OLEH:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PROYEK
KONSTRUKSI DRAINASE LINGKUNGAN BR. BALER BALE AGUNG,
KABUPATEN JEMBRANA.” Makalah ini disusun untuk syarat mengikuti
perkuliahan Manajemen Konstruksi. Dengan dibuatnya makalah ini penulis ingin
memaparkan materi untuk bahan perkuliahan sesuai dengan judul makalah.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Ir. I Wayan Yansen, MT
selaku dosen pengajar Manajemen Konstruksi yang telah memberikan bimbingan
serta arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini. Tidak lupa penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberi
dukungan kepada kami.
Kami menyadari adanya kekurangan baik dari segi materi, ilustrasi, dan
sistematika penulisan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Besar harapan
kami makalah ini dapat bermanfaat dan digunakan sebagai referensi bahan ajar bagi
pembaca.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
4.1 Simpulan...................................................................................... 66
4.2 Saran ............................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 68
1.3 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan wawancara ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran umum Proyek Pembangunan Drainase
Lingkungan Br. Baler Bale Agung, Kabupaten Jembrana.
2. Untuk mengetahui manajemen konstruksi yang diterapkan pada Proyek
Pembangunan Drainase Lingkungan Br. Baler Bale Agung, Kabupaten
Jembrana.
2.1 Umum
Management adalah kemampuan untuk memperoleh hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan sekelompok orang. Untuk itu, tujuan perlu
ditetapkan terlebih dahulu, sebelum melibatkan sekelompok orang yang
mempunyai kemampuan atau keahlian dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Dengan kata lain, manajemen berfungsi untuk melaksanakan semua
kegiatan yang diperlukan dalam pencapaian tujuan dengan batas-batas tertentu.
Dari beberapa sumber, terkumpul definisi-definisi dari beberapa ahli
manajemen, berikut ini.
1. Kooentz & Donnel (Principat of Management)
Kooentz & Donnel berpendapat bahwa manajemen menghubungkan
pencapaian sesuatu melalui atau dengan orangorang.Dalam hal ini arti
manajemen dititik beratkan pada usaha pemanfaatan orang-orang dalam
mencapai tujuan. Agar tujuan dapat tercapai, maka orang-orang tersebut
harus mempunyai tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas (job
description).
2. Peterson & Plowman (Business Organization and Management)
Peterson dan Plowman mengemukakan bahwa manajemen dapat diberi
definisi sebagai suatu teknik/cara dalam arti, dengan teknik/cara tersebut,
maksud dan tujuan dari sekelompok manusia tertentu dapat ditetapkan,
diklasifikasikan dan dilaksanakan. Manajemen dalam pengertian ini
menekankan kepada teknik/cara tertentu dalam rangka usaha pencapaian
suatu tujuan.
3. John F. Mee (Department of Management)
John F. Mee membuat definisi yang lebih luas mengenai manajemen. John
mengemukakan bahwa manajemen adalah suatu seni keahlian untuk
memperoleh hasil maksimal dengan usaha minimal dalam rangka mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan baik bagi pimpinan maupun para pekerja,
serta memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat. Pengertian
Proyek adalah proses pengadaan dari yang belum ada menjadi ada dalam
jangka waktu tertentu. Pengertian proyek pada umumnya mengacu pada rangkaian
aktivitas yang mempunyai dimensi waktu, mutu, dan biaya untuk mewujudkan
suatu gagasan. Perkembangan sebuah proyek dimulai dari timbulnya gagasan atau
ide dasar hingga menjadi kenyataan secara fisik di lapangan. Dalam usaha
merealisasikan suatu proyek sangat mutlak diperlukan suatu pemikiran yang
matang. Mulai dari penjajakan terhadap kemungkinan realisasi proyek, kelayakan
proyek, perencanaan, pelaksanaan hingga pada pengoperasian serta pemeliharaan
proyek tersebut. (Husen, 2009).
Berdasarkan pengertian manajemen dan proyek di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa Manajemen Proyek adalah suatu usaha merencanakan ,
mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi, dan mengawasi kegiatan dalam
proyek sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal waktu, anggaran biaya, dan
mutu yang telah direncanakan.
Dalam pelaksanaan proyek, pemilik proyek dan pelaksana proyek
mempunyai hak yang diterima dan kewajiban yang harus dilaksanakan sesuai
dengan jangka waktu yang telah disetujui bersama antar pemilik proyek dan
pelaksana proyek. Jadi dalam pengaplikasian kegiatan harus memiliki biaya, mutu,
dan waktu. Adapula pendapat ahli yaitu proyek adalah kegiatan-kegiatan yang
dapat direncanakan dan dapat dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan
mempergunakan sumber-sumber untuk mendapakan hasil yang diinginkan (Glive
Gray, 2002). Proyek yaitu sebuah usaha yang dilakukan dengan cara bertanggung
jawab untuk menghasilkan sebuah produk, jasa, yang menghasilkan suatu hasil
tertentu (Lewis, 2005). Proyek konstruksi yaitu suatu rangkaian kegiatan yang
dilakukan hanya satu kali dan umumnya dengan jangka waktu yang pendek
(Ervianto, 2005).
2.1.2 Organisasi
Organisasi merupakan wadah atau bentuk kerjasama beberapa pihak yang
terlibat dalam bentuk struktur organisasi. Struktur ini akan menggambarkan
hubungan formal, tetapi tidak melukiskan hubungan informal yang umumnya
timbul bila ada interaksi sosial. Untuk mencapai tujuan proyek yang telah
ditetapkan bersama, maka akan diadakan pembagian kerja dimana masing-masing
orang mempunyai tugas dan wewenang serta kedudukan yang saling berkaitan.
Untuk menjamin terlaksananya realisasi proyek dengan baik, kelengkapan
administrasi pihak-pihak terkait juga merupakan hal mutlak yang harus disiapkan.
Berdasarkan pendapat para ahli di bidang manajemen, terdapat hubungan yang
sangat erat antara organisasi dan administrasi. Untuk mengoptimalkan kerja suatu
organisasi, perlu dipahami tentang prinsip-prinsip organisasi diantaranya:
a. Adanya tujuan yang jelas.
b. Adanya pembagian kerja.
c. Pelimpahan wewenang.
d. Tingkat pengawasan.
e. Kesatuan perintah dan tanggung jawab.
f. Koordinasi yang baik.
Pengertian bentuk organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya
kegiatan-kegiatan dari dua individu atau lebih di bawah satu koordinasi dan
berfungsi untuk mempertemukan menjadi satu tujuan. Untuk mengoptimalkan
proses mengorganisir proyek maka dilakukan diferensiasi pekerjaan , yang terdiri
dari langkah-langkah sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan.
b. Mengelompokkan pekerjaan.
c. Menyiapkan pihak yang akan menangani pekerjaan.
Pimpinan Umum
Manajer Proyek
OWNER
OWNER
MANAJER PROYEK
Ketua
Wakil Ketua
SEKRETARIS BENDAHARA
SIE A SIE C
SIE B
Pimpinan Umum
3. Golongan Kecil
a. Kualifikasi Grade 4
- Nilai Pekerjaan/Nilai Proyek
Kualifikasi Grade 4 dapat melaksanakan pekerjaan dengan
batasan nilai pekerjaan (nilai proyek) sampai dengan Rp. 1 milyar.
- Bentuk Badan Usaha
b. Kualifikasi M2
- Persyaratan Tenaga Ahli
Setiap Sub Klasifikasi Usaha yang diajukan harus ada tenaga
ahli yang memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) ahli madya 1 orang
yang berbeda sebagai Penanggung Jawab Teknik (PJT) dan 1 orang
sebagai Penanggung Jawab Klasifikasi (PJK) untuk setiap
Klasifikasi,
- Persyaratan Kekayaan Bersih
Sub kualifikasi M2 harus memiliki kekayaan bersih paling
sedikit Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah.
- Persyaratan Pengalaman Kerja
Sub kualifikasi M2, memiliki pengalaman melaksanakan
pekerjaan subkualifikasi M1 dengan total nilai kumulatif perolehan
3. Golongan Besar
a. Kualifikasi B
- Persyaratan Tenaga Ahli
Setiap Sub Klasifikasi Usaha yang diajukan harus ada tenaga
ahli yang memiliki Sertifikat keahlian (SKA) ahli madya dan bisa
merangkap untuk maksimum 2 sub klasifikasi. Serta memiliki
tenaga ahli 1 orang yang berbeda sebagai Penanggung Jawab
Teknik (PJT) dan 1 orang sebagai Penanggung Jawab Klasifikasi
(PJK) untuk setiap Klasifikasi.
- Persyaratan Kekayaan Bersih
Sub kualifikasi B, memiliki kekayaan bersih paling sedikit
Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
- Persyaratan Pengalaman Kerja
Sub kualifikasi B harus memiliki pengalaman melaksanakan
pekerjaan subkualifikasi M2 dengan total nilai kumulatif perolehan
sekarang paling sedikit Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus
juta rupiah) yang diperoleh dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun.
2.3 Proses Realisasi Proyek
Realisasi proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang memiliki dimensi
biaya, mutu, dan waktu dalam mewujudkan gagasan atau ide seseorang sehingga
menjadi kenyataan atau terlihat secara fisik di lapangan (dari belum ada menjadi
ada). Sebuah proyek dapat terealisasi dengan baik, diperlukan suatu perencanaan
yang matang dan proses realisasi pada umumnya merupakan urutan kegiatan yang
sistematis dengan tujuan agar proyek yang dibangun dapat berdaya guna
semaksimal mungkin
Umumnya realisasi suatu proyek melalui proses-proses kegiatan seperti
adanya kebutuhan (need), pemikiran kemungkinan keterlaksanaannya (feasibility
study), keputusan untuk membangun dan pembuatan penjelasan (penjabaran) yang
lebih rinci tentang rumusan kebutuhan tersebut (briefing), penuangan dalam bentuk
b. Pemilihan Langsung
Yaitu jika pelelangan sulit untuk dilaksanakan atau tidak menjamin
pencapaian sasaran, dilaksanakan dengan cara membandingkan
penawaran dari beberapa penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat
melalui permintaan ulang (price quantion) atau permintaan teknis dan
harga serta dilakukan negosiasi secara bersaing, baik dilakukan untuk
teknis maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara
teknis dapat dipertanggung jawabkan.
c. Penunjukan Langsung
Penunjukan langsung adalah pelaksanaan pengadaan barang atau
jasa tanpa melalui pelelangan umum atau terbatas yang dilakukan dengan
membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar dan melakukan
negosiasi, baik teknis maupun harga yang wajar dan dapat dipertanggung
jawabkan dari rekanan yang tercatat dalam DRM sesuai dengan usaha
serta kualifikasi kemampuannya. Pada system ini penunjuk menunjuk
langsung kontraktor yang dapat dipercaya untuk melakukan
pekerjaannya.
Pemilik menunjuk langsung kontraktor yang dapat dipercaya
dengan alasan:
Pemilik ingin mendapatkan kontraktor yang terampil, qualified dan
bonafit diantara kontraktor yang ada.
Merupakan perkerjaan lanjutan yang sebelumnya telah dikerjakan
oleh kontraktor yang bersangkutan.
Merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian dan peralatan
yang khusus.
Pekerjaan yang dikerjakan bersifat rahasia yang menyangkut
keamanan dan keselamatan Negara yang ditetapkan Presiden.
Keuntungan dari system ini adalah:
2.5.1 Pemilik/Owner
Pemilik atau pemberi tugas merupakan pihak yang mempunyai gagasan untuk
membangun. Pemilik merupakan perseorangan atau badan yang memberi tugas
kepada ahli (konsultan), membayar honor serta mengganti semua ongkos ahli.
Pemilik merupakan perseorangan atau badan swasta/pemerintah yang memberi
tugas kepada pemborong atau kontraktor untuk melaksanakan suatu pekerjaan,
apabila pelaksanaan sudah cukup layak dan tidak timbul keberatan, maka pemberi
tugas menerima pekerjaan dan menyetujuinya dan membayar biaya dari pekerjaan
tersebut.
Jenis-jenis dari pemberi tugas antara lain:
a. Perseorangan atau individu.
b. Wakil suatu perusahaan atau organisasi swasta.
c. Wakil suatu dinas atau jawatan, biasanya pada proyek pemerintah disebut
pengelola proyek.
Hubungan kerja antara pemberi tugas, konsultan dan kontraktor dapat
digambarkan sebagai berikut:
2.5.3 Pengawas
Pengawasan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk manjamin
pelaksanaan suatu pekerjaan agar sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
2.5.4 Kontraktor/Pelaksana
Kontraktor atau Pelaksana atau Jasa Pemborongan merupakan salah satu
bentuk badan hukum pengadaan barang / jasa menurut Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Barang
atau Jasa Instansi Pemerintah.
Dalam mengelola proyek ini hubungan antara badan – badan pengelola
proyek sangat memegang peranan yang sangat penting. Tanpa adanya hubungan
yang baik dan harmonis di dalam pelaksanaan proyek itu sendiri niscaya kelancaran
proyek yang sedang dilaksanakan akan terganggu dan tidak sesuai dengan yang
diharapkan.
Maka dari itu, untuk kelancaran proyek ini dibuat struktur organisasi proyek
sebagai berikut:
2.6.1 Kontrak
a. Lump Sump Contract
Adalah suatu perjanjian yang dibuat oleh kontraktor dimana
kontraktor setuju melaksanakan pekerjaan yang diperintahkan atau
diisyaratkan dengan pembayaran sejumlah uang tetap yaitu sebesar harga
borongan. Harga borongan sama dengan harga penawaran kontraktor
yang menang dalam pelelangan atau harga penawaran waktu negosiasi
dengan penawar tunggal. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan gambar dan spesifikasi, dengan jumlah rupiah yang
ditawarkan, tanpa memperhitungkan tambahan biaya akibat adanya
hambatan atau kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi waktu
pelaksanaan, dengan tetap mejaga kualitas atau mutu bangunan yang
dihasilkan.
- Keuntungan kontrak Lump Sump:
a) Memberikan jaminan kepada pemilik jumlah harga tetap
pekerjaan yang nantinya akan dikerjakan.
b) Kontraktor secara langsung dan jelas mengetahui pekerjaan
nantinya akan dikerjakan.
- Kerugian kontrak Lump Sump:
a) Terjadinya kesulitan apabila pemilik atau konsultan menghendaki
perubahan desain.
b) Terjadi kesulitan apabila pemilik atau konsultan meminta
tambahan pekerjaan selama pelaksanaan proyek.
3.2 Pelelangan/Tender
Pada tanggal 2 Februari 2018 pelelangan mulai dilaksanakan, dalam proses
pelelangan ini diberlakukan beberapa metode diantaranya untuk metode pengadaan
diberlakukan dengan e-Lelang Umum, untuk metode dokumen dilakuan dengan
satu file, metode kualifikasi yaitu pascakualifikasi dan metode evaluasinya
digunakan dengan system gugur. Pengumpulan dokumen penawaran dari masing-
masing kontraktor pada tanggal 6-19 Februari 2018 yang dimana tender ini diikuti
sebanyak 121 peserta.
Satker PSPLP Provinsi Bali mengumumkan pemenang pada tanggal 14 Maret
2018 yang berisikan PT. Sinar Dewata terpilih sebagai pemenang tender dengan
harga penawaran sebesar Rp 10.799.000.000,00 (termasuk PPN 10%) dan rentang
waktu pelaksanaan selama 240 hari kalender. Perjanjian kontrak ditandatangani
oleh pihak pemberi kerja dan kontraktor pada tanggal 26 Maret 2018.
Item pokok pekerjaan utama yang harus diawasi adalah mutu bahan, alat dan
prosedurnya meliputi:
1. Pekerjaan Galian (Excavation Works), pekerjaan yang dilakukan
antara lain:
a. Memeriksa keefektifan metode kerja yang diajukan kontraktor dan apabila
diperlukan maka konsultan supervisi akan memberikan masukan metode
yang lebih baik demi efisiensi dan optimalisasi pekerjaan.
b. Melakukan pemantauan terhadap keamanan kerja dari pelaksana di lapangan
dan alat yang bekerja.
c. Menentukan batas, elevasi dan dimensi pekerjaan galian yang dikerjakan
kontraktor.
d. Menentukan areal pembuangan material hasil galian.
e. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan galian.
f. Melakukan pengawasan pemeriksaan terhadap pekerjaan lain yang termasuk
dalam pokok pekerjaan.
2. Pekerjaan Beton (Concrete Works), meliputi :
Perihal yang harus diperhatikan dalam pengawasan mutu beton di pabrik adalah
sebagai berikut:
a. Mutu Bahan
Semen
Aditif
a. Menentukan penambahan aditif jika diperlukan, terutama pada pekerjaan di
bawah level muka air normal.
b. Mengawasi proses pengangkutan, pemindahan dan penyimpanan aditif agar
tidak menurunkan kualitas beton.
Air Campuran
a. Mengawasi dan memeriksa kualitas air pencampur.
b. Mutu Pekerjaan
Campuran Beton
a. Tipe dan kelas yang digunakan sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang
Indonesia (PBI - 1971 N. 1-2).
b. Mengawasi dan memberikan keputusan terhadap hasil pengujian Trial
Mixer.
c. Mengawasi proses pencampuran sampai pengangkutan beton ke lokasi
pekerjaan, termasuk memeriksa kondisi peralatan pencampur, peralatan bantu dan
alat pengangkutan campuran .
Besi Tulangan
a. Mengawasi pengangkutan, penyimpanan dan penempatan besi tulangan lokasi
pengecoran agar bersih, tidak kotor dan tidak berkarat.
b. Material yang direkomendasikan untuk besi tulangan dengan mutu minimal
U39 dengan tulangan ulir (deformed).
c. Mengecek sertifikat mutu besi tulangan dari pabrik dan mengawasi pengetesan
di laboratorium untuk besi yang dipasang kontraktor.
d. Mengecek daftar gambar kontraktor mengenai potongan-potongan besi yang
akan digunakan.
e. Melakukan analisa volume besi yang digunakan terhadap volume rencana
(gambar desain) yang digunakan untuk keperluan pembayaran.
Bekisting
a. Mengawasi dan menentukan penggunaan bahan untuk bekisting karena terkait
dengan durability dan workability pekerjaan pembetonan.
b. Mengawasi kualitas karena bekisting harus rata, seragam, cukup tebal dan kaku
supaya tidak lendutan.
c. Mengawasi pemasangan bekisting supaya tetap kokoh bila beton dituangkan
dan sesuai dengan dimensi gambar.
Penempatan Beton
a. Mengawasi persiapan pondasi yang sesuai dengan pekerjaan beton.
b. Mengawasi dan memberikan petunjuk mengenai penempatan campuran
beton pada kondisi dan karakteristik di lokasi pekerjaan.
c. Memeriksa dan mengawasi mutu beton yang telah ditempatkan (dicor).
d. Melakukan pengukuran hasil pekerjaan dan unsur pekerjaan lain yang
termasuk dalam item pengukuran dan pembayaran.
3.8 Evaluasi
1. Progress pengadaan beton precast perlu dimonitor secara intensif,
terutama agar jumlahnya menyesuaikan dengan hasil kajian teknis dan
sequence kerja. Kontraktor harus selalu melakukan pengontrolan
terhadap vendor/pabrik pendukung baik secara lisan maupun tertulis
untuk memastikan jumlah pengadaan unit sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan dan sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan.
2. Kontraktor dengan persetujuan Direksi dan Konsultan Supervisi, dapat
melakukan penyesuaian terkait pengadaan beton pracetak, seperti
menambah vendor dengan syarat spesifikasi unit yang dipesan sesuai
dengan ketentuan.
3. Grup kerja baik untuk pemasangan beton precast maupun pembersihan
jalan dan rekondisi perlu ditambah untuk percepatan progress. Hal ini
krusial dilakukan untuk mengantisipasi mulainya musim hujan.
4. Produk terkirim harus diinspeksi dengan cermat. Produk cacat atau rusak
harus diperbaiki dan atau dikirim kembali ke vendor.
5. Pengajuan metode kerja harus dilakukan sesuai ketentuan untuk
mengantisipasi dampak pekerjaan bagi pekerja, warga dan bangunan
yang ada di lokasi.
6. SMK3K harus selalu diterapkan bagi seluruh pekerja selama berada di
lokasi proyek.
7. Koordinasi yang baik tetap dijaga baik dengan Lurah dan Kaling
setempat untuk memfasilitasi komunikasi dengan warga sekitar yang
merasakan dampak pelaksanaan pekerjaan drainase karena adanya
4.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Identitas Proyek :
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dipaparkan dalam makalah ini,
adapun saran yang dapat penulis sampaikan, yaitu:
Perlu adanya bimbingan dengan dosen pengampu/ahli manajemen konstruksi
agar makalah ini tersaji lebih baik.
Perlu adanya kunjungan lokasi proyek minimal 2 kali untuk
menyempurnakan isi materi bahasan makalah ini.
Perlu adanya sumber-sumber ilmiah terbaru sehingga makalah memiliki
kesan menyesuaikan perkembangan jaman.