NOMOR TAHUN
TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Izin adalah keputusan Pejabat Pemerintahan yang
berwenang sebagai wujud persetujuan atas
permohonan warga masyarakat sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Izin Pemanfaatan Ruang adalah izin-izin yang
dipersyaratkan dalam kegiatan pemanfaatan ruang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
3. Izin Lokasi adalah izin yang diberikan kepada pelaku
usaha untuk memperoleh tanah yang diperlukan
-3-
BAB II
Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup
Pasal 2
(1) Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai pedoman
bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam
menilai pemenuhan komitmen tata ruang untuk
penerbitan izin pemanfaatan ruang dalam Perizinan
Berusaha Terintegrasi secara elektronik
(2) Peraturan Menteri ini bertujuan untuk mewujudkan
tertib tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten/kota melalui instrumen perizinan
pemanfaatan ruang.
(3) Ruang lingkup Peraturan Menteri ini meliputi:
a. Kedudukan, dan jenis izin pemanfaatan ruang ;
dan
b. Tata cara penilaian pemenuhan komitmen tata
ruang dalam penerbitan izin pemanfaatan ruang.
BAB III
KEDUDUKAN DAN JENIS IZIN PEMANFAATAN RUANG
Bagian Kesatu
Kedudukan Izin Pemanfaatan Ruang
Pasal 3
Kedudukan izin pemanfaatan ruang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a sebagai
instrumen pengendali kegiatan pemanfaatan ruang dalam
hal:
a. mewujudkan tertib pemanfaatan ruang;
b. melindungi kepentingan umum dan masyarakat luas;
c. menghindari dampak negatif kegiatan pemanfaatan
ruang; dan
-8-
Bagian Kedua
Jenis Izin Pemanfaatan Ruang
Paragraf 1
Umum
Pasal 4
Pasal 5
Jenis Izin Pemanfaatan Ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (3) huruf a meliputi:
a. Izin Lokasi;
b. Izin Lingkungan; dan
c. Izin Mendirikan Bangunan;
Paragraf 2
Izin Lokasi
Pasal 6
(1) Izin lokasi diberikan kepada setiap kegiatan
pemanfaatan ruang dengan memperhatikan:
a. peruntukan ruang;
b. lokasi pemanfaatan ruang; dan
c. ketersediaan tanah;
dalam RTRW Kabupaten/Kota, ketentuan umum
peraturan zonasi dan/atau RDTR dan PZ.
(2) Persyaratan dan penerbitan izin lokasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diberikan melalui mekanisme
pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara
-9-
Paragraf 3
Pasal 7
Izin Lingkungan
(1) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf b diberikan kepada pelaku usaha yang
usahanya dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau
UKL-UPL.
(2) Izin lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 huruf b diterbitkan oleh lembaga OSS dan/atau
pemerintah, pemerintah daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Paragraf 4
Izin mendirikan bangunan
Pasal 8
(1) Izin Mendirikan Bangunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf c diterbitkan oleh lembaga OSS
dan/atau pemerintah daerah.
(2) Izin Mendirikan Bangunan diterbitkan oleh lembaga
OSS dan/atau pemerintah daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
- 10 -
Paragraf 5
Pengaturan Izin Pemanfaatan Ruang dalam RTR
Pasal 9
(1) Izin pemanfaatan ruang diatur dalam bentuk arahan
perizinan, ketentuan perizinan, dan perizinan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari RTR
(2) Arahan perizinan merupakan bagian tidak terpisahkan
dari RTRWN, RTRW Provinsi, RTR Pulau/Kepulauan,
RTR KSN, dan RTR KSP.
(3) Arahan perizinan merupakan arahan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah Provinsi
sesuai kewenangannya sebagai dasar dalam menyusun
ketentuan perizinan oleh pemerintah kabupaten/kota.
(4) Ketentuan perizinan merupakan bagian tidak
terpisahkan dari RTRW Kabupaten/Kota
(5) Ketentuan perizinan merupakan ketentuan yang
ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
sesuai kewenangannya yang harus dipenuhi oleh
perorangan atau badan hukum sebelum melaksanakan
pemanfaatan ruang
(6) Perizinan RDTR dan PZ merupakan persyaratan
tentang tata bangunan, lingkungan dan ketentuan
pengendalian yang harus dipenuhi oleh perorangan
atau badan hukum sebelum memanfaatkan ruang
BAB IV
TATA CARA PENILAIAN PEMENUHAN KOMITMEN TATA
RUANG DALAM PEMBERIAN IZIN PEMANFAATAN RUANG
Bagian Kesatu
Umum
Paragraf 1
- 11 -
Paragraf 2
Pemenuhan Komitmen Tata Ruang Dalam Pemberian Izin
Lokasi
Pasal 11
(1) Izin Lokasi diberikan oleh Lembaga OSS berdasarkan
komitmen pelaku usaha yang telah memperoleh
izin/persetujuan/pendaftaran atau yang serupa itu
dari pejabat yang berwenang di bidang penanaman
modal
(2) Izin Lokasi yang diberikan oleh Lembaga OSS dapat
diberikan tanpa Komitmen dalam hal :
a. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan terletak di
lokasi yang telah sesuai dengan peruntukannya
menurut Rencana Detail Tata Ruang dan/atau
rencana umum tata ruang kawasan perkotaan;
b. tanah lokasi usaha dan/atau kegiatan terletak di
lokasi kawasan ekonomi khusus, kawasan industri,
serta kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas;
- 12 -
Pasal 12
(1) Izin lokasi yang diberikan oleh Lembaga OSS
berdasarkan kesesuaian lokasi dan kegiatan yang
dimohonkan dengan RDTR dan PZ
(2) Tata cara menilai kesesuaian lokasi dan kegiatan
dengan RDTR dan PZ dilakukan sebagai berikut :
a. Melakukan overlay antara peta/sketsa permohonan
izin lokasi yang telah dilengkapi dengan koordinat
dengan peta RDTR
- 13 -
Pasal 13
(1) Pemenuhan komitmen izin lokasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), diberikan oleh
pemerintah daerah, berdasarkan kesesuaian lokasi dan
- 14 -
Paragraf 3
Pemenuhan Komitmen Tata Ruang Dalam Pemberian Izin
Lingkungan
Pasal 14
(1) Izin lingkungan yang diberikan oleh Lembaga OSS
tidak dipersyaratkan untuk penerbitan Izin Usaha
dalam hal :
a. lokasi usaha dan/atau kegiatan berada dalam
kawasan ekonomi khusus, kawasan industri,
atau kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan
bebas; atau
b. usaha dan/atau kegiatan merupakan usaha
mikro dan kecil, usaha dan/atau kegiatan yang
tidak wajib memiliki Amdal, atau usaha dan/atau
kegiatan yang tidak wajib memiliki UKL-UPL.
(2) Pelaku Usaha wajib memenuhi Komitmen Izin
Lingkungan yang telah diterbitkan oleh Lembaga OSS
dengan melengkapi:
a. UKL-UPL; atau
b. dokumen Amdal.
(3) Pemenuhan komitmen izin lingkungan diberikan oleh
pemerintah atau pemerintah daerah untuk
persyaratan kesesuaian lokasi usaha dan/atau
kegiatan yang dimohonkan dengan rencana tata ruang
berdasarkan RTRW kabupaten/kota dan/atau RDTR
dan PZ
(4) Tata cara menilai kesesuaian lokasi usaha dan/atau
kegiatan dengan RTRW Kabupaten/Kota dilakukan
sebagai berikut :
a. Melakukan overlay antara peta/sketsa
permohonan izin lingkungan yang telah
dilengkapi dengan koordinat dengan peta pola
dan struktur RTRW Kabupaten/Kota
- 16 -
Paragraf 4
Pemenuhan Komitmen Tata Ruang Dalam Pemberian Izin
Mendirikan Bangunan
Pasal 15
(1) IMB tidak dipersyaratkan untuk penerbitan Izin
Usaha dalam hal bangunan gedung :
a. berada dalam kawasan ekonomi khusus, kawasan
industri, atau kawasan perdagangan bebas dan
pelabuhan bebas, sepanjang pengelola kawasan
telah menetapkan pedoman bangunan (estate
regulation)
b. merupakan proyek pemerintah atau proyek
strategis nasional sepanjang telah ditetapkan
badan usaha pemenang lelang atau badan usaha
yang ditugaskan untuk melaksanakan proyek
pemerintah atau proyek strategis nasional
(2) Izin Mendirikan Bangunan diterbitkan oleh Lembaga
OSS berdasarkan kesesuaian lokasi dan kegiatan,
dengan ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang
dalam RDTR dan PZ kabupaten/kota.
(3) Kesesuaian lokasi dan kegiatan pemanfaatan ruang
dengan RDTR dan PZ dituangkan dalam Keterangan
Rencana Kota/Kabupaten.
(4) Keterangan Rencana Kota/Kabupaten sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) paling sedikit memuat:
a. Fungsi bangunan yang akan dibangun
- 19 -
b. Ketinggian maksimum
c. Jumlah lantai dibawah tanah
d. Garis sempadan dan jarak bebas bangunan
e. KDB maksimum
f. KLB maksimum
g. KDH maksimum
h. KTB maksimum
i. Jaringan utilitas
j. Ketentuan khusus
k. Keterangan lain yang terkait
(5) Ketentuan persyaratan pemanfaatan ruang dalam
RDTR dan PZ sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memperhatikan:
a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
b. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
c. Ketentuan tata bangunan;
d. Ketentuan sarana dan prasarana minimal;
e. Ketentuan khusus;
f. Standar teknis;
g. Ketentuan pelaksana: dan
h. Teknik pengaturan zonasi.
