Anda di halaman 1dari 2

FILSAFAT

Oleh Melya Rozana, 1906377523

Judul : BAB I, KEKUATAN DAN KEUTAMAAN KARAKTER

Pengarang : Bagus Takwin; Fristian Hadinata; Saraswati Putri

Data Publikasi : Buku Ajar I MPKT A Universitas Indonesia; Depok, 2016

Secara etimologis, filsafat berasal dari dua kata Yunani philo yang berarti cinta dan sophia
yang berarti kebijaksanaan. Oleh karena itu, filsafat yang berasal dari kata philosophia berarti cinta
kebijaksanaan sedangkan filsuf dapat diartikan pencinta kebijaksanaan. Menurut Socrates, guru
dari filsuf Plato, kebijaksanaan yang dimaksud itu adalah kemampuan untuk memahami hakikat
(true nature) dari semesta (universe) dan eksistensi manusia. Definisi etimologis yang dijelaskan
di atas ini terlalu umum untuk menjelaskan apa itu filsafat. Oleh karena itu, diperlukan rumusan
definisi filsafat yang lebih spesifik. Filsuf dapat dianalogikan dengan keingintahuan anak-anak.
Seperti yang kita ketahui, anak-anak punya kecenderungan untuk bertanya “Mengapa?” terus-
menerus. Di sini kita dapat menyatakan bahwa filsafat merupakan sebuah seni untuk bertanya (the
art of questioning). Ada dua karakteritik pertanyaan-pertanyaan filosofis yang selalu muncul
hampir dalam setiap diskursus filosofis :
1. Apa yang Anda maksud?

2. Apa alasan yang tersedia untuk percaya bahwa klaim ini benar?

Berpikir secara filosofis bisa sangat menyenangkan, tetapi juga bisa sangat mengganggu. Ketika
kita mulai berpikir secara filosofis berarti kita berpikir tanpa menggunakan sebuah jaring pengaman
dan pijakan kokoh yang biasanya kita injak. Dengan berpikir filosofis, orang dapat berpikir
mendalam dan mendasar. Orang juga dapat memperoleh kemampuan analisis, berpikir kritis dan
logis sehingga ia mampu juga berpikir secara luas dan menyeluruh. Berpikir filosofis juga membuat
orang dapat berpikir sistematis dalam mengumpulkan pengetahuan sebanyak mungkin secara
tertata dan juga membantu orang untuk menjajaki kemungkinan baru sehingga dapat memperoleh
pengetahuan baru.

Dalam filsafat, klarifikasi atas makna dan konsep dilakukan pada setiap objek kajian. Lebih
jauh kita dapat melakukan pembagian filsafat secara garis besar berdasarkan sistematika klasiknya
yang terdiri dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
Ontologi dan Metafisika
Secara umum, ontologi dapat didefinisikan sebagai studi filosofis tentang hakikat ada (being),
eksistensi, realitas, serta kategori dasar keberadaan dan hubungannya. Berdasarkan asal katanya,
metafisika diartikan sebagai kenyataan dibalik fisika atau kenyataan yang bentuknya tak
terjangkau oleh indera.
Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang mengkaji hakikat pengetahuan yang ditelusuri
melalui empat pokok, yaitu sumber pengetahuan, struktur pengetahuan, keabsahan
pengetahuan,dan batas-batas pengetahuan. Dalam epistemologi terdapat tiga cabang yang lebih
spesifik.
 Filsafat Ilmu Pengetahuan, cabang filsafat yang mengkaji ciri-ciri dan cara-cara memperoleh
ilmu pengetahuan.
 Metodologi, cabang filsafat yang mengkaji cara-cara dan metode-metode ilmu pengetahuan
memperoleh pengetahuan secara sistematis, logis, sahih, dan teruji.
 Logika, kajian filsafat yang mempelajari teknik-teknik dan kaidah-kaidah penalaran yang
tepat.
Aksiologi
Aksiologi dapat dimaknai sebagai sebuah studi tentang nilai-nilai. Cabang filsafat yang termasuk
dalam aksiologi adalah etika dan estetika.
 Etika, cabang filsafat yang mengkaji nilai apa yang berkaitan dengan kebaikan dan perilaku
baik.
 Estetika, disiplin ilmu yang membahas terkait dengan persoalan putusan apakah sesuatu itu
indah atau tidak dalam konteks persepsinya atas realitas.

Filsafat adalah sebuah kajian yang bersifat kreatif dan kritis. Kreativitas hadir ketika filsuf
menciptakan teori-teori untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan filosofis.
Kekritisan terjadi ketika filsuf memutuskan klaim-klaim atau teori-teori mana yang tepat.
Kebanyakan filsuf berpendapat bahwa ada keyakinan yang bisa diterima secara rasional dan ada
pula yang tidak bisa diterima secara rasional. Perbedaan keduanya terkait erat dengan argumentasi-
argumentasi. Seperti yang telah dijelaskan, kita dapat mengatakan bahwa sebuah keyakinan bisa
diterima secara rasional bila argumentasi untuk hal tersebut lebih kuat daripada argumentasi yang
menentangnya (Emmet, 2001). Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa fitur utama dari
filsafat adalah mengevaluasi argumentasi-argumentasi (evaluating arguments).

Anda mungkin juga menyukai