Anda di halaman 1dari 4

DIAGNOSIS KELUARGA UNTUK NILAI KELUARGA

Diagnosis keperawatan keluarga di area nilai bukan merupakan hal yang umuni.
Hal ini karena masalah nilai keluarga biasanya dianggap menjadi penyebab pokok
(faktor yang berhubungan) dari area masalah lainnya yang Jebih berorientasi pada
perilaku. Salah satu diagnosis perawatan keluarga mengenai nilai keluarga adalah
“Konflik Nilai”. Jika suatu diagnosis Konflik Nilai ditegakkan, maka sistem
masalah berada (di antara "siapa") harus di spesifikasiseperti "Konflik Nilai di
antara kakek dan cucunya)"dan menegaskan karakteristik serta termasuk faktor
yang terkait. Nilai Konflik sering dilihat sebagai suatu faktor pendukung masalah
keluarga dalam dimensi struktural lainnya (komunikasi, kekuasaan, dan peran)
atau di dalam area fungsional(afektif, sosialisasi, dan perawatan kesehatan) atau
koping.

NTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

Pengetahuan tentang nilai keluarga merupakan data penting yang hams diketahui
perawat agar dapat menetapkan tujuan yang realistis dan strategi intervensi yang
diberikan kepada keluarga (Elkins, 1984). Selain itu, pemahaman tentang
hubungan nilai keluarga dan nilai kebudayaan masyarakat akan membantu
perawat menganjurkan sumbersumber komunitas nilai yang lebih tepat ketika
membuat suatu rujukan. Dalam literatur keperawatan, hanya ada satu strategi
intervensi yang dibahas secara khusus dalam area nilai, yaitu, klarifikasi nilai.
Intervensi keperawatan keluarga dijelaskan dalam konftik peran dan konftik
komunikasi, harus sesuai untuk masalah konftik nilai dengan hanya sedikit
modifikasi.

KLARIFIKASI NILAI

Klarifikasi niali adalah suatu teknik atau proses yang biasa dugunakan untuk
meningkatkan kesadaran keluarga terhadap nilai prioritas serta tingkat kesesuaian
di antara nilai, sikap dan perilaku anggota keluarga. Karena nilai adalah dasar
untuk membuat keputusan dan koping, membantu keluarga menegaskan kembali
nilai yang ada, rnenjelaskan nilai mereka, atau memprioritaskan ulang nilai
mereka akan membantu mereka menjadi lebih mandiri dan bertanggung jawab
terhadap kesehatan mercka (Wilberding, 1985) Selain untuk menanamkan moral
(memberitahukan seseorang, biasanya anak-anak, apa yang baik dan apa yang
buruk) dan model peran, proses klarifikasi nilai membantu baik anak maupun
orang dewasa untuk berpikir kritis tentang nilai mereka dan untuk melakukan
proses penilaian. (Raths, Harmin, & Simon, 1978). Klarifikasi nilai, menurut
Kirschenbaum (1977), adalah suatu pendekatan yang menggunakan pertanyaan
dan aktivitas yang dirancang untuk mengajarkan proses penilaian. Pendekatan ini
membantu seseorang menerapkan proses penilaian terhadap area nilai yang
berharga dalam kehidupan mereka. Ketika nilai semakin jelas, ketidaksesuaian
antara nilai dan perilaku semakin mudah dilihat; jika seseorang menghargai
kesehatan, ketidaksesuaian harus dikurangi dengan mengubah perilaku yang
berhubungan dengan kesehatannya. Isu yang membingungkan terjadi saat
klarifikasi nilai digunakan seJama kosultasi dan hal ini menjadi bukti bahwa nilai
klien sangat berbeda dari nilai perawat. Apakah perawat dapat menerima
perbedaan nilaj tanpa paksaan pembentukan moral? lni merupakan pertanyaan etik
yang hams disampaikan sebelum melakukan klarifikasi nilai. Menurut Wilberding
(1985), Isu utama adaJah apakah perawat keluarga dapat menerima klien sebagai
agen perawatan diri mereka secara mandiri. Banyak alat klarifikasi nilai yang
disebutkan dalam literatur. Pender (2001) telah mengembangkan dan
mengadaptasi alat serta latihan untuk membantu individu dan keJuarga
menjelaskan nilai mereka. Pender yakin bahwa perawat yang menaruh perhatian
terhadap peningkatan kesehatan seharusnya dapat membantu klien dengan
kIarifikasi dan perubahan nilai. Ia menerangkan bahwa:

 Klalifikasi nilai melibatkan peningkatan kesadaran keJompok dan individu


terhadap prioritas nUai dan tingkat konsistensi antara nilai, sikap dan
perilaku.

 Perubahan nilal mengarahkan prioritas ulang nilai, meninggalkan nilai yang


ada, atau menambah nilai bam dan selanjutnya perubahan sikap dan perilaku.
Membantu anggota keluarga dengan perubahan nilai adalah suatu intervensi yang
dibahas di dalam keperawatan rehabilitasi. Orang yang mengalami disabilitas dan
keIuarga mereka harus memprioritaskan ulang bila nilai tertentu tidak mungkin
lagi diberlakukan. Proses ini merupakan se:suatu yang penting bagi klien cacat
dan keluarganya untuk melakukan penyesuaian terhadap ketidakmanlpuan
fungsional. Pender (2001) menambahkan satu keberatan tentang penggunaan
klarifikasi nilai. Ia me.nyatakan bahwa klarifikasi nilai harus dilakukan dengan
hati-hati terhadap individu yang mempunyai masalah emosional atau dengan
keluarga yang secara nyata memiliki masalah disfungsi.

PENDEKATAN KONSELING LlNTAS BUDAYA

Dalam bekerja dengan keluarga dari bermacam latar belakang etnik, pendekatan
konseling harus disesuaikan untuk membuat intervensi konseling lebih relevan
dengan kebudayaan, sehingga hasilnya lebih efektif. Pemahaman terhadap nilai
keluarga sangat penting agar dapat memilih pendekalan konseling yang benar.
Misalnya, dalam keluarga yang berorientasi tradisional dari kebudayaan
kekeluargaan, konseling seharusnya lebih ditujukan kepada hubungan keluarga
kolektif (extendedfamity). Dalam lingkungan kolektivitas, perhatian yang
terpenting adalah peningkatan dan pemeliharaan harmonisasi dalam keluarga dan
personal serta dapat bersatu dengan kelompok atau. menjadi bagian dari
kelompok (Gudykunst, 1991). Bagi keluarga yang individualistis dalam orientasi
nilai mereka, pendidikan kesehatan dapat lebih dipusatkan pada anggota keluarga
individu. Tujuan dasar dalam hal ini dapat membantu anggota keluarga dengan isu
dan kepentingan/ perhatian mereka sendiri agar dapat meningkatkan harga . diri
atau pengembangan diri mereka (Draguns, 1996). Ketika berhubugan dengan isu
keJuarga, ungkapan perasaan dan persepsl anggota keluarga harus dikaji.
Pendekatan ini mungkin tidak tepat dalam keluarga yang memiliki struktur
keluarga hierarkis, yaitu bapak sebagai kepala keluarga Contoh lain ketika
konseling harus disesuaikan agar lebih sesuai dengan kebudayaan di dalam area
dimensi waktu. Masyarakat Anglo-Amerika menghargai ketetapan waktu atau
"tepat waktu" dan bersikap bahwa "waktu adalah uang" dan oleh karena itu, tidak
akan membuangbuang waktu. Dalam keluarga tradisional yang berorientasi pada
kebudayaan masa kini, waktu tidak rnemiliki arti yang sarna. "Sesuatu terjadi
ketika saya di sana", dapat merupakan sikap, yang menyebabkan klien datang
untuk perjanjian pada han yang tepat, tetapi bukan pada waktu yang tepat.
Penggunaan waktu dapat juga menjadi perhatian karena semakin keterbatasnya
waktu (tidak cukup waktu, terlalu banyak yang dikeljakan dalam waktu singkat)
dipersepsikan oJeh beragam anggota keluarga yang dapat menyebabkan konflik
generasi dan gender dalam keluarga (Daly, 1996, 2000). Konseling dapat
membantu keluarga untuk mengetahui bermacam persepsi mereka ten tang waktu,
dan menentukan cara dalam memanfaatkan waktu keluarga.

Anda mungkin juga menyukai