Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
( PRODUCTION THEORY )
3. Fungsi Produksi
Kegiatan produksi melibatkan dua variabel yang mempunyai hubungan fungsional atau saling
memengaruhi, yaitu: Berapa output yang harus diproduksi; dan Berapa input yang akan
dipergunakan.
Fungsi produksi merupakan suatu fungsi atau persamaan yang menyatakan hubungan antara
tingkat output dengan tingkat penggunaan input-input. Hubungan antara jumlah output Q
dengan jumlah input yang dipergunakan dalam produksi X1, X2, X3, … Xn, secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut:
Ketika input-input produksi terdiri dari capital, labour, resources dan technology maka
persamaan produksi menjadi sebagai berikut:
Q = f (C, L, R, T)
Contoh
System Produksi Manufaktur :
Input : Karyawan gedung, peralatan pabrik, material, modal, energi, informasi
Manajerial, dll
Output :barang-barang
System Produksi Bank
Input : karyawan, fasilitas gedung, peralatan kantor, modal energy, informasi, manajeril
Output : pelayanan financial bagi nasabah (deposito ,pinjaman,dll )
4. Input
Input adalah berbagai sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi barang atau saja
Input terbagi atas 2 bagian yaitu :
a. Input tetap (Fixed Inputs )
Yaitu : input yang tidak dapat diubah dengan mudah selama periode waktu tertentu
Contoh : Peralatan mesin, gedung, tanah, dll
b. Input Berubah (Variable Inputs )
Yaitu : Input yang dapat diubah secara mudah dan cepat
Contoh : bahan mentah, tenaga kerja tidak terdidik.
Periode waktu dimana paling tidak ada satu input yang tetap, disebut : Priode jangka Pendek
(Short – run)
Priode waktu dimana seluruh input adalah variable (berubah ), disebut : Priode Jangka Pangjang
(Long – run)
5. Faktor-faktor Produksi
a) Tenaga kerja manusia (Labour) atau Sumber Daya Manusia (Human Resources) = TK;
b) Modal (Capital, uang atau alat modal seperti mesin = M);
c) Sumber Daya Alam (SDA (Natural Resources) (tanah (Land)= T); dan
d) Skill atau suatu keahliah ataupu Kecakapan tata laksana (Managerial Skill) (teknologi =T).
TP = Q = f (K, L ) K = Input
L= Tenaga kerja sebagai input berubah
∆TP
𝑀𝑃𝐿 = ∆TP = 𝑇𝑃2 -𝑇𝑃1
∆𝐿
∆L = 𝐿2 -𝐿1
4. Hukuman Pertambahan Hasil Yang Semakin Berkurang( The Law of Deminishing Return)
Berbunyi : Apabila factor produksi berubah ( mis: Tenaga kerja ) terus menerus
ditambah 1Unit, [ada mulanya Marginal Produksi meningkat, tetapi sesudah mencapai
Suatu tingkat tertentu Marginal Produksi berkurang dan mencapai nilai negative
Hubungan antara Total Produksi (TP), Rata-rata Produksi (AP), Produksi Marginal (MP) dengan
Input Variabel (Tenaga Kerja L )
Berikut gambarannya :
1. Tahap I menunjukkan tenaga kerja yang masih sedikit, apabila ditambah akan meningkatkan
total produksi, produksi rata-rata dan produksi marginal.
2. Tahap II Produksi total terus meningkat sampai produksi optimum sedang produksi rata-rata
menurun dan produksi marginal menurun sampai titik nol.
3. Tahap III Penambahan tenaga kerja menurunkan total produksi, dan produksi rata-rata,
sedangkan produksi marginal negatif.
Produksi Marginal
Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan.
MP = Produksi Marginal
DTP = Pertambahan Produksi Total
DMP = Pertambahan Tenaga Kerja
Produksi rata-rata
DP = Produksi rata-rata
TP = Produksi Total
L = Tenaga kerja
𝐶. 𝐸𝐿𝐴𝑇𝐼𝑆𝐼𝑇𝐴𝑆 PROSUKSI
𝐸lastitas Produksi Perubahan output sebagai akibat perubahan input berubah yang
digunakan .
% ∆Q
𝐸𝐿 = atau
% ∆L
% ∆Q/Q ∆Q 𝐿
𝐸𝐿 = =𝐸𝐿 = . =
% ∆L/L ∆L 𝑄
∆Q/Q MPL
𝐸𝐿 = ==
Q/L APL
MPL
𝐸𝐿 =
APL
% ∆Q ∆Q 𝐿
𝛿𝐿 = = x
% ∆L ∆L 𝑄
∆Q
= 𝛽𝛿 𝐿𝛽−1
∆L
= (𝛽) (𝛿 𝐿𝛽 ) /
∆Q 𝐿
𝛿L = x = 𝛽(Q/L) (L/Q) = 𝛽
∆L 𝑄
Jadi : 𝛿 L = 𝛽
1. Apabila MPL > APL , maka 𝛿 L> 1 ( Incrishing retrun to scale )
Artinya : Penggunaan input L belum Optimum.
2. Apabila MPL < APL , maka 𝛿 L< 1 (Decrishing return to scale )
Artinya : Penggunaan input L tidak ekonomis .
3. Apabila MPL = APL , maka 𝛿 L=1 (Decrishing return to scale )
Artinya : Produksi rata-rata (AP) maksimum maka kondisi yang selalu dipertahankan
(ekonomi )
Fungsi Produksi Jangka panjang (dua Input)
Peningkatan jumlah T.Kerja ( ∆𝐿 ) dikalikan Marginal Produk T. Kerja (MPL) harus sama dengan
pengurangan modal ( -∆𝐾 )dikali dengan Marginal Produk Modal (MPK )
( ∆𝐿 ) (MPL)= -( ∆𝐾 ) (MPK )
MPL −∆𝐾
= ∆𝐿 =MRTS
MPK
Contoh
Table nilai MRTS dari input t.kerja (L) untuk input modal (K) pada Q=10
Kombinasi L K MRTS Q1
A 15 50 - 100
B 20 40 2 100
C 40 20 1 100
D 75 10 10/35 100
Wilayah ekonomi adalah wilayah yang dibatasi Ridge Line atas dan garis Ridge Line bawah
.
C= rK + wL
Dimana : C = Total biaya
r = Harga modal
K = Jumlah modal yang digunakan
w = Harga tenaga kerja
L = Jumlah tenaga kerja
C – rK = wL
L = C/w – (r/w) K atau
C – wL =rK
K = c/r – (w/r) L Slop ISocost : - (w/r)
Contoh : C = 400
r = 50 C = rK+wL
w = 25 400 = 50 K = 25 L
K = C/r – (w/r) L
K =400/50 – (25/50) L
K = 8 – 0,5 L
KET :
Titik E merupakan titik keseimbangan produsen dengan input modal = 𝐾0 dan input tenaga
kerja = 𝐿0
Pada titik E ( Persinggungan Isocost dengan Isoquant ) yang merupakan kombinasi input
optimal, kemiringan absolute Isoquant atau tingkat marginal dari subsitusi teknikal dari T.
Kerja untuk modal sama dengan ratio harga input .
𝑊
MRTS = 𝑟
𝑀𝑃
Karena MRTS = 𝑀𝑃 𝐿
𝐾
𝑀𝑃 𝑊
Kondisi Input Optimal : 𝑀𝑃 𝐿 =
𝐾 𝑟
𝑀𝑃𝐿 𝑀𝑃𝐾
Dengan perkalian bersilang =
𝑊 𝑟
Artinya :
Maksimum output dengan biaya tertentu atau ongkos minimum dengan output tertentu dicapai
apabila : Mpper Dollar yang di keluarkan untuk tenaga kerja sama dengan MP perdollan yang
dikeluarkan untuk modal.
𝑴𝑷𝑳 𝑴𝑷𝑲
[ = ]
𝑾 𝒓