Anda di halaman 1dari 32

PROSEDUR PEMERIKSAAN BABYGRAM

PADA KLINIS POST PEMASANGAN PICC (PERIPHERALLY


INSERTED CENTRAL CATHETERS)
DI INSTALASI RADIOLOGI RSD GUNUNG JATI
KOTA CIREBON

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Laporan Praktek Kerja Lapangan


di Instalasi Radiologi RSD Gunung Jati Kota Cirebon

Disusun Oleh :

TAUPIQ NUGRAHA
TRO/12/00858

PROGRAM STUDI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK & RADIOTERAPI


POLITEKNIK AL ISLAM BANDUNG
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kasus Praktek Kerja
Lapangan II Jurusan Radiodiagnostik dan Radioterapi Politeknik Al Islam Bandung.
Nama : Taupiq Nugraha
NPM : TRO/12/00858
Dengan judul laporan “PROSEDUR PEMERIKSAAN BABYGRAM PADA
KLINIS POST PEMASANGAN PICC (PERIPHERALLY INSERTED
CENTRAL CATHETERS) DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT
DAERAH GUNUNG JATI KOTA CIREBON”

Cirebon, Agustus 2019

Clinical Instructure Pembimbing

Rini Kartikasari Diana Puspita Sari, Amd. Rad


NIP.19760329 199703 2 001 NIP. 441072

Kepala Instalasi Radiologi

Nurohman, S.ST
NIP. 19721225 199703 1 005

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang


telah memberikan karuniaNya. Sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir.
Adapun tujuan dibuatnya laporan Praktik Kerja Lapangan ini sebagai salah
satu syarat untuk memenuhi tugas Praktik yang penulis laksanakan pada 15 Juli
hingga 15 Agustus 2019 di Instalasi Radiologi RSD Gunung Jati Kota Cirebon.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini banyak kekurangan, oleh
karena itu penulis memohon kritik dan saran untuk kebaikan kinerja penulis
selanjutnya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan Terima Kasih kepada pihak-
pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama penulis melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan di RSD Gunung Jati Kota Cirebon, penulis mengucapkan
Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Sri Djatnika, S.A, S.E, M.Si selaku Direktur Politeknik Al Islam Bandung.
2. Ibu Oktarina Damayanti, S.ST selaku Ka. Prodi Radiodiagnostik dan
Radioterapi Politeknik Al Islam Bandung.
3. dr. Ismail Jamalludin, Sp.BO selaku Direktur RSD Gunung Jati Kota Cirebon.
4. Bapak Nurrohman, S.ST selaku Kepala Instalasi Radiologi RSD Gunung Jati
Kota Cirebon.
5. Ibu Rini Kartikasari selaku Clinical Instruktur.
6. Mba Diana Puspita Sari, Amd.Rad selaku pembimbing laporan kasus.
7. Seluruh Dokter Spesialis Radiologi di Lingkungan RSD Gunung Jati Kota
Cirebon.
8. Seluruh Radiografer dan Staf karyawan di Instalasi Radiologi RSD Gunung
Jati Kota Cirebon.
9. Orangtua dan keluarga kami atas bantuan moril dan materiil.
10. Teman-teman TRO 12 yang sama-sama menempuh PKL.

iii
11. Dan pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu-satu, terima kasih
semoga amal kebaikannya dibalas dengan yang lebih baik oleh Allah SWT.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
adik-adik mahasiswa TRO, RSD Gunung Jati Kota Cirebon dan bagi penulis
khususnya.

Cirebon, Agustus 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Kata Pengantariii

Daftar Isi v

Daftar Gambar vii

BAB I Pendahuluan 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

D. Manfaat Penulisan 2

E. Sistematika Penulisan 2

BAB II Tinjauan Pustaka 4

A. Anatomi Fisiologi Thorax 4

B. Anatomi Fisiologi Abdomen 5

C. Definisi Babygram 6

D. Tujuan Pemeriksaann Babygram 10

E. PICC (Peripherally Inserted Central Catheters) 11

F. Proteksi Radiasi 11

G. Persiapan Pemeriksaan 11

H. Prosedur Pemeriksaan 12

v
BAB III Hasil dan Pembahasan 15

A. Hasil 15

B. Pembahasan18

BAB IV Penutup 20

A. Kesimpulan 20

B. Saran 21

Daftar Pustaka vii

Lampiran viii

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sandbags 13

Gambar 2. Tam-em Board and Plexiglas Hold-down Paddle 13

Gambar 3. Stockinette and Ace Bandage 13

Gambar 4. Hasil Radiografi Babygram 14

Gambar 5. Surat Pengantar Pasien ix

Gambar 6. Pesawat X-Ray ix

Gambar 7. Computer Radiografi x

Gambar 8. Print Out x

Gambar 9. Kaset ukuran 24 x 30 cm x

Gambar 10. Hasil Gambar Radiograf xi

Gambar 11. Hasil Expertise xi

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pediatric Radiography merupakan teknik pemeriksaan radiografi untuk


anak usia 0 – 12 tahun. Pemeriksaan ini tidak berbeda jauh dengan pemeriksaan
radiografi pada orang dewasa hanya saja ada beberapa hal yang berbeda seperti
persiapan pemeriksaan, alat fiksasi, faktor eksposi, dan lain-lain.
Kategori Radiografi babygram adalah merupakan bagian pemeriksaan
Teknik Radiografi pediatrik, Perbedaanya adalah rentang usianya merupakan
batita bahkan cenderung pemeriksan radiografi bayi baru lahir (BBLR). Selain
itu adalah pemeriksaan ini biasa menampakkan keseluruhan babygram dari
tubuh bayi mulai dari head atau kepala hingga ke toes atau kaki dengan 1 kali
exposure untuk visualisasi anomali perkembangan seluruh sistem rangka dada
dan perut pada bayi baru lahir. Tujuan pemeriksaan Babygram yaitu untuk
melihat kelainan organ bagian dada dan perut dari bayi yang baru lahir.
Peripherally Inserted Central Catheters (PICC) yaitu kateter vena
sentral yang dipasang secara perifer merupakan selang berlubang yang lentur
dan sangat kecil dengan tutup suntikan pada satu ujungnya.
Prosedur pemeriksaan yang dilakukan dalam Babygram adalah
proyeksi pemeriksaan Foto Thorax dan Abdomen yang digabungkan.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengkaji lebih lanjut
tentang pemeriksaan Babygram dengan klinis Post Pemasangan PICC
(Peripherally Inserted Central Catheters) dan mengangkatnya kedalam laporan
kasus berjudul “Prosedur Babygram dengan Klinis Post Pemasangan PICC
(Peripherally Inserted Central Catheters) di Instalasi Radiologi RSD Gunung
Jati Kota Cirebon”.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pemeriksaan Babygram dengan klinis Post Pemasangan
PICC (Peripherally Inserted Central Catheters) di Instalasi Radiologi RSD
Gunung Jati Kota Cirebon ?
2. Bagaimana proteksi radiasi yang digunakan pada pemeriksaan babygram
dengan klinis Post Pemasangan PICC (Peripherally Inserted Central
Catheters) di Instalasi Radiologi RSD Gunung Jati Kota Cirebon ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk memenuhi kelengkapan tugas praktek kerja lapangan di Instalasi
Radiologi RSD Gunung Jati Kota Cirebon.
2. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan Babygram dengan klinis Post
pemasangan PICC (Peripherally Inserted Central Catheters) di Instalasi
Radiologi RSD Gunung Jati Kota Cirebon.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan ini adalah menambah referensi mengenai prosedur
pemeriksaan Babybgram.

E. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan dalam
memahami kontrak belajar ini, maka penulis membuat sistematika
penulisannya yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat penulisan
E. Sistematika penulisan

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi fisiologi Thorax
B. Anatomi fisiologi Abdomen
C. Definisi babygram
D. Tujuan pemeriksaan babygram
E. PICC (Peripherally Inserted Central Catheters)
F. Proteksi Radiasi
G. Persiapan pemeriksaan
H. Prosedur pemeriksaan
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Thorax
Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah
lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari
pada bagian depan. Kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan
berbentuk kerucut terdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga
yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang
melayang. Cartilago dari 6 iga memisahkan articulatio dari sternum, cartilago
ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi costa sebelum menyambung
pada tepi bawah sternum. Perluasan rongga pleura di atas clavicula dan di atas
organ dalam abdomen penting untuk di evaluasi pada luka tusuk.
Gambar Anatomi Thorax Rongga dada dibagi menjadi 3 rongga utama
yaitu ;
1 Rongga dada kanan (cavum pleura dextra)
2 Rongga dada kiri (cavum pleura sinistra)
3 Rongga dada tengah (mediastinum)
Rongga ini secara anatomi dibagi menjadi :
1. Mediastinum superior, batasnya :
a. Atas : bidang yang dibentuk oleh Vertebra Thoracal 1, costa 1 dan
jugular notch.
b. Bawah : Bidang yang dibentuk dari angulus sternal ke Vertebra
Thoracal 4.
c. Lateral : Pleura mediastinalis
d. Anterior : Manubrium sterni.
e. Posterior : Corpus Vertebra Thoracal 1 – 4
2. Mediastinum inferior terdiri dari :
a. Mediastinum Anterior batasnya :
4
1) Anterior : Sternum ( tulang dada )
2) Posterior : Pericardium ( selaput jantung )
3) Lateral : Pleura mediastinalis
4) Superior : Plane of sternal angle
5) Inferior : Diafragma
b. Mediastinum Medius, batasnya :
1) Anterior : Pericardium
2) Posterior : Pericardium
3) Lateral : Pleura mediastinalis
4) Superior : Plane of sternal angle
5) Inferior : Diafragma
c. Mediastinum Posterior , batasnya :
1) Anterior : Pericardium
2) Posterior : Corpus Vertebra Thoracal 5 – 12
3) Lateral : Pleura mediastinalis
4) Superior : Plane of sternal angle
5) Inferior : Diafragma.

B. Fisiologi Thorax
Rongga thorax dapat dibandingkan dengan suatu pompa tiup hisap yang
memakai pegas, artinya bahwa gerakan inspirasi atau tarik napas yang bekerja
aktif karena kontraksi otot intercostals menyebabkan rongga thorax
mengembang, sedangkan tekanan negatif yang meningkat dalam rongga thorax
menyebabkan mengalirnya udara melalui saluran napas atas ke dalam paru.
Sebaliknya, mekanisme ekspirasi atau keluar napas, bekerja pasif karena
elastisitas/daya lentur jaringan paru ditambah relaksasi otot intercostals,
menekan rongga thorax hingga mengecilkan volumenya, mengakibatkan udara
keluar melalui jalan napas.

5
Adapun fungsi dari pernapasan adalah:
1. Ventilasi: memasukkan/mengeluarkan udara melalui jalan napas ke
dalam/dari paru dengan cara inspirasi dan ekspirasi tadi
2. Distribusi: menyebarkan/mengalirkan udara tersebut merata ke seluruh
sistem jalan napas sampai alveoli
3. Difusi: oksigen dan CO2 bertukar melalui membran semipermeabel pada
dinding alveoli (pertukaran gas)
4. Perfusi: Darah arterial di kapiler-kapiler meratakan pembagian muatan
oksigennya dan darah venous cukup tersedia untuk digantikan isinya
dengan muatan oksigen yang cukup untuk menghidupi jaringan tubuh.
Setiap kegagalan atau hambatan dari rantai mekanisme tersebut akan
menimbulkan gangguan pada fungsi pernapasan, berarti berakibat
kurangnya oksigenasi jaringan tubuh. Hal ini misalnya terdapat pada suatu
trauma pada thorax. Selain itu maka kelainan-kelainan dari dinding thorax
menyebabkan terganggunya mekanisme inspirasi/ekspirasi, kelainan-
kelainan dalam rongga thorax, terutama kelainan jaringan paru, selain
menyebabkan berkurangnya elastisitas paru, juga dapat menimbulkan
gangguan pada salah satu/semua fungsi-fungsi pernapasan tersebut.

C. Anatomi dan Fisiologi Abdomen


Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan
meluas dari atas dari diafragma sampai pelvis di bawah. Rongga abdomen
dilukiskan menjadi dua bagian, abdomen yang sebenarnya yaitu rongga sebelah
atas dan yang lebih besar dari pelvis yaitu rongga sebelah bawah dan lebih
kecil. Batas-batas rongga abdomen adalah di bagian atas diafragma, di bagian
bawah pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di kedua sisi otot-
otot abdominal, tulang-tulang illiaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian
belakang tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum. Bagian
dari rongga abdomen dan pelvis beserta daerah-daerah (Pearce, 1999).
6
Isi dari rongga abdomen adalah sebagian besar dari saluran
pencernaan, yaitu lambung, usus halus dan usus besar (Pearce, 1999).

1. Lambung
Lambung terletak di sebelah atas kiri abdomen, sebagian terlindung di
belakang iga-iga sebelah bawah beserta tulang rawannya. Orifisium cardia
terletak di belakang tulang rawan iga ke tujuh kiri. Fundus lambung,
mencapai ketinggian ruang interkostal (antar iga) kelima kiri. Corpus,
bagian terbesar letak di tengah. Pylorus, suatu canalis yang menghubungkan
corpus dengan duodenum. Bagian corpus dekat dengan pylorus disebut
anthrum pyloricum.
Fungsi lambung :
a. Tempat penyimpanan makanan sementara.
b. Mencampur makanan.
c. Melunakkan makanan.
d. Mendorong makanan ke distal.
e. Protein diubah menjadi pepton.
f. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
g. Faktor antianemi dibentuk.
h. Khime yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum

2. Usus Halus
Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter
panjang dalam keadaan hidup. Usus halus memanjang dari lambung sampai
katup ibo kolika tempat bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak
di daerah umbilicus dan dikelilingi usus besar.
Usus halus dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
a. Duodenum adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm.
b. Jejenum adalah menempati dua per lima sebelah atas dari usus halus.
7
c. Ileum adalah menempati tiga pertama akhir.
Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi khime dari
lambung isi duodenum adalah alkali.

3. Usus Besar
Usus besar adalah sambungan dari usus halus dan dimulai dari katup
ileokdik yaitu tempat sisa makanan. Panjang usus besar kira-kira satu
setengah meter.
Fungsi usus besar adalah :
a. Absorpsi air, garam dan glukosa.
b. Sekresi musin oleh kelenjar di dalam lapisan dalam.
c. Penyiapan selulosa.
d. Defekasi (pembuangan air besar)

4. Hati
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian
teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma. Hati
Secara luar dilindungi oleh iga-iga.
Fungsi hati adalah :
a. Bersangkutan dengan metabolisme tubuh, khususnya mengenai
pengaruhnya atas makanan dan darah.
b. Hati merupakan pabrik kimia terbesar dalam tubuh/sebagai pengantar
matabolisme.
c. Hati mengubah zat buangan dan bahan racun.
d. Hati juga mengubah asam amino menjadi glukosa.
e. Hati membentuk sel darah merah pada masa hidup janin.
f. Hati sebagai penghancur sel darah merah.
g. Membuat sebagian besar dari protein plasma.

8
h. Membersihkan bilirubin dari darah
5. Kandung Empedu
Kandung empedu adalah sebuah kantong berbentuk terong dan
merupakan membran berotot. Letaknya di dalam sebuah lekukan di sebelah
permukaan bawah hati, sampai di pinggiran depannya. Panjangnya 8-12 cm.
Kandung empedu terbagi dalam sebuah fundus, badan dan leher.
Fungsi kangdung empedu adalah :
a. Kandung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah empedu.
b. Getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat.

