Anda di halaman 1dari 9

Hadiwisastra /Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 19 No. 1 (2009), 49-57.

Tinjauan
Kondisi Aspal Alam dalam Cekungan Buton
Sapri Hadiwisastra

ABSTRACT Asphalt is a dark brown to black Sebaran lapangan aspal alam di Buton sampai
very thick liquid that composed mainly of carbon sekarang ini terutama terdapat di daerah Buton
and hidrogen. Natural asphalt formed within Selatan pada daerah Graben Lawele yang
hydrocarbon carrier rocks as an alteration of memanjang baratdaya – timur laut mulai dari
hydrocarbon. Buton Island is one of a few place Teluk Sampolawa hingga ke Teluk Lawele.
in the world that has natural asphalt. Reservoir Kata kunci: aspal, Buton
rock of Buton’s asphalt consists of Sampolakosa
Unit and Tondo Unit. Lack of cap rock allowed
gas and hydrocarbon to evaporate and left PENDAHULUAN
behind the heavy liquid asphalt residue that
Aspal merupakan material bitumen berwarna
has trapped in the reservoir rock. Natural
coklat hingga hitam, yang hampir seluruhnya
asphlat field of Buton is located at South Buton,
terdiri dari karbon dan hidrogen, dimasukkan
at the Graben Lawele area that extended from
kedalam minyak bumi berat mengingat sifatnya
southwest to northeast, from Sampolawa Bay to
yang sangat kental. Terdapat dua jenis aspal yaitu
Lawele Bay.
aspal alam dan aspal berupa residu yang
Key words: asphalt, Buton diperoleh dari hasil penyulingan minyak bumi
mentah.
Material bitumen itu sendiri terdapat dalam
ABSTRAK Aspal adalah suatu cairan yang dua tipe bahan yaitu :
sangat kental berwarna coklat hingga hitam yang
hampir seluruhnya terdiri dari unsur karbon dan 1. Aspal (asphalt) – hampir bitumen murni yang
hidrogen. Aspal alam terbentuk dalam batuan berasal dari pemisahan minyak bumi atau
pembawa minyak terjadi sebagai hasil perubahan berupa aspal alam.
minyak bumi. Pulau Buton merupakan salah satu 2. Ter (tar) - berupa 50% bitumen yang berasal
daerah sedikit di dunia yang mempunyai dari destilasi material organik
kandungan aspal alam. Batuan reservoir dari Keberadaan aspal alam selain yang
larutan aspal Buton meliputi satuan batuan ditemukan di Buton, Indonesia juga ditemukan di
Formasi Sampolakosa dan Formasi Tondo. Tobago, Danau Aspal-Trinidad, Cekungan
Tiadanya batuan penutup (cap rock) Uintah – Utah dan Trinity Group, Arkansas –
memungkinkan gas dan minyak bumi menguap Amerika Serikat.
dan menyisakan larutan berat aspal yang
terperangkap dalam batuan reservoir. Aspal alam yang ditemukan di daerah Buton
telah diketahui sejak lama, seperti terungkap dari
Hetzel (1936). Penggunaan aspal alam di Buton
Naskah masuk: 9 November 2008 tersebut pada beberapa waktu lalu terutama
Naskah diterima: 8 Februari 2009 digunakan sebagai bahan untuk pembuatan jalan,
sedangkan sekarang dengan penggunaan
Sapri Hadiwisastra teknologi terbaru aspal alam tidak hanya
Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI
digunakan untuk kontruksi jalan tetapi telah
Kompleks LIPI, Jl. Sangkuriang Bandung 40135
Email : sapri@geotek.lipi.go.id dicoba diekstraksi dengan teknologi pemisahan
tertentu yang menghasilkan energi bahan bakar.

