Asuhan Keperawatan
3.1 Pengkajian
A. Identitas pasien
1) Nama pasien : Tn. A
2) Jenis kelamin : Laki-laki
3) Umur : Pada rinitis alergik lebih sering penderita bayi.
4) Alamat : Lingkungan yang terpapar oleh alergen seperti lingkungan
tempat tinggal yang kotor seperti diperkotaan yang dipenuhi dengan debu dan
asap, selain itu lingkungan yang sanitasinya kurang sehat dan tempat tinggal
yang tidak mempunyai ventilasi atau pertukaran udara yang baik merupakan
awal dari timbulnya gangguan pada sistem imunitas. Cuaca, suhu dingin di
tempat tinggal tertentu juga merupakan penyakit rhinitis alergi.
5) Suku bangsa : Indonesia
6) Pekerjaan : Mempunyai hubungan langsung sebab akibat
terjadinya serangan rhinitis alergi. Hal ini berkaitan dengan dimana dia
bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri
tekstil, polisi lalu lintas.
7) Agama : Islam
8) Diagnosa medis :
9) Tanggal MRS :
1) Nama : Ny. M
2) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
3) Alamat : Kp. Cilengkrang Rt.01/07
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SMA
6) Hub dengan pasien : Istri
1. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Bersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan hidung
gatal.
2) Riwayat penyakit terdahulu
Pasien pernah menderita penyakit THT.
3) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengungkapkan bahwa dahulu pernah mengalami hal yang sama dengan
penderita.
2. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Klien lemah dan demam.
2) Kesadaran : Composmentis.
3) Cek TTV :
- RR.
- Suhu (meningkat).
- Nadi.
- TD.
4) Pemeriksaan Head To Toe
- Kepala
Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan, kulit kepala
bersih.
- Mata
Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah, sklera merah, mata berair.
- Hidung
Simetris, ada sekret (hidung buntu), tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak polip.
- Telinga
Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada serumen.
- Leher
Tidak ada pembesara kelenjar tiroid, limfe, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk.
- Dada
Inspeksi : Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan.
Perkusi : Paru-paru sonor, jantung dullens.
Auskultasi : Irama nafas teratur, suara napas vesikuler, tidak ada suara
napas tambahan.
- Perut
Inspeksi : Simetris.
Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/menit.
Palpasi : turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik.
Perkusi : Hipertimpan, perut kembung.
1) Ketidakefektifan jalan napas b.d obstruksi atau adanya sekret yang berlebihan.
2) Gangguan rasa nyeri dikepala b.d kurang suplai oksigen.
3) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake yang tidak adekuat.
3.3 Perencanaan
3.4 Implementasi
3.5 Evaluasi