6. Pankreas
Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya sangat mirip
dengan kelenjar ludah. Panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari duodenum
sampai limpa. Pankreas dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala pankreas
yang terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan
abdomen, badan pankreas yang terletak di belakang lambung dalam di depan
vertebrae lumbalis pertama, ekor pankreas bagian yang runcing di sebelah
kiri dan menyentuh limpa.
Fungsi pankreas adalah :
a. Fungsi exokrine dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya, yang
membentuk getah pankreas dan yang berisi enzim dan elektrolit.
b. Fungsi endokrine terbesar diantara alvedi pankreas terdapat kelompok-
kelompok kecil sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata.
c. Menghasilkan hormon insulin → mengubah gula darah menjadi gula
otot (Pearce, 1999)

9
7. Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah
lumbal di sebelah kanan dari kiri tulang belakang, di belakang peritoneum.
Dapat diperkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebrae thoracalis
sampai vertebrae lumbalis ketiga ginjal kanan lebih rendah dari kiri, karena
hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan. Panjang ginjal 6-7½ cm.
Pada orang dewasa berat kira-kira 140 gram. Ginjal terbagi menjadi
beberapa lobus yaitu : lobus hepatis dexter, lobus quadratus, lobus caudatus,
lobus sinistra.
Fungsi ginjal adalah :
a. Mengatur keseimbangan air.
b. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa
darah.
c. Ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam.

8. Limpa
Terletak di regio hipokondrium kiri di dalam cavum abdomen diantara
fundus ventrikuli dan diafragma.
Fungsi limpa adalah :
a. Pada masa janin dan setelah lahir adalah penghasil eritrosit dan
limposit.
b. Setelah dewasa adalah penghancur eritrosit tua dan pembentuk
homoglobin dan zat besi bebas.

D. Definisi Babygram
Kategori Radiografi babygram adalah merupakan bagian pemeriksaan
Teknik Radiografi pediatrik, Perbedaanya adalah rentang usianya merupakan
batita bahkan cenderung pemeriksan radiografi bayi baru lahir (BBLR). Selain

10
itu adalah pemeriksaan ini biasa menampakkan keseluruhan babygram dari
tubuh bayi mulai dari kepala hingga ke kaki dengan 1 kali exposure untuk
visualisasi anomali perkembangan seluruh sistem rangka dada dan perut pada
bayi baru lahir.

E. Tujuan Pemeriksaan Babygram


Tujuan pemeriksaan babygram yaitu untuk melihat kelainan organ
bagian dada dan perut dari bayi yang baru lahir.

F. PICC (Peripherally Inserted Central Catheters)


Peripherally Inserted Central Catheters (PICC) yaitu kateter vena
sentral yang dipasang secara perifer merupakan selang berlubang yang lentur
dan sangat kecil dengan tutup suntikan pada satu ujungnya.

G. Proteksi Radiasi
Dalam penggunaan radiasi untuk radiografi dalam radiodiagnostik akan
memberikan kontribusi radiasi kepada banyak pihak. Radiasi akan diterima
oleh operator, hewan dan lingkungan. Ada 3 prinsip yang telah
direkomendasikan oleh International Commission Radiological Protection
(ICRP) untuk dipatuhi, yaitu :
1. Justifikasi
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya harus
didasarkan pada azaz manfaat. Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau
potensi paparan hanya disetujui jika kegiatan itu akan menghasilkan
keuntungan yang lebih besar bagi individu atau masyarakat dibandingkan
dengan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap kesehatan.

11
2. Limitasi
Dosis ekivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat tidak
boleh melampaui Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditetapkan. Batas
dosis bagi pekerja radiasi dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek
deterministik (non stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya efek
stokastik.
3. Optimasi
Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya (as low as
reasonably achieveable - ALARA), dengan mempertimbangkan faktor
ekonomi dan sosial. Kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir harus direncanakan
dan sumber radiasi harus dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar
paparan radiasi yang terjadi dapat ditekan serendah-rendahnya.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menegakkan proteksi
radiasi sebelum pemeriksaan bagi pasien pediatrik :
1. Rencanakan prosedur dengan rinci dan sebelumnya untuk menghindari
pelaksanaan yang tidak tepat, dibatalkan, atau pengulangan.
2. Ingat : Beberapa jaringan pada anak yang tengah berkembang lebih peka
terhadap radiasi dibanding pada orang dewasa. Anak-anak memiliki
jangka hidup yang lebih panjang untuk timbulnya efek radiasi.
3. Bahas dengan orang tua sebelum prosedur dimulai tanya pemeriksaan
sebelumnya, Jawab kekhawatiran tentang keselamatan radiasi.
4. Perbesar jarak antara pasien dan tabung sinar-X, dan perkecil jarak
antara pasien dan reseptor citra.

H. Prosedur Pemeriksaan
1. Persiapan pemeriksaan
Berikut ini adalah beberapa alat fikasasi atau imobilisasi yang
digunakan pada pemeriksaan babygram.

12
a. Sandbags

Gambar 1. Sandbags
b. Tam-em Board and Plexiglas Hold-down Paddle

Gambar 2. Tam-em Board and Plexiglas Hold-down Paddle


c. Stockinette and Ace Bandage

Gambar 3. Stockinette and Ace Bandage

2. Persiapan pasien
Untuk pemeriksaan pediatrik tidak ada persiapan khusus, hanya saja
orang tua harus melepas benda-benda dari bagian tubuh yang akan diperiksa,
karena dapat membuat artefak pada hasil gambar radiograf yang disebabkan
faktor eksposure rendah atau ukuran tubuh pasien yang kecil (Bontrager,
2014).

13
3. Alat dan Bahan
a. Pesawat sinar – x
b. Kaset dan film
c. Marker (R/L)
d. Alat Fiksasi
e. Alat Proteksi
f. Processing Film

4. Proyeksi pemeriksaan
Proyeksi AP (Anterior Posterior)
Kaset : 24 x 30 cm
Posisi Pasien : Pasien diposisikan supine di atas meja
pemeriksaan
Posisi Objek : Mid Sagital Plane (MSP) tegak lurus
pertengahan kaset, gunakan sand bag/Tam-em
board pada tangan dan kaki pasien agar
mengurangi pergerakan pasien.
Central Ray : tegak lurus kaset
Central Point : Processus Xypoideus
Faktor Exposi : Eksposi dilakukan pada saat pasien inspirasi
dengan cara melihat pergerakan dada pasien.

Gambar 4. Hasil Radiografi Babygram

14
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Dari hasil pengamatan yang penulis lakukan. Pemeriksaan babygram di
Instalasi Radiologi RSD Gunung Jati Kota Cirebon maka didapatkan hasil
sebagai berikut :
1. Identitas Pasien
Adapun identitas yang diambil sebagai kasus dalam laporan kasus ini
adalah sebagai berikut :
Nama : By. M.Ha****
Umur : < 1 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Klangenan Blok Wanagin
Jenis Pemeriksaan : Babygram
Nomor RM : A55***
Nomor Rontgen : 70**
Diagnosa : Post pemasangan PICC
Dokter Pengirim : dr. TP

2. Persiapan Pemeriksaan
a. Keluarga pasien diberi informasi mengenai pemeriksaan yang akan
dilakukan sesuai prosedur.
b. Petugas radiologi melepaskan benda-benda yang dapat menimbulkan
artefak di bagian tubuh pasien agar tidak mengganggu pada hasil
gambaran radiograf.

15
3. Persiapan Pasien
Pelaksanaan babygram dilaksanakan tanpa persiapan khusus.

4. Persiapan Alat dan Bahan


a. Pesawat x-ray.
Nama/Merk : General Purpose X-RAY BMI/BRG200R
kV Maksimum : 125 kVp
No Seri Tabung : K20150300002288
mAs Maksimum : 500 mAs

b. Film dan kaset ukuran 24x30cm


c. Peralatan proteksi radiasi (apron)
d. Alat processing film
1) Computer Radiography (CR)
Merk : Carestream
Type : K5481-7099
2) Input Data
Merk : Carestream
Type : K5481-7099
3) Editting
Merk : a). HP RP5
b). Dell Latitude OptiPLex 3050
4) Print Out
Merk : Carestream
Type : K5482-5603