(6) Penggunaan RDTR dan PZ untuk menerbitkan
Keterangan Rencana Kota/Kabupaten dapat dilihat
dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan ini
(7) Format Keterangan Rencana Kota/Kabupaten
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari peraturan ini.
Bagian Kedua
Tata Cara Pemberian Pemenuhan Komitmen Tata Ruang
Untuk Izin Pemanfaatan Ruang
- 20 -
Paragraf 1
Tata Cara Pemberian Pemenuhan Komitmen Tata Ruang
Izin Lokasi
Pasal 16
(1) Pemenuhan komitmen Izin Lokasi diterbitkan oleh
organisasi perangkat daerah kabupaten/kota yang
membidangi penanaman modal dan pelayanan
terpadu satu pintu.
(2) Permohonan pemenuhan komitmen Izin Lokasi
dilengkapi persyaratan yang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan
(3) Setiap pemohon mengajukan permohonan pemenuhan
komitmen izin lokasi secara dalam jaringan (online)
kepada Kepala perangkat daerah yang membidangi
penanaman modal dan perizinan terpadu satu pintu.
(4) Kepala perangkat daerah yang membidangi
penanaman modal dan perizinan terpadu satu pintu
mengajukan permohonan rekomendasi teknis
kesesuaian lokasi rencana kegiatan berdasarkan
RTRW Kabupaten/Kota kepada Kepala OPD yang
membidangi penataan ruang.
(5) Dalam hal perangkat daerah yang membidangi
penataan ruang tidak dapat memberikan rekomendasi
teknis, perangkat daerah tersebut dapat meminta
rekomendasi teknis dari TKPRD.
(6) Muatan dari rekomendasi teknis TKPRD sebagaimana
dimaksud ayat (5) tidak bertentangan dengan muatan
RTRW kabupaten/kota yang berlaku.
(7) Rekomendasi teknis TKPRD sebagaimana dimaksud
pada ayat (5), dikeluarkan dalam jangka waktu
sebagaimana diatur dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan.
- 21 -
Paragraf 2
Tata Cara Pemberian Pemenuhan Komitmen Tata Ruang
untuk Izin Lingkungan
Pasal 17
(1) Pemenuhan komitmen izin lingkungan yang berupa
rekomendasi teknis kesesuaian lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan dengan rencana tata ruang
diterbitkan oleh organisasi perangkat daerah
kabupaten/kota yang membidangi penanaman modal
dan perizinan terpadu satu pintu.
(2) Rekomendasi teknis kesesuaian lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan dengan rencana tata ruang
diberikan apabila rencana usaha dan/atau kegiatan
tersebut tidak memiliki izin lokasi
(3) Apabila rencana usaha dan/atau kegiatan sudah
memiliki izin lokasi, maka kesesuaian lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan dengan rencana tata ruang
berdasarkan izin lokasi tersebut.
(4) Permohonan rekomendasi teknis kesesuaian lokasi
rencana usaha dan/atau kegiatan dengan rencana
tata ruang dilengkapi persyaratan antara lain:
a. Nomor Induk Berusaha;
b. Pernyataan komitmen
c. Proposal rencana kegiatan pemanfaatan ruang;
dan
d. Peta atau sketsa lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan yang memuat koordinat batas lokasi.
- 22 -
Paragraf 3
Tata Cara PemberianPemenuhan Komitmen Tata Ruang
Izin Mendirikan Bangunan
Pasal 18
(1) Pemenuhan komitmen Izin Mendirikan Bangunan
diterbitkan oleh organisasi perangkat daerah
kabupaten/kota yang membidangi penanaman modal
dan pelayanan terpadu satu pintu.
- 23 -
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 19
Izin Mendirikan Bangunan pada kawasan non perkotaan
yang tidak diatur dengan RDTR dan PZ diberikan
berdasarkan RTR KSK atau RTRW Kabupaten/kota.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Pada saat peraturan ini mulai berlaku:
a. Izin Pemanfaatan Ruang yang telah dikeluarkan
sebelum berlakunya peraturan ini tetap berlaku
sampai jangka waktunya habis, dengan tidak
melakukan pelanggaran lebih lanjut sesuai peraturan
ini.
b. Izin Pemanfaatan Ruang yang sedang dalam proses
dan belum diterbitkan sampai peraturan ini berlaku,
wajib mengikuti ketentuan dalam peraturan ini.
c. Peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan
dengan izin pemanfaatan ruang dinyatakan masih
- 25 -
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal ………2019
Ttd
SOFYAN A. DJALIL
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
- 26 -
WIDODO EKATJAHJANA