Anda di halaman 1dari 5

Laporan Membaca Novel

Oleh : Safitri Mardiyana


Kelas : XII MIPA 1

A. Indentitas Novel

Judul Novel : Dilan 1990


Pengarang : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Tahun Terbit : 2014
Jumlah Halaman : 346 Halaman

B. Sinopsis

Buku Dilan 1990 menceritakan perjalanan cinta dua orang remaja SMA dan lika-
liku yang mereka hadapi. Milea yang merupakan seorang gadis pindahan yang berasal
dari Jakarta. Dirinya pindah ke Bandung disebabkan ayah Milea harus bekerja disana.

Milea bersekolah disalah satu SMA favorit yang berada di Bandung. Setiap pagi
dirinya berjalan kaki untuk menuju sekolahnya. Hari pertama perjalanan menuju
sekolah, Milea didekati oleh seorang laki-laki yang menggunakan motor jadul dengan
sapaan dan dilanjuti dengan ralaman bahwa dirinya akan bertemu Milea dikantin. Milea
belum mengetahui siapa lelaki yang telah meramalnya itu. Dia pun berusaha mencari
tahu dengan menanyakan hal ini kepada teman sekelasnya yang bernama Rani. Namun,
Rani pun tidak mengetahuinya. Saat istirahat pun Milea pun pergi ke kantin untuk
membuktikan bahwa ramalan tersebut benar. Namun, Milea pun tidak bertemu dengan
lelaki itu. Saat Milea dan teman-temanya mengobrol dikelas datanglah seorang lelaki
yang bernama Piyan dengan memberikan sepucuk surat untuk Milea. Milea pun
membacanya. Ternyata surat tersebut merupakan surat dari lelaki yang meramalnya
tadi pagi. Isi suratnya merupakan ramalannya kembali bahwa dirinya akan bertemu
Milea pada hari esok. Milea pun mengangap bahwa dirinya adalah peramal amatir,
sebab besok iyalah hari minggu dan tidak mungkin bahwa mereka akan bertemu.
Namun, lelaki tersebut membuktikannya bahwa ramalah tersebut terjadi dengan
mendatangi rumah Milea.

Di hari Senin, Milea telah mengetahui bahwa lelaki yang telah meramalnya
bernama Dilan. Dilan dihukum saat upacara bendara karena telah melakukan kenakalan.
Milea pun merasa takut dengan Dilan dan ingin menjauhinya. Namun, dihari itu juga
Dilan membuntuti Milea ketika pulang menggunakan angkot, Dilan pun berkata, ”
Milea, kamu itu cantik, akan tetapi aku belum cinta kepadamu. Tak tahu jika sore.
Tunggu saja”. Kata yang diucapkan oleh Dilan menjadikan jantung Milea berdetak
dengan kencang, mungkin saja dia kaget dengan apa yang diucapkan oleh Dilan.
Dengan diam Milea mendengar ucapan Dilan, saat itu juga Melia teringat dengan
pacarnya bernama Beni yang tinggal di Jakarta.

Dilan medekati Milea dengan cara yang tidak biasa seperti cowok pada umumnya.
Dilan selalu mempunyai cara yang unik untuk menyatakan bahwa dirinya saying
kepada Milea, dan hal ini pula yang membuat Milea selalu mempikirkan Dilan. Suatu
hari Dilan meberikan hadiah kepada Melia sebuah cokelat melalui POS, Dilan pun
membawa seorang tukang pijat ketika Milea jatuh sakit, Dilan memberik sebuah TTS
( teka teki silang ) kepada Melia untuk hadiah ualng tahunnya, yang lucunya TTSnya
itu ada tulisan “Selamat Hari Lahir Melia, Ini aku persembahkan hadiah untuk kamu,
hanya sebuah TTS, tapi semuanya sudah aku isi, aku cinta kamu, aku tidak ingin kamu
jadi pusing karena mengisi TTS ini”.

Waktu pun terus beralalu, Dilan dan Milea semakin akrab. Milea mengetahui
beberapa hal dari teman sekelasnya yang bernama Wati yang juga meruapak sepupunya
Dilan. Milea pun juga dekat dengan Piyan yang merupakan teman segengan dengan
Dilan. Suatu saat, sekolah Milea mendapatkan kesempatan untuk mengikuti acara
cerdas cermat yang diselenggarakan oleh TVRI, para siswa yang tidak mengikuti lomba
boleh untuk memberikan semangat kepada teman-temannya yang mengikti lomba.
Milea pun ikut, dia pun sudah memiliki rencana untuk bertemu pacarnya Beni. Milea
lama menunggu Beni yang janji akan bertemu di TVRI, akan tetapi Beni tidak datang-
datang. Pada akhirnya, Milea pergi unutk makan bersama temannya Wati dan Wanda.
Ketika itu Beni datang dengan penuh emosi dan marah melihat Milea makan dengan
laki-laki selain dirinya. Hubungan mereka kandas ketika itu juga. Jelang beberapa hari
Beni mengajak Milea untuk kembali menjadi pacarnya, tapi Milea menolak penawaran
Beni.

Semakin hari, Milea semakin dekat dengan Dilan dan juga dengan ibunda Dilan.
Milea dan ibunda Dilan sangatlah akrab layaknya ibu dan anak kandung. Ibunda Dilan
juga mendukung hubungan Dilan dan juga Milea.

Suatu hari yaitu tanggal 22 desember 1990, Dilan berkelahi dengan temannya
sendiri yang bernama Anhar, sebab Anhar telah menampar Milea di warung bi Eem.
Hal ini sangat membuat Dilan sangat marah kepada Anhar. Sesuai pertengkaran antara
Dilan dan Anhar berhasil direlai, Dilan dan Anhar pun dipanggil ke ruang kepala
sekolah, Milea pun ikut. Namun, ketika pembicaraan dengan kepala sekolah belum
selesai, Dilan telah keluar terlebih dahulu dengan menarik tangan Milea. Mereka berdua
pun pergi ke warung Bi Eem. Disana Dilan diobati oleh Milea. Setelah itu, Dilan pun
meminta Milea untuk mengeluarkan materai yang telah diminta Dilan untuk dibelinya
kemarin. Saat itu pun, Dilan membuat surat pernyataan bahwa Dilan dan Milea telah
jadian dan surat pernyataan tersebut pun ditanda tangani oleh mereka berdua.
C. Unsur Intrinsik

Tema dari Novel Dilan 1990 ini adalah percintaan, dimana kisah perjalanan cinta
seorang remaja yang bernama Dilan dan Milea yang penuh lika-liku. Tokoh utama
dalam novel ini adalah Dilan dan Milea Adnan Husein, dan tokoh tambahan lainnya
seperti Rani, Wati, Piyan, Anhar, Bunda Dilan, Ibunda Milea, Bi Eem, Beni, Nandan,
dan Kang Adi. Dilan sendiri memliki karekter yang romantis, humoris, baik hati dan
juga setia. Sifat humoris yang dimiliki oleh Dilan dapat dibuktikan ketika Dilan selalu
membuat tertawa dengan tingkahnya. Sedangkan Milea memiliki karakter baik hati,
sopan, dan juga penyayang. Sifat sopan yang dimiliki oleh Milea dapat dibuktikan
ketika dia sangat menghormati Bunda Dilan yang baru saja dikenalnya. Sedangkan
tokoh tambahan seperti Bunda Dilan digambarkan penyayang dan baik hati baik
terhadap Dilan dan juga Milea, Ibunda Milea memiliki sifat penyayang dan baik hati,
Piyan digambarkan setia kawan dan baik hati hal ini dapat digambarkan Piyan selalu
membantu Milea dalam mendapatkan informasi tentang Dilan. Rani yang merupakan
teman sebangku Milea yang digambarkan sangat perhatian dan dibuktikan ketika
dirinya sangat peduli ketika Milea sedang bersedih. Sedangkan Wati yang merupakan
sepupu Dilan, dirinya memiliki sifat tegas dan juga pemberani. Anhar yang merupakn
teman se-gengan Dilan, digambarkan keras kepala dan juga kasar, hal ini dibuktikan
ketika dirinya menampar Milea yang jelas-jelas tidak bersalah. Selain itu, Beni yang
merupakan mantan Milea memiliki sifat pemarah dan pemcemburu dan hal ini
dibuktikan ketika dirinya sangat marah ketika Milea sedang makan bersama temannya
yang bernama Nanda. Nandan sendiri digambarkan sebagai tokoh yang baik hati. Bi
Eem dimana pemiliki warung yang sering ditongkrongi oleh Dilan dan temannya
memiliki sifat yang perhatian.

Latar tempat dalam novel Dilan 1990 digambarkan dengan sangat jelas dan
terkadang dikuatkan dengan beberapa animasi gambar sehingga kita dapat
membayangkan bagaimana kondisi saat itu. Latar tersebut diantaranya adalah rumah
Milea, rumah Dilan, sekolah, warung Bi Eem, Jalan Buah Batu, dan Jakarta. Latar
waktu dalam novel ini juga digambarkan dengan sangat gambling, diantaranya adalah
pagi hari, siang hari, malam hari, dan hari-hari dimana Dilan dan Milea bertemu seperti
hari senin, minggu dan sabtu. Selain itu, disebutkan pula tanggal, bulan dan tahun
dimana mereka berdua menjadi seorang kekasih yaitu 22 Desember 1990. Latar suasana
dalam novel ini juga beraneka ragam mulai dari senang, kesal, sedih dan lain
sebagainya.

Pidi Baiq yang merupakan penulis dari novel ini menggunakan alur mundur.
Penceritaan diawali dengan sebuah Milea yang telah dewasa sedang duduk di malam
hari sambil menceritakan kembali bagaimana masa remajanya bersama seorang lelaki
yang pernah mengisi kehidupan SMA. Dilanjutkan dengan kisah Dilan dan Milea pada
tahun 1990 dalam menghadapi masa remajanya.

Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah orang pertama sebagai
pelaku utama. Milea yang merupakan tokoh utama dalam cerita ini menceritakan
bagaimana masa-masa indah di SMA Bersama Dilan yaitu sang kekasihnya. Amanat
yang dapat kita petik setelah membaca novel karangan Pidi Baiq ini iyalah
kesederhanaan adalah dasar dari kebahagiaan yang dibuktikan dengan perilaku Dilan
yang sederhana dalam mendekati Milea, namun hal inilah yang membuat Milea selalu
memikirkan Dilan.

Gaya Bahasa yang digunakan dalam novel Dilan 1990 ini tidak terlalu beda
dengan penulisan Pidi Baiq pada karya buku-buku sebelumnya yakni selalu ringan,
sederhana namun berkesan. Walaupun tulisan dalam novel ini merupakan tulisan
langsung dari tokoh Milea Adnan Hussein tetapi gaya penulisannya tetap khas tulisan
Pidi Baiq. Gaya Bahasa Indonesia yang nyaris baku, susunan kalimatnya juga
terkadang tak lazim, diputar-putar dan terdapat kesan filosofis dalam kesedarhanaan
diksinya.

D. Unsur Ekstrinsik

Dalam novel Dilan 1990 ini banyak mengandung nilai moral salah satunya adalah
tanggung jawab dengan apa yang telah dilakukan. Hal ini dibuktikan dengan Dilan yang
sering berkelahi baik itu dengan sekolah lain maupun sahabatnya, dirinya pun harus
bertanggung jawab dengan apa yang telah dirinya lakukan dan dirinya harus
menajalankan sanksi terhadap apa yang dirinya lakukan dengan baik. Selain itu, dalam
novel ini juga mengajarkan kita bahwa setidakbaiknya seorang guru terhadap kita, kita
harus tetap menghormatinya.

Selain itu, juga terdapat nilai religi dalam novel ini walaupun tidak digambarkan
secara gamblang. Dilan yang merupakan seorang yang nakal, dan pula seseorang yang
senang dalam berkelahi dalam menyelesaikan masalah, namun Dilan selalu
menjalankan perintah Tuhan yaitu sholat.

Nilai adat dalan novel Dilan 1990 ini yaitu ketika Dilan dan Milea dan tokoh
lainnya yang menggunakan aturan adat Bandung dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu,
Dilan juga sering menggunakan Bahasa Sunda yang merupakan ciri khas dari orang
Bandung.

Terakhir, nilai yang terdapat dalam novel Dilan 1990 ini iyalah nilai sosial.
Adanya rasa kesetiakawanan dalam novel Dilan 1990 ini membuat para remaja terpaku
dalam novel ini. Hal ini dibuktikan dengan antar sesama geng motor yang Dilan jalani
banyak rintangan yang dirinya dan teman-temannya hadapi, namun hal ini tidak
membuat mereka lari dari masalah tersebut dan terus bersama-bersama.

E. Kelebihan dan Kekurangan Novel

Novel Dilan 1990 merupakan novel yang patut dibaca oleh generasi manapun,
baik itu generasi millennial maupun generasi 90-an yang ingin kembali mengingat
masa-masa SMA pada tahun 90-an. Novel ini menggunakan bahasa sehari-sehari yang
dapat membuat kita lebih mudah mengerti dan juga para pembaca dapat saja
menyelesaikan novel ini hanya dalam waktu sehari sebab bahasa sangat mudah untuk
dipahami.
Dalam novel ini, juga terdapat ilustrasi gambar sehingga para pembaca dapat
membayangkan bagaimana kondisi Bandung saat tahun 90-an. Para pembaca pun dapat
merasakan bagaimana keadaan saat itu dengan melihat ilustrasi gambar yang telah
dipaparkan.

Pidi Baiq juga mampu membuat para pembaca tertawa dengan adanya lelucon
yang sederhana namun sangat mengundang tawa. Lelucon tersebut disajikan dalam
bentuk percakapan yang sangat ringan dan mudah untuk dimengerti.

Namun, novel ini juga memiliki kekurangan yang tidak bisa kita hindari salah
satunya adalah banyak suatu kejadian yang tidak patut dicontah oleh para anak remaja
sehingga anak dibawah umur tidak disarankan untuk membaca novel ini.

F. Kesimpulan

Novel karya Pidi Baiq ini merupakan novel percintaan yang banyak disukai oleh
para remaja, sebab novel ini dapat dijadikan sebuah acuan dalam percintaan para remaja
yang pastinya memiliki warna baru dalam dunia remaja saat ini. Selain itu, para orang
dewasa yang masa remajanya lebih khusus masa SMA-nya pada tahun 90-an, mereka
dapat bernostalgia dengan adanya novel ini. Namun, di novel ini banyak adegan yang
tidak patut dicontoh bagi para pelajar. Sehingga tidak sarankan bagi para pelajar
dibawah umur untuk membaca novel ini.

Anda mungkin juga menyukai