Anda di halaman 1dari 9

Ricky Mierzat, Edi Mufrodi, Heriyanto Jurnal penelitian Teknik Kimia

Universitas Serang Raya : 2019

UJI ANTI BAKTERI EKSTRAK JAHE MERAH


PADA SABUN PADAT
“Anti Bacterial Test of Red Ginger Extract on Solid Soap”

Ricky Mierzat, Edi mufrodi, Heriyanto,

Dosen pembimbing : Apriliana Dwi Jayanti ST.MT.


Fakultas Teknik Universitas Serang Raya
Jalan Raya Serang-Cilegon KM. 5 Taman Drangong,
Kota Serang, Banten 42116
Telp./Fax : (0254) 8235007/8235008
e-mail: *1rickymierzat@ymail.com

ABSTRAK

Sabun transparan merupakan salah satu jenis sabun padat. Penambahan ekstrak
Jahe Merah diharapkan dapat meningkatkan manfaat dari sabun transparan. Kandungan
senyawa pada jahe merah diketahui dapat memberikan aktivitas antibakteri. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui proses serta formulasi pembuatan sabun padat
transparan menggunakan basis minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil) dengan
penambahan ekstrak Jahe merah dan pengaruhnya terhadap karakteristik sabun.
Perlakuan pada penelitian ini adalah penambahan ekstrak jahe merah sebesar A= 0 % B =
1 % C = 2 % dan D = 3%. (wt/wt) Dari total basis sabun. Parameter yang diamati
diantaranya adalah Transparansi, kadar air, pH dan uji aktivitas antibakteri terhadap
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia Coli. Hasil pengujian transparansi sabun
menunjukkan sabun tanpa penambahan ekstrak jahe lebih transparan dengan kadar air
paling kecil yaitu 10,1895 % . Hasil uji aktivitas antibakteri menunjukkan perbedaan
yang signifikan dari zona hambat yang terbentuk dari kedua bakteri, Zona hambat sabun
A, B, C ,D terhadap bakteri S. aureus yaitu 14mm, 16mm, 19mm, (Daya hambat kuat)
dan 22mm (Daya hambat sangat kuat), dan terhadap E. Coli yaitu 13mm, 14mm, 16mm,
dan 18mm (Daya hambat kuat) . Sedangkan ekstrak jahe merah, etanol 96% dan aquades
sebagai kontrol yaitu 21mm, 12mm dan 0mm. Artinya ekstrak jahe merah dapat
meningkatkan manfaat sabun sebagai bahan aktif antibakteri.

Kata Kunci : Jahe Merah, Staphylococcus aureus, Escherichia Coli.

Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Pada Sabun Padat


Ricky Mierzat, Edi Mufrodi, Heriyanto Jurnal penelitian Teknik Kimia
Universitas Serang Raya : 2019

ABSTRACT
Transparent soap is one type of solid soap. The addition of Red Ginger extract
is expected to increase the benefits of transparent soap. The compound content of red
ginger is known to provide antibacterial activity. The purpose of this study was to
determine the process and formulation of making transparent solid soap using a base of
virgin coconut oil with the addition of red ginger extract and its effect on the
characteristics of soap. The treatment in this study was the addition of red ginger extract
of A = 0% B = 1% C = 2% and D = 3%. (wt / wt) From the total soap base. The
parameters observed were Transparency, moisture content, pH and antibacterial activity
test against Staphylococcus aureus and Escherichia Coli bacteria. The results of
transparency testing of soap showed that soap without the addition of ginger extract was
more transparent with the smallest water content of 10.1895%. The antibacterial activity
test results showed a significant difference from the inhibitory zone formed by the two
bacteria, the inhibition zone of A, B, C, D soap against S. aureus bacteria is 14mm,
16mm, 19mm, (strong) and 22mm (very strong), and against E. coli, which is 13mm,
14mm, 16mm, and 18mm (strong). While red ginger extract, 96% ethanol and distilled
water as controls are 21mm, 12mm and 0mm. This means that red ginger extract can
increase the benefits of soap as an antibacterial agent.

Keywords: Red Ginger, Staphylococcus aureus, Escherichia Coli.