49
Hadiwisastra /Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 19 No. 1 (2009), 65-73.

Gambar 1. Peta geologi daerah Pulau Buton

50
Hadiwisastra /Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 19 No. 1 (2009), 49-57.

Berdasarkan penyelidikan terdahulu aspal di 2. Batuan Mesozoik


daerah Buton ini ditemukan dalam lapisan
Kedalam batuan Mesozoik ini termasuk beberapa
sedimen yang termasuk pada satuan batuan
satuan dengan umur tertentu, yaitu :
Formasi Sampolakosa, Formasi Tondo dan juga
Formasi Wapulaka. Keberadaan aspal dalam a. Formasi Winto
satuan batuan tersebut diatas terjadi sebagai
Satuan ini tersingkap di daerah Buton Selatan, di
akibat migrasi larutan aspal. Sumber batuan yang
bagian atas aliran sungai Winto, yang disusun
menghasilkan aspal tersebut belum diketahui
oleh batuan selang seling serpih, serpih napalan,
dengan pasti.
batupasir arkose, konglomerat dengan sisipan
Sebaran singkapan aspal tersebut terutama tipis batugamping berwarna gelap. Satuan ini
terdapat di daerah Kabungka dan Lawele di menutupi sekis kristalin yang terlipatkan.
bagian selatan dan tengah dari Pulau Buton. Berdasarkan fosil yang terdapat dalam lapisan
Sejumlah resapan aspal juga ditemukan pada batugamping seperti Halobia sp., satuan ini
beberapa Tempat di bagian tengah dan timur laut berumur Trias Atas. Satuan ini tersingkap di
Pulau Buton. sekitar Lawele dan bagian atas aliran Sungai
Winto.
KONDISI GEOLOGI DAERAH b. Formasi Doole
BUTON Batuan dari Formasi Doole ini terutama terdiri
dari batuan malihan yang berderajat rendah.
Stratigrafi Satuan ini tersingkap di sepanjang pantai timur
Jenis batuan yang terungkap di Pulau Buton Buton Utara antara Teluk Doole hingga Tanjung
sangat bervariasi demikian pula dengan umur Lakancai. Adanya kemiripan dengan batuan
batuannya yang mencakup mulai dari Mesozoik Formasi Winto, satuan Formasi Doole ini
hingga Kuarter. Sebaran paling luas dari batuan diperkirakan berumur Trias Atas.
Pra Tersier tersebut ditemukan di bagian ujung
c. Formasi Ogena
utara dari Pulau Buton di wilayah Kalisusu dan
juga di sekitar aliran Sungai Mukito, Buton Batuan yang menyusun Formasi Ogena terutama
Selatan. Sedangkan batuan Kuarter yang terdiri dari batugamping dengan sisipan napal.
didominasi oleh satuan batugamping terumbu, Dalam lapisan napal sering ditemukan fosil
tersebar terutama di bagian selatan dan tengah amonit seperti Phylloceras sp. dan Arietites sp.
Pulau Buton. Sebaran batuan permukaan daerah Keberadaan fauna amonit ini menentukkan umur
Buton seperti terungkap pada Gambar 1. satuan tersebut sebagai Jura Bawah. Formasi
Ogena tertutama didapatkan di bagian utara dan
Gambaran urutan stratigrafi Pulau Buton dari
selatan Buton, sedangkan di bagian tengah tidak
tua ke muda adalah sebagai berikut: (Gambar 2 ) ditemukan sebaran satuan batuan ini.
1. Sekis Kristalin d. Formasi Rumu
Batuan malihan ini terutama terdiri dari sekis –
Satuan ini terutama disusun oleh selang seling
plagioklas yang hanya tersingkap di aliran
batugamping, napal dan sisipan batulempung.
Sungai Mukito ( Buton Selatan). Menurut Hetzel Dalam satuan ini banyak ditemukan fosil
(1936) satuan ini diperkirakan berumur lebih tua
Belemnopsis sp., seperti Belemnopsis gerardi,
dari Trias yang didasarkan pada satuan Mesozoik Belemnopsis alfurica dan Ancella cf.
lainnya tidak terlalu terubahkan seperti halnya
malayomaorica. Kontak dengan satuan
sekis kristalin ini. dibawahnya yaitu Formasi Ogena terlihat selaras.
Sikumbang, dkk (1995) menamakan satuan Berdasarkan kandungan fosil tersebut, umur
batuan tersebut sebagai Formasi Mukito yang satuan batuan ini diperkirakan Jura Atas.
juga diperkirakan berumur Pra Trias.

