Pengertian Protein
Protein (berasal dari kata protos dari bahasa yunani yang berarti yang paling utama). Protein
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yanbg merupakan polimer dari monomer-
monomer asam amino yg dihubungkan satu sm lain dgn ikatan peptida. Molekul protein mengandung
atom karbon, hydrogen , oksigen, nitrogen, dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Sumber Protein
1. Protein hewani
Protein hewani yaitu jenis protein yang berasal dari berbagai jenis hewan, seperti:
1. Daging Merah
Daging-dagingan merah seperti daging sapi, daging kambing dan domba kaya akan protein.
Selain itu, daging merah juga merupakan sumber vaitamin B12.
2. Daging Ayam
Sebagai sumber protein. Daging unggas memiliki lemak jenuh yang lebih sedikit dibanding
dengan daging lainnya. Pilihlah bagian dada ayam, karena mengandung 30 gram protein/100
gram dan juga tidak mengandung banyak lemak.
3. Daging Ikan
Selain sebagai sumber protein tinggi, daging ikan juga mengandung omega 3 yang baik
kesehatan jantung. .
4. Telur
Dalam satu butir telur ayam mengandung 6 gram protein. Protein dalam telur yang masuk ke
tubuh akan membantu membentuk protein dan jaringan dalam tubuh. Protein dalam telur
memiliki kualitas yang sangat tinggi karena asam amino esensial yang dimilikinya hampir
ideal untuk memenuhi kebutuhan tubuh Anda. Untuk menjaga kadar kolesterol dalam tubuh,
sebaiknya pilih putih telur karena bebas lemak dan bebas kolesterol.
Protein dalam susu sangat berkualitas karena mengandung asam amino esensial yang
diperlukan tubuh. Selain protein, susu juga menyediakan kalsium yang cukup tinggi. Produk
olahan susu, seperti keju dan yoghurt juga bisa dijadikan sebagai sumber protein yang baik.
2. Protein Nabati
Protein nabati yaitu jenis protein yang berasal dari tumbuhan, seperti:
1. Tahu dan Tempe
Dalam takaran 100 gram, tempe memiliki kandungan protein sebesar 20,8 gram. Sedangkan
tahu memiliki kandungan protein sebanyak 10,9 gram per 100 gramnya.
2. Kacang Kedelai
Kacang kedelai merupakan sumber protein terbesar, yakni mengandung 40,4 gram setiap 100
gramnya. Selain itu, kacang kedelai juga mengandung antioksidan yang dapat menangkal
radikal bebas.
3. Kacang Polong
Kacang polong mengandung protein yang cukup tinggi. Secangkir kacang polong setidaknya
mengandung 8 gram protein. Tak hanya itu, kacang polong juga mengandung leusin. Salah
satu jenis asam amino esensial ini penting karena dibutuhkan tubuh agar proses metabolisme
lancar dan umumnya sulit ditemukan di sebagian besar makanan nabati.
Fungsi Protein
Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang mempunyai
aktivitas katalis, yakni enzim. Hampir semua reaksi kimia biomolekul organic didalam sel dikatalis oleh
enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim , masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah
ditemukan dalam berbagai bentuk kehidupan.
Suatu protein khusus yang mengikat benda asing yang masuk kedalam tubuh seperti virus, bakteri dan
lain lain.
Protein merupakan komponen utama daging .Gerakan otot terjadi karena ada dua molekul (aktin dan
miosin) protein yangsaling bergeseran.
3. Protein transport
Di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ lain.
Hemoglobin pada sel darah merah mengikat oksigen ketika darah melalui paru-paru, dan membawa
oksigen ke jaringan periferi. Plasma darah mengandung lipo protein. Yang membawa lipid dari hati ke
organ lain. Protein transport lain terdapat di dalam membran sel dan menyesuaikan strukturnya untuk
mengikat dan membawa glukosa, asam amino dan nutrien lain melalui membran menuju ke dalam sel
Metabolisme Protein
Protein yang akan masuk ke dalam jaringan tubuh terlebih dahulu untuk diproses,
dan proses ini lah yang disebut dengan proses metabolism protein. Jika tubuh kita
kelebihan protein akan dirombak di dalam hati menjadi senyawa-senyawa yang
mengandung unsur N dan ada pula yg tidak mengandung unsur N. Senyawa yang
mengandung unsur N seperti NH3 dan NH4OH. Senyawa NH3 dan juga NH40H
adalah senyawa yang memiliki sifat racun dan sangat berbahaya bagi sel yang ada
di dalam tubuh. Maka dari itu, sebelum senyawa ini dikeluarkan akan dilakukan
proses pengolahan di dalam hati untuk menjadi urea, agar tidak berbahaya bagi
tubuh. Di dalam bentuk urea ini adalah produk limbah yang merupakan sisa
bentuk urin. Sedangkan senyawa yang tidak mengandung unsur N akan disintesis
menjadi karbohidrat dan lemak. Jika tubuh kekurangan karbohidrat dan lemak,
1. Kelebihan
a. Merusak ginjal
kelebihan protein dapat merusak fungsi ginjal karena mengganggu kadar hormon yang berhubungan
dengan fungsi ginjal. Terlebih bagi orang yang memang sudah memiliki gangguan ginjal, mengonsumsi
protein dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan kondisi ginjalnya semakin buruk. Namun hal ini tidak
berlaku untuk mereka yang memiliki ginjal yang normal.
b. Rasa haus berlebihan
rasa haus yang tak tak henti meski telah meminum air dalam jumlah banyak. Saat tubuh kelebihan
protein, ginjal akan bekerja ekstra untuk membuang kelebihan protein serta limbah nitrogen dari
metabolisme protein.
Hal itu akan meningkatkan kadar urin yang berujung pada keinginan buang air kecil yang tak henti.
Hasrat buang air kecil berlebihan inilah yang akan membuat tubuh kekurangan cairan, bahkan
dapat mengalami dehidrasi ringan.
C. Bau mulut
bau mulut tak sedap juga dapat terjadi karena adanya kelebihan protein di dalam tubuh. saat masuk ke
dalam tubuh, protein akan diubah menjadi kalori yang berguna sebagai cadangan energi.
Dan saat proses pembentukan protein menjadi kalori, tubuh akan menghasilkan keton yang memiliki
bau tak sedap. Semakin banyak protein yang diubah menjadi energi, semakin banyak pula keton yang
akan dihasilkan.
d. Buang air besar tidak lancar
terlalu banyak protein juga akan menekan asupan serat pangan. Padahal, serat sangat dibutuhkan tubuh
untuk melancarkan sistem pencernaan, membersihkan usus, serta mengurangi risiko terkena sembelit.
Agar pencernaan tetap lancar, imbangi asupan protein dengan makanan tinggi serat seperti buah-
buahan, dan sayuran
2. Kekurangan
a. Kerontokan rambut
Kurangnya asupan protein bisa memicu kerontokan rambut. Hal ini karena saat tubuh kekurangan
protein, laju pertumbuhan rambut akan melambat dan semakin banyak folikel rambut yang
memasuki fase istirahat. Efeknya, rambut menjadi rapuh, mudah rontok, dan menjadi lebih tipis.