian yang dapat


bekerja berdasarkan magnet yang dihasilkan oleh sebuah kumparan yang dipicu oleh
tegangan sesuai batas kemampuan pada kumparan tersebut. Komponen yang
digunakan pada rangkaian kontrol ini mempunyai beberapa jenis dan tipe berdasarka
operasi kerjanya yang dikemas kedalam suatu unit peralatan secara terpisah
diantaranya adalah Relay, Timer, Counter, dan Tombol tekan

3.2 Relay

Relay adalah merupakan fungsi dari sebuah saklar yang dioperasikan oleh
elektromagnetik dan dapat mengubah kontak-kontaknya sewaktu menerima sinyal
listrik. Relay elektromagnetik terdiri dari sebuah kumparan kawat beserta sebuah inti
besi stasioner ( besi lunak ), seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar Pisik Relay

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
10
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

A1

NO

NC

A2
Gambar Simbol diagram rangkaian untuk relay

Sewaktu sinyal arus melewati kumparan, inti besi lunak akan menjadi magnet.
Gerakkan ini akan menutup anak kontak 1 dan 2 dan akan membuka anak kontak 2
dan 3. Simbol pada gambar di atas dipakai untuk menggambarkan relay dalam
diagram rangkaian. Simbol ini terdiri atas sebuah kumparan dan 2 set anak kontak,
satu biasanya terbuka ( normally open atau NO ), lainnya biasanya tertutup ( normally
close atau NC ). Sewaktu arus lewat kumparan, kontak NO menutup dan kontak NC
membuka. Relay ada yang dapat bekerja pada sumber tegangan AC dan ada yang
bekerja pada sumber tegangan DC.
Untuk memudahkan dalam penggambaran pada sebuah rangkaian kontrol
logika magnetis, anak-anak kontaknya serta coil dari relay ini dapat digambarkan
symbol seperti berikut ini:

= Coil / Kumparan

= = Anak kontak “ NO “

= = Anak kontak “ NC “

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
11
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

Proses kerja dari Relay ini dapat digambarkan kedalam suatu diagram fungsi kerja
seperti berikut:

ON

OFF

ON

OFF

ON

OFF

3.3 Tombol Tekan

Tombol tekan adalah suatu peralatan yang digunakan untuk menyambung dan
pemutus rangkaian kontrol atau dapat juga dikatakan peralatan penunjang sebagai alat
pemberian input terhadap sistem secara sesaat. Simbol yang digunakan tombol tekan
ini digambarkan sebagai berikut:

Tombol tekan tipe NO


NO ”

Tombol tekan tipe “ NC



F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
12
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

3.4 Pengaturan Relay operasi terbuka dan tertutup

S1 RL1 RL1

RL1 L1 L2

Gambar Rangkaian relay operasi sementara

Pengaturan rangkaian Relay operasi terbuka yaitu jika kondisi dari tombol S1
tidak ditekan sehingga relay tidak bekerja dan kontak-kontak dari Relay tidak
berubah. NO (Normally Open) terbuka dan NC (Normally Close) masih tetap
menutup, untuk lampu L1 tidak menyala melainkan L2 yang menyala karena
dihubungkan dengan kontak NC dari relay.

3.5 Pengaturan Relay Operasi Terus Menerus.


Pada saat tombol S1 ditekan, maka relay (RL1) akan bekerja. walaupun tombol
S1 dilepas relay akan kerja terus menerus karena S1 diparalelkan dengan anak kontak
NO (Normally Open) dari kontak RL1 sehingga relay dapat terus bekerja. Jika relay
bekerja, otomatis L2 yang tadinya menyala akan padam dikarenakan kontak NC yang
menghubungkan L2 pada RL1 membuka, sedangkan L1 yang tadinya tidak menyala
akan menyala jika RL1 bekerja karena kontak NO yang menghubungkan rangkaian
lampu L1 menutup.

