Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH SOSIAL I

Gerakan Petani
Gerakan perlawanan petani, baik dalam bentuk aksi-aksi protes, pemberontakan,
revolusi, kekerasan terbuka, maupun terselubung (everiday form of peasant resistance).
Secara garis besar, perlawanan petani dimunculkan dari beberapa faktor penyebab
langsung, seperti penindasan, ancaman, tekanan, atau paksaan yang dilakukan
pemerintah, perkebunan (negeri maupun swasta), tuan tanah. Penyebab tidak langsung
seperti komersialisasi pertanian yang melahirkan cara produksi baru yang mereka anggap
merugikan atau dapat mengancam kelangsungan hidup mereka.
Pada masa kekinian konflik agrarian semakin tersebar dan tidak memperoleh
perhatian yang serius dari pemerintah. Pada akhirnya para petani sering menduduki area-
area pertanian. Adapun pola pendudukan tanah yang terjadai: (1) petani bertahan saat-saat
perusahaan perkebunan semasa orde baru; (2) Pendudukan kembali tanah-tanah
perkebunan yang telah sempat terlepas dfari penguasaan petani pada masa Orba.
Adalah maha guru sejarawan di Indonesia, Sartono Kartodirdjo, Protest
Movement in Rural Java (1973), mengkategorikan gerakan petani melawan kekuasaan
kolonial;
1. Perbanditan sosial, mencakup perampokan, penyamunan.
2. Gerakan memprotes keadaan atau peraturan yang dirasakan tidak adil.
3. Revivalitas.
4. Mesianistis.
5. Perang sabil.

Dalam beragam gerakan yang dikemukakan di atas, terdapat percampuran antara


beragam kategori, mesianistis bercampur dengan ideologi perang sabil.

Radikalisasi Petani
Hemat calhoun (1995), The Social Science of Encyclopedia. London: Kegan paul,
hlm, 634; Sartono Kartodirdjo, 1973, Protes Beyond Movement in Rural Java. Singapore:
Oxpord University Press; A. Gidden, (1994), Left and Right. Oxpord: Publishers, hlm, 1.
Menyebutkan, bahwa gerakan dapat dikatakan radikal bila memiliki ciri-ciri;
1. Gerakan dilakukan oleh kelompok tertentu dengan tujuan untuk mengubah
tatanan yang dianggap tidak benar atau merugikannya.
2. Dalam gerakan, para aktor cenderung menggunakan kekerasan untuk
memaksakan terjadinya perubahan.
3. Dalam gerakan itu terjadi kejengkelan moral yang kuat sehingga menyuburkan
rasa permusuhan.

Gerakan Petani
Penelitian mengenai gerakan petani secara garis besar secara garis besar dibagi
menjadi tiga pendekatan, yaitu pendekatan moral ekonomi (J. Scoot), pendekatan historis
(Sartono Kartodirdjo), dan pendekatan ekonomi politik (S.Popkin).

Tesis Keterlibatan Petani Dalam Politik


Hemat Kuntowijoyo (1994:1), kajian keterlibatan petani dalam politik di
Indonesia, biasanya mempergunakan dua tesis utama. Pertama, tesis yang menekankan
adanya polarisasi masyarakat pedesaan yang susunan kelasnya terdiri atas tuan tanah dan
petani penggarap tentunya formasi dalam kedudukannya terdapat kesenjangan. Contoh
dari tesis iini adalah, PKI yang berpendapat, bahwa adanya konsentrasi tanah di sedikit
tangan, sedangkan mayoritas petani adalah pekerja pertanian yang tidak bertanah.
Kedua, tesis yang menekankan ketegangan kultural, yaitu santri dan abangan. Di sini
dasar dari konflik dan kooperasi ialah aliran, sehingga terdapat politik aliran, yang terdiri
dari sebuah partai politik yang dikelilingi sejumlah organisasi sukarela yang secara
formal maupun informal terkait dengannya. Contoh dari politik aliran itu adalah Partai
Nasional Indonesia (PNI) dan PKI, Majelis Suara Muslimin Indonesia (Masyumi) dan
NU. Masing-masing modernis dan tradisionalis agama. Ketiga, yang berupaya
menggabungkan ke dua tesis yang menganggap bahwa masyarakat pedesaan menderita
dua tesis yang menganggap bahwa masyarakat pedesaan menderita dua macam konflik,
yaitu sosial, ekonomi, dan kultural. Contohnya adalah adanya konflik kepentingan antara
tuan tanah yang diwakili oleh fanatisme agama melawan kepentingan petani yang
diwakili oleh komunisme.
JENIS- JENIS PERISTIWA REVOLUSI AGRARIA, DIKUTIP DARI JEFFEREY
M. PAIGE,1975., AGRARIAN REVOLUTION SOCIAL MOEMENT AND EXPORT
AGRICULTURE IN THE UNDERDEVOLOED WORLD.

1. SOSIALIS REVOLUSIONER---PELAKUNYA TERKAIT DENGAN SUATU


PARTAI SOSIALIS REVOLUSIONER YANG MENUNTUT PERUBAHAN POLITIK
SECARA TIDAK KONSITUSIONAL

2.NASIONALIS REVOLUSIONER----PELAKUNYA TERKAIT DENGAN


SUATU PARTAI NASIONALIS MENUNTUT PERUBAHAN TIDAK
KONSTITTUSIONAL

3. PERISTIWA AGRARIA—PELAKUNYA MENUNTUT PENGAAMBILAHAN


ALIH DAN REDISTRUBUSI TANAH, TAPI TIDAK MEMBUAT TUNTUTAN
POLITIK-EKONOMI RADIKAL LAINNYA DAN TIDAK TERKAIT DGN
KELOMPOK NASONALIS MAUPUN REVOLISIONER

4.PERISTIWA BURUH—AKTORNYA MENUNTUT UPAH YANG LEBIH


TINGGI, KONDISI PEKERJAAN YANG LEBIH BAIK ATAU HAK UNTUK
BERORGANISASI TETAPI TIDAK MENUNTUT PERUBAHAN YANG
INKONSTITUSIONAL DALAM PEMERINTAHAN, NASIONALISASI MAUPUN
REDISTRIBUSI TANAH.
SEJARAH SOSIAL II\

Diambil dari beberapa sumber.

Ciri-ciri Ideologis Pada Gerakan radikal pada Abad XIX dan XX

Konsep ideologis secara kultural hemat Marx dan Engels ( Dani Cavallaro, 2004)
menentukan sekumpulan ide-ide yang dimaksudkan untuk mendahulukan kepentingan-
kepentingan kelompok sosial tertentu, dan sering kali menimbulkan kerugian bagi orang
lain. Pada perkuliahan terdahulu, sudah dibincangkan bahwa Sartono menghubungkan
perlawanan petani dengan ideologi millenarianalisme dalam bentuk Ratu Adilisme,
sementara Lucas menguhubungkan dengan nativisme dan Perang suci, sedangkan
Moertono menghubungkan dengan ideologi akan datangnya zaman kerto (zaman
keemasan) yang gemah ripah loh jinawi. Apabila dicermati, ada kemiripan dari
pandangan tentang gerakan sosial dari ketiga pakar, yaitu dibalut dengan ideologi zaman
keemasan. Ideologi mencirikan, Bahwa semua ketidak adilan akan diakhiri dan
keharmonisan akan dipulihkan. Tapi, datangnya zaman ini harus didahului oleh suatu
zaman yang penuh keprihatinan dengan tanda, seperti bencana alam, dekadensi moral dan
kemiskinan di kalangan masyarakat.
Millenarisme sebenarnya berasal dari harapan mesianistik Orang Yahudi (Bab
VIII dari kitab Daniel dalam Norman Cohn, 1984) yang ditulis sekitar 165 sebelum
Masehi. Ketika terjadi peperangan antara Yahudi dan Romawi. Intinya sang Mesias akan
datang untuk meluluh lantakan orang Romawi dan akan menghancurkan setiap bangsa
yang pernah menjajah Yahudi, dan akan menegakkan sebuah kerajaan hingga hari kiamat.
Setelah itu, sebagian Orang Kristen berdasarkan kitab wahyu (XX:4-6 dalam Ibid: 37),
meyakinkan bahwa akan datang kristus untuk kedua kalinya, ia akan menegakan kerajaan
mesianistik di atas bumi dan ia akan memegan tampuk pemerintshsn di kerajaan selama
1000 tahun sebelum hari kiamat tiba. Begitu juga sebagian pemeluk Islam meyakini akan
kedatangan Imam Mahdi sebelum kiamat tiba. Sementara di Jawa diintrodusir oleh raja
dari Kediri dengan pesan moral yang dikenal sebagai pralambang Jayabaya. Pesan yang
disampaikan oleh Jayabaya, bahwa bencana alam, kemelaratan, penurunan martabat dan
kemalangan yang terjadi merupakan hukuman akan kemalasan dan penyimpangan
kelakuan masyarakat atau kesewenangan penguasa.
Munculnya gerakan mellenarisme menurut Norman Cohn (38) apabila
1. bersifat kolektif dengan pengertian dapat dinikmati oleh semua pengikut gerakan
itu
2. bersifat terrestrial dengan asumsi, bahwa ia akan terwujud di atas dunia dan bukan
di akherat nanti
3. bersifat segera, dengan asumsi bahwa keselamatan itu akan tiba dengan segera
tanpa terduga
4. bersifat total dengan pengertian bahwa keselamatan itu secara total akan merubah
kehidupan di atas dunia, sehingga yang terjadi bukan perbaikan semata tetapi
penyempurnaan terhadap keadaan-keadaan di atas dunia
5. dilaksanakan oleh agen-agen yang secara sadar dipandang sebagai kekuatan
adikjodrati
Sartono, juga menambahkan bahwa dalam gerakan yang bersifat keagamaan, para
pemimpinnya diidentifikasi sebagai pemuka agama yang merupakan seorang prophet,
guru, dukun , tukang sihir, atau utusan mesias. Dalam gerakan radikal yang tidak bersifat
keagamaan, sumber kepemimpinannya berasal dari mitos Jawa-Hindu dan kepercayaan
Erucakra tentang akan datangnya masa kejayaan.

Mirip dengan ideologi di atas, di wilayah Melanesia muncul juga gerakan yang
disebut Cargo Cult atau juga dikenal dengan nama kultus kargo. Istilah ini, seharusnya
hanya dipakai untuk gerakan-gerakan yang memberi tekanan pada ajaran-ajaran dan
upacara-upacara yang bersifat keagamaan dan magis, serta memakai ajaran-ajaran dan
ritual itu untuk menjelaskan dan mencapai tujuannya.. Akan tetapi kultus kargo dimaknai
sebagai gerakan yang menantikan penerimaan barang-barang yang bersifat materi atau
rohani dengan cara-cara yang oleh orang barat disebut irasonal.

Kultus kargo( Strelan, 1987:5) berhubungkan demga konsep-konsep kekuasaan,


status, kekayaan dan hidup yang baik. Ciri khas dari kultus ini adalah penantian akan
terjadinya perubahan radikal dalam kehidupan sosial, eknomi, bahkan dalam hal yang
berhubungkan dengan tatanan alam smesta.. Kultus Kargo dilalui dengan upacara (syarat
mutlak) untuk memasuki orde yang diharapkan. Mereka menunggu para nenek moyang
nyang dip[impin oleh juru selamat, seorang pahlawan kultural dari masa lkampau yang
datang sembari membawa kargo untuk mereka.. Korga dimaknai sebagai makanan,
pakaian,,pembangunan ekonomi, keadilan sosial, pembebasan dari penindasan,
pengetahuian, pendek kata sesuatu yang baik

Konflik antar Petani di daerah Pertanian Eksport.


J.M. Paige (1975), Agrarian Revolution: Sdocial Movement and Expport
Agriculture in the Underdeveloped World. New York: The Free Press, hlm 21.

1. kaum petani bukan penggarap ( noncultivators) yang sumber penghasilannya dari


tanah secara ekonomi biasanya lemah, mereka menyandarkan diri pada
kepemilikan tanah oleh kaum petani penggarap ( cultivators). Konsekwensinya,
konflik antar non cultivators dengan cultivators tertuju pada peresoalan distribusi
pendapatan atas tanah akan memunculkan agrarian revolt
2. kelompok non cultivator yang sumber penhgasilannya dari modal seringkaliu
tergantung pada buruh rendahan, karena itu mereka tidak mengizinkan adanya
hak-hak ekonomi dan politik para cultivators Konflik berdimensi ekonomi
( reform commodity movem,ent
3. Konflik antar kelompok non cultivators yang bersandar pada modal dengan
cultivators yang penghasilannya dari uypah, akan memeunculkan treformasi
buruh ( reform labor movement)
4. konflik petani non cultiovator yang sumber pendapatannya dari tanah dengan
kelompok cultivators yang ersandarkan pada upah memunculkan agrarian
revolutions).
Konflik
Konflik merupakan suato proses generik yang mencakup beberapa sub-tipe,
termasuk kompetensi (usaha secara tertib oleh pelaku-pelaku untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapka), agresi (upaya para pelaku untuk mencelakakan atau menghancurkan
pelaku yang lain), permusuhan (dikemukakan secara terbuka antar pelaku), dan
perpecahan, yaitu keretakan antar pelaku atau faksi-faksi dalam sebuah
organisasi( Marvin Olsen:1975).
Lima proposisi yang berkenaan dengan sifat-sifat fundamental semua konflik.
(1). Konflik terdiri dari sekurang-kurangnya dua pelaku (aktor) yang berinteraksi, terdiri
dari orang-orang dan organisasi

