Anda di halaman 1dari 19

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI

RAWAT JALAN

RUMAH SAKIT KHUSUS TELINGA


HIDUNG TENGGOROK – BEDAH KEPALA
LEHER PROKLAMASI BUMI SERPONG
DAMAI 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan rawat jalan (ambulatory services) adalah salah satu bentuk dari pelayanan
kedokteran. Karena tingginya biaya perawatan pasien yang kompleks maka diperlukan suatu
fasilitas yang bisa memberikan pengobatan yang adekuat dengan biaya yang lebih sedikit dan
lebih sedikit intervensi. Bentuk pelayanan ini akan mengurangi pengeluaran biaya rumah
sakit pasien dengan adanya diagnosis awal dan pengobatan dini. Secara sederhana pelayanan
rawat jalan adalah pelayanan kedokteran yang disediakan untuk pasien tidak dalam bentuk
rawat inap (Hospitalization)(Feste,1989).

Tujuan dari pelayanan rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan
pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat dipertanggung
jawabkan.(standart pelayanan Rumah sakit, dirjen yanmed depkes RI thn 1999). Sedangkan
Fungsi dari pelayanan rawat jalan adalah sebagai tempat konsultasi, penyelidikan,
pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter ahli di bidang masing-masing yang
disediakan untuk pasien yang membutuhkan waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak
memerlukan pelayanan perawatan. poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan
diagosis dini,yaitu tempat pemriksaan pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut
dalam tahap pengobatan penyakit.

Pelayanan rawat jalan dibagi menjadi beberapa bagian yang menggambarkan


banyaknya pelayanan spesialistik,subspesialistik dan pelayanan gigi spesialistik dari staf
medis yang ada pada rumah sakit.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dari berbagai kebijakan dan prosedur terkait dengan pelayanan Unit
Rawat Jalan di Rumah Sakit Khusus THT – Bedah KL Proklamasi
2. Tujuan Khusus
Memberikan pelayanan Rawat Jalan yang efektif, dan memuaskan bagi pasien
yang menjalani pemeriksaan

1
a. Menanggulangi masalah THT, baik akut maupun kronis pada pasien yang
melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit Khusus THT-Bedah KL Proklamasi
b. Mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien secara optimal melalui
prosedur dan tindakan yang dapat di pertanggungjawabkan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Khusus THT-Bedah Kl
Proklamasi meliputi:
1. Poli Spesialis THT
2. Poli Gigi

D. Batasan Operasional

Untuk lebih mengarahkan pemahaman dibuat batasan istilah penting yang


terkait dengan kerangka pelayanan Unit Rawat Jalan.
1. Rumah Sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
2. Rumah sakit Tipe C adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis terbatas.
3. Unit Rawat Jalan adalah bagian pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pelayanan pencegahan, pengobatan serta pemulihan terhadap penderita dengan
waktu kurang dari 24 jam dimana dalam pelayanannya terkait dengan kegiatan
penunjang lain seperti fisioterapi, laboratorium, radiologi dan farmasi dan
Audiometri.
4. Poli Umum adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi
tindakan pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pasien umum atau yang
membutuhkan tindakan dasar.
5. Poli Spesialis adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi
tindakan pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pasien yang
membutuhkan tindakan spesialistik .
6. Poli Gigi adalah unit yang melayani pelayanan rawat jalan yang meliputi tindakan
pencegahan, pengobatan dan pemulihan terhadap pelayanan gigi dan mulut.

2
E. Landasan Hukum
Penyelenggaraan pelayanan Rawat Jalan Rumah Sakit Khusus THT-Bedah Kl
Proklamasi sesuai dengan:
1. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000
2. Undang Undang Nomor 32 tahun 2004
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/2003 tentang standar pelayanan minimal
bidang kesehatan di Kabupaten/Kotamadya
4. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1091/2004
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 228/2003

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


1. Kualifikasi Tenaga Dokter di Unit Rawat Rumah Sakit Khusus THT-Bedah Kl
Proklamasi adalah Dokter Umum, Dokter Gigi Menggunakan jasa pelayana
dokter tetap Dan Dokter Spesialis menggunakan jasa Pelayanan dokter di luar
Rumah Sakit(konsultan)
2. Kualifikasi Tenaga perawat di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit THT-Bedah KL
Proklamasi adalah tenaga perawat di Unit Rawat Jalan yang berpengalaman di
bidang paramedik.

B. Distribusi Ketenagaan
Dalam pelayanan Rawat Jalan perlu menyediakan sumber daya manusia yang
kompeten, cekatan dan mempunyai kemampuan sesuai dengan perkembangan
teknologi sehingga dapat memberikan pelayanan yang optimal, efektif, dan efisien.
Atas dasar tersebut di atas, maka perlu kiranya menyediakan, mempersiapkan dan
mendayagunakan sumber-sumber yang ada. Untuk menunjang pelayanan Rawat Jalan
di unit Rawat Jalan, maka dibutuhkan tenaga dokter umum,dokter gigi, dokter
spesialis, perawat yang mempunyai pen
galaman, keterampilan dan pengetahuan yang sesuai.

No Tenaga Medis Jumlah


1 Dokter umum 5
2 Dokter Spesialis THT 1
3 Dokter gigi
4 Perawat 5
5 Perawat Poli Gigi 2 C. P
engat
uran Dinas
Pengaturan jadwal dinas adalah pengaturan tugas pelayanan bagi perawat dan
bidan untuk melaksanakan tugas pelayanan di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Khusus
THT-Bedah Kl Proklamasi. Pelayanan dibagi menjadi dua shift yaitu:
1. Shift pagi: pukul 07.00-14.00 WIB untuk poli spesialis THT .
4
2. Shift sore: pukul 14.00-21.00 WIB untuk poli spesialis THT
3. Shift pagi: pukul 08.00-14.00 untuk poli gigi
4. Shift sore pukul 14.00-20.00 untuk poli gigi

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan
1. Poli umum

RUANG TUNGGU

POLI UMUM TPP

POLI UMUM
Toilet

2. Poli Spesialis

Tpp dan Ruang Tunggu

toilet Ruang Tunggu R

U
Poli Poli Poli poli Poli
anak Ortho Saraf jtg IPD A

N
Poli
THT G

Poli Bedah

3. Poli Gigi

Ruang Tunggu

Poli Gigi

6
B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang tersedia pada pelayanan rawat jalan terdiri dari:
1. Alat yang Tersedia Unit Rawat Jalan

7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Penerimaan Pasien

1. Pasien datang di Unit Rawat Jalan, mendaftarkan identitas di bagian Tempat Penerimaan
Pasien (TPP)

2. Pendataan dilakukan sesuai tujuan poli.

3. Data pasien atau kartu pasien sudah berada di masing-masing tujuan, poli Umum, Poli gigi
dan poli Spesialis pagi dan Poli Spesialis Sore

B. Tata Laksana Pelayanan


1. Poliklinik Umum
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poliklinik umum dilakukan oleh dokter umum
setiap hari kerja (Senin sampai dengan Sabtu) mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 13.30
WIB, kecuali hari libur.
Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
(laboratorium, radiologi) jika diperlukan, pemberian resep, dan edukasi kepada pasien
mengenai problem kesehatan yang akan atau sedang mereka alami.
Layanan perawatan luka dilakukan di Unit UGD setiap hari kerja (Senin sampai dengan
Sabtu) pukul 07.00 sampai dengan 14.00 WIB. Pasien rawat luka adalah pasien kontrol
setelah mendapat perawatan pertama di IGD maupun lembaga kesehatan lain, atau pasien
baru dengan luka yang tidak membutuhkan jahitan.

2. Poli Gigi

Layanan di poli gigi dilakukan di ruang poli gigi setiap hari kerja mulai pukul 07.00 sampai
dengan 14.00 WIB oleh 2 tenaga dokter gigi dan 1 perawat gigi. Jenis pelayanan yang
diberikan adalah:
1. Saluran akar gigi dan tumpatan
2. Pemeriksaan kesehatan gigi rutin
3. Pembersihan karang gigi

8
4. Cabut gigi
5. Bedah mulut
6. Pemasangan Gigi palsu
7. Meratakan gigi

Untuk tindakan bedah mulut akan dilakukan oleh Spesialis bedah mulut.
1. Poli THT
Layanan pemeriksaan dan pengobatan di poli THT setiap hari selasa mulai pukul 18.00
sampai dengan pukul 21.00 WIB.Kegiatan layanan berupa anamnesa keluhan, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi dan fisioterapi) jika diperlukan,
pemberian resep, edukasi kepada pasien mengenai problem kesehatan yang akan atau sedang
mereka alami.

9
ALUR RAWAT JALAN

Datang Sendiri
Tempat Penerimaan Pasien
Dokter Praktek
(TPP) POLI GIGI
Rujukan Lain

PULANG POLI SPESIALIS


POLI UMUM
IGD

PEMERIKSAAN RAWAT

PENUNJANG INAP

10
BAB V

LOGISTIK

A. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat Unit Rawat Jalan

1. Pengertian
Penyediaan Alat Kesehatan dan Obat di Unit Rawat Jalan adalah permintaan obat dan alat
kesehatan ke unit farmasi atas permintaan dokter.
2. Prosedur :

a. Permintaan obat atau alat kesehatan ditulis pada resep rangkap 3 untuk pasien intern dan 2
rangkap untuk pasien yang di tulis oleh dokter umum atau dokter spesialis.

b. Resep obat dilengkapi nama dokter, tanggal, nama pasien, Jenis pasien dan nomor Rekam
Medis.

c. Resep diberikan TPP untuk proses administrasi selanjutnya.


B. Perencanaan Peralatan atau Peremajaan

1. Pengertian
Suatu kegiatan untuk merencanakan pengadaan peralatan baru, sesuai kebutuhan saat itu atau
sebagai pengganti alat yang rusak atau harus diganti karena keausannya.
2. Tujuan
Tujuan dari perencanaan pengadaan dan peremajaan peralatan adalah agar peralatan dapat
digunakan setiap saat tanpa adanya hambatan dan menunjang proses pelayanan di masing-
masing poli.
3. Prosedur Kegiatan

a. Dilakukan pengecekan rutin, sehingga diketahui peralatan yang tidak dapat digunakan atau
tidak dapat diperbaiki, dan direncanakan dalam anggaran rutin atau diganti yang baru.

b. Pengajuan pembelian peralatan baru diketahui Kepala Unit Rawat Jalan kepada Ka Unit
Personalia rumah sakit disertai perkiraan harga.

c. Bila sudah terealisasi kepala unit menerima alat dan menandatangani buku penerimaan
barang serta menuliskan pada buku inventaris

11
BBA VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem di mana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Sedangkan insiden keselamatan pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat
mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian, dan
lain-lain) yang tidak seharusnya terjadi.
B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Selain itu sistem keselamatan pasien ini mempunyai tujuan agar tercipta budaya keselamatan
pasien di rumah sakit, meningkatkannya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan terlaksananya
program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan pasien
rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah:
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil.

2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan
jelas tentang keselamatan pasien.

3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Mengembangkan sistem dan proses


pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asesmen hal potensial bermasalah.

4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat


melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada KKP-RS
(Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit)

12
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi
yang terbuka dengan pasien.

6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan untuk
melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.

7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan


informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem
pelayanan.

Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus diterapkan.


Standar tersebut adalah:
1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program


peningkatan keselamatan pasien

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatan keselamatan pasien

6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien

7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit:


1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan pasien
rumah sakit.

2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2 tahun

3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit

4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen dan
karyawan

5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien)

6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut di atas

13
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan
melakukan self assessment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien
rumah sakit

8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit

9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit dan
kejadian tidak diharapkan.

D. Sasaran Keselamatan Pasien di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Khusus THT-Bedah
Kl Proklamasi

1. Ketepatan Identifikasi Pasien


Ketepatan identifikasi pasien adalah ketepatan penentuan identitas pasien sejak awal pasien
masuk sampai dengan pasien keluar terhadap semua pelayanan yang diterima oleh pasien.
2. Peningkatan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi lisan yang menggunakan prosedur: Write back,
Read back dan Repeat Back (reconfirm).
3. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran
kemih, infeksi pada aliran darah, pneumonia yang sering berhubungan dengan ventilasi
mekanis. Pokok eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tangan (hand
hygiene) yang tepat.

14
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan, maka saat


ini masyarakat semakin memperhatikan mutu pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Pengendalian mutu di unit rawat jalan harus dilakukan demi kepentingan dan kepuasan dari
pasien sehingga nantinya dapat kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan di Unit Farmasi
pada khususnya dan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Khusus THT-Bedah Kl Proklamasi
pada umumnya. Indikator Mutu Pelayanan Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Khusus THT-
Bedah Kl Proklamasi mengacu pada Pedoman Indikator Mutu Rumah Sakit Khusus THT-
Bedah Kl Proklamasi yaitu:
1. Waktu Tunggu Di Rawat Jalan
Ruang lingkup : waktu Tunggu Di Rawat
Jalan
Dimensi mutu : Efisiensi dan efektivitas
Tujuan : Tersedianya pelayanan
rawat jalan pada hari kerja
Definisi operasional : Waktu tunggu adalah
waktu yang diperlukan
mulai pasien mendaftar
sampai dilayani oleh
dokter.
Kriteria inklusi : -
Kriteria eksklusi : -
Numerator : Jumlah pasien rawat jalan
yang menunggu lebih dari
15 menit
Denominator : Jumlah seluruh pasien
rawat jalan dalam bulan
tersebut.
Standar : 1%

15
Insiden Komunikasi Yang Kurang Efektif
Ruang lingkup : Komunikasi lisan atau
melalui telepon yang
kurang efektif antar
pemberi pelayanan tentang
pelaporan kembali hasil
pemeriksaan dan kondisi
pasien.
Dimensi mutu : Keselamatan pasien
Tujuan : Tercapainya Keselamatan
Pasien melalui komunikasi
lisan yang efektif
Definisi operasional : Komunikasi yang kurang
efektif adalah komunikasi
lisan yang tidak
menggunakan prosedur:
Write back, Read back dan
Repeat Back (reconfirm)
Kriteria inklusi :
- Kesalahan Prosedur
komunikasi lisan atau via
telepon: Write back, Read
back dan Repeat Back
(reconfirm)

16
- Pelaporan secara lisan
yang tidak menggunakan
prosedur SBAR
- Prosedur spelling atau
ejaan tidak digunakan
untuk obat yang bersifat
LASA atau NORUM

Kriteria eksklusi : Komunikasi non lisan atau


tertulis
Numerator : Jumlah ketidaktepatan
komunikasi lisan atau via
telepon
Denominator : -
Standar : 0

17
BAB IX
PENUTUP

Demikian telah disusun suatu Pedoman Pelayanan Unit Rawat Jalan, yang dapat dipakai
sebagai acuan di dalam pelayanan rawat jalan untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara
keseluruhan di Rumah Sakit Khusus THT-Bedah Kl Proklamasi. Pedoman ini akan
mengalami perbaikan dalam upaya peningkatan kualitas dari waktu ke waktu sehingga
diperlukan suatu evaluasi secara teratur dan berkelanjutan dalam hal pemantauannya. Dengan
adanya suatu pedoman pelayanan maka kegiatan pelayanan secara khusus di Unit Rawat
Jalan dapat mengutamakan kepuasan dan keselamatan pada setiap pasien.

18

Anda mungkin juga menyukai