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
13
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

S0

S1 RL1 RL1 RL1

RL1 L1 L2

Gamabar Rangkaian relay operasi terus menerus

3.6 Pengaturan Relay Kerja Berurutan.


Pada saat tombol S1 ditekan maka relay RL1 akan bekerja secara terus
menerus walaupun tombol S1 tidak ditekan lagi karena anak kontak NO (Normally
Open) dari pada RL1 dipasang pararel dengan S1, dengan beroperasinya RL1 maka
anak kontaknya yang menjadi pemutus sumber ke tombol S2 berubah posisi menutup.
L1 akan menyala sedangkan L2 tetap seperti semula tidak terjadi perubahaan.
Kemudian saat S2 ditekan maka RL2 akan bekerja terus menerus seperti
halnya RL1, dengan beroperasinya RL2 maka L2 akan menyala . Kedua lampu
tersebut akan padam bila S0 ditekan. Hal ini adalah merupakan proses reset dari
rangkaian logika magnetis tersebut. Untuk jelasnya perhatikan gambar rangkaian di
bawah ini:

RL1
S0

S1 RL1 S2 RL2 RL1 RL2

RL1 RL2 L1 L2

Gambar Rangkaian relay operasi berurutan

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
14
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

3.7 Timer
Timer adalah suatu alat penunda waktu yang mana batas waktu dari
penundaannya dapat ditentukan dengan cara menseting timer tersebut sesuai yang di
inginkan. Timer yang biasa digunakan dalam suatu rangkaian kontrol magnetis, pada
umumnya timer ini dipasang dengan bantuan relay kontaktor sebagai
pengoperasiannya, selain itu timer ini mempunyai dua jenis anak kontak yaitu anak
kontak NC dan NO. Dilihat dari pengoperasiannya timer ini mempunyai dua jenis
tipe kerja yang mana adalah timer jenis ON delay dan timer jenis OFF delay.

3.7.1 Timer tipe jenis ON delay

Timer tipe jenis ini mempunyai karakteristik perlambatan pada anak


kontaknya pada saat mulai pengoperasian, dengan kalimat lain dapat
dijelaskan bahwa disaat timer ini mulai bekerja, anak kontaknya tidak
bersamaan bekerja, melainkan mengalami perlambatan waktu kerja sesuai
dengan seting waktu yang ditentukan. Setelah proses perlambatan selesai baru
anak kontaknya mulai bekerja (NO menjadi NC dan NC menjadi NO). Disaat
timer ini di hentikan bekerja, timer ini akan berhenti bekerja dan sekaligus
akan meriset anak kontaknya yang sedang bekerja sehingga anak kontaknya
akan kembali ke posisi normal.
Untuk keperluan penggambaran digunakan symbol sebagai berikut:

= Coil / Kumparan

TM
= =
Anak Kontak “ NO “

Gambar Coil, Anak kontak NO dari Timer ON-delay

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
15
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

TM
= =
Anak Kontak “ NC “

Gambar Anak kontak NC dari Timer ON-delay

Proses kerja dari timer jenis tipe ON delay ini dapat digambarkan
kedalam suatu diagram fungsi kerja seperti berikut:

ON

OFF
t

TM ON

OFF

TM ON

OFF

Gambar Diagram fungsi Timer ON-delay

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
16
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

3.7.2 Timer tipe jenis OFF delay

Timer tipe jenis ini mempunyai karakteristik perlambatan pada anak


kontaknya pada saat mulai pengoperasian, dengan kalimat lain dapat
dijelaskan bahwa disaat timer ini mulai bekerja, anak kontaknya bersamaan
bekerja (NO menjadi NC dan NC menjadi NO), dan akan mengalami
perlambatan waktu sesuai seting waktu yang ditentukan terhadap anak
kontaknya. disaat timer ini di hentikan bekerja. Setelah proses perlambatan
selesai anak kontaknya yang sedang bekerja akan secara otomatis meriset
sendiri sehingga anak kontaknya akan kembali ke posisi normal.
Untuk keperluan penggambaran digunakan symbol sebagai berikut:

