Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah
sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Struktur Beton II mengenai “Pelat” yang di ambil dari beberapa
jurnal dalam kurun waktu lima tahun.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Beton bertulang adalah bahan konstruksi yang sangat penting. Beton bertulang digunakan
dalam berbagai bentuk untuk hampir semua struktur. Dengan desain tertentu beton bertulang akan
mampu memikul beban sesuai dengan perencanaan. Sukses beton bertulang sebagai bahan
konstruksi yang universal dapat dipahami jika dilihat dari segala kelebihan yang dimiliki oleh
beton itu sendiri. Beton juga memiliki kekurangan yang dapat menyebabkan kerusakan pada
struktur beton yang akan mengakibatkan kekuatan dan daya dukung beton berkurang Jika suatu
struktur memikul beban yang berlebihan atau tidak sesuai dengan perencanaan, maka struktur
tersebut akan mengalami lendutan melebihi kemampuan struktur dan akan mengakibatkan
terjadinya retak/ patahan pada struktur tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode
perbaikan bahan dan perkuatan guna mengembalikan kekuatan struktur. Perkuatan beton
dilakukan pada struktur bangunan yang mengalami kegagalan struktur < 50%, dengan kata lain
struktur bangunan yang diberi perkuatan adalah bangunan yang masih berfungsi 70%-nya.
Perkuatan balok dilakukan dengan memberikan perkuatan pelat baja pada balok beton bertulang.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkuatan suatu balok dengan menggunakan
pelat baja dan tanpa menggunakan pelat baja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
berapa besar peningkatan kuat lentur pada balok beton bertulang dengan menggunakan pelat baja
dibandingkan dengan balok tanpa menggunakan pelat baja.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan pembuatan makalah
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian
2.1.1. Pelat Lantai
Pelat lantai merupakan suatu struktur solid tiga dimensi dengan bidang permukaan
yang lurus, datar dan tebalnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan dimensinya yang lain.
Struktur pelat bisa saja dimodelkan dengan elemen 3 dimensi yang mempunyai tebal h,
panjang b, dan lebar a. Adapun fungsi dari pelat lantai adalah untuk menerima beban yang
akan disalurkan ke struktur lainnya. Pada pelat lantai merupakan beton bertulang yang
diberi tulangan baja dengan posisi melintang dan memanjang yang diikat menggunakan
kawat bendrat, serta tidak menempel pada permukaan pelat baik bagian bawah maupun
atas. Adapun ukuran diameter, jarak antar tulangan, posisi tulangan tambahan bergantung
pada bentuk pelat, kemampuan yang diinginkan untuk pelat menerima lendutan yang
diijinkan. Untuk merencanakan pelat beton bertulang yang perlu dipertimbangkan tidak
hanya pembebanan saja, tetapi juga jenis perletakan dan jenis penghubung di tempat
tumpuan. Kekakuan hubungan antara pelat dan tumpuan akan menentukan besar momen
lentur yang terjadi pada pelat.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran