Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH METODE PENELITIAN

VARIABEL PENELITIAN

DI SUSUN OLEH :
ARIN DAYU S
MEKARTURAHMIA
MIRATUN AINI

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis variabel penelitian juga
dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti
melakukan penelitian tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga
yang menyebabkan kita lupa mengenai apa dan seperti apa variabel serta apa saja
jenis variabel dalam penelitian itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan
itulah sebabnya kita perlu mempelajari lebih dalam lagi mengenai apa itu variabel
penelitian, apa saja jenis-jenis variabel penelitian, bagaimana menentukan
variabel dalam penelitian serta bagaimana hubungan antar tiap variabel.

B. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari Variabel penelitian
2. Menjelaskan macam-macam variabel penelitian
3. Menjelaskan jenis hubungan atara variabel
4. Pengukuran variabel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Variabel penelitian
Kalau ada pertanyaan tetang apa yang diteliti maka jawabanya berkaitan
dengan variabe yang diteliti. Jadi pada dasarnya variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan ditarik kesimpulanya.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek
yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain, aytau suatu obyek
dengan obyek yang lain. Variabel juga dapat diartikan sebagai atribut dari bidang
keilmuan atau kegiatan tertentu (Suguyono, 2016: 60).
Menurut Margono (2010: 133), variabel adalah konsep yang mempunyai
variasi nilai misalnya variabel model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume
penjualan, tingkat pendidikan menejer dan sebagainya. Variasi juga dapat
diartikan sebagai pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.
Hatch dan Farhady (1981), Variable didefinisikan sebagai Atribut
seseorang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain
atau satu obyek dengan obyek yang lain. Menurut Karlinger (1973), variabel
merupakan konstrak/construkts yang dipelajari. Selanjutnya menurut Kidder
(1981), menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas dimana peneliti
mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Menurut berbagai pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa variabel
peneliatan adalah atribuat atau sifata dari suatu obyek, seseorang, nilai atau
kegitan yang mempunyai variasi, dimana variabel ini ditetapkan oleh peneliti
unutk dipelajari dan ditarik kesimpulanya.

B. Macam-macam Variabel Penelitian


Menurut Sugiyono (2012: 4-6) dan Sarwono (2006: 54-57) bahwa berdasarkan
hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain membagi macam-macam
variabel dalam penelitian menjadi :
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas merupakan variabel stimulus, prediktor, antecedent atau variabel
yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang
variabelnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan
hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Sebagai contoh, “warna”
adalah variabel bebas yang dapat dimanipulasi dan dilihat pengaruhnya terhadap
“minat beli”, misalnya apakah warna merah sepeda motor dapat menimbulkan
minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut.
2. Variabel Tergantung (Dependent Variabel)
Variabel tergantung sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria atau
konsekuen. Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon
jika dihubungkan dengan varibel bebas. Variabel tergantung adalah variabel yang
variabelnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh
variabel bebas. Pada contoh pengaruh warna terhadap minat beli sepeda motor,
maka variabel tergantungnya ialah “minat beli”. Seberapa besar pengaruh warna
merah terhadap minat beli konsumen terhadap sepeda motor tersebut. Untuk
meyakinkan pengaruh variabel bebas warna merah terhadap minat beli maka
warna merah dapat diganti dengan warna biru. Jika besaran pengaruhnya berbeda
maka manipulasi terhadap varibel bebas membuktikan adanya hubungan antara
variabel bebas warna dan minat beli konsumen.
Hubungan Antara Variabel Bebas dan Variabel Tergantung. Pada
umumnya orang melakukan penelitian dengan menggunakan lebih dan satu
varibel, yaitu variabel bebas dan variabel tergantung. Kedua varibel tersebut
kemudian dicari hubungannya.
Contoh 1
 Hipotesis penelitian: Ada hubungan antara “gaya kepemimpinan” dengan
“kinerja” pegawai
 Variabel bebas: gaya kepemimpinan
 Variabel tergantung: minat beli
Gaya kepemimpinan mempunyai hubungan dengan kinerja
pegawai, misalnya gaya kepemimpinan yang sentralistis akan
berdampak terhadap kinerja pegawai secara berbeda dengan gaya
kepemimipinan yang bersifat delegatif.
Contoh 2:
 Hipotesis penelitian: Ada hubungan antara promosi dengan
 volume penjualan
 Variabel bebas: promosi
 Variabel tergantung: volume penjualan
Promosi mempunyai hubungan dengan ada dan tidaknya peningkatan volume
penjualan di perusahaan tertentu.
3. Variabel Moderator (Moderate Variable)
Variabel moderat adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti
untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh (memperkuat dan
memperlemah) terhadap hubungan antara variabel bebas pertama dan variable
tergantung. Variabel moderat merupakan variabel yang variabelnya diukur,
dimanipulasi, atau dipiih oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut
mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung. Pada kasus
adanya hubungan antara warna sepeda motor dengan minat beli, peneliti memilih
variabel moderatnya ialah “harga”. Dengan dimasukannya variabel moderat
harga, peneliti ingin mengetahui apakah besaran hubungan kedua variabel tersebut
berubah. Jika berubah maka keberadaan variabel moderat berperan, sedang jika
tidak berubah maka variabel moderat tidak mempengaruhi hubungan kedua
variable yang diteliti.
Contoh lain:
 Hipotesis: Ada hubungan antara promosi di media televisi dengan
meningkatnya kesadaran merk handphone Samsung di kalangan konsumen
 Variabel bebas: promosi
 Variabel tergantung: kesadaran merk
 Variabel moderat: media promosi
4. Variabel Kontrol (Control Variable)
Dalam penelitian peneliti selalu berusaha menghilangkan atau menetralkan
pengaruh yang dapat menganggu hubungan antara variable bebas dan variabel
tergantung. Suatu variabel yang pengaruhnya akan dihilangkan disebut variabel
kontrol. Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang variabelnya
dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Jika tidak dikontrol
variabel tersebut akan mempengaruhi gejala yang sedang dikaji.
Contoh:
 Hipotesis: ada pengaruh kontras warna baju terhadap keputusan membeli
di kalangan wanita
 Variabel bebas: kontras warna
 Variabel tergantung: keputusan membeli
 Variabel kontrol: wanita (jenis kelamin)
Path kasus penelitian di atas vanabel kontrolnya jenis kelamin wanita. Asumsi
peneliti hanya wanita saja yang terpengaruh kontras warna baju jika mereka ingin
membelinya.
5. Variabel Perantara (Intervening Variable)
Variabel bebas, tergantung, kontrol dan moderat merupakan variabel-variabel
konkrit. Ketiga variabel, yaitu variabel bebas, control dan moderat tersebut dapat
dimanipulasi oleh peneliti dan pengaruh ketiga variabel tersebut dapat dilihat atau
diobservasi. Lain halnya dengan variabel perantara, variabel tersebut bersifat
hipotetikal artinya secara konkrit pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi secara
teoritis dapat mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan tergantung yang
sedang diteliti. Oleh karena itu, variabel perantara didefinisikan sebagai variabel
yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti tetapi
tidak dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi; pengaruhnya harus disimpulkan dan
pengaruh-pengaruh variabel bebas dan variabel moderat terhadap gejala yang
sedang diteliti.
Contoh:
 Hipotesis: Jika minat terhadap tugas meningkat, maka kinerja mengerjakan
tugas tersebut akan semakin meningkat
 Variabel bebas: minat terhadap tugas
 Variabel tergantung: kinerja dalam mengerjakan tugas
 Variabel perantara: proses belajar
Keterangan kasus di atas adalah sebagai berikut: Jika mahasiswa tertarik terhadap
tugas yang diberikan oleh dosen, maka hasilnya akan baik. Besar kecìlnya kinerja
dipengaruhi oleh minat; sekalipun demikian hasil akhir pengerjaan tugas tersebut
dipengaruhi oleh faktor mahasiswa belajar atau tidak terlebih dahulu dalam
mengerjakan tugas tersebut. Dengan minat yang tinggi dan persiapan belajar yang
baik, maka kinerjanya akan semakin besar.
Menurut Danim (2003: 140) bahwa variabel dikelompokkan
dikhususkan pada variabel kuantitatif dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Variabel Kontinu
Variabel kontinu adalah variabel yang bobot atau nilainya dapat
ditentukan dalam jarak yang spesifik dengan ukuran desimal yang tidak terbatas.
Contoh : berat bayi tatkala dilahirkan bisa ditulis 2,769 Kg atau 2,77 Kg.
2. Variabel Deskrit
Variabel deskrit adalah variabel yang bobot atau nilainya tidak dapat
ditentukan bentuk desimal karena satuannya bersifat khas. Variabel deskrit bisa
dua kategori atau lebih (dikotom) atau sau kategori (politom). Variabel deskrit
bersifat politom misalnya, jumlah siswa perkelas, jumlah sebuah kamar hotel.
Variabel deskrit bersifat dikotom misalnya, jenis kelamin, status, agama.

C. Jenis Hubungan Antara Variabel Penelian


Menurut Margono (2010: 136-), ada tiga jenis hubungan antar variabel:
a. Hubungan simetris
Variabel –variabel dikatakan mempunyai hubungan simetris apabila
variabel yang satu tidak disebabkan atau dipengaruhi oleh variabel lainnya.
Terdapat 4 kelompok hubungan simetris:
1. Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama. Contohnya :
jumlah anak lahir hidup dan tingkat kelahiran kasar adalah dua indikator dari
konsep fertilitas. Rasio lancar dan rasio tunai merupakan dua indikator dari
konsep likuiditas.
2. Kedua variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama. Contohnya :
meningkatnya permintaan akan akan hiburan/kebutuhan rekreasi dibarengi
untuk bertambahnya jumlah kendaraan bermotor. Kedua variabel merupakan
akibat dari peningkatan pendapatan.
3. Kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada
yang lainnya pun di sana. Contohnya : dimana ada majikan di sana ada buruh,
dimana ada komandan di sana ada prajurit, dan dimana ada guru di sana ada
murid.
4. Hubungan yang bersifat kebetulan semata-mata. Contohnya : seorang bayi
ditimbang lalu meninggal keesokan harinya. Kedua peristiwa itu tidak ada
kaitannya tetapi terjadi karena kebetulan semata-mata.
b. Hubungan timbal balik (reciprocal)
Hubungan timbal balik adalah hubungan dimana suatu variabel dapat
menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya. Perlu diketahui bahwa hubungan
timbal balik bukanlah hubungan, dimana tidak dapat ditentukan variabel yang
menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat. Yang dimaksudkan ialah apabila
pada suatu waktu, variabel X mempengaruhi variabel Y, pada waktu lainnya
variabel Y mempengaruhi variabel X. Misalnya penanaman modal mendatangkan
keuntungan dan pada gilirannya keuntungan akan memungkin penanaman modal.
Dengan demikian, variabel terpengaruh dapat pula menjadi variabel pengaruh
pada waktu lain.
c. Hubungan asimetris/tidak simetris
Satu variabel atau lebih mempengaruhi variabel yang lainnya. Ada enam
tipe hubungan tidak simetris, yakni:
1. Hubungan antara stimulus dan respons
Merupakan salah satu tipe hubungan kausal, misalnya pengaruh metode
mengajar tertentu terhadap prestasi belajar siswa dan sebagainya.
2. Hubungan antara disposisi dan respons
Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkan respons tertentu dalam
situasi tertentu. Berbeda dengan stimulus yang datang dari luar disponsisi
berada dalam diri sseorang misalnya ska kebiasaan, nilai, dorongan,
kemampuan, dan sebagainya. Suatu respons sering di ukur dengan mengamati
tingkah laku seseorang, misalnya perilaku, politik, dan lainnya. Ada
hubungan antara keinginan (disponsisi) dengan frekuensi mencari pekerjaan
(respons).
3. Hubunga antara ciri individu dan disposisi atau tingkah laku.
Ciri adalah sifa individu yang realtif tidak berubah dan tidak dipengaruhi
lingkungan seperti suku bangsa, jenis kelamin, pendidikan, dan lain-lain.
4. Hubungan antara prekondisi ang perlu dengan akibatertentu.
Contohnya: agar pedagang kecil dapat memperluas usahanya diperlukan
antara lain persyaratan adanya pinjaman bank yang ringan.
5. Hubungan yang imane antara dua variabel
Kedua variael terjalin satu sama lain, apabila variabel yang satu berubah
maka variabel yang lainnya ikut berubah. Misalnya hubungan antara semakin
besarnya suatu organisasi dengan semakin rumitnya peraturan yang ada.
6. Hubungan antara tujuan dan cara. Sebagai contoh misalnya hubungan antara
kerja keras dan keberhasilan, jumlah jam belajar dan nilai ujian yang
diperoleh.

