Anda di halaman 1dari 10

UPAYA JOKOWI MENINGKATKAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN DI

INDONESIA

1.Riwayat Singkat Jokowi

Ir. H. Joko Widodo atau Jokowi lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 21 Juni 1961.1 Ia
adalah Presiden ke-7 Indonesia yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014. Ia terpilih
bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam Pemilu Presiden 2014.

Joko Widodo berasal dari keluarga sederhana. Bahkan, rumahnya pernah digusur sebanyak
tiga kali, ketika dia masih kecil, tetapi ia mampu menyelesaikan pendidikannya di Fakultas
Kehutanan Universitas Gajah Mada. Setelah lulus, dia menekuni profesinya sebagai
pengusaha mebel. Karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta pada tahun
2005. Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah Kota Surakarta menjadi
kota pariwisata, kota budaya, dan kota batik. Pada tanggal 20 September 2012, Jokowi berhasil
memenangi Pilkada Jakarta 2012. Kemenangannya dianggap mencerminkan dukungan populer
untuk seorang pemimpin yang "muda" dan "bersih", meskipun umurnya sudah lebih dari lima
puluh tahun.

2. Kebijakan Jokowi Meningkatkan Pemerataan Pembangunan di Indonesia2

Jokowi memulai masa kepresidenannya dengan meluncurkan Kartu Indonesia Sehat, Kartu
Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera. Upaya ini oleh partai oposisi dianggap untuk
meredam sementara kenaikan harga BBM. Jokowi dikritik karena meluncurkan program yang
tidak memiliki payung hukum dan melanggar tertib anggaran, namun hal ini dibantah oleh Jusuf
Kalla, dengan argumen bahwa program kartu tersebut sebenarnya kelanjutan dari program yang
sudah ada sehingga anggarannya pun mengikuti program tersebut.

Mulai tanggal 8 November, ia mengikuti beberapa konferensi tingkat tinggi, seperti APEC,
Asian Summit, dan G20. Jokowi menuai kontroversi setelah presentasinya di depan pengusaha di
APEC. Sebagian mencerca presentasi ini sebagai upaya menjual negara kepada kepentingan asing,

1
“Joko Widodo”, Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo. (13 Desember 2018)
2
“Joko Widodo”, Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo. (13 Desember 2018)

1
sementara di lain pihak pidatonya dipuji karena dianggap tepat pada sasaran, dibanding presiden
negara lain yang hanya memberi ceramah yang mengambang. Dari APEC, Jokowi berhasil
membawa komitmen investasi senilai Rp300 Triliun.

Sekembalinya dari luar negeri, ia menunjuk Faisal Basri sebagai ketua Tim Pemberantasan
Mafia Migas, melantik Basuki Tjahaja Purnama sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan
mengumumkan kenaikan BBM dari Rp6.500 menjadi Rp8500. Kebijakan ini sempat diikuti
demonstrasi di berbagai daerah di Indonesia.[Jokowi ingin mengalihkan dana subsidi tersebut
untuk pembangunan infrastruktur dan kesehatan. Di bidang kelautan, Jokowi menginstruksikan
perlakuan keras terhadap pencuri ikan ilegal. Selain meminta diadakannya razia, ia juga berharap
kapal pelanggar aturan ditenggelamkan. Di bidang pertanian, Jokowi membagikan 1099 unit
traktor tangan di Subang dengan harapan menggenjot produksi petani. Ia juga mendorong
terjadinya reformasi agraria dengan mendorong petani mendapat sertifikat sehingga dapat
menggarap tanah dengan status legal. Ia juga mendorong hak penguasaan adat dan pengolahan
hutan untuk kepentingan rakyat dengan konsep perhutanan sosial.

Di bidang infrastruktur, Jokowi telah memulai banyak proyek pembangunan untuk


mengejar ketertinggalan Indonesia dalam sektor ini, di antaranya adalah pembangunan Jalan Tol
Trans-Sumatera, Tol Solo-Kertosono, pelabuhan Makassar, meresmikan operasional terminal
Teluk Lamong sebagai bagian dari Greater Surabaya Metropolitan Port, dan lain sebagainya.

Kebijakan di Papua

Jokowi memberikan perhatian khusus bagi Papua. Terlihat dari frekuensi kunjungan yang
terhitung sangat sering dibanding presiden sebelumnya, dan banyaknya pembangunan
infrastruktur di Papua. Di antaranya adalah pembangunan pasar tradisional dan jalan lintas Papua.
Banyak bandara perintis dibangun atau dibenahi sehingga terlihat lebih baik dan kapasitasnya lebih
besar. Ia juga menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2017 tentang Percepatan
Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat pada 11 Desember 2017.

Pada kunjungannya ke Papua bulan Mei 2015, Jokowi membebaskan 5 tahanan


politik OPM dan membebaskan wartawan asing untuk melakukan peliputan di Papua seperti
halnya daerah lain di Indonesia. Jokowi beralasan bahwa Indonesia sudah harus berpikir positif
dan saling percaya. Kebijakan Jokowi ini menuai pro dan kontra, terutama di kalangan DPR RI

2
yang menyatakan bahwa kebijakan tersebut dapat membuat isu Papua dipolitisir ke dunia luar,
karena masalah Papua yang sangat sensitif.

3. Pencapaian Jokowi dalam Empat tahun Kepemimpinannya3

Hingga tahun 2018, pemerintahan Jokowi-JK berhasil membangun jalan sepanjang 3.432
km dan jalan tol sepanjang 947 km. Pembangunan jembatan juga dilakukan, yakni sepanjang 39,
km dan jembatan gantung 134 unit. Pemerintahan Jokowi juga membangun jalur kereta api
sepanjang 754,59 km spoor dan peningkaan dan rehabilitasi jalur sepanjang 413,6 km spoor.

Beberapa bandara yang sukses dibangun adalah Bandara Maratua di kabupaten Berau,
bandara Kertajati di Majalengka, Bandara Morowali di kabupaten Morowali, dan Bandara Werur
yang berdekatan dengan kawasan wisata Raja Ampat. Sama halnya dengan jalur darat,
pembangunan di era Jokowi ikut berfokus pada revitalisasi. Sebanyak 408 bandara telah
direvitalisasi dan dikembangkan. Bandara-bandara tersebut berada di daerah rawan berencana,
terisolasi, dan wilayah perbatasan.

Hingga 2018, pemerintahan Jokowi berhasil membangun 19 pelabuhan. Sekali lagi,


pembangunan tersebut juga digencarkan di timur Indonesia. Beberapa di antaranya adalah
Pelabuhan Laut Tapaleo di Maluku Utara dan Pelabuhan Untia di Makassar. Yang tak kalah
fenomenal adalah pembangunan Makassar New Port yang kelak akan menjadi pelabuhan terbesar
di timur Indonesia, serta bisa mengirim logistik dari wiayah timur langsung ke negara-negara Asia
Tenggara dan Timur. Kapasitas pengangkutan barang lewat laut meningkat dari 16,7 juta
TEUs/tahun pada 2014 menjadi 19,7 juta TEUs per/tahun pada 2017. Pembangunan pelabuhan
bisa menjadi insentif pagi pebisnis dan eksportir, sebab biaya pengiriman logistik semakin murah.

Pembangunan yang berorientasi pada ketahanan pangan mencangkup bendungan, embung,


dan jalur irigasi. Salah satu bendungan yang dibangun adalah Bendungan Tanju di Nusa Tenggara
Barat. Ada pula Bendungan Jatigede yang telah beroperasi pada Januari 2017 lalu. Bendungan ini
sejatinya merupakan visi Presiden Soekarno yang selesai di era Jokowi. Pembangunan embung
dilakukan oleh Kementerian PUPR (846 unit), Kementerian Pertanian (2.348), dan Kementerian

3
“4 Tahun Jokowi-JK, Ini Deretan Infrastruktur yang dibangun di RI”, Diakses dari
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3672741/4-tahun-jokowi-jk-ini-deretan-infrastruktur-yang-dibangun-di-ri
(13 Desember 2018).

3
PDTT (1.927). Totalnya sejauh ini adalah 5.121 embung. Jaringan irigasi juga dikembangkan.
Pembangunan jaringan baru seluas 860.015 hektar, dan yang direhabilitasi mencapai 2.319.693
hektar.

4. Dampak Positif Pembangunan Infrastruktur Jokowi4

Chief Economist PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Fithra Faisal Hastiadi menyebutkan,
berbagai jenis pembangunan infrastruktur yang dibangun memiliki dampak sosial dan ekonomi.
"Tidak hanya untuk masyarakat sekitar proyek, tapi juga untuk masyarakat penerima manfaat dari
proyek itu sendiri," kata Fithra pada acara Focus Group Discussion Lansekap Dasawarsa
Infrastruktur Indonesia di Ruang Rapat Besar Media Indonesia, Jalan Pilar Mas Raya, Kedoya,
Jakarta Barat, Selasa, 14 Agustus 2018. Peraih gelar Master of Science Economics di Universitas
Indonesia tahun 2006-2007 itu merinci efek pembangunan infrastruktur yang dilakukan terlihat
pada beberapa sektor. Pertama, proyek ketenagalistrikan yang menerangi 1,7 juta rumah atau 6,7
juta jiwa. Kedua, proyek air bersih dan irigasi mampu meningkatkan produksi hingga 10.140
liter/detik. Proyek ini memenuhi kebutuhan air bersih untuk 1,5 juta rumah atau 5,8 juta jiwa.
Proyek irigasi juga mengairi 96 ribu hektare area persawahan. Ketiga, proyek infrastruktur bandara
mampu melayani 37,5 juta penumpang udara per tahun. Keempat, proyek infrastruktur pelabuhan
mampu meningkatkan arus barang menjadi 2,26 juta TEUs per tahun. Kelima, sektor transportasi
perkotaan, pemerintah berhasil menambah 80 kereta listrik. Sarana transportasi baru itu berdampak
terhadap peningkatan kapasitas 7,3 juta penumpang per tahun.
Tak hanya itu, proyek infrastruktur yang dibiayai oleh PT SMI juga berdampak positif terhadap
lapangan pekerjaan baru. Tercatat, infrastruktur jalan sepanjang 1.421 kilometer berhasil
menyerap 1,2 juta tenaga kerja kontrak dan permanen. "Infrastruktur betul-betul menurunkan
ketimpangan angka kemiskinan," ucapnya menjelaskan. Menurunkan angka kemiskinan dan
ketimpangan ekonomi tentunya menjadi tujuan utama pembangunan di Indonesia. Sebagaimana
terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang berbunyi "Memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa."

4
“Dampak Positif Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi-Jk”, Diakses dari
http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/0k8Zn5WN-dampak-positif-pembangunan-infrastruktur-era-jokowi-jk
(13 Desember 2018).

4
5. Tinjauan Etis

Persoalan ketidakmerataan ini banyak mendapat perhatian dari para ilmuwan sosial,
sedangkan buku-buku dan artikel-artikel teologi yang berbicara tentang hal ini masih kurang. Tony
Mifsud, seorang teolog berkebangsaan Chili mendorong orang-orang Kristen agar turut memberi
perhatian terdahap masalah ketidakmerataan.5

Pertanyaan yang cukup penting untuk dijawab adalah, apakah ketidakmerataan itu sesuatu
yang salah? Para teolog Katolik tidak mengklaim bahwa ketidakmerataan itu selalu salah. Albino
Barrera berpendapat bahwa kelangkahan ekonomi itu bukan bagian dari rencana Allah, tetapi
kelangkahan itu membuka kesempatan bagi kita sebagai rekan kerja Allah, bekerja bersama-sama
dalam hal penyaluran, pendistribusian barang-barang agar kelangkahan itu dapat diatasi.6
Kelangkahan BBM (bahan bakar minyak) dan semen di tanah Papua misalnya, bukan bagian dari
rencana Allah. Kelangkahan itu menjadi kesempatan bagi pemerintah Indonesia dan para pelaku
kebijakan untuk mengambil langkah-langkah strategis guna mengatasi masalah tersebut. Presiden
Jokowi melalui kebijakannya membangun daerah Papua telah membuka tol laut, membangun jalan
trans Papua sehingga pendistribusian BBM dan semen dapat tersalurkan dengan baik untuk
masyarakat Papua. Jokowi telah membuktikan dirinya sebagai rekan kerja Allah yang baik dalam
membantu masyarakat Papua mengatasi kelangkahan BBM dan semen.

Dennis McCann menggunakan Surat Gembala Para Uskup Amerika tentang Keadilan
Ekonomi bagi Semua (1986) menekankan bahwa ketidakmerataan menjadi tidak bermoral jika dan
hanya jika ketidakmerataan itu meminggirkan atau menyingkirkan pribadi-pribadi dan komunitas-
komunitas serta menghalangi akses bagi mereka untuk memperoleh level-level partisipasi sosial
yang layak.7 Menurut saya, dalam konteks negara Indonesia, pemerintah Indonesia mempunyai
tanggung jawab moral dan sosial yang besar dalam membuka akses bagi seluruh rakyat Indonesia
untuk turut berpartisipasi dalam kehidupan sosial yang layak.

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Republik Indonesia8 pada alinea keempat secara
jelas menegaskan bahwa “…pemerintah negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia

5
K.Ward- K.R.Himes, OFM, “Growing Apart: The Rise of Inequality”, Theological Studies 75 (2014) 126.
6
K.Ward- K.R.Himes, OFM, “Growing Apart: The Rise of Inequality” 126.
7
K.Ward- K.R.Himes, OFM, “Growing Apart: The Rise of Inequality” 126.
8
“Isi Pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia”, Diakses dari https://www.putra-putri-
indonesia.com/pembukaan-uud.html (13 Desember 2018)

5
dan seluruh tumpah darah Indonesia…memajukan kesejahteraan umum…berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Ini adalah amanat konstitusi bagi siapa saja
yang memegang tampuk kekuasaan dan pemerintahan di Indonesia. Pembangunan infrastruktur
dan bidang-bidang lainnya yang sedang dijalankan oleh Presiden Jokowi dan para mentri
kabinetnya merupakan pelaksanaan amanat konstitusi demi melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dari persoalan ketidakmerataan, agar setiap anak bangsa di
atas muka bumi Indonesia ini boleh memperoleh dan menikmati haknya yang sama dan sederajat.
Akses setiap warga bangsa untuk menikmati setiap fasilitas umum seperti jalan, listrik dan air
minum perlu dibuka karena itulah hak mereka. Ketidakpedulian atau bahkan kesengajaan
pemerintah untuk tidak membangun berbagai sarana fasilitas umum yang dibutuhkan masyarakat
merupakan suatu bentuk pelanggaran terhadap hak konstitusi warga negara dan merupakan suatu
perbuatan yang tidak bermoral. Pembangunan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh
pemerintahan Jokowi dan jajarannya saat ini merupakan suatu bukti tanggung jawab moral seorang
Presiden bagi seluruh warga negara Indonesia.

Saya teringat dengan perkataan Ahok, mantan Gubernur DKI Jakarta, dalam sebuah
wawancaranya dengan salah satu stasiun televisi. Ahok berkata bahwa kalau ia menjadi pengusaha
yang sukses, ia bisa menyisihkan uang dari laba usahanya untuk membantu masyarakat yang
susah, tetapi menurutnya dana bantuan itu masih terlalu kecil. Dengan menjadi Gubernur DKI,
melalui kebijakan-kebijakan yang dibuatnya seperti Kartu Jakarta Pintar atau pembangunan
berbagai apartemen, ia dapat mengalokasikan dana yang jauh lebih besar untuk membantu banyak
orang yang susah. Karena tujuan yang mulia itu, ia akhirnya beralih dari dunia bisnis dan masuk
dunia politik. Menurut saya, apa yang pernah disampaikan dan dikerjakan oleh seorang Ahok,
sekarang ini sedang dijalankan oleh Bapak Jokowi. Jokowi juga dahulunya adalah seorang
pengusaha mebel yang sukses, lalu kemudian beralih ke dunia politik. Kedua orang ini, dalam
jabatan politiknya telah mengambil kebijakan-kebijakan yang berpihak pada kepentingan orang
kecil. Bapak Presiden dalam programnya seperti dana desa, sedang membantu mengangkat
kehidupan orang-orang kecil yang ada di desa. Maksud besar dari kebijakan ini tidak lain dari
usaha pemerintah untuk memperkecil jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin sehingga
ketidakmerataan ekonomi itu sedikit demi sedikit mulai teratasi.

6
Belajar dari Ajaran Paus Benediktus XVI dan Paus Fransiskus

Dalam ensikliknya Caritas in Veritate, Paus Benediktus XVI mengkaitkan


ketidakmerataan dengan konsumerisme dan korupsi, dan menyebut dua hal ini sebagai ‘skandal’
terhadap martabat individu.9 Saya tertarik untuk membahas lebih jauh mengenai masalah korupsi
yang disinggung oleh Paus ini, khususnya dalam konteks Indonesia. Dalam tahun 2018, sampai
dengan bulan Desember 2018, ada 21 kepala daerah yang terjaring OTT (Operasi Tangkap
Tangan) oleh KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) karena korupsi.10 Angka ini menunjukkan
bahwa korupsi masih menjadi masalah besar yang menjadi beban bagi pembangunan bangsa
Indonesia ke depan. Kepala daerah yang seharusnya menjadi motor utama pembangunan di
daerahnya malah menjadi pengkhianat amanat rakyat yang sudah dipercayakan kepadanya.
Korupsi ini masuk dalam kategori dosa berat karena dampak sosial yang ditimbulkannya
berpengaruh terhadap nasib hidup banyak orang. Dana yang seharusnya bisa dipakai untuk
membantu orang banyak lewat berbagai pembangunan di daerah disunat demi kepentingan diri
dan keluarga. Egoisme dan ketamakan telah mengalahkan hati nurani para penjabat negara ini akan
tugas dan tanggung jawab moral mereka terhadap nasib hidup rakyatnya. Bagaimana mungkin
usaha untuk mencapai pemerataan dan mengurangi kesenjangan ekonomi dapat terwujud kalau
para kepala daerah masih sibuk dengan kepentingan diri mereka sendiri. Bagaimana mungkin
pembangunan infrastruktur dapat berjalan kalau uang, dana untuk pembangunan itu dikebiri oleh
kepala daerah setempat dan kroni-kroninya?

Indonesia masih bersyukur bahwa Presidennya saat ini adalah orang yang bersih dan bebas
dari korupsi, sehingga di tengah badai OTT itu masyarakat Indonesia tidak kehilangan harapan
bahwa Indonesia masih terus berjalan menuju suatu bangsa yang nantinya bisa bebas dari para
koruptor. Sangat disayangkan bahwa para kepala daerah ini tidak meneladani dan mendukung apa
yang sedang diusahakan dan diperjuangkan dengan kerja keras oleh Bapak Presiden. Semoga
kepala daerah lain yang masih banyak itu bisa belajar dari 21 kasus OTT dan meneladani
kepemimpinan Bapak Presiden serta mendukung beliau sepenuhnya agar semua program
pembangunan, baik itu program nasional maupun program pembangunan di daerah-daerah bisa

9
K.Ward- K.R.Himes, OFM, “Growing Apart: The Rise of Inequality” 129.
10
“Daftar Nama Kepada Daerah yang kena OTT KPK Sepanjang 2018, Bupati Cianjur Jadi yang ke-21”, Diakses dari
http://bangka.tribunnews.com/2018/12/13/daftar-nama-kepala-daerah-yang-kena-ott-kpk-sepanjang-2018-
bupati-cianjur-jadi-yang-ke-21 (13 Desember 2018).

7
berjalan dengan lancar. Presiden tentu tidak dapat bekerja sendiri. Dukungan dan kerjasama dari
para kepala daerah menjadi kunci penting agar berbagai masalah seperti ketidakmeratanya
pembangunan dan berbagai ketimpangan ekonomi yang dialami bangsa ini, pelan-pelan dapat
diatasi.

Paus Fransiskus juga telah memakai persoalan ketidakmerataan menjadi tema


pontificalnya. Ia menyebut “throw-away culture” sebagai budaya yang merusak martabat
manusia.11 Paus hendak mengingatkan semua orang, teristimewah untuk mereka yang sudah hidup
dalam berkecukupan untuk ingat dan solider dengan mereka yang masih hidup dalam serba
kekurangan. Anda mungkin tidak perlu menjadi seorang pengusaha yang sukses untuk bisa
membantu orang lain; atau anda tidak perlu menjadi seorang pejabat publik seperti kepala desa,
camat atau bupati agar bisa membuat kebijakan yang bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.
Anda tidak harus menjadi apa-apa untuk bisa berbuat baik dan peduli dengan orang yang
berkekurangan. Sikap dan cara hidup setiap hari bisa menjadi bentuk kepedulian seseorang pada
orang lain yang masih berada dalam kekurangan. Sikap dan cara hidup yang sederhana, hemat dan
tidak berfoya-foya merupakan sebuah pilihan yang dilandasi kesadaran dan motivasi bahwa
penghematan yang dilakukan merupakan suatu bentuk solidaritas dengan mereka yang masih
berada dalam kekurangan. Hal yang sederhana ini bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan dan di
mana saja. Kepedulian dan sensivitas menjadi dua unsur hidup moral yang penting dalam
kehidupan bersama baik itu dalam keluarga maupun dalam lingkungan hidup kaum religius.

6. Tindakan Pastoral

Indonesia saat ini sedang ada berada dalam kehangatan tahun politik menjelang pimilu
serentak untuk memilih wakil rakyat, presiden dan wakil presiden. Dalam suasana seperti ini,
masyarakat sering disuguhkan dengan berbagai wacana dan atraksi dari para calon penguasa.
Mereka ingin mempengaruhi akal sehat dan hati nurani masyarakat untuk memilih mereka di
pemilu nanti. Banyak cara bisa mereka pakai agar niat mereka merengkuh kekuasaan bisa tercapai.
Karena itu rakyat harus pandai-pandai dalam menilai dan memilih siapa yang pantas untuk menjadi
pemimpinnya.

11
K.Ward- K.R.Himes, OFM, “Growing Apart: The Rise of Inequality” 129.

8
Sebelum memilih ada baiknya kalau masyarakat mencari tahu terlebih dahulu sosok calon-
calon pemimpin negara ini. Pengetahuan akan sosok calon pemimpin, latar belakang keluarganya,
track record-nya, sikap dan perilaku hidupnya selama ini, semuanya itu penting sebagai bahan
pertimbangan sebelum menentukan pilihan. Pertimbangan-pertimbangan ini akan membantu
pemilih untuk memilih pemimpinnya secara obyektif dan bukan berdasarkan sentiment-sentimen
pribadi yang tidak jelas.

Saya sendiri siap membantu memberikan data-data yang obyektif tentang para calon
pemimpin bangsa ini. Hal ini menjadi tanggung jawab moril saya untuk memberikan pendidikan
politik yang baik kepada masyarakat. Dengan memberikan data-data dan informasi, masyarakat
diharapkan mempunyai gambaran yang cukup lengkap mengenai para calon pemimpinnya dan
pada akhirnya dengan akal budi dan hati nurani yang sehat mereka bisa menentukan siapa calon
pemimpin yang layak untuk memimpin mereka, pemimpin yang bisa membawa Indonesia menjadi
suatu negara bangsa yang lebih sejahtera dan berkeadilan.

9
DAFTAR PUSTAKA

“Daftar Nama Kepada Daerah yang kena OTT KPK Sepanjang 2018, Bupati Cianjur Jadi yang
ke-21”, Diakses dari http://bangka.tribunnews.com/2018/12/13/daftar-nama-kepala-daerah-yang-
kena-ott-kpk-sepanjang-2018-bupati-cianjur-jadi-yang-ke-21 (13 Desember 2018).

“Dampak Positif Pembangunan Infrastruktur Era Jokowi-Jk”, Diakses dari


http://ekonomi.metrotvnews.com/mikro/0k8Zn5WN-dampak-positif-pembangunan-infrastruktur-
era-jokowi-jk (13 Desember 2018).

“4 Tahun Jokowi-JK, Ini Deretan Infrastruktur yang dibangun di RI”, Diakses dari
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3672741/4-tahun-jokowi-jk-ini-deretan-infrastruktur-yang-
dibangun-di-ri (13 Desember 2018).

“Isi Pembukaan UUD 1945 Republik Indonesia”, Diakses dari https://www.putra-putri-


indonesia.com/pembukaan-uud.html (13 Desember 2018)

“Joko Widodo”, Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo. (13 Desember 2018)

Ward, K. – Himes, K.R.,


2014 “Growing Apart: The Rise of Inequality”, Theological Studies 75, 118-132.

10

Anda mungkin juga menyukai