51
Hadiwisastra /Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 19 No. 1 (2009), 65-73.

dari satuan ini banyak mengandung fosil dari

Gambar 2. Penyebaran Lapangan Aspal Alam di Daerah Buton Selatan

e. Formasi Tobelo dari satuan ini banyak mengandung fosil


radiolaria.
Seperti halnya duasatuan sebelumnya seperti
Formasi Ogena dan Formasi Rumu, satuan 3. Batuan Tersier
batuan Formasi Tobelo terutama disusun oleh
Satuan batuan yang berumur Tersier ini terbagi
lapisan batugamping dengan sisipan tipis napal.
atas batuan berumur Paleogen dan Neogen.
Ciri satuan ini adalah terdapatnya sisipan tipis
rijang, dengan kandungan fosil foraminifera yang Menurut Hetzel (1936) terdapat satuan batuan
banyak ditemukan dalam satuan ini umumnya berumur Paleogen yang dinamakan Formasi
terdiri dari Globotruncana canaliculata, Wani disekitar Pegunungan Tobelo, disusun oleh
Globigerina cretacea dan Pseudotextulaia lapisan batuan konglomerat aneka bahan,
globulosa. Fosil-fosil tersebut adalah fauna khas batupasir dan batupasir gampingan. Dalam
berumur Kapur. Lapisan batugamping kalsilutit lapisan konglomerat tersebut ditemukan pecahan
batugamping mengandung fosil Globotruncana

52
Hadiwisastra /Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 19 No. 1 (2009), 49-57.

yang berumur Kapur, juga ditemukan fosil Umumnya Pulau Buton ditutupi sangat luas oleh
nummulites, Isolepidina boetonensis. satuan batuan dari Formasi Sampolakosa ini.
Berdasarkan keberadaan fosil nummulites,
Asterocyclina sp, Spiroclypeus sp dan Borelis sp
tersebut ditentukan satuan batuan tersebut 4. Batuan Kuarter
berumur Eosen. Penyebaran satuan batuan ini
Kedalam batuan Kuarter ini termasuk
terbatas di sekitar aliran Sungai Wani,
batugamping terumbu, yang terutama tersebar di
Pegunungan Tobelo, Buton Utara.
sebelah tengah dan selatan Pulau Buton.
Penyebaran paling luas yaitu batuan Tersier Batugamping terumbu sangat khas
dimana hampir tiga perempat wilayah Pulau memperlihatkan satuan undak pantai. Sikumbang
Buton ditempati oleh batuan tersebut. Batuan ,dkk., (1995) menamakan terumbu terangkat ini
Tersier Atas (Neogen) terletak tidak selaras di sebagai Formasi Wapulaka. Selain itu sedimen
atas satuan yang lebih tua (Mesozoik). Secara ini juga disusun oleh endapan batupasir
umum endapan muda ini dimulai dengan batuan gampingan, batulempung dan napal yang kaya
konglomeratik hingga pasiran, yang kemudian akan foraminifera plangton. Di Buton selatan,
berubah menjadi lebih ke arah gampingan – ditemukan gamping terumbu yang terangkat
napalan. Terdapat dua karakter sedimen berbeda hingga ketinggian 700 meter.
dari satuan Tersier muda ini, yaitu sedimen
Kedalam satuan Kuarter ini juga termasuk
konglomeratik – pasiran dari lapisan Tondo dan
endapan aluvial yang banyak tersebar di sekitar
sedimen yang lebih gampingan – napalan dari
aliran sungai.
lapisan Sampolakosa.
a. Formasi Tondo
Satuan batuan dari Formasi Tondo terutama Pola struktur
disusun oleh konglomerat dan batupasir ( Hetzel, Kondisi tektonik Pulau Buton tidak terlepas dari
1936) berselang seling dengan lempung dan keadaan pola tektonik yang berkembang di
napal. Seperti halnya dalam Formasi Wani, wilayah timur Sulawesi. Dampak proses tektonik
dalam lapisan konglomerat dari Formasi Tondo tersebut menghasilkan perlipatan serta sesar
juga ditemukan fragmen-fragmen batuan sungkup yang terbentuk. Pelipatan seringkali
sedimen Mesozoik, peridotit dan serpentin. asimetri yang lebih terjal di sisi bagian barat.
Selain itu juga dalam bagian satuan tersebut
terdapat lapisan batugamping. Sikumbang, dkk. Terdapat perbedaan pola struktur dari Pulau
(1995) memasukkannya sebagai Anggota Buton secara keseluruhan, dimana secara garis
Batugamping Formasi Tondo. Kandungan fosil besar terdapat tiga bagian yang berbeda yaitu
yang terdapat dalam satuan ini seperti bagian selatan, tengah dan barat. Pelipatan dan
Lepidocyclina sumatrensis, Lepidocyclina patahan yang terbentuk sebagai dampak proses
ferreroi, Miogypsina sp.,Amphistegina tektonik tersebut menghasilkan bentuk
sp.,Heterostegina sp dan Cycloclypeus sp. antiklinorium yang asimetris.
mencirikan umur Miosen Tengah hingga Atas. Pola struktur di sebelah selatan pulau
b. Formasi Sampolakosa memperlihatkan arah baratlaut – timurlaut,
bagian tengah pulau berarah utara-selatan,
Formasi Sampolakosa memperlihatkan satuan sedangkan di bagian utara pulau memperlihatkan
yang lebih napalan, jarang terdapat sisipan arah utama baratlaut – tenggara.
batupasir, dan terletak selaras di atas Formasi
Tondo. Dalam satuan ini banyak sekali Sejumlah patahan yang berkembang di
ditemukan fosil foraminifera plangton dari jenis wilayah pulau ini memberikan nilai yang sangat
globigerinae. Selain itu juga banyak ditemukan penting dengan keberadaan aspal yang terbentuk.
fosil moluska yang khas untuk lingkungan laut Fenomena tegasan tersebut di antaranya
dalam (Hetzel, 1936, dalam Marks,1957). membentuk graben yang berarah baratdaya –