1. PENDAHULUAN produksi dan lain-lain, hal ini dikarenakan


pembuatan sabun yang relatif mudah.
Seiring dengan meningkatnya jumlah Disamping itu berbagai inovasi-inovasi
penduduk yang ditunjukkan oleh angka pembuatan sabun juga dilakukan supaya
pertumbuhan penduduk yang semakin sabun terlihat menarik dan memiliki nilai
tinggi maka semakin meningkat pula jual, salah satunya adalah membuat sabun
permintaan barang untuk kebutuhan tersebut menjadi transparan.
sehari-hari (komoditi). Salah satu barang Sabun transparan memiliki pasar
yang fundamental adalah sabun. Terlihat tersendiri, busa lebih lembut, penampakan
dari data badan pusat statistik, adanya sabun yang berkilau dan terkesan mewah
aktivitas impor sabun menandakan tidak menyebabkan harganya relatif lebih
berimbangnya permintaan dan jumlah mahal. Karena penampilannya yang
barang yang tersedia didalam negeri. menarik dan memiliki daya tahan yang
Saat ini perkembangan produksi lama, tidak jarang sabun transparan
sabun didalam negeri tengah berkembang digunakan sebagai souvenir.
ditandai dengan adanya UKM, Unit

Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Pada Sabun Padat


Ricky Mierzat, Edi Mufrodi, Heriyanto Jurnal penelitian Teknik Kimia
Universitas Serang Raya : 2019

Dua komponen utama penyusun 2. METODOLOGI PENELITIAN


sabun adalah asam lemak dan alkali.
Pemilihan jenis asam lemak Alat – alat yang digunakan adalah
mempengaruhi karakteristik sabun yang Alat ekstraksi soxhlet, Timbangan
dihasilkan. Untuk menghasilkan sabun analitik, beaker glass 500 ml, Pemanas
dengan kualitas baik, diperlukan bahan dan magnetic stirrer, thermometer, oven,
baku dengan kualitas baik pula. Minyak pH meter, tabung reaksi, cawan petri,
kelapa murni (VCO) mengandung asam papper disk , autoklaf, dan inkubator.
laurat yang tinggi, kandungan asam laurat Bahan yang digunakan antara lain :
dapat menghaluskan dan melembabkan Jahe Merah, Pelarut n-heksan, minyak
kulit (Widyasanti, 2017), disamping itu, kelapa murni (VCO), Flake NaOH, Asam
kejernihan dari VCO dapat membantu stearat, etanol 96%, aquadest, Gliserin,
transparansi sabun. Bahan baku yang Gula, Trietanolamin, Media Plate count
digunakan pada penelitian ini adalah agar, Pewangi dan pewarna. Bahan
VCO dan Flake NaOH (analis). pendukung yang digunakan adalah Kertas
Penambahan ekstrak jahe merah pada saring, tissue, alumunium foil, plastic
basis sabun diharapkan dapat menambah wrap, dan cetakan sabun.
manfaat dari sabun tersebut. Jahe merah
mengandung bahan anti bakteri, Penelitian ini terdiri dari beberapa
antioksidan, antikarsinogen, anti tumor tahapan, Diagram alir tahapan penelitian
(Nakatani 1993). dapat dilihat pada gambar 1.
Kandungan senyawa yang terdapat
pada jahe merah dapat memberikan Gambar 1. Diagram alir penelitian
aktivitas antibakteri diantaranya
flavonoid, oleoresin, minyak atsiri,
Mulai
dan tannin (Fissy, 2013).
Ekstrak Jahe Merah yang
dicampurkan dalam pembuatan sabun
padat transparan dapat menjaga Persiapan Bahan Baku
kesehatan kulit yang disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus yang
Pembuatan Ekstrak Jahe Merah
merupakan kuman pathogen yang
sering menyebabkan infeksi kulit pada
manusia. Pembuatan sabun padat transparan
Berdasarkan uraian diatas, dapat
diketahui pentingnya penelitian untuk
mengetahui efek pemberian bahan Pengujian Mutu Sabun padat Transparan
aktif antibakteri ekstrak jahe merah
terhadap bakteri gram positif dan
negatif. Analisa Mutu
Perlakuan pada penelitian ini adalah :
A. Tanpa penambahan ekstrak Jahe merah
B. Penambahan ekstrak jahe merah 1 % Selesai
C. Penambahan ekstrak jahe merah 2 %
D. Penambahan ekstrak jahe merah 3 %
Ket : % = persen massa dari total basis sabun

Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Pada Sabun Padat


Ricky Mierzat, Edi Mufrodi, Heriyanto Jurnal penelitian Teknik Kimia
Universitas Serang Raya : 2019

2.1 Persiapan bahan baku dipanaskan dan diaduk hingga suhu ±


Tahapan persiapan bahan baku terdiri 65°C, kemudian dimasukkan NaOH
dari proses pencucian rimpang jahe yang telah dilarutkan dengan aquadest
merah, tahap penjemuran dibawah dinar hingga terjadi proses saponifikasi.
matahari, pengecilan ukuran dengan Kemudian asam stearat yang telah
menggunakan alat pemarut, sampai dilelehkan dimasukkan kedalam adonan.
proses penghilangan kadar air pada jahe Selanjutnya tambahkan pelarut etanol
dengan cara di oven. 96% untuk melarutkan adonan yang
Persiapan bahan baku juga meliputi mulai mengeras, setelah larut, masukkan
tahap pelarutan gula pasir, pelelehan gliserin, larutan gula, dan trietanolamin
asam stearat, dan pelarutan padatan kedalam adonan. Pemanasan dan
NaOH pada aquadest yang merupakan pengadukan dilakukan terus-menerus
bahan dalam proses pembuatan sabun sampai semua bahan larut. Jaga
padat transparan. temperatur pada ±65°C dan kecepatan
putaran stirrer ±150 Rpm. Jika terbentuk
2.2 Pembuatan ekstrak jahe merah layer pada bagian atas adonan, maka
Pembuatan ekstrak jahe merah sabun transparan siap dicetak.
dilakukan dengan metode ekstraksi
soxhletasi. Serbuk jahe merah yang telah Formulasi pembuatan sabun padat
ditimbang sebanyak 100 gr dimasukkan transparan dengan penambahan ekstrak jahe
kedalam selongsong, diikat dan merah adalah sebagai berikut :
dimasukkan kedalam ekstraktor.
Sementara pada labu alas bulat Heksana Tabel 1. Formulasi pembuatan sabun
sebagai pelarut dipanaskan pada titik padat transparan.
didihnya sehingga menguap dan
didinginkan pada kondensor sehingga Perlakuan (gr)
No. Bahan
menetes dan melarutkan komponen A B C D
minyak atsiri pada serbuk jahe merah.
1 VCO 25 25 25 25
Ekstraksi dilakukan sampai larutan pada
bagian selongsong sudah bening, artinya 2 NaOH 5,5 5,5 5,5 5,5
komponen minyak atsiri pada serbuk Asam
3 12,5 12,5 12,5 12,5
jahe merah sudah habis. Stearat
Kemudian dilakukan pemisahan Etanol
4 40 40 40 40
antara pelarut dengan ekstrak dengan 96%
cara distilasi. Minyak yang dihasilkan 5 Gliserin 27 27 27 27
kembali dihilangkan kandungan air dan Gula
6 30 30 30 30
pelarutnya dengan cara dioven pada suhu Pasir
105°C selama ± 30 menit dan disimpan 7 TEA 1 1 1 1
dalam desikator. 8 Aquadest 15 15 15 15
Ekstrak
2.3 Pembuatan sabun padat transparan 9 Jahe 0 1,56 3,12 4,68
Proses pembuatan sabun yaitu dengan Merah
metode pemanasan dan pengadukan Total
menggunakan magnetic stirrer dan 10 basis 156 158 159,1 160,7
heater. Minyak kelapa murni (VCO) dan sabun
ekstrak jahe merah sebagai variabel

Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Pada Sabun Padat


Ricky Mierzat, Edi Mufrodi, Heriyanto Jurnal penelitian Teknik Kimia
Universitas Serang Raya : 2019

2.4 Pengujian mutu sabun ditunggu selama ±24 jam. Hasil zona
Parameter yang digunakan untuk bening diantara disk cakram diukur
mengukur kualitas sabun pada penelitian diameternya sebagai zona hambat
ini adalah Transparansi, pH, Kadar air sampel terhadap bakteri.
dan uji aktivitas antibakteri terhadap
bakteri gram positif dan negatif 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan metode difusi cakram Dari hasil pengamatan dan
disk. perhitungan diperoleh hasil sebagai
Pengukuran pH dilakukan dengan berikut :
Memotong sabun padat transparan
yang sudah jadi seberat ± 0,5 gram 3.1 Uji transparansi
dan dilarutkan dalam 10 mL air. Dari gambar 2. dapat diketahui
Kemudian diukur pHnya. bahwa sabun dengan konsentrasi
Mengamati sabun secara visual ekstrak jahe 0% (tanpa penambahan
dengan meletakkan potongan sabun ekstrak jahe) memiliki transparansi
dengan ketebalan 1 cm diatas tulisan paling tinggi, selanjutnya 1%, 2%,
Pengujian kadar air dilakukan dan yang paling keruh adalah sabun
dengan cara pemanasan sampel pada dengan konsentrasi ekstrak jahe 3%
oven dengan suhu ±105°C hingga Semakin besar konsentrasi ekstrak
kadar air menguap dan kemudian jahe, semakin pekat warna
sampel disimpan dalam desikator. kekuningan sabun yang dihasilkan,
Pengujian daya hambat terhadap begitu pula dengan wangi khas jahe
bakteri dilakukan dengan metode yang semakin terasa pula. Hal ini
difusi cakram dengan menggunakan dikarenakan warna khas minyak jahe
media Nutrient Agar (NA). Pertama- merah yang memang berwarna kuning
tama dibuat terlebih dahulu media menyebabkan warna sabun
nutrient agar dengan cara melarutkan terpengaruh, Akan tetapi kita masih
20gr media kedalam 1 liter aquadest dapat melihat tulisan dengan ukuran
kemudian dipanaskan sambil diaduk. font 12 dari atas sabun, artinya sabun
Kemudian dimasukkan kedalam dengan penambahan ekstrak jahe
autoclave selama 15 menit pada suhu sampai konsentrasi 3% masih dapat
± 121°C selanjutnya media dituang dikatakan transparan.
kedalam cawan petri. Menurut Shofi (2014) Zat warna
Kemudian diambil 0,1 ml koloni dalam minyak dan lemak dibedakan
bakteri dan disebarkan pada media menjadi dua yaitu warna alamiah dan
NA. Disk cakram yang telah warna akibat oksidasi atau degradasi
dimasukkan kedalam sampel komponen kimia yang terdapat dalam
kemudian diletakkan pada media dan minyak.
disimpan kedalam Inkubator pada
suhu 35°C secara terbalik dan

Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Pada Sabun Padat


Ricky Mierzat, Edi Mufrodi, Heriyanto Jurnal penelitian Teknik Kimia
Universitas Serang Raya : 2019

0% Jahe 1% Jahe

2% Jahe 3% Jahe
Gambar 2. Produk sabun transparan yang dihasilkan

3.2 Uji Kadar Air Dari grafik tersebut terlihat adanya


Jumlah kadar air dalam sabun peningkatan kadar air pada sabun seiring
akan mempengaruhi karakteristik dengan peningkatan konsentrasi ekstrak
sabun saat disimpan. Menurut Spitz jahe namun tidak signifikan.
(1996) dalam Yunita (2009) Sabun Kadar air pada sabun tidak hanya
yang memiliki kadar air dan zat berasal dari air yang ditambahkan pada
menguap yang tinggi lebih cepat saat proses pembuatan sabun, tetapi juga
mengalami penyusutan bobot dan merupakan hasil samping dari proses
dimensi. penyabunan. Vilella dan Suranyi (1996)
Persentase kadar air dan zat dalam Yunita (2009) menyatakan bahwa
menguap pada sabun dapat dilihat asam lemak (RCOOH) yang bereaksi
pada gambar 3. dengan NaOH akan membentuk sabun
(RCOONa) dan Air (H2O)
RCOOH + NaOH → RCOONa + H2O
Asam lemak yang terkandung pada
ekstrak jahe bereaksi dengan NaOH
menghasilkan air sebagai produk samping
sehingga kadar air semakin meningkat
Menurut Hermani (2005) dalam Kartika
(2013) asam lemak yang terkandung
dalam ekstrak jahe adalah asam laurat,
palmitat, oleat, linoleat dan asam stearat.

