Oleh :
Manajemen Bisnis Syari’ah-4B
Kelompok 5
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
BAB II
PEMBAHASAN
1
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis : Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana,2015),150
2
Hal 151
2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan
proses produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan
efisiensi.
3. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat
dalam menjalankan produksinya.
4. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling
baik untuk dijalankan sesuai bidang usahanya.
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan
sekarang dan di masa yang akan dating.
3
152
4
154
a. Pelayanan yang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan.
b. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik
jumlah maupun kualifikasinya.
c. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong
dalam jumlah yang diinginkan secara terus - menerus.
d. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah
diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu.
C. METODE PENILAIAN LOKASI
Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah. Pertimbangan di
atas harus dinilai secara matang. Untuk menilai lokasi yang sesuai dengan
keinginan perusahaan dapat digunkan berbagai metode sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menilai
suatu lokasi sebelum diputuskan, yakni :
a. Metode penilaian hasil value
Faktor- faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian
hasil antara lain adalah Pasar, bahan baku, transportasi, tenaga kerja,
pertimbangan lainnya.
b. Metode perbandingan biaya (cost comparison method).
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode perbandingan
biaya adalah Bahan baku, bahan bakar dan listrik, biaya operasi, biaya
umum dan biaya lainnya.5
c. Metode analisis ekonomi (economic analysis method).
Factor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode analisis
ekonomi adalah Biaya sewa, biaya tenaga kerja, biaya pengangkutan,
biaya bahan bakar dan listrik, pajak, perumahan, dan sikap
masyarakat.6
1. Luas Produksi
Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah
produksi yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan
5
154
6
155
mempertimbangkan kapasitas teknis dan peralatan yang dimiliki serta
biaya yang paling efisien. Luas produksi dapat dilihat dari segi
ekonomisdan segi teknis. Dari segi ekonomis yang dilihat adalah
berapa yang paling efisien.Sedangkan, dari segi teknisnya yang dilihat
adalah jumlah produk yang dihasilkan atas dasar kemampuan mesin
dan peralatan serta persyaratan teknis. Secara umum luas produksi
ekonomis ditentukan antara lain oleh :7
a. Kecenderungan permintaan yang akan datang.
b. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga
kerja, dan lain-lain.
c. Tersedianya teknologi, mesin dan peralatan di pasar.
d. Daur hidup produk dan produk subtitusi dari produk tersebut.
7
157
8
157
c. Mengurangi biaya produksi maupun investasi.
d. Aliran material menjadi lancer.
e. Pengangkutan material dan barang jadi yang rendah.
f. Kebutuhan persediaan yang rendah.
g. Memberikan kenyaman, kesehatan dan keselamatan kerja yang
lebih baik
Pada umumnya jenis layout didasarkan pada situasi sebagai
berikut :9
9
158
d. Tata Letak Pedagang Eceran/ Pelayanan ( Retail And Service
Layout )
Layout yang berkenaan dengan pengaturan dan alokasi tempat serta
arus bermacam produk atau barang agar lebih banyak barang yang
dapat dipajang sehingga lebih besar penjualannya.
e. Tata Letak Gudang (Warehouse Layout )
Layout ini lebih ditujukan pada efisiensi biaya penanganan gudang
danmemaksimalkan pemanfaatan ruangan gudang. Jadi, tujuan dari
layout ini adalah untuk memperoleh optimum trade- off antara
biaya penanganan dan ruang gudang.10
f. Tata Letak Produk (Product Layout )
Layout jenis ini mencari pemanfaatan personal dan mesin yang
terbaik dalamproduksi yang berulang - ulang dan berlanjut atau
kontinu. Biasanya layout ini cocok apabila proses produksinya
telah distandarisasikaan serta diproduksi dalam jumlah yang benar.
Setiap produk akan melewati tahapan operasi yang sama dari awal
sampai akhir.Contohnya, perakitan mobil.
10
158
11
159
c. Lingkungan dan estetikaKeleluasaan dan kenyamanan tempat
kerja juga mendasari keputusan tentang layout seperti ; jendela,
sirkulasi ruang udara.
d. Arus informasi Pertimbangan tentang cara terbaik untuk
memindahkan informasi atau melakukan komunikasi perlu juga
dibuat.
e. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang
berbedaPertimbangan di sini lebih ditekankan pada tingkat
kesulitan pemindahan alatdan bahan
Untuk layout peralatan pabrik, factor- faktor yang menjadi
pertimbangan adalah sebagai berikut, produk yang dihasilkan,
kebutuhan terhadap ruangan, urutan produksi, jenis dan berat
peralatan / mesin, aliran bahan baku, udara dan cahaya di ruangan,
pemeliharaan,dan fleksibelitas (kemudahan berpindah-pindah).
3. Pemilihan Teknologi
Yang menjadi perhatian di sini adalah seberapa jauh derajat
mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan.
Jadi, yang perlu diperhatikan dalam pemilihan teknologi adalah 12:
a. Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya.
b. Keberhasilan teknologi di tempat lain.
c. Pertimbangan teknologi lanjutan.
d. Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan.
e. Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya.
f. Pertimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja.
12
160
sering digunakan adalah metod Economic Order Quantity (EOQ). EOQ
merupakan jumlah pembelian bahan mentah pada setiap kali pesan dengan
biayayang paling rendah. Artinya, setipa kali memesan bahan mentah
perusahaan dapat menghemat biaya yang akan dikeluarkan.
Hal-hal yang berkaitan dengan EOQ dan sangat perlu untuk
diperhatikan adalah masalah klasifikasi biaya. Pentingnya klasifikasi biaya
akan memudahkan kita dalammelakukan analisis, sehingga hasil yang
akan diperoleh dapat diakui kebenarannya.Secara umum klasifikasi biaya
yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Biaya angkut/ penyimpanan atau Carrying Cost (CC)
b. Biaya pemesanan atau Orderign Cost (OC)
c. Biaya total atau Total Cost (TC).
a. Persediaan minimum
13
164
b. Besarnya pesanan standar
c. Persediaan maksimum.
d. Tingkat pemesanan kembali.
e. Administrasi persediaan
14
Husein Umar. (2003). Studi Kelayakan dalam Bisnis Jasa. Jakarta : PT. Gramedia
Pustaka Utama. Hal. 41
15
164
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan