Kewajiban & Kewenangan Ahli K3
Kewajiban & Kewenangan Ahli K3
kerja harus ikut serta dalam menciptakan area kerja yang aman dan menjalankan pekerjaan
tanpa mengalami kecelakaan. Berikut adalah Kewajiban dan Hak Tenaga kerja yang diatur
1. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli
keselamatan kerja;
3. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan;
4. Meminta pada pengurus (perusahaan) agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
5. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam
hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggung- jawabkan.
Tenaga kerja atau karyawan diwajibkan memberikan keterangan yang benar saat dimintai
seperti pada saat pemeriksaan kecelakaan, dan senantiasa mengikuti aturan yang berlaku di
lingkungan perusahaan.
Selain itu, karyawan atau tenaga kerja juga dapat menolak jika syarat keselamatan diragukan
atau tidak tersedia, sebagai contoh saat diperintahkan melakukan pekerjaan di atas ketinggian
namun perlengkatan keselamatan seperti safety harness tidak tersedia.
umber:
NO. KEP-186/MEN/1999
TENTANG
UNIT PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI TEMPAT KERJA
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap,
dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
Tenaga kerja ialah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun
diluar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
Penanggulangan kebakaran ialah segala upaya untuk mencegah timbulnya kebakaran dengan
berbagai upaya pengendalian setiap perwujudan energi. Pengadaan sarana proteksi
kebakaran dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat untuk
memberantas kebakaran.
Unit penanggulangan kebakaran ialah unit kerja yang dibentuk dan ditugasi untuk menangani
masalah penanggulangan kebakaran ditempat kerja yang meliputi kegiatan administrasi,
identifikasi sumber-sumber bahaya, pemeriksaan pemeliharaan dan perbaikan sistem proteksi
kebakaran.
Petugas peran penanggulangan kebakaran ialah petugas yang ditunjuk dan diserahi tugas
tambahan untuk mengidentifikasi sumber bahaya dan melaksanakan upaya penanggulangan
kebakaran di unit kerjanya.
Regu penanggulangan kebakaran ialah satuan tugas yang mempunyai tugas khusus fungsional
di bidang penanggulangan kebakaran.
Pegawai pengawas ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja
yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
Pengurus ialah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu tempat kerja atau
bagiannya yang berdiri sendiri.
Pengusaha ialah:
1). Orang perorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan
milik sendiri;
2). Orang perorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya;
3). Orang perorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili
perusahaan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2 yang berkedudukan diluar
wilayah Indonesia.
Pasal 2
(1). Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran,
latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
Jenis, cara pemeliharaan dan penggunaan sarana proteksi kebakaran di tempat kerja;
Prosedur pelaksanaan pekerjaan berkaitan dengan pencegahan bahaya kebakaran;
Prosedur dalam menghadapi keadaan darurat bahaya kebakaran.
BAB II
SMK3
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja mengalami beberapa perkembangan, antara lain;
1. Pada jaman manusia batu dan gua, dimana mereka tidak nyaman dengan
peralatan dan sering menimbulkan luka
2. Kesehatan kerja dan sanitasi lingkungan sejak era Ramses dan Paracelsius serta
ramazini.
3. Era manajemen, terjadi pergeseran-pergeseran konsep K3 mulai dari factor
manusia sampai kepada elaborasi manusia dalam frame system manejemen
terpadu
4. Terkini bahwa K3 mempunyai ruang lingkup yang luas, tidak lagi hanya dalam
industri.
Kebijakan K3
Sebagai wujud kesungguhan akan komitmen, maka komitmen yang dimiliki tersebut
harus tertulis dan ditanda tangani pengurus tertinggi. Komitmen tertulis tersebut
kemudian disebut kebijakan dan harus memuat visi, misi, kerangka dan program
kerja baik bersifat umum atau operasional. Kebijakan ini harus melewati proses
konsultasi dengan pekerja atau wakil pekerja dan disebar luaskan kepada seluruh
pekerja.
2. Perencanaan
Perencanaan yang dibuat harus efektif dengan memuat sasaran yang jelas sebagai
pengejawantahan dari kebijakan K3. Hal yang harus diperhatikan dalam
perencanaan adalah; identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
serta hasil tinjauan awal K3.
3. Implementasi
Setelah membuat komitmen dan perencanaan, maka tiba pada implementasi atau
penerapan. Yang harus diperhatikan pada tahap ini adalah;
– Adanya jaminan kemampuan
– Kegiatan pendukung
– Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian resiko
4. Pengukuran/Evaluasi
Pengukuran dan evaluasi berguna untuk;
– Mengetahui keberhasilan penerapan SMK3
– Melakukan identifikasi tindakan perbaikan
– Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja SMK3
Untuk memperoleh tingkat kepercayaan, maka alat atau peralatan harus dikalibrasi.
Terdapat 3 hal dalam kegiatan pengukuran dan evaluasi, yaitu;
– Inspeksi dan pengujian
– Audit
– Tindakan perbaikan dan pencegahan
2. Audit Eksternal
Adalah audit yang dilaksanakan oleh badan audit independent, bertujuan untuk
menunjukkan penilaian terhadap system manajemen K3 di perusahaan secara
obyektif dan menyeluruh sehingga diperoleh pengakuan dari pemerintah atas
penerapan SMK3. Fungsinya sebagai umpan balik untuk mendukung pertumbuhan
serta peningkatan kualitas SMK3 perusahaan tersebut. Pada audit eksternal, akan
diberikan sertifikat dari Pemerintah. Audit eksternal merupakan kegiatan yang
komplek dan membutuhkan waktu lama. Hal-hal yang terkait dengan audit
eksternal ini adalah;
a. Mekanisme pelaksaan audit
Perusahaan yang telah menerapkan SMK3 dapat mengajukan permohonan audit
kepada Dirjen Binawas, melalui disnaker setempat. Permohonan tersebut akan
diinventarisir dan dievaluasi, untuk perusahaan yang telah memenuhi criteria,
permohonan akan diteruskan ke Badan Audit
b. Pelaksanaan audit eksternal terhadap perusahaan
Secara garis besar, adalah;
– Memberitahukan kepada perusahaan yang akan diaudit
– Pertemuan pra audit
– Kunjungan ke lapangan untuk orientasi
– Wawancara kepada manajemen
– Pemeriksaan semua informasi hasil wawancara
– Pemeriksaan dokumen
– Wawancara tenaga kerja
– Pemeriksaan kondisi fisik lapangan
– Pertemuan penutup (close of meeting)
c. Manfaat audit eksternal
– Memberikan suatu evaluasi yang kuat mengenai pelaksanaan K3
– Memberikan tata cara penyelenggaraan system pengawasan mandiri
– Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kerja
– Membangkitkan daya saing positif
– Dll
Perbedaan antara inspeksi dan audit
Inspeksi adalah kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk memeriksa
kelengkapan secara teknik suatu tempat atau plant.
Audit K3 adalah pengujian secara detail dari suatu obyek seperti, tempat kerja,
departemen atau bagian, unit mesin, instalasi atau proses.
Aspek yang mempengaruhi seberapa sering inspeksi dilakukan, adalah;
a. Potensi kecelakaan
b. Sejarah kecelakaan
c. Persyaratan perlengkapan
d. Usia peralatan
e. Persyaratan hukum
PERATURAN
MENTERI TENAGA KERJA
REPUBLIK INDONESIA
No : PER.05/MEN/1985
TENTANG
PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT
MENTERI TENAGA KERJA
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 5
(1) Peraturan ini berlaku untuk perencanaan, pembuatan, pemasangan, peredaran,
pemakaian, perubahan dan atau perbaikan teknis serta pemeliharaan pesawat angkat
dan angkut.
(2) Pesawat angkat dan angkut dimaksud ayat (1) adalah:
a. Peralatan angkat;
b. Pita transport;
c. Pesawat angkutan di atas landasan dan di atas permukaan;
d. Alat angkutan jalan ri
Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja – Dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari sebagai tenaga
kerja harus ikut serta dalam menciptakan area kerja yang aman dan menjalankan pekerjaan
tanpa mengalami kecelakaan. Berikut adalah Kewajiban dan Hak Tenaga kerja yang diatur
6. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli
keselamatan kerja;
8. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan;
9. Meminta pada pengurus (perusahaan) agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan
10. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan
kerja serta alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam
hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat
dipertanggung- jawabkan.
Tenaga kerja atau karyawan diwajibkan memberikan keterangan yang benar saat dimintai
seperti pada saat pemeriksaan kecelakaan, dan senantiasa mengikuti aturan yang berlaku di
lingkungan perusahaan.
Selain itu, karyawan atau tenaga kerja juga dapat menolak jika syarat keselamatan diragukan
atau tidak tersedia, sebagai contoh saat diperintahkan melakukan pekerjaan di atas ketinggian
namun perlengkatan keselamatan seperti safety harness tidak tersedia.
umber: