Anda di halaman 1dari 6

ANATOMI

USUS HALUS – ANUS


Usus Halus
Usus halus adalah saluran sistem pencernaan (alimentary) yang berupa
tabung kompleks, berlipat-lipat yang membentang dari pilorus sampai katup
ileosekal yang menyatu dengan usus besar. Usus halus dalam keadaan bekerja
dapat mencapai panjang 3 – 5 meter, dan dapat mencapai 7 meter pada mayat
dicapai saat lapisan muskularis eksterna berelaksasi. Usus ini mengisi bagian
tengah dan bawah rongga abdomen. Ujung proksimalnya bergaris tengah sekitar
3,8 cm, tetapi semakin ke bawah lambat laun garis tengahnya berkurang sampai
menjadi sekitar 2,5 cm (Sloane, E, 2004).
Struktur usus halus
1. Duodenum
Duodenum memiliki bentuk melengkung seperti kuku kuda. Pada
lengkungan ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum merupakan
tempat bermuaranya saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pankreas
(duktus pankreatikus), tempat ini dinamakan papilla vateri. Dinding duodenum
mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar brunner untuk
memproduksi getah intestinum. Panjang duodenum sekitar 25 – 30 cm, mulai dari
pilorus sampai jejunum.
2. Jejenum
Jejenum mempunyai panjang berkisar
1,0 -1,5 meter dan berkelok-kelok, terletak
di sebelah kiri atas intestinum minor.
Dengan perantaraan lipatan peritoneum
yang berbentuk kipas (mesentrium)
Gambar 1. Usus Halus
memungkinkan keluar masuknya arteri
dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe, dan saraf ke ruang antara lapisan
peritoneum. Penampang jejunum lebih lebar, dindingnya lebih tebal, dan banyak
mengandung pembuluh darah.
3. Ileum
Pada dasarnya, ujung batas antara ileum dan jejunum tidak jelas, panjangnya
± 2 – 2,5 m. Ileum merupakan bagian usus halus yang terletak di sebelah kanan
bawah berhubungan dengan sekum dengan perantaraan lubang orifisium
ileosekalis yang diperkuat sfingter dan katup valvula ceicalis (valvula bauchini)
yang berfungsi mencegah cairan dalam kolon agar tidak masuk lagi ke dalam
ileum. (Sloane, E, 2004)
Anatomi Mikroskopik dinding usus :
Ada tiga spesialisasi struktural yang memperluas permukaan absortif usus
halus kurang menjadi lebih 600 kali.
a. Plicae circulares adalah lipatan lipatan sirkulas membran mukosa
yang permanen dan besar. Lipatan ini hampir secara keseluruhan
mengitari lumen.
b. Vili adalah jutaan tonjolan menyerupai jari ( tingginya 0,2 mm sampai
1,00 mm) yang memanjang ke lumen dari permukaan mukosa. Vili
hanya ditemukan pada usus halus; setiap vilus mengandung jaring-
jaring kapiler dan pembuluh limfe yang disebut lakteal.
c. Mikrovili adalah lipatan-lipatan menonjol kecil pada membran sel
yang muncul pada tepi yang berhadapan dengan sel epitel.
Pankreas
Pankreas adalah sebuah kelenjar yang
berbentuk memanjang dan terletak melintang
pada dinding abdomen dorsal, dorsal terhadap
lambung. (Moore, Keith L dalam Anatomi
Klinis Dasar, 2002). Pankreas pada sistem
pencernaan yang memiliki dua fungsi utama

yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta


Gambar 2. Pankreas
beberapa hormon penting seperti insulin.
Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan
duodenum (usus dua belas jari).
Pankreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu : 1) Asini, menghasilkan
enzim-enzim pencernaan dan 2) Pulau pankreas (Langerhans), menghasilkan
hormon
Cairan pankreas mengandung enzim untuk mencerna protein, karbohidrat dan
lemak seperti :
1) Enzim proteolitik pankreas (protease), yakni : tripsinogen, kimotripsin,
karboksipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase
2) Lipase Pankreas, berfungsi untuk menghidrolisis lemak menjadi asam
lemak dan gliserol setelah lemak diemulsikan oleh garam-garam empedu.
3) Amilase pankreas, berfungsi untuk menghidrolisis zat tepung yang tidak
tercerna oleh amilase saliva menjadi disakarida (maltosa, sukrosa, dan
laktosa).
4) Ribonuklease dan deoksiribonuklease berfungsi untuk menghidrolisis
RNA dan DNA menjadi blok-blok pembentuk nukleotidanya.