16
5. Teknik Pemeriksaan
Foto Babygram proyeksi AP
a. Posisi Pasien : Pasien supine diatas meja pemeriksaan.
Dengan bantuan keluarga pasien, posisi kedua
tangan pasien berada di samping tubuh pasien
dan kaki pasien lurus dipegangi oleh keluarga
pasien yang sudah menggunakan apron.
b. Posisi Obyek : MSP tubuh pasien tegak lurus dengan
pertengahan kaset, batas atas kaset pada C6-C7
dan batas bawah pada symphysis pubis.
c. Central Ray : Vertikal tegak lurus kaset.
d. Central Point : Pada pertengahan tubuh pasien atau
Processus Xypoideus.
e. FFD : 120 cm
f. Ukuran kaset : 24 x 30 cm
g. Faktor eksposi
kV : 45 kV
mA : 200 mA
s : 0.02 s
mAs : 4.0 mAs
h. Eksposi : Dilakukan pada saat pasien inspirasi
dengan cara melihat gerak tubuh pasien pada
saat mengekspose.

6. Hasil Expertise
ThorakCor tidak membesar. Sinuses dan diafragma normal.
Pulmo:Hili normal. Corakan bronkovaskuler normal. Tampak infiltrat
retikulogranuler halus di lapang atas sampai bawah paru bilateral. Tampak

17
bayangan opak di medial lapang atas sampai bawah paru kanan (thymus).
Tampak ETT dengan ujung setinggi corpus vertebrae Thorakal 3 - 4.
KESAN : Sugestif Hyalin Membran disease grade I - II. Tidak tampak
kardiomegali
BNO Tampak bayangan udara di dalam usus terdistribusi secara
simetris dengan pola mozaik. Tidak tampak bayangan lusen pada dinding
usus. Tidak tampak bayangan lusen yang terproyeksi di daerah hepar.
Tampak NGT dengan ujung setinggi paravertebrae Lumbal 2 - 3 kiri.
Tampak PICC dari arah ekstrimitas inferior sinistra dengan ujung setinggi
paravertebra Lumbal 5 sinistra.
KESAN :
- Tidak tampak tanda-tanda ileus.
- Tidak tampak pneumatosis intestinalis maupun portal venous gas.
- PICC dari arah ekstrimitas inferior sinistra dengan ujung setinggi
paravertebra Lumbal 5 sinistra (low position).

B. Pembahasan
Teknik pemeriksaan babygram pada kasus post pemasangan PICC
(Peripherally Inserted Central Catheters) di Instalasi Radiologi RSD Gunung
Jati Kota Cirebon menggunakan proyeksi thorax AP supine dan abdomen AP
supine yang dilakukan dengan memperluas lapangan kolimasi dari thorax
sampai abdomen, hal ini bertujuan untuk menampakkan batas dari selang
kateter yang sudah terpasang di kaki sebelah kiri. Pada pemeriksaan ini,
pasien tidak ada persiapan khusus. Persiapan alat dan bahan yang digunakan
meliputi pesawat x-ray, kaset ukuran 24 x 30 cm, peralatan proteksi radiasi
(apron), dan alat processing film. Faktor eksposi yang digunakan kV 45 dan
mAs 4. FFD diatur dengan jarak 120 cm.

18
Teknik pemeriksaan babygram pada kasus post pemasangan PICC
(Peripherally Inserted Central Catheters) di Instalasi Radiologi RSD Gunung
Jati Kota Cirebon dilakukan dengan bantuan keluarga pasien yang sudah
menggunakan apron, kemudian keluarga pasien diinstruksikan untuk
memegangi kedua tangan dan kaki pasien agar pasien tidak melakukan
banyak pergerakan pada saat exposure. Exposure dilakukan pada saat pasien
inspirasi dan tidak bergerak.
Proteksi radiasi pada pemeriksaan babygram dilakukan dengan
mengatur lapangan kolimasi yang secukupnya atau optimal sesuai objek yang
akan diperiksa hal ini bertujuan agar bagian tubuh yang tidak diperiksa tidak
terkena paparan radiasi, menggunakan faktor eksposi yang secukupnya,
pemeriksaan ini dilakukan dengan bantuan keluarga pasien yang sudah
menggunakan apron untuk memegang bagian tangan dan kaki pasien agar
tidak menimbulkan banyak pergerakan sehingga diharapkan tidak terjadi
pengulangan foto.

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pemaparan kasus yang berjudul “Prosedur Babygram dengan
Klinis Post Pemasangan PICC (Peripherally Inserted Central Catheters) di
Instalasi RSD Gunung Jati Kota Cirebon” penulis dapat mengambil
kesimpulan antara lain :
1. Prosedur Babygram dengan Klinis Post Pemasangan PICC (Peripherally
Inserted Central Catheters) di Instalasi Radiologi RSD Gunung Jati Kota
Cirebon menggunakan proyeksi thorax AP supine dan abdomen AP supine
yang dilakukan dengan memperluas lapangan kolimasi dari thorax sampai
abdomen.
Persiapan alat dan bahan yang digunakan pada pemeriksaan babygram
di Instalasi Radiologi RSD Gunung Jati Kota Cirebon meliputi pesawat x-
ray, kaset ukuran 24 x 30 cm, peralatan proteksi radiasi (apron), dan alat
processing film.
Faktor eksposi dan FFD yang digunakan pada pemeriksaan babygram
di Instalasi Radiologi RSD Gunung Jati Kota Cirebon dengan kV 45 dan
mAs 4. FFD diatur dengan jarak 120 cm.
Teknik pemeriksaan babygram pada kasus post pemasangan PICC
(Peripherally Inserted Central Catheters) di Instalasi Radiologi RSD
Gunung Jati Kota Cirebon dilakukan dengan bantuan keluarga pasien yang
sudah menggunakan apron, kemudian keluarga pasien diinstruksikan untuk
memegangi kedua tangan dan kaki pasien agar pasien tidak melakukan
banyak pergerakan pada saat exposure, sehingga diharapkan tidak terjadi
pengulangan foto.

20
2. Proteksi radiasi pada pemeriksaan babygram dilakukan dengan mengatur
lapangan kolimasi yang secukupnya atau optimal sesuai objek yang akan
diperiksa, dan menggunakan faktor eksposi yang secukupnya

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan
penulisan laporan prosedur pemeriksaan babygram ini : Proteksi yang
diberikan kepada pasien harus benar-benar diperhatikan sehingga dosis yang
diterima pasien dapat diminimalisir dengan cara mengatur lapangan kolimasi
secukupnya, penggunaan faktor eksposi seoptimal mungkin, mengusahakan
tidak melakukan pengulangan foto, penggunaan alat proteksi radiasi, dan
sebagainya.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Bontrager, Kenneth L. 2014. Textbook of Radiographic Positioning and

Related anatomy. United States of America : Mosby.

2. Pearce, Evelyn C. 1999. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta (ID)

: Gramedia Pustaka Utama.

3. http://setanmantul.blogspot.com/2014/01/bab-i-pendahuluan-a.html

4. http://teknikradiografidanradiofotografi.blogspot.com/2017/09/teknik-

radiografi-babygram.html

5. https://graphermuda.blogspot.com/2016/03/pediatric-radiography.html

6. http://labparahita.com/foto-babygram/

7. http://theblue5sangiang.blogspot.com/2009/06/peripherally-inserted-central-

catheters.html

8. https://www.iaea.org/sites/default/files/documents/rpop/poster-children-

interventional-id.pdf

viii
LAMPIRAN

 Surat Pengantar Pasien

Gambar 5. Surat Pengantar Pasien

 Pesawat X-Ray

Gambar 6. Pesawat X-Ray

ix
 Computer Radiografi (CR)

Gambar 7. Computer Radiografi


 Print out

Gambar 8. Print Out


 Kaset ukuran 24 x 30 cm

Gambar 9. Kaset ukuran 24 x 30 cm

x
 Hasil Gambaran Radiograf

Gambar 10. Hasil Gambar Radiograf

 Hasil Expertise

Gambar 11. Hasil Expertise

xi

Anda mungkin juga menyukai