53
Hadiwisastra /Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 19 No. 1 (2009), 65-73.

timurlaut memotong bagian selatan pulau, yang Perbedaan dalam menghasilkan pembentukkan
dikenal dengan graben Lawele. minyak, gas dan batubara terjadi pada material
dengan lingkungan berbeda (North, 1985)
KETERDAPATAN ASPAL ALAM Di Pulau Buton sulit sekali mencari jenis
satuan Tersier sebagai batuan induk, karena
Aspal alam atau juga sering disebut sebagai hampir semuanya disusun oleh batugamping,
bitumen alam, tergolong pada minyak mentah batupasir, napal, maupun konglomerat yang tidak
yang sangat kental dengan kekentalan lebih dari memungkinkan sebagai penghasil minyak.
10.000 cP (Meyer,dkk., 2007). Kedalam istilah Kemungkinan batuan induk tersebut berasal dari
bitumen ini juga termasuk batubara. batuan Pra-Tersier.
Cara terjadinya bitumen padat yang terdapat
di Pulau Buton sampai sekarang belum terungkap
dengan baik, umumnya masih bersifat hipotesis b. Batuan perangkap
ataupun teori, dimana sumbernya adalah minyak- Hidrokarbon terbentuk berupa cairan/larutan
bumi mentah yang terperangkap jauh dibawah yang akan mengalir (migrasi) secara alamiah dan
pemukaan tanah. terperangkap pada suatu batuan reservoir. Batuan
Sebagaimana halnya kondisi pembentukan reservoir sangat tergantung pada sifat litologinya
minyak mentah (hidrokarbon) ada tiga hal utama terutama kondisi teksturnya, dimana sangat
yang berkaitan dengan materi tersebut , yaitu : dipengaruhi oleh sifat porositas dan
permeabilitas dari batuan. Batuan reservoir yang
a. Batuan induk cukup baik sebagai perangkap hidrokarbon
b. Batuan perangkap, dan adalah lapisan batupasir dan batugamping,
dimana batupasir memiliki porositas (pori-pori)
c. Batuan penutup antar butir, sedangkan pada batugamping yang
bertindak sebagai perangkap mengacu kepada
porositas yang terbentuk oleh proses pelarutan.
a. Batuan induk Selain kedua jenis batuan tersebut perangkap
Batuan induk (source rock) merupakan batuan lainnya adalah rekahan-rekahan yang secara
sedimen yang mengandung cukup material struktural terbentuk akibat ekstensi maupun
organik untuk menghasilkan hidrokarbon melalui kompresi. Porositas dan permeabilitas akibat
proses pemanasan. Hidrokarbon terdapat dalam rekahan lebih umum terdapat pada batuan-batuan
bentuk cair, diantaranya berbentuk gas pada yang telah mengalami deformasi.
kondisi normal dan sebagai bentuk padatan. Batuan Tersier yang tersingkap didaerah
Pada hidrokarbon ada dua unsur utama yaitu Buton sangat cocok untuk bertindak sebagai
karbon (C) dan hidrogen (H), selebihnya berupa batuan reservoir, seperti batupasir dan
belerang (S), nitrogen (N), oksigen (O) dan batugamping yang tersebar luas. Hal ini terlihat
dalam senyawa tertentu juga sedikit logam. juga dari keterdapatan aspal yang ditemukan
Mengingat unsur karbon merupakan zat organik, hampir seluruhnya berkaitan dengan kedua
maka pada hakekatnya diyakini bahwa minyak satuan Formasi Sampolakosa dan Formasi
terbentuk sebagai asal organik, walaupun Tondo.
demikian ada pula yang meyakini bahwa minyak
bumi terbentuk oleh material asal inorganik.
c. Batuan penutup
Perubahan pada semua material organik dari
binatang maupun tumbuhan yang terkandung Batuan penutup (cap rock) merupakan lapisan
dalam lapisan sedimen menjadi minyak, gas penutup yang tidak memungkinkan minyak dan
maupun batubara terbentuk pada kondisi umum gas bumi tertahan pada kedalaman tertentu tidak
yang sama yaitu waktu, iklim dan tektonik. menguap ke permukaan. Batuan sebagai penahan

