Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL TAK (TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK)

STIMULASI PERSEPSI : HALUSINASI

DISUSUN OLEH :

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PALU
PRODI D III KEPERAWATAN PALU

TAHUN 2020

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK) adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi
sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial
pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan sensori persepsi: Halusinasi dan
merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien
gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah
satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang
bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang
dialaminya.Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSKD Provinsi Sulawesi
Selatan khususnya Ruang Sawit sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh
karena itu maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien
dengan gangguan sensori persepsi dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya namun tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien
yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien
dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.

B. Metode Therapy Aktifitas Kelompok


Metode yang digunakan pada therapy aktifitas kelompok (TAK) ini adalah metode
diskusi dan tanya jawab dan melengkapi jadwal harian. Kegiatan TAK menggunakan
sistem Sesi yang dibagi menjadi lima sesi, setiap sesi memiliki tujuan khusus yang
berbeda, yaitu sebagai berikut:
Sesi I : Klien mengenal halusinasi
Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
1. Tata tertib
a. Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK
b. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai
c. Peserta berpakaian rapi, bersih dan sudah mandi
d. Tidak diperkenannkan makan, ,inum, merokok selama kegiatan TAK
e. Jika inigin mengajukan atau menjawab pertanyaan peserta mengangkat tangan
kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin
f. Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan
g. Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai
h. Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun TAK belum selseai,
maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota untuk memperpanjang
waktu TAK kepada anggota.
2. Program antisipasi
Ada beberapa langkah yang diambil dalam mengantisispasi kemungkinan yang akan
terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkah-langkah yang diambil adalah:
a. Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun pada saat
pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang diambil adalah
mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi sesuai dengan kriteria dan
telah disepakati oleh anggota kelompok lainnya.
b. Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak mematuhi tata
tretib yang telah disepakati, maka berdasarkan kesepakatan ditegur terlebih
dahulu dan bila tidak cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan
c. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader memberitahukan
kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan tidak boleh dilakukan.

C. Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok


 Tujuan
- Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam
kelompok secara bertahap.
- Tujuan khusus
1) Klien dapat mengenal halusinasi.
2) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
3) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
4) klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal.
5) Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

 Klien
a. Kriteria klien
1) Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi
sensori; halusinasi.
2) Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
3) Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
b. Proses seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan
tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam
kelompok.
 Jenis Permainan
Jenis permainan yang digunakan adalah bola.
Waktu dan tempat pelaksanaan

Tanggal : rabu, 8 – 01 - 2020 , pukul ( )

Tempat : Ruang Perawatan RSUD MADANI Palu

Jumlah Peserta : orang dengan masalah halusinas

Pembagian Tugas : Leader : mikatul darise

Co leader : ria montika tamamma

Fasilitator : nur istiqomah, ine rahma , listi afrilla, husnul khotima


Observer : fahmil suhel
 Uraian Tugas Pelaksana
1. Leader
Tugas:
a. Memimpin jalannya therapy aktifitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya therapy.
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
d. Memimpin diskusi kelompok.
2. Co. Leader
Tugas:
a. Membuka acara.
b. Mendampingi Leader.
c. Mengambil alih posisi leader jika leader bloking.
d. Menyerahkan kembali posisi kepada leader.
e. Menutup acara diskusi.
3. Fasilitator
Tugas:
a.Ikut serta dalam kegiatan kelompok.
b.Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya therapy.
4. Observer
Tugas:
a.Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).
b.Mengawasi jalannya aktifitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga
penutupan.

Alat & Bahan


a) Papan tulis
b) Spidol
c) Bola tenis
Metode
a) Diskusi dan tanya jawab
b) Bermain peran /simulasi
langka kegiatan
a) Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi,yaitu klien dengan perubahan sensorik
persepsi:
2) Menuat kontrak dengan klien.
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
b) Orentasi
1) salam terupeutik
o salam dari terapis dari kepada klein.
o Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
o Menanyakan nama dan panggilan sesui klien (beri papan nama)
2) Evaluasi
Menyakan persaan klien saat ini
3) Kontrak
o Menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilakukan,yaitu mengenal suara-
suara yang didengar
o Menjelaskan aturan main berikut.
- jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada perawat.
- lama kegiatan 45 menit
- setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
c) Tahap Kerja
1) menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan,yaitu mengenal suara-suara yang
didengar (halusinasi) tentang isinya ,waktu terjadinya,situasi terjadinya,dan
perasaan klien saat terjadi.
2) meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,situasi yang
membuat terjadi,dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Mulai dari klien yang
sebelah kanan,secara berurutan sampai semua klien mendapat giliran.
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4) Simpulkan isi,waktu terjadi,situasu terjadi,dan perasaan klien dari suara yang
biasa didengar.

d) Tahap terminasi
1) Evaluasi
o Menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
o Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2) Tindak lanjut
Meminta klien untuk melaporkan isi,waktu,situasi dan perasaannya jika
terjadi halusinasi.
3) Kontrak yang akan datang
o Menyepakati TAK yang akan datang,yaitu cara mengontrol halusinasi
o Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Eveluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung,khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulus persepsi halusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengenal isi
halusinasi,waktu terjadinya halusinasi,situasi terjadinya halusinasi. Formulir evaluasi
sebagai berikut.
Sesi 1: TAK

Stimulasi persepsi: halusinasi

Kemampuan mengenal halusinasi

No Nama klien Menyebut isi Menyebut waktu Menyebut Menyebut


halusinasi terjadi halusinasi situasi terjadi perasaan
halusinasi saat
halusinasi

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi presepsi : halusinasi
sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh memukul), waktu (pukul 9
malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram). Anjurkan klien
mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.
LAMPIRAN

SETTING RUANGAN

Contoh Bentuk U

Keterangan

: Leader

: Co Leader

: Observer

: Fasilitator

: Klien
Sesi 2: Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik

A. Tujuan
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi.
2. Klien dapat memahani cara menghardik halusinasi
3. Klien dapat memperagakan cara menhardik.

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan.
2. Ruangan nyaman dan tenang.

C. Alat
1. Spidol dan papan tulis.
2. Jadwal kegiatan klien.

A. Metode
1. Diskusi dan tanta jawab
2. Bermain peran/simulasi

B. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a) Meningkatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1.
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a) Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien.
2) Klien dan terapis pakai papan nama.
b) Evaluasi / validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi,
waktu, situasi, dan perasaan.
c) Kontrak
1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara
mengontrol halusinasi.
2) Menjelaskan aturan main, yaitu:
 Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin minta izin pada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a) Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi, dan bagaiman hasilnya. Ulangin sampai semua
klien mendapat giliran.
b) Berikan pujian setiap klien mendapat giliran.
c) Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul.
d) Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi,yaitu: “pergi jangan
ganggu saya” , “ saya mau bercakap-cakap dengan...”.
e) Terapis meninta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi dimulai dari klien disebalah kiri terapis berurutan searah
jarum jam sampai semua peserta mendapatkan giliran.
f) Terapis memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan
saat setiap klien selesai memperagakan menghardik halisinasi.

4. Tahap terminasi
a) Evaliasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setalah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul.
2) Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian
klein.
c) Kontrak yang akan datang
1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK
Yang berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi
dengan melakuka kegiatan.
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK
berikutnya.

Eveluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di
evakuasi adalah kemampuan klien sesui dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi
halusinasi sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan
menghardik. Formulir evaluasi sebagai berikut.

No Aspek yang dimilai Nama klien

1 Menyebutkan cara yang selama ini


digunakan mengatasi halisinasi
2 Menyebutkan efektivitas cara
3 Menyebutkan cara mengatasi
halusinasi dengan menghardik
4 Memperagakan menghardik
halusinasi

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi 2.klien mampu
memperagakan cara menghardik halusinasi. Anjurkan klien menggunakannya jika
halusinasinya muncul, khusus pada malam hari (buat jadwal)
Sesi 3:Mengontrol halusinasi dengan dengan melakukan kegiatan

Tujuan

1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah munculnya


halusinasi.
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi.

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.


2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Jadwal kegiatan harian.


2. Pulpen.
3. Spidol dan papan tulis.

Metode

1. Diskusi dan tanya jawab.


2. Bermain peran / stimulasi dan latihan.

Langkah kegiatan

1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada klien.
- Klien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi / vadilasi
- Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah dipelajari.
- Terapis menanyakan klien saat ini.
- Terapis menyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi.
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan itu untuk mencegah terjadinya halusinasi
dengan melakukan kegiatan.
- Menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan tahap kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari- hari jelaskan
bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya
halusinasi.
b. Terapis meminta klien menyampaikan kegiatan yang biasa di lakukan sehari-hari,
dan tulis whiteboard.
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis formulir
yang sama whiteboard.
d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan harian, dari
bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir , terapis
menggunakan whiteboard.
e. Terapis melatih klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang sudah selesai
membuat jadwal dan memperagakan kegiatan.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan
dan memperagakannya.
- Terapis memberikan pujian ats keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien melaksanakan dua cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang
- Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan bercakap cakap.
- Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat.
Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek
yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK
stimulasi presepsi halusinasi sesi 3, keampuan yang diharapakan adalah klien
melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulnya halusinasi. Formulir evaluasi
sebagai berikut.

Sesi 3 : TAK
Stimulasi presepsi halusinasi
Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan
Nama klien
No Aspek yang dinilai

1 Menyebutkan nama kegiatan


yang biasa dilakukan
2 Memperagakan kegiatan yang
biasa dilakukan
3 Menyusun jadwal kegiatan
harian
4 Menyebutkan dua cara
mengontrol halusinasi
.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi presepsi : halusinasi
sesi 3. Klien mampu memperagakan kegiatan harian dan menyusun jadwal. Anjurkan
klien melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.
Sesi 4: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-cakap

Tujuan

1. klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah


munculnya halusinasi.
2. Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasi.

Setting

1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.


2. Ruangan nyaman dan tenang.

Alat

1. Spidol dan papan tulis


2. Jadwal kegiatan harian klien dan pulpen

Metode

1. Diskusi kelompok
2. Bermain peran / stimulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapan
a. meningkatkan kontrak dengan klien yang telah mengikuti sesi.
b. terapis membuat kontrak dengan klien 3
c. mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi
a. salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama

b. evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini.
2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah
di pelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan keegiatan terarah)
untuk mencegah halusinasi.
c. kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap.
2) Terapis menjelaskan aturan main sebagai berikut.
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit.
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap kerja
a. terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi.
b. terapis meminta tiap klien menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak
bercakap-cakap
c. terapis meminta klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa
dilakukan.
d. terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul “ suster,
ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster” atau “suster saya mau
ngobrol tentang kapan saya boleh pulang “
e. terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di
sebelahnya.
f. berikan pujian atas keberhasilan klien.
g. ulangi e dan f sampai semua klien mendapat giliran.

4. Tahap terminasi
a. evaluasi
1) Terapi menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah di latih.
3) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. tindak lanjut

menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu


menghardik, melakukan kegiatan harian, dan bercakap-cakap.

c. kontrak yang akan datang

1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,


yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat.

Evaluasi dan dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja,
aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk stimulasi presepsi halusinasi dengan bercakap-cakap. Formulasi evaluasi
sebagai berikut.

Sesi 4 : TAK

Stimulasi persepsi : halusinasi

Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi

No Aspek yang dinilai Nama klien

1 Menyebutkan orang
yang biasa di ajak
bicara
2 Memperagakan
percakapan
3 Menyusun jadwal
percakapan
4 Menyebutkan tiga
cara mengontrol dan
mencegah halusinasi
Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap
klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 4. Klien belum mampu
secara lancar bercakap-cakap dengan perawat dan klien di ruangan rawat.

Sesi 5: Mengontrol Halusinasi dengan patuh minum obat

A. Tujuan
1. Klien memahami pentingnya patuh minum obat
2. Klien memahami akibat tidak patuh minum obat
3. Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkungan
2. Ruangan aman dan tenang

C. Alat
1. Spidol dan papan tulis
2. Jadwal kegiatan harian.
3. Beberapa contoh obat.
D. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Melengkapi jadwal harian

E. Langlangkah kegiatan
1. Persiapan
a) Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 4
b) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a) salam terapiotik
1. salam dari terapis kepada klien.
2. terapis dan klien memakai papan nama.

b) evaluasi / validasi

1) menyakan perasaan klien saat ini.

2. terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi


setelah menggunakan tiga cara yang telah di pelajari ( menghardik, menyibukkan diri dengan
kegiatan, dan bercakap-cakap )

c) kontrak
1. terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan patuh minum
obat.

2. menjelaskan aturan main berikut.

- jika ada klien yang meninggalkan kelompok, harus meminta izin


kepada terapis.
- lama kegiatan 45 menit.
- setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. tahap kerja

a) terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah


kambuh karena obat memberi perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh.
b) Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu
penyembuhan kambuh.
c) Terapis meminta tiap klien menyampaikan obat yang di makan dan
waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard.
d) Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, waktu minum
obat, benar orang yang minum obat, bernar cara minum obat, benar dosis
obat.
e) Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara bergiliran.
f) Berikan pujian pada klien yang benar.
g) Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di
whiteboard)
h) Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard)
i) Menjelaskan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah
halusinasi/kambuh.
j) Menjelaskan akibat/ kerugiat tidak patuh minum obat, yaitu kejadian
halusinasi/ kambuh
k) Meminta klien menyebutkan kembali keuntungah patuh minum obat.
l) Memberi pujian tiap kali klien benar.
4. tahap terminasi
a) Evaluasi
1. terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2. terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah di
pelajari.
3. terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b) Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara menontrol halusinasi,
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-cakap, dan
patuh minum obat.
c) Kontrak yang akan datang
1. terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi presepsi untuk mengontrol
halusinasi
2. buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi
klien.

Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi di lakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang di
evaluasi adalah kemampuan halusinasi sesi 5, kemampuan klien yang diharapkan adalah
menyebutkan 5 benar cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum
obat. Formulir evakuasi sebagai berikut.
Sesi 5 TAK

Stimulasi presepsi : halusinasi

Kemampuan patu minum obat untuk mencehah halusinasi

Nama klien Menyebutkan Menyebutkan Menyebutkan


No lima benar cara keuntungan minum akibat tidak patuh
minum obat obat minum obat

Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses keperawatan tiap klien.
Contoh: klien mengikuti sesi 5, TAK stimulasi persepsi halusinasi. Klien mampu menyebutkan
5 benar caya minum obat, manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat (kambuh).
Anjurkan klien minum obat dengan cara benar.

Anda mungkin juga menyukai