(2). Konflik muncul dari situasi adanya semacam kelangkaan terhadap sesuatu yang
diinginkan, padahal sumber-sumbernya, aktivitas-aktivitas, posisi-posisi adalah
terbatas

(3). Aksi-aksi konflik diarahkan untuk membatasi, menghalangi, menghancurkan atau


mempengaruhi pelaku lain, dan dalam hubngan konflik itu salah satu pihak
memperoleh keuntungan sedangkan fihak lain tidak

(4) Konflik melibatkan interaksi antar pelaku-pelaku dan dalam hal ini serta kontraaksi
merupakan hal yang saling bertentangan

(5) Hubungan-hubuingan konflik senantiasa melibatkan upaya-upaya untuk memperoleh


kekuasaan sosial atau untuk menjalankan kekuasaan sosial itu

Konflik ada yang bersifat horizontal. Orang dayak Versus Madura, kelompok
tertentu menyerang kelompok agama lainnya, sedangkan konflik vertikal terjadi antar
rakyat atau organisasi sosial dengan pemerintah.

H. RalphTurner dan M. Lewis Killian, Collective Behavior, Perlaku kolektif:


bersifat relatif tidak tersusun, emosional, suasana saling bertentangan, Neil Smelser,
Generalized belief;
1. Bersifat histeria melahirkan panik
2. bersifat keinginan melahirkan kerajingan atau tipe tertentu dari revivalis
3.Bersifat permusuhan, melahirkan pengkambing hitaman, tindak kekerasan dll
4. Yang berorientasi moral melahirkan reform
5.Yang berorientasikan moral melahirkan revolusi fidik, pergerakan nasional,
pemberontakan terhadad UU atau ideologi negara.

Smelser menyatakan, bahwa gejolak sosial oleh sejumlah penentu (necassary


condition) terdiri atas:
1. Structural conduciviness (kondisi struktur sosial yang mendukung muncul
suatu gejolak
2. Structutal \strain (ketegangan struktural) ancaman tertentu bisa juga depresi
ekonomi
3. The spread of generelized—tersebarnya keyakinan umumn yang dianut dan
dibuat bermakna bagi para pelaku potensial, sumber ketegangan dan cara
menghadapinya harus didentifikasi
4. The precipatating factor pencetus
5. Mobilization into action mobilisasi untuk bertindak. Peranana seseorang
sangat menentukan
6. The operation of social contropl

Sartono Kartodirdjo, Struktur geerakan sosial”


;
1 Kondisi sosial ekonomi
2.Ideologi
3. Kepemimpinan
4. Masa
MATA KULIAH ; SEJARAH SOSIAL
KODE ; ASEJ 334 / 2 sks
SEMESTER : III
PROGRAM : PENDIDIKAN. SEJARAH FKIP UNLAM
Dosen : MZ.Arifin Anis, Hairiyadi
Pukul : 10.35- 12.15

DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG

SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan sejarah sosial. Salah satu tema yang menarik dari
sejarah sosial adalah gerakan perlawanan petani. Sebut dan jelaskan faktor-
faktor yang memunculkan perlawanan petani.
2. Sedikitnya ada tiga pendekatan tentang gerakan perlawanan petani. Jelaskan
dan berikan contoh dua pendekatan tentang gerakan perlawanan petani.
3. Kajian mengenai keterlibatan petani dalam politik di Indonesia lazimnya
mempertgunakan dua tesis. Jelaskan dan berikan contoh dari kedua tesis itu
4. Apa yang anda ketahui
a. perlawanan terselubung ( everyday forms of resistance )
b. radical movement
c. relative deprivation
d. cargo cult
e. mesiasnisme, nativisme

5.Pilih oleh anda salah satu gerakan petani di Kalimantan Selatan dan Jelaskan
ideologi yang digunakan oleh gerakan petani itu.
6. SELAMAT BEKERJA
mza.

Anda mungkin juga menyukai