Gambar 3. Hasil uji kadar air

Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Pada Sabun Padat


Ricky Mierzat, Edi Mufrodi, Heriyanto Jurnal penelitian Teknik Kimia
Universitas Serang Raya : 2019

3.3 Derajat keasaman (pH). 3.4 Uji Daya Hambat Bakteri


Derajat keasaman atau pH Hasil analisis pengujian zona hambat
merupakan parameter kimiawi untuk sabun padat transparan terhadap bakteri
mengetahui sabun yang dihasilkan Staphylococcus Aureus dapat dilihat pada
bersifat asam atau basa (Yunita : tabel berikut:
2009). Sabun merupakan garam alkali Tabel 2. Hasil uji daya hambat sabun
yang bersifat basa. terhadap S. Aureus
Pada hasil pengujian Derajat
Keasaman (pH) diperoleh data No. Konsentrasi Hasil Pengukuran
sebagai berikut : Ekstrak Jahe Diameter
1 0% 14 mm
2 1% 16 mm
3 2% 19 mm
4 3% 22 mm

Hasil analisis pengujian zona hambat


sabun padat transparan terhadap bakteri
Escherichia Coli dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3. Hasil uji daya hambat sabun
terdahap E. Coli

Gambar 4. Hasil pengukuran pH Hasil


Konsentrasi
Dari grafik tersebut dapat diketahui No. Pengukuran
Ekstrak Jahe
bahwa semakin tinggi konsentrasi Diameter
ekstrak jahe merah, maka semakin 1. 0% 13 mm
rendah pH dari sabun yang terbentuk, 2. 1% 14 mm
hal ini dikarenakan pH dari ekstrak
jahe yang dihasilkan dari proses 3. 2% 16 mm
ekstraksi sedikit asam (pH 4), artinya 4. 3% 18 mm
semakin banyak ekstrak jahe yang
Diameter > 20 mm: Daya hambat sangat
ditambahkan, maka kandungan
kuat (bakteri sangat rentan)
senyawa asam pada sabun akan
Diameter 10–20 mm: Daya hambat kuat
meningkat dan menyebabkan pH
(Bakteri rentan)
sabun cenderung turun.
Diameter 5–10 mm: Daya hambat
Senyawa asam yang terkandung
cukup/medium (Cukup resisten)
didalam ekstrak jahe diantaranya
Diameter < 5 mm: daya hambat kurang
senyawa turunan Fenol (Asam
(Bakteri resisten)
karbolat), seperti Gingerol dan
Shogaol dan senyawa turunan alkohol
(Davis & Stout dalam Yulianti Lestari
lainnya yang bersifat asam lemah
2016)
sehingga mempengaruhi derajat
keasaman (pH) pada sabun yang
Diameter zona hambat yang terbentuk
dihasilkan.
diakibatkan karena adanya senyawa
antibakteri dan antiseptic pada ekstrak jahe
merah, Ekstrak jahe merah yang

Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Pada Sabun Padat


Ricky Mierzat, Edi Mufrodi, Heriyanto Jurnal penelitian Teknik Kimia
Universitas Serang Raya : 2019

mengandung turunan Fenol seperti Kontrol positif dan negatif pada


Gingerol dan Shogaol dapat menghambat penelitian ini bertujuan untuk:
pertumbuhan bakteri. 1. Mengetahui aktivitas bakteri terhadap
Menurut Siswandono dan Soekardjo bahan yang digunakan dimana bahan
(2000) Turunan fenol dapat mengubah tersebut diketahui juga memiliki
permeabilitas membran sel bakteri, aktifitas antibakteri (Etanol).
sehingga dapat menimbulkan kebocoran 2. Mengetahui aktivitas antibakteri
konstituen dalam sel yang esensial dan Ekstrak jahe sendiri sebelum
mengakibatkan bakteri tersebut mengalami ditambahkan dalam formula
kematian. pembuatan sabun transparan.
3. Dapat membandingkan antara
Berdasarkan data yang didapat, keduanya.
terdapat pula zona hambat terhadap bakteri 4. Dapat menunjukkan bahwa bukan
E.coli tetapi diameternya tidak sebesar Aquadest sebagai pelarut yang
pada saat pengujian terhadap bakteri memiliki daya hambat terhadap
Staphylococcus Aureus. bakteri.
Hal ini dikarenakan bakteri yang
tergolong Gram positif (Staphylococcus
Aureus) lebih rentan terhadap antibakteri. S. Aureus S. Aureus
Hal ini sesuai dengan pendapat Pelczar
dan Chan (2005), bakteri Gram positif
cenderung lebih sensitif terhadap
komponen antibakteri. 1%
0%
Struktur dinding sel bakteri Gram
positif berlapis tunggal yang relatif lebih
sederhana sehingga memudahkan senyawa S. Aureus S. Aureus
antibakteri untuk masuk ke dalam sel dan
menemukan sasaran untuk bekerja.
Sedangkan bakteri Gram negatif lebih
resisten terhadap senyawa antibakteri 3% 2%
karena struktur dinding sel bakteri Gram
negatif terdiri dari tiga lapis dan lebih
Gambar 5. Hasil uji daya hambat
kompleks
bakteri S.Aureus
Hasil pengujian aktivitas daya hambat
control positif dan negative adalah sebagai
berikut :
Tabel 4. Kontrol positif dan negatif

No. Bahan Hasil Pengukuran


Diameter

1. Ekstrak Jahe 21 mm

2. Etanol 96% 12 mm

3. Aquadest 0 mm

Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Pada Sabun Padat


Ricky Mierzat, Edi Mufrodi, Heriyanto Jurnal penelitian Teknik Kimia
Universitas Serang Raya : 2019

Gambar 6. Hasil uji daya hambat Gambar 7. Kontrol Positif dan negatif
bakteri E. Coli.
DAFTAR PUSTAKA
4. KESIMPULAN DAN SARAN • Kikuzaki, H., and Nakatani, N.,
4.1 Kesimpulan 1993, Antioxidant Effects of Some
Dari penelitian yang telah Ginger Constituents, J.Food Sci.,
58(6), 1407.
dilakukan dapat ditarik kesimpulan • Fissy, 2013. Uji Efektivitas
sebagai berikut : Sediaan Gel Anti Jerawat Ekstrak
1. Proses pembuatan ekstrak jahe Etanol Rimpang Jahe Merah.
merah dilakukan dengan metode Skripsi, Universitas Tanjungpura
Pontianak: Tidak Diterbitkan.
ekstraksi soxhlet, yang menghasilkan • http://shofisjournal.blogspot.com/2
minyak atsiri jahe merah sebagai 014/04/sabun-transparan.html
bahan antibakteri pada pembuatan • Widiyanti, Yunita. 2009, Kajian
sabun padat. pengaruh jenis minyak terhadap
2. Proses pembuatan sabun transparan mutu sabun transparan, Institut
pertanian Bogor.
dilakukan dengan cara hot process. • Indah, Kartika, dkk. 2013. Uji
Suhu pemanasan yang digunakan Antimikroba Ekstrak Segar Jahe-
pada saat pembuatan sabun transparan Jahean Jurnal Biologi Universitas
adalah 60-70°C. Andalas (J. Bio. UA.) 2(1) – Maret
2013 : 20-24 (ISSN : 2303-2162)
3. Hasil uji anti bakteri pada sabun
• Lestari, Yulianti. dkk 2016.
yang telah dibuat menunjukkan bahwa
Aktivitas antibakteri gram positif
penambahan ekstrak jahe merah dapat
dan negatif dari ekstrak dan fraksi
memberikan nilai tambah pada sabun.
daun nipah, JKK, Tahun 2016,
Volume 5(4), halaman 1-8 ISSN
4.2 Saran
2303-1077
Adapun saran pada penelitian ini • Siswandono dan Soekardjo B.,
adalah perlu dilakukannya uji SNI pada 2000, Kimia Medisinal, Airlangga
sabun dan pada ekstrak jahe merah University Press, Surabaya. Hal: 10
– 14.
supaya dapat diketahui kualitas sabun • Pelczar, M. J., Chan, E. C. S.,
secara menyeluruh. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi.
Jakarta: Universitas Indonesia
Press.

Uji Antibakteri Ekstrak Jahe Merah Pada Sabun Padat

Anda mungkin juga menyukai