1) Berbagai hubungan tidak simetris


a. Hubungan tidak simetris dua variabel
Kebanyakan penelitian sosial/ekonomi diarahkan pada hubungan tidak
simetris, yaitu hubungan antara variabel pengaruh/independent variabel dan
variabel terpengaruh/dependent variabel. Kedua variabel ini merupakan
variabel pokok. Hubungan variabel ini berupa hubungan antara dua variabel
saja (hubungan bivarit) atau antara lebih dari dua variabel, biasanya antara
satu variabel terpengaruh dan berapa variabel pengaruh (hubungan
multivariat). Dalam penelitian ilmu sosisal/ekonomi yang lain realitas adalah
hubungan multivariat. Ada beberapa cara untuk menguji hubungan antara dua
variabel di antaranya tabulasi silang, rumus kuadrat, regresi, dan korelasi.
b. Hubungan tidak simetris tiga variabel
Ada cara lain untuk memasukkan ke dalam analisis, variabel tambahan
yang mempengaruhi variabel terpengaruh dan variabel pengaruh. Pengaruh
variabel ketiga atau keempat tersebut dapat dikontrol baik melalui sistem
analisis maupun cara penentuan sampel. Dengan demikian peneliti dapat
mengamati hubungan antara dua variabel yang diteliti tanpa gangguan dari
variabel – variabel tersebut.
Peneliti dapat menetralisasi pengaruh variabel luar dengan
memasukkannya sebagai variabel kontrol atau variabel penguji ke dalam
analisis. Variabel luar yakni variabel-variabel yang berada diluar hubungan
yang hendak di teliti. Misalnya dalam penelitian hubungan antara tingkat
pemupukan (variabel pengaruh), dapat dimasukkan variabel kontrol berupa
jenis pupuk (pupuk alam, pupuk buatan), atau lokasi lahan (dataran rendah
dan dataran tinggi).
Pemilihan variabel-variabel kontrol dari sekian banyak variabel yang
mungkin mempengaruhi banyak variabel yang mungkin mempengaruhi
hubungan yang di amati, pada umumnya peneliti mendasarkan diri pada teori-
teori yang ada, akal sehat, logika, dan hasil empiris dari penelitian pihak lain.
Selain dengan memasukkan variabel ketiga ke dalam analisis, peneliti dapat
juga mengontrol pengaruh variabel luar melalui penentuan sampel.
2) Variabel penekan dan variabel pengganggu
Dalam contoh di atas, hubungan positif setelah variabel ketiga dimasukkan.
Dalam kasus lain hasilnya belum tentu demikian. Dari hasil analisis awal,
dapat saja disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara dua variabel, tetapi
ketika variabel kontrol dimasukkan, hubungan itu menjadi tampak. Dalam
kasususeperti ini, variabel kontrol di sebut variabel penekan. Masuknya
variabel ketiga dalam analis dua variabel dapat pula memberikan hasil yang
berlawanan dengan hasil analisis awal. Dalam kasus seperti ini variabel ketiga
tersebut variabel pengganggu
3) Variabel antara
Suatu variabel disebut variabel antara apabila, dengan masuknya variabel
tersebut, hubungan statistik yang semula tampak antara dua variabel
kemudian menjadi lemah atau bahkan lenyap. Hubungan yang semula tampak
antara variabel pokok bukan merupakan hubungan langsung tetapi melalui
variabel lain.
4) Variabel anteseden
Variabel antesen merupakan hasil yang lebih mendalam dari
penulusuran hubungan kausal antara variabel-variabel. Perbedaannya dengan
variabel antara ialah, bila variabel antara menyusup di antara variabel pokok,
sedangkan variabel anteseden mendaului variabel pengaruh.
Dalam kenyataannya, hubungan antara dua variabel sebenarnya
merupakan penggalanan dari sebuah jalinan sebab akibat yang cukup
panjang. Setiap usaha untuk menelusuri jalinan yang lebih panjang, seperti
halnya dengan variabel anteseden tersebut akan memperkaya pengertian kita
tentang fenomena yang sedang diteliti.

D. Pengukuran Variabel
Pengukuran Variabel Penelitian dapat dikelompokkan menjadi 4 Skala
Pengukuran, yaitu :
1. Skala Nominal
Skala Nominal Adalah Suatu himpunan yang terdiri dari anggota-anggota
yang mempunyai kesamaan tiap anggotanya, dan memiliki perbedaan dari
anggota himpunan yang lain. Misalnya :
 Jenis Kelamin : dibedakan antara laki – laki dan perempuan
 Pekerjaan : dapat dibedakan petani, pegawai, pedagang
 Golongan Darah : dibedakan atas Gol. 0, A, B, AB
 Ras : dapat dibedakan atas Mongoloid, Kaukasoid, Negroid.
 Suku Bangsa : dpt dibedakan dalam suku Jawa, Sunda, Batak dsb.
Skala Nominal, variasinya tidak menunjukkan Perurutan atau Kesinambungan,
tiap variasi berdiri sendiri secara terpisah. Dalam Skala Nominal tidak dapat
dipastikan apakah kategori satu mempunyai derajat yang lebih tinggi atau lebih
rendah dari kategori yang lain ataukah kategori itu lebih baik atau lebih buruk dari
kategori yang lain.
2. Skala Ordinal
Skala Ordinal adalah Skala Data Kontinum yang batas satu variasi nilai ke
variasi nilai yang lain tidak jelas, sehingga yang dapat dibandingkan hanyalah
nilai tersebut lebih tinggi, sama atau lebih rendah daripada nilai yang lain.
Contoh:
 Tingkat Pendidikan : dikategorikan SD, SMP, SMA, PT
 Pendapatan : Tinggi, Sedang, Rendah
 Tingkat Keganasan Kanker : dikategorikan dalam Stadium I, II, dan III. Hal
ini dapat dikatakan bahwa : Stadium II lebih berat daripada Stadium I dan
Stadium III lebih berat daripada Stadium II. Tetapi kita tidak bisa
menentukan secara pasti besarnya perbedaan keparahan itu.
 Sikap (yang diukur dengan Skala Linkert) : Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju.

3. Skala Interval
Skala Interval Adalah Skala Data Kontinum yang batas variasi nilai satu
dengan yang lain jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan.
Dikatakan Skala Interval bila jarak atau perbedaan antara nilai pengamatan satu
dengan nilai pengamatan lainnya dapat diketahui secara pasti. Nilai variasi pada
Skala Interval juga dapat dibandingkan seperti halnya pada skala ordinal (Lebih
Besar, Sama, Lebih Kecil); tetapi Nilai Mutlaknya tidak dapat dibandingkan
secara matematis, oleh karena itu batas-batas variasi nilai pada skala interval
bersifat arbitter (angka nol-nya tidakAbsolut).

4. Skala Ratio (Skala Perbandingan)


Skala Ratio Adalah Skala yang disamping batas intervalnya jelas, juga
variasi nilainya memunyai batas yang tegas dan mutlak. Misalnya :
 Tinggi Badan : sebagai Skala Ratio, tinggi badan 180 Cm dapat dikatakan
mempunyai selisih 60 Cm terhadap tinggi badan 120 Cm, hal ini JUGA dapat
dikatakan Bahwa : tinggi badan 180 adalah 1½ kali dari tinggi badan 120 Cm.
 Denyut Nadi : Nilai 0 dalam denyut nadi dapat dikatakan Tidak Ada Sama
Sekali denyut nadinya.
DAFTAR PUSTAKA

Danim, Sudarwan. 2003. Riset Keperawatan : Sejarah Dan Metodologi.


Jakarta: EGC.

Margono, S. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Pt Cikana

Saworno, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.

Anda mungkin juga menyukai