Anda di halaman 1dari 6

1.

Amphineura (Polyplacophora)
Contoh: Chiton sp. (Kiton)
Chiton memiliki tubuh yang berbentuk oval dan cangkang yang terbagi
menjadi delapan lempengan dorsal. Akan tetapi tubuh kiton itu sendiri tidak
beruas-ruas. Anda dapat menemukan hewan ini melekat di bebatuan di sepanjang
pesisir selama pasang-surut. Jika anda mencoba mencopot kiton dengan tangan,
Anda akan kaget mengetahui seberapa kuat kaki kiton tersebut, yang berperan
sebagai mangkok pengisap, melekat ke bebatuan. Kiton juga dapat menggunakan
kakinya untuk merayap perlahan di permukaan batu. Kiton juga dapat
menggunakan kakinya untuk merayap perlahan di permukaan batu. Kiton
menggunakan radulanya untuk menggerus alga dari permukaan bebatuan
(Campbell, 2008: 251).

Gambar 1.1 Chiton sp. (Sumber: http://belajarterusbiologi.com)

1.1 Struktur Tubuh:


Tubuhnya memanjang seperti elips dengan bagian kepala tereduksi, bilateral
simetri, mempunyai radula, bagian dorsal tubuhnya terdiri atas delapan segmen,
kakinya pipih dan terletak di permukaan ventral, system syaraf terdiri atas cincin
syaraf yang mengelilingi mulut dengan dua pasang jala syaraf yang menuju ke
bagian ventral, jenis kelamin terpisah, larvanya disebut trochopora.
Chiton merayap perlahan di dasar laut, pada batu-batuan yang lunak. Bagian
dorsal tubuhnya terdiri dari keeping-keping kapur. Sendi antara keeping-
kepingnya dapat dibengkokkan sedemikian rupa sehingga tubuhnya dapat
dibulatkan seperti bola.
Mulut dan anus terletak pada ujung yang berlawanan. Pada bagian kepala
terdapat mulut yang belum sempurna. Tidak mempunyai tentakel dan tidak
mempunyai mata (Rusyana, 2016: 88).

Gambar 1.2 Struktur tubuh Chiton sp. (Sumber: http://belajarterusbiologi.com)

1.2 Sistem Syaraf

SIstem syaraf terdiri atas cincin sirkum esofagus, dan dua cabang syaraf
(mensyarafi kaki dan mantel) yang melebar. Tidak terdapat ganglion yang jelas,
tetapi ada sel-sel ganglion pada cabang saraf.

1.3 Sistem Pencernaan Makanan

Sistem pencernaan makanan lengkap dimulai dari mulut yang dilengkapi


radula dan gigi, esofagus, lambung, usus, dan berakhir dengan anus. Pada
pencernaan makanan terdapat kelenjar tubuh dan kelenjar hati.

1.4 Sistem Peredaran Darah

Sistem peredaran darah lakunair (terbuka). Di bagian posterior terdapat:


jantung, aorta, dan sebuah sinus. Darah mendapat Oksigen (O2) dari insang.

1.5 Sistem Ekskresi

Sistem eksresi dengan menggunakan sepasang ginjal yang salurannya


bermuara ke bagian posterior.
1.6 Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi terdiri atas sebuah gonade yang terdapat di anterior rongga
pericardium di bawah keeping cangkang bagian pertengahan. Chiton bersifat
diocious. Telur atau sebuar atau sperma dilepaskan dari gonad eke dalam air
(lingkungan sekitar) melalui gonofer.
Chiton tidak melakukan kopilasi. Hewan jantan melepaskan sperma yang
selanjutnya diikutkan aliran air untuk responsnya. Fertilisasi terjadi dilingkungan
eksternal atau di dalam rongga mantel. Telur yang telah dibuahi berkembang
menjadi trochopre dan tidak memiliki fase filiger.

