Anda di halaman 1dari 3

Defisit Neurofisiologis.

Nyeri neuropatik kronis yang berat dikaitkan dengan kinerja yang buruk pada
pemeriksaan neuropsikologis yang menilai fungsi memori, bahasa dan fungsi eksekutif.
Gangguan fungsi kognitif dapat dikaitkan dengan perubahan struktural otak yang ditunjukkan
pada keadaan nyeri neuropatik berat lainnya. Faktor-faktor yang juga harus dipertimbangkan
dalam fungsi kognitif pasien dengan nyeri CRPS neuropatik berat adalah obat, stres, dan
gangguan yang mengurangi fungsi memori.

Gejala Konstitusional
CRPS-I dan CRPS-II adalah penyakit sistematis yang berpotensi mempengaruhi sistem
organ apapun. Hampir semua pasien yang terkena dampak berat (memiliki lebih dari satu
ekstremitas terlibat) memiliki keluhan letargi, kelelahan, atau kelemahan — etiologinya
multifaktorial. Komorbiditas yang berkontribusi lainnya adalah gangguan tidur,
hipotiroidisme, hipoadrenalisme sekunder akibat respons stres kronis, dekondisi, dan depresi
berat.

Sistem Kardiovaskular
Sekitar 2.500 pasien CRPS dengan durasi penyakit lebih dari 2 tahun dan setidaknya
keterlibatan dua ekstremitas telah dievaluasi di Drexel University Pain Clinic. Lima ratus
memiliki evaluasi EKG dan ekokardiogram sebelum perawatan ketamin sub-anestesi. Tidak
ada kelainan EKG spesifik selain denyut nadi lebih tinggi dari normal berkisar 80-100 denyut
per menit. Fraksi ejeksi adalah antara 50-65% yang tidak berbeda dari kontrol pria dan kontrol
wanita.

Sistem Respirasi
Dalam studi longitudinal dari 270 pasien dengan CRPS sedang hingga berat, sesak
napas dilaporkan pada 42 pasien (15,5%). Evaluasi pasien ini menunjukkan atelektasis
subegmental pada rontgen dada di 33%, volume paru rendah di 16,7% dan hanya satu pasien
(0,5%) memiliki bukti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Satu pasien mengalami gagal
jantung kongestif ringan. Adenopati hilus dan efusi pleura kecil dicatat pada tiga pasien.
Sembilan dari 42 pasien menjalani tes fungsi paru formal. Lima memiliki penyakit paru-paru
restriktif dan dua memiliki penyakit paru-paru restriktif ringan. Satu pasien menjalani
pemeriksaan normal.

Disregulasi Autonom
Kegagalan kompensasi dalam peningkatan denyut jantung ketika tekanan darah turun
adalah manifestasi dari disregulasi otonom yang memiliki komponen perifer dan SSP.
Ekstremitas yang terkena pada pasien CRPS biasanya hangat pada awal perjalanan penyakit
dan kemudian menjadi dingin, yang menunjukkan perubahan aktivitas neuron
vasokonstriktor pada kolumna spinalis intyermediolateral.
Manifestasi otonom dari CPRS sering salah didiagnosis sebagai fenomena Raynaud
(terutama jika ekstremitas yang terkena nyeri minimal), fibromyalgia dan insufisiensi
vaskular. Ini terjadi pada keadaan ekstremitas sianosis dan dingin, dengan bintik-bintik dan
livedo reticularis dan edema neurogenik. Ekstremitas hangat dengan eritematosa sering
dianggap terinfeksi.

Inflamasi/Edema Neurogenik
Dalam sebuah studi longitudinal terhadap lebih dari 600 pasien dengan CRPS
setidaknya selama satu tahun, 75% menunjukkan edema neurogenik. Edema berkorelasi
dengan durasi penyakit bersifat generalis dan masif. Dapat ditemukan diuresis berkelanjutan
pada permulaan terapi ketamin. Diuretik sering diberikan untuk edema namun kurang
efektif. Bagian tubuh yang sering terkena juga mengalami eritematosa dan membengkak. Jika
tanda-tanda ini muncul pada ekstremitas bawah yang nyeri, pasien sering salah didiagnosis
sebagai tromboflebitis. Sering terjadi perubahan kulit, kuku, dan integumen berat pada
ekstremitas bawah yang terkena yang berhubungan dengan eritema dan peningkatan suhu
yang menunjukkan infeksi.

Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal sangat terpengaruh pada hampir semua pasien CRPS.
Kelemahan dilaporkan sekitar 70% pada pasien yang mengalami CRPS. Selain kelemahan,
pasien juga mengalami atrofi pada otot yang biasanya terlihat jelas pada otot intrinsik tangan
dan kaki serta otot gastroknemius. Kadang-kadang suatu komponen otot tertentu akan
mengalami atrofi pada otot yang tampaknya tidak terlibat dengan penyakit tersebut.
Sistem Dermatologi
Dalam sebuah studi, 71% pasien melaporkan perubahan warna kulit dalam 5 tahun,
yang meningkat menjadi 81% setelah 15 tahun. Ini biasanya merupakan kombinasi dari
eritema, bintik-bintik, livedo reticuaris dan sianosis. Pembengkakan tercatat sekitar 75%
pasien pada tahun pertama dan 90% pasien setelah 15 tahun. Sekitar 20% pasien melaporkan
ruam morbiliformis yang sedikit meningkat. Lesi yang paling umum terlihat adalah lesi yang
berbentuk seperti ulcer dengan ukuran 1-3 mm dengan batas jelas yang didahului oleh lesi
kulit pruritus yang menyerupai gigitan serangga.

Sistem Urologi
Gejala dan tanda urologis terlihat pada sekitar 25% pasien CRPS. Dalam sebuah
penelitian terhadap 20 pasien CRPS, keluhan utama adalah frekuensi, urgensi atau
inkontinensia urin. Nyeri regional kompleks telah didiagnosis pada penis satu tahun setelah
prostatektomi transurethral. Nyeri pelvis dan perineum juga terlihat pada pasien CRPS
terutama jika kedua ekstremitas bawah terpengaruh.

Sistem Gastrointestinal
Dalam penelitian prospektif dari 270 pasien yang dievaluasi sebelum infus ketamin,
konstipasi dilaporkan paling sering timbul (113 pasien, 41%). Gejala umum lainnya adalah
mual (63 pasien, 23,3%), muntah (31 pasien, 11,5%), keluhan diare intermiten (18,5%) dan
gangguan pencernaan (18,5%). Irritable bowel syndrome didiagnosis pada 46 pasien (17%)
sejak onset CRPS.

Anda mungkin juga menyukai