54
Hadiwisastra /Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 19 No. 1 (2009), 49-57.

ini bisa berupa batuan yang kedap seperti batuan yang terungkap dari hasil analisa kimia, dimana
klastika halus maupun lapisan-lapisan yang kandungan CaC03 sangat tinggi sekitar 81.62 %
mempunyai permiabilitas sangat kecil. Yang hingga 85 % (Tabel 1).
termasuk kedalam jenis batuan ini diantaranya
adalah lempung dan serpih
Tabel 1. Komposisi kimia Aspal Kabungka
Zat Kimia Presentase (%)
ASPAL ALAM BUTON
CaCO3 81.62 – 85.27
Mengacu pada sifat fisik aspal alam
Siswosoebrotho dkk (2005) membedakan aspal MgCO3 1.98 – 2.25
danau (lake asphalt) dan aspal batu (rock CaSO4 1.23 – 170
asphalt). Aspal danau seperti yang ditemukan di
Trinidad, sedangkan aspal yang ditemukan di CaS 0.17 – 0.33
daerah Buton diklasifikasikan sebagai aspal batu. H2O 1.30 – 2.16
Aspal Buton terutama ditemukan di bagian SiO2 6.95 -8.25
selatan Pulau Buton pada suatu lokasi yang
berkaitan dengan bentuk graben, yang Al2O3 + Fe2O3 2.15 – 2.84
memanjang berarah baratdaya – timurlaut, pada LOI 0.83 -1.12
daerah yang dikenal dengan Graben Lawele
(Gambar 2). Selain itu juga pada beberapa daerah
ditemukan resapan-resapan aspal, seperti
Pemanfaatan aspal alam di Indonesia masih
didaerah Ereke , Buton utara dan Bubu di Buton
digunakan sebagai bahan konstruksi pembuatan
Tengah.
jalan, sebagai aditif, pengisi dan bahan lainnya.
Keterdapatan aspal di bagian selatan Pulau Evaluasi aspal alam yang berada di daerah
Buton ini mencakup : Kabungka menunjukkan hasil yang cukup baik
untuk pemakaian beton aspal. Aspal alam yang
a. Tersebar pada daerah yang mengalami diperoleh dari daerah Lawele, tepi utara dari
perlipatan dan pensesaran kuat Graben Lawele, lebih baik dibandingkan dengan
b. Sebagai resapan dalam batugamping dan aspal alam di daerah Kabunka untuk penggunaan
batupasir dari Formasi Sampolakosa material konstruksi jalan.
c. Sepanjang zona batas Formasi Tondo dan
Formasi Sampolakosa Aspal yang ditemukan di daerah Lawele
d. Aspal Buton terdapat mengisi antar butir, terungkap dalam lapisan batupasir dan lapisan
berbentuk lensa ataupun tersebar tidak teratur batugamping. Lapisan batupasir yang
dalam lapisan batuan. mengandung aspal ini berbutir sangat kasar,
berwarna hitam seperti yang terungkap di pinggir
Aspal yang ditemukan di daerah Pulau Buton jalan desa Lagunturu (Gambar 3). Lapisan
ini terutama berkaitan dengan satuan batuan batupasir ini berwarna hitam kecoklatan dengan
berumur Tersier seperti Formasi Sampolakosa bulir-bulir aspal hitam mengkilap. Diperkirakan
dan Formasi Tondo. Kedua satuan batuan lapisan batupasir beraspal di desa Lagunturu
tersebut terutama disusun oleh batupasir dan merupakan bagian atas dari Formasi
batugamping, dalam hal ini cocok sebagai Sampolakosa.
perangkap dari minyak yang terbentuk, mengalir
dan bermigrasi hingga mencapai batuan dari Pada lapisan batugamping kalkarenit yang
Formasi Tondo maupun Formasi Sampolakosa kaya akan fosil globigerina (Gambar 4), terlihat
butiran aspal sebagian masuk dan menggantikan
Aspal tersebut masuk kedalam pori-pori butiran fosil yang dicirikan dengan butiran aspal
batupasir maupun rekahan yang terdapat dalam berwarna hitam mengkilat. Berdasarkan posisi di
batugamping. Di daerah Kabungka, Buton, aspal
masuk kedalam rekahan batugamping, seperti

55
Hadiwisastra /Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 19 No. 1 (2009), 65-73.

Gambar 3. Aspal yang berasosiasi dengan lapisan batupasir kasar

Gambar 4. Aspal yang berasosiasi dengan lapisan batugamping kalkarenit

56
Hadiwisastra /Jurnal Riset Geologi dan Pertambangan Jilid 19 No. 1 (2009), 49-57.

lapangan terlihat bahwa lapisan batupasir DAFTAR PUSTAKA


beraspal ini lebih muda dibandingkan lapisan
batugamping dan merupakan bagian teratas`dari Hetzel, W.H., 1936. Verslag van een onderzoek
Formasi Sampolakosa. Kedua lapisan batupasir naar het eiland Boeton : Versl. en Meded. Ind.
dan batugamping kalkarenit ini termasuk Delfst. En hare toepassingen, n.21 , Dienst v/h
kedalam satuan batuan dari Formasi Mijnbouw in Ned. Indie, 56 p.
Sampolakosa.
Marks,P., 1957. Stratigraphic Lexicon of
Di daerah Lagunturu ini, satuan Formasi Indonesia. Publikasi Keilmuan No 31 Seri
Sampolakosa ditutupi oleh lapisan batugamping Geologi, Republik Indonesia Kementrian
terumbu tebal dan kaya akan ganggang dan koral Perekonomian, Pusat Djawatan Geologi
yang diperkirakan merupakan bagian dari Bandung.
Formasi Wapulaka.
Meyer,R.F., E.D.Attanasi and P.A. Freeman,
Keberadaan aspal alam di daerah Buton 2007. Heavy oil and natural bitumen
cukup menarik untuk diamati mengingat aspal resources. In: Geological Basin of the World.
alam ini hanya terdapat di pulau tersebut dan 19 p.
tidak terdapat di bagian lain dari wilayah
Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kondisi jenis North,F.K., 1985. Petroleum Geology. Allen &
dan tipe batuan yang terendapkan di daerah Unwin. 607 p.
tersebut. Tiadanya jenis batuan klastik halus di Sikumbang,N., P. Sanyoto, R.J.B. Supanjono &
pulau Buton seperti lapisan batulempung sebagai S. Gafoer, 1995. Peta Geologi Lembar Buton,
lapisan penutup, mengakibatkan hilangnya Sulawesi Tenggara.
ataupun terbuangnya larutan gas dan minyak
bumi ke permukaan dan menyisakan larutan Siswosoebroto,B.I, W. Tumewu and N.
aspal berat yang terperangkap dalam batuan Kusnianti, 2005. Laboratory evaluation of
reservoir. Lawele Buton Naturan Asphalt in asphalt
concrete mixture. Proc. Eastern Asia Society
for Transportation Studies, Vol. 5, pp 857 –
867.
KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat digambarkan
dari keberadaan aspal yaitu :
a. Batuan reservoir bagi aspal alam Buton
terbatas pada satuan batuan Formasi
Sampolakosa dan Formasi Tondo
b. Pencarian kemungkinan lapangan aspal selain
terkonsentrasi sepanjang graben Lawele di
Buton Selatan juga bisa di lakukan pada
daerah-daerah patahan dan lipatan. Hal ini
terlihat dari banyaknya resapan aspal terkait
dengan struktur patahan.
c. Tidak adanya lapisan batu lempung yang
berfungsi sebagai penahan minyak dan gas
bumi menguap ke permukaan sehingga residu
berupa aspal masuk kedalam pori-pori
batupasir kasar ataupun batugamping dari
Formasi Sampolakosa dan Formasi Tondo.

57

Anda mungkin juga menyukai