2. Scaphopoda
Contoh: Dentalium

Anggota dari kelas ini hidup dengan cara membenamkan diri di pasir, di
laut dangkal atau sewaktu-waktu di laut yang dalam. Beberapa spesies dapat
mencapai ukuran lebih dari 3 inch pannjangnya, tetapi fosil-fosilnya dapat
mencapai ukuran 2 kaki. Makanannya berupa hewan atau tumbuhan yang
berukuran mikroskopis (Rusyana, 2016: 99).

Gambar 1.3 Dentalium sp. (Sumber: http://alamy.com)

2.1 Struktur Tubuh

Hewan ini disebut juga cangkok gading atau taring gajah, karena cangkoknya
berbentuk tubular seperti taring atau gading gajah. Tubuhnya bulat memanjang,
ditutupi oleh mantel yang dapat membentuk cangkok tubular dan di kedua
ujungnya terbuka.
Kaki menonjol berbentuk kerucut, di dekat kaki terdapat mulut. Mulut memiliki
radula dan tentakel (=bertindak sebagai organ sensoris dan berfungsi untuk
memegang).

1.3 Sistem Respirasi dan Sirkulasi

Dentalium tidak memiliki kepala dan insang, oleh karena itu system
pernapasannya dibantu oleh mantel. Mantel memberntuk rongga mantel yang
berisi cairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang eksresi dan anus.

Sistem sirkulasi hanya terdiri atas sinus yang yang tersebar di antara organ-
organ tubuh.

1.4 Sisstem Ekskresi

Sistem eksresi dilakukan oleh dua buah kantung menyerupai ginjal yang
dinamakan nefridium dan mempunyai lubang terbuka ke luar dekat anus.

1.5 Sistem Reproduksi

Jenis kelaminnya terpisah, larvanya dinamakan trochopora. Scaphopoda


bereproduksi secara seksual, dan fertilisasi dilakukan dengan cara eksternal. Telur
dilepaskan secara terpisah dan sesudag stadium larva yang singkat hewan-hewan
muda tenggelam di dasar laut (Rusyana, 2016: 99-100).

Gambar 1.3 Struktur tubuh Dentalium sp. (Sumber: http://rusdiatonurma.com)


4. Peranan Mollusca
4.1 Peranan Mollusca yang menguntungkan
1. Sebagai sumber protein, contohnya cumi-cumi (Loligo sp.), bekicot
(Achatina fulica), remis (Corbicula javanica), tiram (Aemaea sp.), kerang
(Anadara sp.), sotong (Sepia sp.), dan gurita
2. Penghasil mutiara, yaitu pada kerang mutiara (Bivalvia sp.)
3. Untuk kesehatan kulit, contohnya lendir yang terdapat pada bekicot
(Achatina fulica)
4. Penghasil mutiara / perhiasan : Tiram mutiara ( Pinctada margaritifera )
5. Cendera mata/hiasan: Cangkang Mollusca yang indah ( Nautilus
pompilus )
6. Dapat mendegradasi polutan di perairan
7. Bahan teraso ( Tridaena sp.)
8. Pupuk dan bahan makanan burung peliharaan

4.2 Peranan Mollusca yang merugikan:

1. Siput dan keong sangat merugikan petani karena sering menimbulkan


kerusakan pada tanaman budidaya
2. Siput Lymnaea sp berperan sebagai inang perantara bagi cacing parasit
3. Merusak kayu dan kerang yang diternakkan Teredo navalis
4. Keong emas merusak padi
5. Siput air adalah perantara cacing Fasciola hepatica.
(Widiansyah, dkk., 2016: 449-450).
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A. 2010. Biologi Edisi Kedelapan Jilid II. Jakarta: Erlangga
Rusyana, Adun. 2016. Zoologi Invertebrata (Teori dan Praktik). Bandung:
Alfabeta
Widiansyah, Trisna, dkk.. 2016. Inventarisasi Jenis dan Potensi Mollusca di Zona
Pasang Surut Tipe Substrat Berbatu Pantai Gatra Kabupaten Malang.
Jurnal UMS (http://publikasiilmiah.ums.ac.id, diakses pada 21 Maret 2019
pukul 19.27 WIB).

Anda mungkin juga menyukai