Anda di halaman 1dari 5

PELAKSANAAN SURVEILENS INFEKSI

RUMAH SAKIT
RS.TMC
PARIAMAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

STANDAR PPI 5 EP 1 01 1/5


PROSEDUR
Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
OPERASIONAL Direktur RS TMC Pariaman :

12 Februari 2020
Dr. Siti Hanafiah Bahri, Sp.S
Pengertian Surveilans infeksi rumah sakit adalah suatu kegiatan pengamatan yang
sistematis, aktif, berkelanjutan dan terus menerus terhadap suatu kejadian
penyebaran penyakit pada suatu populasi tertentu serta hal-hal yang
mempengaruhi terjadinya infeksi tersebut.
1. Surveilans infeksi saluran kemih (ISK) adalah pengumpulan data
kejadian infeksi saluran kemih akibat penggunaan alat dower kateter
atau tindakan aseptic lain melalui saluran kemih secara sistematik,
analisis dan interpretasi yang terus menerus untuk digunakan dalam
perencanaan penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan yang di desiminasikan secara
berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan.
2. Surveilens infeksi daerah operasi (IDO) adalah pengumpulan data
kejadian infeksi akibat tindakan pembedahan yang dapat mengenai :
a) Superficial (Superficial Incicional Site) ILO yang terjadi 30
hari setelah pembedahan dan hanya mengenai kulit dan
jaringan sub kutan.
b) Profunda (Deep Incicional ) ILO yang terjadi 30 hari setelah
tindakan pembedahan bila tidak ada implan atau infeksi terjadi
dalam satu tahun bila ada pemasangan implan, mengenai
jaringan lunak dalam dari tempat insisi (faskia dan otot).
c) Organ/rongga ILO yang terjadi 30 hari paska bedah tanpa
implan atau 1 tahun paska bedah apabila terdapat implan
mengenai semua organ yang dimanipulasi selama operasi
kecuali jaringan lunak superficial dan dalam.
3. Surveilans infeksi aliran daerah (flebitis) angka kejadian infeksi
jarum infuse, keadaan yang terjadi disekitar tusukan atau bekas
tusukan jarum infuse di rumah sakit dan timbul setelah 48 jam.

Infeksi ini yang ditandai dengan rasa panas, pengerasan dan kemerahan
(kolor, tumor dan rubor ) dengan atau tanpa nanah/pus pada daerah bekas
tusukan jarum infuse, termasuk vena seksi dan infuse pada kepala bayi
dengan menggunakan wing needle atau vena cateter.

PELAKSANAAN SURVEILENS INFEKSI


RS.TMC RUMAH SAKIT
PARIAMAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

STANDAR . PPI 5 EP 1 01 2/5


PROSEDUR
Tanggal Terbit :
OPERASIONAL

1 Desember 2020

Tujuan 1. Mengetahui data dasar infeksi rumah sakit.


2. Pemantauan masalah dan pola infeksi.
3. Kewaspadaan dini dalam mengidentifikasi kejadian luar biasa
(outbreak) dan cara penanggulangannya.
4. Mendapatkan informasi epidemiologi sebagai dasar tindakan
pencegahan dan pengendalian infeksi untuk menurunkan insiden
dan resiko.
5. Mengetahui pola kuman RS.
Kebijakan SK Direktur No. /PPI/SK-RSTMC/II/2020 tentang focus program
berdasarkan resiko dari program pencegahan dan pengendalian infeksi.
SK Direktur No. /PPI/SK-RSTMC/II/2020tentang program komrehensif
dan kegiatan surveilans untuk menetapkan angka infeksi.
Prosedur 1. Surveilans ISK
Langkah langkah
1) Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan digunakan untuk
mendata pasien yang akan di survey.
2) Tentukan ruangan yang akan disurvei.
3) Catat nama, nomor medik, diagnose penyakit dan identitas lain dari
pasien ang akan di survey dalam formulir surveilans.
4) Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama tindakan.
5) Observasi tempat dan lokasi pemasangan dower kateter atau
tidakan aseptic lain.
6) Observasi adanya tanda-tanda infeksi yang meliputi peningkatan
suhu badan lebih 38 C, anyang-anyang, polakisuri, disuri atau nyeri
suprapubik, catat dan laporkan pada IPCO untuk menetapkan
apakah benar terjadi infeksi saluran kemih.
7) Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi tersebut segera lakukan
pemeriksaan kultur urine dari selang kateter.
8) Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO untuk
menentukan adanya ISK (tidak dilakukan).
Pencegahan ISK
1) Lakukan kebersihan tangan sesuai prosedur.

PELAKSANAAN SURVEILENS INFEKSI


RS.TMC RUMAH SAKIT
PARIAMAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

STANDAR . PPI 5 EP 1 01 3/5


PROSEDUR
Tanggal Terbit :
OPERASIONAL

1 Desember 2019

Prosedur 2) Segera lepas kateter jika sudah tidak diperlukan (kaji kebutuhan)
3) Gunakan teknik aseptic saat pemasangan kateter (sarung tangan
steril, cairan antiseptic yang tepat dan membersihkan bagian meatus
uretra).
4) Kembangkan balon dengan jumlah air yang direkomendasi pabrik.
5) Fiksasi kateter untuk pencegahan gerakan dan trauma pada meatus.
6) Tidak meletakan urine bag dilantai.
7) Lakukan perawatan perineal sehari-hari dan setiap selesai buang air
besar.
8) Letakkan urine bag lebih rendah dari kandung kemih dan buang
tiap 7 jam pershif bila penuh.

2. Surveilans IDO
Langkah-langkah :
1) Siapkan formulir surveilans, alat tulis yang akan digunakan untuk
mendata pasien yang akan disurvei.
2) Tentukan ruangan yang akan di survey.
3) Catat nama, nomor medik, diagnose penyakit dan identitas lain dari
pasien yang akan di survey dalam formulir surveilans.
4) Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama tindakan
5) Observasi adanya tanda-tanda infeksi yang meliputi :
 Superfisial : adanya nyeri/tenderness, bengkak local,
kemerahan atau panas, keluarnya cairan purulen dari area
insisi.
 Deep Insisional (insisional dalam) : keluarnya cairan
purulen dari jaringan lunak dalam dan bukan dari organ
ditemukan abses adanya peningkatan suhi tubuh lebih 38 cC
atau nyeri/tenderness.
6) Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi tersebut segera lakukan
pemeriksaan kultur luka operasi dengan teknik aseptic.
7) Apabila hasil kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO untuk
menentukan adanya IDO (tidak dilakukan).

PELAKSANAAN SURVEILENS INFEKSI


RS.TMC RUMAH SAKIT
PARIAMAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

STANDAR . PPI 5 EP 1 01 4/5


PROSEDUR
Tanggal Terbit :
OPERASIONAL

12 Februari 2020

Prosedur Pencegahan IDO


1) Lakukan pencukuran satu jam sebelum operasi bila diperlukan
menggunakan eletrik clipper.
2) Antibiotic profiklasis diberikan sesuai pedoman 60 menit sebelum
operasi.
3) Mandikan pasien dengan antiseptic malam dan pagi sebelum
operasi.
4) Tidak memakai kutek, kuku panjang, memakai perhiasan, di
tangan seperti cincin, gelang dan jam tangan.
5) Lakukan kebersihan tangan bedah sebelum menggunakan sarung
tangan steril.
6) Gunakan APD sebelum masuk kamar bedah.
7) Kamar operasi atau lingkungan dibersihkan menggunakan
diinfektan (seharusnya tidak memakai UV dan tidak boleh
melakukan fogging) setiap selesai melakukan tindakan opeasi.
3. Surveilans flebitis
Langkah-langkah :
1) Siapkan formulir surveilans dan alat tulis yang akan digunakan
untuk mendata pasien yang akan disurvei.
2) Tentukan ruangan yang akan disurvei.
3) Catat nama, nomor medik, diagnose penyakit dan identitas lain dari
pasien yang akan disurvei dalam formulir surveilans.
4) Catat tanggal dilakukan tindakan serta lama tindakan.
5) Observasi tempat dan lokasi insersi intra vascular.
6) Oberservasi adanya tanda-tanda infeksi yang meliputi adanya
pembengkakkan, kemerahan, panas area insersi, dan adanya rasa
nyeri.
7) Apabila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi tersebut segera
lakukan pemeriksaan kultur (darah atau ujung kateter infuse).
8) Apabila harus kultur positif dilaporkan ulang ke IPCO untuk
menentukan adanya IAD (tidak dilakukan).

PELAKSANAAN SURVEILENS INFEKSI


RS.TMC RUMAH SAKIT
PARIAMAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :

STANDAR . PPI 5 EP 1 01 5/5


PROSEDUR
Tanggal Terbit :
OPERASIONAL

12 Februari 2020

Prosedur Pencegahan flebitis


1) Lakukan kebersihan tangan sesuai prosedur.
2) Preparasi kulit yang tepat tunggu kering baru dilakukan penusukan.
3) Pemilihan yang tepat lokasi pada vena.
4) Gunakan vena intra line sesuai ukuran vena.
5) Tidak menyuntik seperti MgS04, Calsium Gluconas dan Nacl lewat
vena line/bolus.
6) Pemasangan IV line dilakukan oleh petugas yang terlatih bukan
yang masih traning.
7) Gunakan dressing transparan untuk pemantauan.
8) Lakukan fiksasi pada pasien anak bayi.
9) Bila IV line di pasang dari rumah sakit lain,/luar, segera lakukan
pengantian IV line segera.
10) Monitoring dan evaluasi intra vena lina dilakukan setiap shif.

Unit terkait IRNA, IRJA, IGD, Kamar Operasi

Anda mungkin juga menyukai