Hati
Hati merupakan sebuah kelenjar yang terbesar di dalam badan manusia
dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan. Hepar terbagi menjadi lobus hepatis dexter dan lobus hepatis sinister.
a. Lobus hepatis dexter, lebih
besar daripada lobus hepatis
sinister dan memiliki tiga
bagian utama : lobus kanan
atas, lobus kaudatus, dan lobus
kuadratus.
b. Ligamen Falsiform Gambar 3. Hati
memisahkan lobus dexter dan lobus
sinister. Diantara kedua lobus terdapat porta hepatis, yakni jalur masuk
dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus. (Sloane, E. 2004).
Fungsi Utama Hati adalah :
1) Sekresi. Hati memproduksi empedu yang berperan dalam
emulsifikasi dan absorpsi lemak.
2) Metabolisme.
- Hati berperan penting dalam mempertahankan homeostatik gula
darah. Hati menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen.
- Hati mengurai protein dari sel-sel tubuh dan sel darah merah yang
rusak.
- Hati menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein, dan terlibat
dalam penyimpanan dan pemakaian lemak.
3) Penyimpanan. Hati menyimpan mineral seperti zat besi dan tembaga,
serta vitamin larut lemak (A,D,E, dan K)
4) Detoksifikasi.

Empedu
Kantong empedu adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan
panjang 7 – 10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya,
melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terletak di
lekukan di bawah lobus kanan hati dan terhubungkan dengan hati dan usus dua
belas jari melalui saluran empedu. Kapasitas total kantung empedu kurang lebih
30 – 60 ml.
Komposisi empedu :
a. Pigmen Empedu, terdiri
dari biliverdin (hijau) dan bilirubin
(kuning). Pigmen ini merupakan hasil
penguraian hemoglobin yang terintegrasi.
b. Garam Empedu, terbentuk
dari asam empedu yang berkaitan dengan
kolesterol dan asam amino.

Gambar 4. Empedu

Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu membantu pencernaan


(emulsifikasi), absorbsi lemak dan berperan dalam pembuangan limbah tertentu
dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah
merah dan kelebihan kolesterol.
Usus Besar
Usus besar merupakan saluran berbentuk tabung muscular berongga
dengan panjang sekitar 5 kaki (sekitar 1,5 m) yang terbentang dari sekum sampai
kanalisani. Rata-rata usus besar memiliki diameter sekitar 2,5 inci (sekitar 6,5
cm), tetapi makin dekat anus diameternya semakin kecil.
Gambaran umum usus besar : 1) Tidak memiliki vili, tidak memiliki plicea
circulares (lipatan sirkular), 2) Serabut otot longitudinal dalam muskularis esterna
membentuk tiga pita, taeniae coli, yang menarik kolon menjadi kantong-kantong
besar yang disebut haustra. 3) Katup ileosekal adalah mulut sfingter antara usus
halus dan usus besar.
Bagian-bagian usus besar terdiri dari :
a. Sekum
Sekum adalah kantong tertutup yang menggantung di bawah area katup
ileosekal apendiks. Pada sekum terdapat katup ileosekal dan apendiks yang
melekat pada ujung sekum. Apendiks vermiform adalah suatu tabung buntu yang
sempit yang berisi jaringan limfoit, menonjol
dari ujung sekum.
b. Kolon
 Kolon ascenden : merentang dari
sekum sampai ke tepi bawah hati di
sebelah kanan dan membalik secara
horizontal pada fleksura hepatika.
 Kolon transversum: merentang
menyilang abdomen di bawah hati dan Gambar 5. Usus Besar

lambung sampai ke tepi lateral ginjal kiri,


tempatnya memutar ke bawah fleksura splenik.
 Kolon desenden : merentang ke bawah pada sisi kiri abdomen dan menjadi
kolon sigmoid berbentuk S yang bermuara di rektum.
c. Rektum
Merupakan bagian saluran pencernaan selanjutnya dengan panjang 12-13
cm. Rektum berakhir pada saluran anal dan membuka ke eksterior di anus.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson. (1999). Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Jones and Barret


Publisher Boston. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : EGC.
Gibson. (1995). Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta :
EGC.
Kahle, W., et all. (1991). Atlas dan Buku Teks Anatomi Manusia. Jakarta
: EGC.
Lutjen, et all. (2001). Atlas foto anatomi: struktur dan fungsi tubuh
manusia Edisi 2. Jakarta : EGC.
Moore, KL & Agur, AMR. (2002). Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : EGC.

Pearce. (1999). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta :


Gramedia.
Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Watson, R.. (2002). Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat Edisi 10.
Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai