DEPOK
DEPOK
Kota Depok adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak
tepat di selatan Jakarta, yakni antara Jakarta dan Bogor. Dahulu, Depok adalah kota kecamatan
dalam wilayah Kabupaten Bogor, yang kemudian mendapat status kota administratif pada tahun
1982. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi kotamadya (sekarang:kota) yang terpisah
dari Kabupaten Bogor. Kota Depok terdiri atas 11 kecamatan dan 63 kelurahan.
Karakteristik
Depok merupakan kota penyangga Jakarta. Ketika menjadi kota administratif
pada tahun 1982, penduduknya hanya 240.000 jiwa, dan ketika menjadi kotamadya pada
tahun 1999 penduduknya 1,2 juta jiwa.
Secara geografis Kota Depok terletak pada koordinat 6o 19’ 00” – 6o 28’ 00”
Lintang Selatan dan 106o 43’ 00” – 106o 55’ 30” Bujur Timur. Secara geografis, Kota
Depok berbatasan langsung dengan Kota Jakarta atau berada dalam lingkungan wilayah
Jabotabek.
Bentang alam Kota Depok dari Selatan ke Utara merupakan daerah dataran
rendah – perbukitan bergelombang lemah, dengan elevasi antara 50 – 140 meter diatas
permukaan laut dan kemiringan lerengnya kurang dari 15%. Kota Depok sebagai wilayah
termuda di Jawa Barat, mempunyai luas wilayah sekitar 200,29 km2.
Kondisi geografisnya dialiri oleh sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan
Cisadane serta 13 sub Satuan Wilayah Aliran Sungai. Disamping itu terdapat pula 25
situ. Data luas situ pada tahun 2005 sebesar 169,68 Ha, dengan kualitas air rata-rata
buruk akibat tercemar.
Kondisi topografi berupa dataran rendah bergelombang dengan kemiringan
lereng yang landai menyebabkan masalah banjir di beberapa wilayah, terutama kawasan
cekungan antara beberapa sungai yang mengalir dari selatan menuju utara: Kali Angke,
Sungai Ciliwung, Sungai Pesanggrahan dan Kali Cikeas.
Wilayah Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan curah
hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Secara umum musim kemarau
antara bulan April-September dan musim hujan antara bulan Oktober-Maret.
7
Stuktur keruangan
1. Kependudukan
Jumlah penduduk di Kota Depok semester II tahun 2016 yang telah dikonsolidasikan
dan dibersihkan oleh Kementerian Dalam Negeri mencapai 1.803.708 jiwa, terdiri
atas laki-laki 913.359 jiwa (50,63%) dan perempuan 890.349 jiwa (49,36%),
Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan yang paling banyak penduduknya
dibanding dengan kecamatan lainnya di Kota Depok, yaitu 245.142 jiwa. Sedangkan
kecamatan dengan penduduk terkecil adalah Kecamatan Limo yaitu 86.147 jiwa.
Di tahun 2016 kepadatan penduduk Kota Depok mencapai 10.255 jiwa/km2.
Kecamatan Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan
tingkat kepadatan 15.063 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Pancoran Mas dengan
tingkat kepadatan 13.522 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan
penduduk terendah adalah Kecamatan Sawangan yaitu 5.580 jiwa/km2. (sumber :
DDA 2015).
Penduduk usia kerja didefinisikan sebagai penduduk yang berumur 15 tahun
ke atas. Penduduk usia kerja terdiri dari “angkatan kerja” dan bukan angkatan kerja.
Penduduk yang tergolong “angkatan kerja” adalah mereka yang aktif dalam kegiatan
ekonomi. Kesempatan kerja memberikan gambaran besarnya tingkat penyerapan
pasar kerja, sehingga angkatan kerja yang tidak terserap dikategorikan sebagai
penganggur.
Berdasarkan hasil survei Angkatan Kerja Nasional 2010 diperoleh gambaran
bahwa pada tahun 2010, penduduk Kota Depok yang bekerja 714.891 jiwa
sedangkan yang menganggur sekitar 65.072 jiwa. Penduduk Kota Depok yang
tergolong angkatan kerja sebanyak 779.963 jiwa sedangkan penduduk bukan
angkatan kerja sebanyak 441.891 jiwa. Penduduk yang bekerja masih didominasi
laki-laki dari pada perempuan (laki-laki 61,87 % dan perempuan 38,13 %).
Mata pencaharian penduduk Kota Depok berada pada sektor-sektor berikut
ini: perdagangan dan jasa: 126.616 orang (35,42 %), pegawai negeri (PNS/TNI):
82.237 orang (23,02%), petani: 224.468 orang (6,85%), pengrajin: 2.267 orang
(0,63%), pengusaha: 657 orang (0,18%), lain-lain: 121.207 orang (33,9%).
2. Perencanaan Pembangunan
Prioritas pembangunan adalah pembangunan infrastruktur kota yang
memfokuskan terhadap permasalahan banjir dan kemacetan, pengembangan
ekonomi kreatif, peningkatan peran keluarga, pengembangan wisata berbasis
potensi lokal, ketertiban dan kerawanan sosial, serta peningkatan infrastruktur
untuk menunjang kota layak anak dan ramah lansia. Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (BAPPLITBANGDA) Kota
Depok mengatakan, proses pembangunan tidak hanya berpusat kepada
pembangunan fisik saja, namun juga pembangunan non fisik. Salah satu upaya
yang menjadi pekerjaan bersama Pemkot Depok adalah menurunkan angka
pengangguran.
3. Aspek social
a) Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting di Kota Depok. Universitas
Indonesia merupakan salah satu universitas terbaik di indonesia yang terletak di
wilayah Depok sehingga sedikit banyak mempengaruhi perkembangan Kota Depok.
Taman kanak-kanak di kota Depok pada tahun Ajaran 2011/2012 sebanyak 357,
SD sebanyak 393, dan SMP berjumlah 162. Di tingkat SLTA terdapat 55 SMA dan
97 SMK. Dari hasil survey Susenas 2010, penduduk Kota Depok yang berumur 10
8
tahun ke atas yang memiliki ijazah tertinggi SLTA yaitu berjumlah 23,79 %. Memiliki
Ijazah tertinggi SLTA merupakan persentase terbesar dibanding jenjang pendidikan
lainnya. Penduduk Kota Depok yang berumur 10 tahun ke atas yang bisa membaca
dan menulis huruf latin 55,03 %, huruf lainnya 0,18 %, huruf latin, dan huruf lainnya
42,95 %, dan yang buta huruf 1,84 %.
b) Suku budaya
• Suku bangsa
Jawa (36,7%)
Betawi (33,07%)
Sunda (16,5%)
Batak (2,91%)
Minangkabau (2,66%)
c) Agama
• Agama
Islam 95,34%
Kristen Protestan 3,57%
Katolik 0,56%
Budha 0,25%
Hindu 0,17%
Konghucu 0,2%
d) Bahasa
• Bahasa : Indonesia
Jawa
Betawi
Sunda
4. Aspek Ekonomi
Perkembangan Kota Depok dari aspek geografis, demografis
maupun sumber pendapatan begitu pesat, terutama di bidang
administrator pembangunan.
Ada beberapa indikator yang dapat dipergunakan sebagai acuan
tentang pertumbuhan ekonomi di Kota Depok. Pertama, Indeks daya
beli masyarakat Depok semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sisi
daya beli terjadi peningkatan indeks daya beli dari 576,76 pada tahun
2006 menjadi 586,49 pada tahun 2009.
Kedua, capaian Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Depok pada
tahun tahun 2009: 6,22%. Kontribusi paling dominan terhadap PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto) dan LPE, dari subsektor
perdagangan dan jasa.
9
Ketiga, terjadi peningkatan dari tahun ke tahun pada peranan
sektor tersier, yaitu dari 50,42% pada tahun 2006 menjadi 52,77%
pada tahun 2009. Indikasi tersebut menandakan bahwa masyarakat
Depok sudah dapat memenuhi kebutuhan sektor primer maupun
sekunder.
Laju ekonomi yang meningkat tersebut, telah menjadikan Depok
sebagai kota jasa dan perdagangan. Hal itu terlihat secara nyata
dengan semakin banyaknya layanan sektor jasa dan perdagangan yang
bermunculan di Kota Depok, seperti restauran, Mall, tempat-tempat
usaha dan layanan jasa lainnya.
Pada tahun 2011, perekonomian Depok dijadikan percontohan
oleh Timor Leste dengan hadirnya Menteri Ekonomi dan Pembanguna
Timore Leste, Joe Mendes Gonzales.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada 2012 pertumbuhan
perekonomian Kota Depok mencapai 7,1%. Angka tersebut jauh
melebihi pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat sebesar 6,2%. Usaha
jasa perorangan di Depok turut mendorong laju pertumbuhan
ekonomi sekitar 10,56 persen. Layanan jasa yang menyokong
perekonomian Depok antara lain dari jasa pencucian baju (laundry),
servis motor, salon dan guru privat. Usaha-usaha itu berada di tengah-
tengah pemukiman masyarakat.
5. Aspek fisik
Topografi Secara umum topografi wilayah Kota Depok di bagian
utara merupakan dataran rendah dengan elevasi antara 50 – 80 mdpl
meliputi Kecamatan Beji, Kecamatan Bojongsari, Kecamatan
Cimanggis, Kecamatan Cinere, Kecamatan Limo, Kecamatan Pancoran
Mas, Kecamatan Sawangan, dan Kecamatan Sukmajaya sedangkan di
bagian tengah memiliki ketinggian (80 – 110) mdpl berada di
Kecamatan Tapos, Kecamatan Beji, Kecamatan Bojongsari, Kecamatan
Cinere, Kecamatan Cipayung, Kecamatan Limo, Kecamatan Pancoran
Mas, Kecamatan Sawangan, dan Kecamatan Sukmajaya dan di bagian
selatan merupakan perbukitan bergelombang lemah dengan elevasi >
110 mdpl meliputi Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Cilodong,
Kecamatan Cipayung, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan
Sawangan, Kecamatan Sukmajaya, dan Kecamatan Tapos.
10
6. Fasilitas
Pendidikan
Kota Depok memiliki sekitar 2214 sekolah, 309743 siswa dan
20234 guru.
Perguruan Tinggi
Universitas Indonesia
Universitas Gunadarma
Universitas Islam Internasional Indonesia
Universitas Mercu Buana
Politeknik Negeri Jakarta
Politeknik LP3I
STIAMI A.R.H
Bina Sarana Informatika (BSI)
STAI Madinatul Ilmi
STKIP Panca Sakti
STIE GICI
STEI SEBI
Sekolah Tinggi Teknologi Terpadu Nurul Fikri
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Hidayatullah
STKIP Arrahmaniyah
Transportasi
Angkutan Umum
D01: Terminal Depok-Depok I PP
D02: Terminal Depok-Depok II PP
D02A: BBM-Depok Timur PP
D03: Terminal Depok-Sawangan-Parung PP
D04: Terminal Depok-Kukusan PP
D05: Terminal Depok-Citayam-Bojong Gede PP
D06: Terminal Depok-Pasar Cisalak-Terminal Jatijajar PP
D07: Terminal Depok-Pitara-Citayam PP
D07A: Terminal Depok-Pitara-Rawa Denok PP
D08: Terminal Depok-BBM-Kp. Sawah PP
D09: Terminal Depok-Studio Alam TVRI-Kp.Sawah PP
D10: Terminal Depok-Parung Serab-Kp.Sawah PP
D11: Terminal Depok-Akses UI-PAL PP
D15: Terminal Depok-Simpang Limo PP
D17: Terminal Jatijajar-Leuwinanggung PP
11
D21: Sub Terminal Sawangan-Duren Seribu PP
D25: Sub Terminal Sawangan-Curug-Pondok Petir PP
D26: Sub Terminal Sawangan-Citayam PP
D27: Perum Komp.Arco-Cinangka PP
D28: Sub Terminal Sawangan-Ciputat PP
D37: Kampung Rambutan-Simpangan Depok PP
D41: Terminal Kp.Rambutan-Simpangan Depok-Cibinong PP
D61: Cinere-Pasar Minggu PP
D69: Cisalak-Pekapuran-Leuwinanggung PP
D72: Kp.Sawah-Cibinong PP
D79: Cisalak-Leuwinanggung PP
D83: Tugu Tanah Baru-Lt.Agung PP
D97: Simpang Cisalak-Cibubur PP
D102: Parung Bingung-Pondok Labu PP
D105: Terminal Depok-Tanah Baru PP
D107: Simpang Cisalak-Gas Alam-Leuwinanggung PP
D110: Terminal Depok-Cinere PP
D112: Terminal Depok-PAL-Terminal Kp.Rambutan PP
D114: Cinere-Ciputat PP
D129: Mekarsari-PAL-Pasar Minggu PP
M03: Terminal Depok-Pasar Minggu PP
M04: Depok Timur-Pasar Minggu PP
P01: Cisalak-Cileungsi PP
T11: Mekarsari-Cililitan PP
T19: Terminal Depok-Terminal Pinang Ranti PP
S16: Terminal Depok-Pondok Labu PP
Hiba Utama Bandara: Depok-Bandara Soekarno-Hatta
Transjakarta: Terminal Depok-BKN via Tol Cijago
Jabodetabek Airport Connection: Terminal Depok-Bandara Internasional
Halim Perdana Kusuma
KRL Commuter Line
Depok - Jakarta Kota PP
Bogor - Jakarta Kota PP
Bogor - Jatinegara PP
Nambo - Angke PP
12
Pusat Perbelanjaan
Plaza Depok
D'Mall
Depok Town Square
Margo City
Gramedia Depok
ITC Depok
Depok Town Centre, Sawangan
Cinere Bellevue Mall
TIP TOP
Transmart Dewi Sartika
Giant Cimanggis
Pasar Tugu
Cimanggis Square
Mall Cinere
Cinere Square
Pasar Agung
Pasar Segar
Pasar Musi
Pasar Mini
Pasar Kemiri
Pasadena Rumah Belanja Keluarga
Pasadena Factory Outlet
Giant Tole Iskandar
Salladin Square
Cimanggis Mall
Pesona Square Mall
13
Kesehatan
Rumah sakit
RSUD Depok
RS Hermina
RS Bunda Margonda
RS Bhayangkara Brimob
RS Tugu Ibu
RS Sentra Medika
RS Puri Cinere
RS Bhakti Yudha
RS Simpangan Depok
RSIA Hasanah Graha Afiah
RSIA Tumbuh Kembang
RSIA Graha Permata Ibu[2]
RSIA Citra Arafiq
RSIA Bunda Aliyah
RSIA Setya Bhakti
RSIA Asyifa
RS Mitra Keluarga
RS Harapan
RS Bersalin Sumber Bahagia
RS Meilia
RS Universitas Indonesia
RS Jantung Diagram
14
Jalan di Kota Depok
KELAS JALAN A
KELAS JALAN B
15
12 Jl. Siliwangi PANMAS
KELAS JALAN C
16
Alun-alun kota Depok
POLA PEMUKIMAN
Dilihat dari tata letaknya, pemukiman di Kota Depok dapat dibedakan atas
dua tipe tata letak, yaitu pemukiman dengan tata letak teratur dan pemukiman dengan
tata letak tidak teratur. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa pemukiman di
Kota Depok memiliki luasan sekitar 7.717,58 ha atau 37,64% dari keseluruhan wilayah
Kota Depok. Pemukiman dengan tata letak teratur memiliki luas sekitar 2.312,58 ha
atau 29,97% dari keseluruhan luas wilayah pemukiman yang ada di Kota Depok.
Sementara itu permukiman dengan tata letak tidak teratur memiliki luas sekitar 70,03%
dari keseluruhan luas pemukiman yang ada di Kota Depok.
17
sehingga membentuk jalur perkotaan yang sangat besar dan telah mencapai tingkat
tertinggi.
18