= Coil / Kumparan

TM

= = Anak Kontak “ NO “

TM

= = Anak Kontak “ NC “

Gambar Simbol Coil, Anak kontak NO dan NC dari OFF-delay

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
17
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

Proses kerja dari timer jenis tipe OFF delay ini dapat digambarkan kedalam suatu
diagram fungsi kerja seperti berikut:

ON

OFF

TM ON

OFF

TM ON

OFF

Gambar Diagram fungsi Timer OFF-delay

3.8 Counter

Counter adalah suatu peralatan pendukung sitem rangkaian kontrol magnetis,


seperti halnya pada timer counter inipun mempunyai anak kontak NC dan NO.
Pengoperasian anak-anak kontak dari counter ini akan tergantung pemberian dari
jumlah infuls tegangan yang diberikan terhadap coil pada counter. Infuls tegangan

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
18
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

yang akan diberikan dapat diseting sesuai keinginan si pemakai dan disesuaikan pada
batas maximal pada kemampuan counter itu sendiri.
Bentuk pisik counter ini sama dengan timer, namun fungsi kerjanya sedikit
berbeda. Adapun perbedaannya hanya pada pemberian tegangan terhadap coil
masing-masing yaitu; timer harus diberikan tegangan yang kontinyu sedangkan pada
counter diberikan dengan jalan menginfuls, karena perubahan anak kontak dari
counter akan ditentukan oleh jumlah infuls sesuai yang diberikan (seting).

Untuk lebih jelasnya perhatikan diagram fungsi kerja dari Counter dibawah ini:

Infuls 4 kali

ON
CNT

OFF

CNT ON

OFF

CNT ON

OFF

Gambar Diagram fungsi Counter

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
19
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

3.9 Kombinasi Rangkaian Kontrol Logika Magnetis

Yang dimaksud dengan rangkaian kombinsi disini adalah suatu rangkaian


kontrol dari gabungan beberapa komponen atau peralatan kontrol yang di rakit dan
dapat bekerja secara bersama menghasilkan suatu system yang dikehendaki. Adapun
sebuah contoh rangkaian kombinasi tersebut dapat dilihatkan pada gmbar berikut:

S1

S2

N
Relay Timer Timer Lampu 1 Lampu 2
ON Delay OFF Delay

Gambar Kombinasi Rangkaian Logika Magnetis Relay

Dari gambar di atas dapat dibaca bahwa jikalau S2 di tekan maka Relay akan
bekerja dan kemudian akan mengaktifkan Timer ON delay dan OFF delay. Lampu 1
akan langsung menyala sedangkan Lampu 2 belum menyala karena harus menunggu
delay seting dari Timer ON delay selesai baru akan menyala. Saat S1 di tekan, maka
Relay akan berhenti bekerja, selanjutnya anak kontak dari relay akan memutuskan
hubungan rangkaian dari kedua Timer. Sebagai akibat berhentinya bekerja Timer
maka Lampu 2 akan langsung padam, sedangkan Lampu 1 terlebih dahulu harus
menunggu deley yang diberikan terhadap Timer OFF delay setelah itu baru Lampu 1
akan padam.

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
20
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

3.10 Evaluasi:

• Latihan Soal:

1. Buatlah sustu rangkaian kontrol dari perancangan pengoperasian motor


tiga fasa dengan pengaturan putaran motor reverse forward secara
otomatis .

Jawab:
Untuk membuat suatu rangkaian kontrol sistem reverse foward dari
pengoperasian motor tiga fasa, pada intinya hanya menukar salah satu
penghantar fasa diantara ketiga fasa tersebut. Dengan demikian diperlukan
komponen tiga buah reley / kontaktor yang berfungsi untuk membalik fasa
tersebut, dan sebuah timer yang berfungsi untuk otomatisasi proses reverse
forward, dan untuk ON-OFF sistem diperlukan dua buah tombol tekan.
Untuk jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:

Stop TIM

Start
K1 K1 K1 TIM

K1 K2 TIM K3

Kontaktor Kontaktor Tmer Kontaktor


Utama Foward Otomatisasi Reverse

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
21
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
LOGIKA MAGNETIS

• Soal-soal:

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sitem kontrol logika magnetis.

2. Sebutkan dan jelaskan peralatan yang biasa digunakan dalam rangkaian


kontrollogika magnetis.

3. Jelaskan pirinsip kerja dari Relay.

4. Jelaskan prinsip kerja dari Timer ON delay dan OFF delay

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kombinasi rangkaian kontrol logika


magnetis.

6. Buatlah sebuah rangkaian kontrol logika magnetis yang dapat menyalakan


tiga buah lampu dengan pengaturan sebagai berikut:
a. Saat di tekan S1 (tombol tekan)
b. Lampu 1 akan menyala.
c. Lima detik kemudian Lampu 2 menyala dan Lampu 1 padam.
d. Lima detik kemudian Lampu 3 menyala dan Lampu 2 padam.
e. Lima detik kemudian kembali Lampu 1 menyala dan Lampu 3
padam.
f. Sistem ini akan terus bekerja dan berulang-ulang sampai dengan
saatnya tombol tekan S2 di tekan, baru sistem akan berhenti
bekerja.

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
22
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

TOPIK IV
KONSEP DASAR LADDER

Diagram Ladder merupakan prinsip yang digunakan pada pemrograman PLC. Seperti
arus yang mengalir pada rangkaian listrik, garis vertikal pada posisi kiri adalah rel daya
yang diasumsikan sebagai sumber daya yang berguna untuk mengaktifkan fungsi-fungsi
dari program yang dibuat, biasanya catu daya yang digunakan adalah “+24 V”,
Sedangkan garis vertikal di sebelah kanan menyatakan “0 V”. Rangkaian atau program
dipasang dalam arah horisontal yang mengandung masukan (disebut dengan kontak) dan
keluaran (disebut dengan koil). Masukan harus selalu menyatakan keluaran dalam bentuk
NO (Normally Opened) atau NC (Normally Closed). Kontak NO disimbolkan dengan
“”, sedangkan kontak NC disimbolkan dengan” “. Untuk masing-masing garis
horisontal, paling sedikit harus ada satu keluaran. Simbol keluaran pada diagram Ladder
biasanya dinyatakan dalam bentuk lingkaran atau “( )”. Fungsi-fungsi lain seperti timer,
counter, shift register bisa diimplementasikan dalam diagram Ladder. Fungsi-fungsi
tersebut secara langsung berhubungan dengan rel daya, kemudian dieksekusi setiap satu
scan operasi.
Contoh berikut ini akan menjelaskan bagaimana diagram Ladder bekerja. Gambar
(2.a) adalah rangkaian kendali dan rangkaian daya motor 3 fasa. Diinginkan untuk
membalik arah putaran motor 3 fasa.
Jika tombol F ditekan, maka motor berputar searah jarum jam (CW).
Jika tombol R ditekan, maka motor berputar berlawanan arah jarum jam
(CCW).
Untuk membalik arah putaran motor, tidak bisa dilakukan secara langsung
dengan menekan tombol F atau R, tetapi terlebih dahulu harus menekan
tombol STOP.

Rangkaian kendali Rangkaian daya

R S T

STOP

R C1 F C2

MC1 MC2

C2 C1

MC1 MC2 M
3~

Gambar 1.2a
F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
23
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Rangkaian pengaturan konvensional, seperti Gambar 1.2a di atas dapat dimodifikasi


dengan menggunakan Ladder diagram seperti yang terlihat pada Gambar 1.2b. Semua
sensor masukan yang berfungsi sebagai pengendali dan semua aktuator (penggerak)
dihubungkan dengan PLC seperti Gambar 1.2c.
Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : Jika I2 (saklar forward) ditekan, maka aliran
daya akan melalui I1 (NC), I2, MEM2 (NC), sehingga terminal keluaran 1 (O1) bekerja
dan menghidupkan maknit kontaktor 1 (MC1) untuk menggerakkan motor searah jarum
jam. Pada saat itu juga internal relai atau relai bantu MEM1 aktif, kontak NO dari MEM1
digunakan untuk menahan agar saluran ke O1 tetap dialiri daya ketika tombol forward
dilepas, sedang kontak NC dari MEM1 digunakan untuk mengunci agar aliran daya tidak
melalui saluran O2 ketika tombol reverse ditekan. Untuk membalik arah putaran motor ke
arah berlawanan jarum jam, maka aliran daya diputus terlebih dahulu dengan menekan I1
(tombol stop), kemudian menekan tombol reverse. Ketika tombol reverse ditekan hal
yang sama juga akan terjadi seperti ketika tombol forward ditekan.

MEM1

I1 I2 MEM2
( )
O1

MEM1
( )
MEM2

I3 MEM1
( )
O2

MEM2
( )

Gambar 1.2b.

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
24
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

PLC
STOP MC1
I1 O1
F MC2
I2 O2
R
I3

Gambar 1.2c

Gambar 1.2 Membalik Arah Putaran Motor 3 Fasa

a. Rangkaian Pengaturan Konvensional


b. Rangkaian pengaturan dengan Diagram Ladder
c. Hubungan Rangkaian pada PLC

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
25
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

LATIHAN DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI PADA


PERSONAL COMPUTER

Tujuan Latihan:
1. Mahasiswa dapat melatih diri untuk menuangkan ide kedalam bentuk logika
ladder PLC.
2. Mahasiswa dapat melatih serta mendesain suatu ladder diagram yang
dituangkan pada simulasi kontrol sitem PLC.

4.1Pendahuluan
Untuk saat ini PLC sangat banyak digunakan di kalangan industri terutama
dipakai di industri-industri yang memerlukan efesiensi produksi yang sangat
tinggi, selain itu juga sistem kontrol PLC dapat mengantikan suatu sistem kontrol
yang sifatnya konvensional.
Didalam pembahasan topik ini akan ditekankan kepada mahasiswa untuk melatih
kemampun khususnya melatih logikanya yang ditransfer kedalam bentuk suatu
bahasa diagram Ladder, dimana akan menghasilkan suatu rancangan sistem
kontrol yang dapat diaplikasikan kedalam bentuk simulasi kontrol sistem PLC.
Adapun topik bahasan dalam pengajaran peraktek simulasi sistem PLC ini antara
lain: Trafic Light Simulation, Car Park Simulation, Lift (Elevator) Simulation.

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
26
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

4.2 Ladsim Software

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
27
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
28
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
29
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
30
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

4.3 Trafic Light Simulation

RED light

AMBER light

GREEN light

Dalam pembahasan Trafic Light Simulation ini, mahasiswa akan dituntut dan dilatih
dalam melogikakan suatu rancangan yang sederhana sesuai dengan tuntutan dalam
diskripsi kerja sistem. Adapun diskripsi kerja dari traffic light simulation ini adalah
sebagai berikut:
• Diskripsi kerja:
Trafic light ini mempunyai tiga buah lampu, yaitu lampu merah, kuning
dan hijau. Pengoperasian dari ketiga lampu tersebut dioperasiokan secara otomatis
dengan pengaturan sebagai berikut:

1. Saat pertama dioperasikan lampu merah akan menyala.


2. Lima detik ( 5 det. ) kemudian, lampu merah padam dan lampu kuning
akan menyala.
3. Lima detik ( 5 det. ) kemudian, lampu kuning padam dan lampu hijau
akan menyala.
4. Lima detik ( 5 det. ) kemudian lampu hijau padam, dan sistem akan
secara otomatis mengulangi ke posisi semula yaitu akan menyalakan
kembali lampu merah dan sistem akan berulang ulang seterusnya.
F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
31
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

• Analisa I/O:
Input yang digunakan : -
Output yang digunakan:
Lampu merah = Output 1 ( OP0 )
Lampu kuning = Output 2 ( OP1 )
Lampu hijau = Output 3 ( OP2 )
• Tugas Mahasiswa:
Rancanglah sistem pengaturan lampu tersebut sesuai dengan diskripsi kerja di atas
dengan logika ladder pada simulasi trapic light.
• Uji coba hasil rancangan pada simulasi Lad-sim software.

4.4 Car Park Simulation

Pada percobaan simulasi Car Park ini, ditekankan kepada kemampuan siswa
untuk melatih merancang suatu otomatisasi sistem dalam hal ini merancang suatu tempat
parkir yang dioperasikan secara otomatis dari mulai masuk ke area parkir sampai keluar
area parkir.
F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
32
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

• Diskripsi kerja:
Sebuah area parkir yang dapat menampung 6 mobil dan mempunyai dua
pintu yang terdiri dari pintu masuk dan pintu keluar. Selain itu tempat parkir ini
mempunyai papan display yang berfungsi memberikan suatu informasi tentang
keadaan area parkir. Papan informasi tersebut mempunyai tiga buah lampu, yaitu
lampu hijau, kuning dan merah. Selain itu papan inipun dilengkapi dengan sebuah
display digital yang keluarannya berupa angka. Adapun pengoperasian dari sistem
tempat parkir tersebut adalah sebagai berikut:
1. Disaat area parkir keadaan kosong, akan terlihat di papan informasi
angka 6, dan lampu hijau akan menyala. Ini menunjukan bahwa ada
enam lokasi parkir yang kosong.
2. Disaat ada sebuah mobil yang menuju ke pintu masuk, pintu parkir
akan membuka secara otomatis, dan setelah mobil lewat pintu masuk,
pintu tersebut akan menutup secara otomatis pula, saat ini papan
informasi akan berubah yaitu angka 6 menjadi angka 5, lampu hijau
dan merah padam, sedangkan lampu kuning menyala.
3. Disaat area parkir terisi penuh, papan informasi akan menunjukan
angka 0, dan dibarengi dengan lampu merah menyala, sedangkan
lampu hijau dan kuning padam.
4. Disaat mobil menuju pintu keluar, pintu parkir akan membuka secara
otomatis, dan setelah mobil lewat pintu keluar, pintu tersebut akan
menutup secara otomatis pula, saat ini papan informasi akan berubah
yaitu angka 0 menjadi angka 1, kuning menyala kembali, lampu merah
dan hijau padam.
5. Disaat mobil kedua menuju pintu keluar, pintu parkir akan membuka
secara otomatis, dan setelah mobil lewat pintu keluar, pintu tersebut
akan menutup secara otomatis pula, saat ini papan informasi akan
berubah yaitu angka 1 menjadi angka 2, lampu hijau dan kuning tetap
menyala menyala.
6. Sistem akan bekerja terus menerus secara otomatis dan berulang-
ulang.

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
33
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

• Analisa I / O.
Input yang digunakan:
Input 1 ( IP0 ) = Sensor pintu masuk.
Input 2 ( IP1 ) = Sensor pintu keluar.
Otput yang digunakan:
Output 1 ( OP0 ) = Lampu merah.
Output 2 ( OP1 ) = Lampu kuning.
Output 3 ( OP2 ) = Lampu hijau.
Output 4 ( OP3 ) = Proses buka dan tutup pintu masuk.
Output 5 ( OP4 ) = Proses buka dan tutup pintu keluar.

• Tugas Mahasiswa:
Rancanglah sistem pengaturan area parkir sesuai dengan diskripsi kerja di atas,
dengan logika ladder pada Car Park Simulation.
• Uji coba hasil rancangan pada simulasi Lad-sim software.

4.5 Lift (Elevator) Simulation

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
34
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

Seperti halnya percobaan-percobaan yang telah dibahas sebelumnya, pada


percobaan ini pun mahasiswa dituntut untuk melatih dalam hal merancang yang bersipat
umum dan pemenfaatannya sudah banyak digunakan oleh masyarakat luas. Didalam
menguraikan tahapan-tahapan kerja dari sebuah elevator ini tidaklah sulit, karena pada
umumnya sudah banyak dijumpai seperti halnya di gedung pertokoan, di gedung
perhotelan dan banyak lagi di tempat-tempat lainnya. Namun demikian untuk melogikan
dalam bentuk perancangan sistem kontrolnya tidaklah semudah yang diperkirakan
semata-mata hanya pengontrolan sebuah motor listrik yang digunakan sebagai pengerak
elevator untuk naik dan turun saja, tapi banyak hal-hal lainya yang perlu diperhatikan
seperti halnya kemungkinan terjadinya kerukasakan saat dioperasikan, memperhatikan
keamanan si pemakai, dan banyak hal-hal lainya lagi.
Didalam pemahasan ini, mahasiswa juga dituntut melogikakan hal-hal tersebut di
atas serta dapat mengembangkannya lagi dalam bentuk permasalahan-permasalahan yang
ada di lapangan. Selain itu juga, permasalahan tersebut dapat di gambarkan atau dapat
dilogikakan dalam bentuk diagram ladder yang pada akhirnya dapat disimulasikan pada
kontrol simulasi PLC. Adapaun salah satu model atau gambaran perencangan tersebut
dapat dipelajari dalam simulasi perancangan simulasi Lift (elevator) berikut ini:
• Diskripsi Kerja:
Didalam simulasi ini akan digambarkan dari sebuah Lift yang dapat mengontrol
pada dua lantai. Pengoperasian kontrol sistem ini menggunakan tiga jenis tombol
tekan yaitu dua buah tombol yang di pasang di luar lift untuk lantai satu dan lantai
dua yang mana berfungsi sebagai pemanggil lift, dan tombol yang satunya
ditempatkan di dalam lift yang berfungsi untuk pengoperasian naik dan turunnya
lift tersebut. Selain tombol tekan, sistem inipun dipasang bebrapa sensor
diantaranya sensor-sensor level atau biasa juga disebut sensor posisi, dan
difungsikan sebagai pembatas posisi lift lantai atas dan lantai bawah. Untuk segi
keamanan dipasang juga sensor yang mengontrol jalannya proses buka dan tutup
pintu lift. Disamping itu juga dipasang bel alarm yang akan berfungsi jikalau ada
keruksakan, atau kesalahan dalam pengoperasian pada lift itu sendiri. Untuk lebih
jelasnya perhatikan langkah-langkah dari pengoperasian di bawah ini:
1. Disaat salah satu tombol tekan panggil (Call) ditekan, maka lift secara
otomatis akan mendatangi dimana tombol itu di operasikan (ditekan),
selain itu juga pintu lift akan membuka secara otomatis pula.
2. Disaat tombol tekan untuk naik atau turun sesuai dengan keinginan
sipemakai mau turun atau mau naik, maka langkah pertama yang
dilakukan oleh sistem akan menutup pintu terlebih dahulu, jika tidak
ada permasalahan dalam pengoperasian pada saat menutup pintu, maka
langkah selanjutnya lift akan beroperasi sesuai yang diinginkan
sipemakai (Naik/Turun). Pada saat lift sudah tiba di lantai tempat
tujuan, secara otomatis pintu lift akan membuka sendiri, dan pada
sampai saatnya pintu lift tersebut akan menutup kembali seperti
semula.

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
35
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO LADDER DIAGRAM
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA

3. Seandainya pengoperasian lift ada gangguan saat si pemakai didalam


lift, maka tombol emergency yang berada di dalam lift kalau ditekan
akan membunyikan alarm yang ada di luar lift baik itu di lantai atas
maupun di lantai bawah semuanya dengan bersamaan akan berbunyi
yang menandakan adanya gagnguan pada pengoperasian lift tersebut.
4. Selain itu bel alarm akan berbunyi jikalau saat prosen penutupan pintu
terjadi gangguan, seperti halnya ada yang menghalang di antara lorong
pintu tersebut atau gangguan lainnya yang menyebabkan sulitnya pintu
itu melakukan proses penutupan.
5. Disaat tombol tekan pemanggil lift di tekan bersamaan, lift tidak akan
memberikan komentar dengan pengertian lift tersebut tidak akan
melakukan proses apapun.
6. Disaat berlangsungnya pengoperasian, dan tiba-tiba sumber listrik
yang menyuplay sistem lift tersebut terputus, atau biasa disebut dengan
mati lampu ( supay dari PLN terganggu ), maka sistem akan
melakukan reset dan mengembalikan lift ke posisi yang terdekat, dan
kemudian pintu lift akan membuka secara otomatis.
• Analisa I / O.
Input yang digunakan:
Input 1 (IP0): Tombol Panggil luar.
Input 2 (IP1): Level 2 (sensor)
Input 3 (IP2): Level 1 (sensor)
Input 4 (IP3): Tombol Naik/Turun Lift (didalam kabin)
Input 5 (IP4): Adanya gangguan (sensor)
Input 6 (IP5): Tutup pintu lift (sensor)
Input 7 (IP6): Tombol Alarm

Output yang digunakan:


Output 1 (OP0): Motor lift naik (UP)
Output 2 (OP1): Motor lift turun (DOWN)
Output 3 (OP2): Pintu lift buka
Output 4 (OP3): Pintu lift tutup
Output 5 (OP3): Alarm

• Tugas Mahasiswa:
Rancanglah sistem pengaturan Lift (elevator) sesuai dengan diskripsi kerja di atas,
dan menggunakan logika ladder pada Lift (elevator) simulation.
• Uji coba hasil rancangan pada simulasi Lad-sim software.

F/Bahan Ajar/PLC.I/Smt.IV/Dadang/Tek-EL/Polnes2007
36
LABORATORIUM OPERASI PLC
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

I. REFERENSI

1. Design Manual Allen Bradley 1785 PLC-5, Prorammable Controller.


2. Elektronika, Buku Manual Politeknik Semester II
3. Mandado, Enrique, Marcos, Jorge, Perez, Serafin A., Programmable Logic
Devices and Logic Controllers.
4. Modicon Manual, Modicon, 1994
5. PL7 Micro Operating Modes Manual, Schneider Automation S.A. 1996
6. PL7 Micro Reference Manual, Schneider Automation S.A. 1996
7. Rancangan Listrik, Buku Manual Polteknik Semester III dan IV
8. SYSMAC CPM 1 A, Training Manual Omron 1997.
9. Simatic Software, Ladder Logic (LAD) for S7-400. Siemen 1996.
10. Schütz- Steuerungen, Schaltpläne für den Praktiker, Sprecher + Schuh AG.
CH-5001 Aarau / Schweiz. 1991.
11. The PLC Work Book, K.Clement- Jewery- W. Jeffcoat 1996

II. LABORATORIUM PENDUKUNG

1. Laboratorium Operasi PLC


2. Laboratorium Komputer (Perancangan Otomatisasi Program PLC).

F/Bahan Ajar/PLC.I/Dadang/Tek-EL/Polnes.2007

Anda mungkin juga menyukai