1 Pedoman Pelayanan Ranap Umi
1 Pedoman Pelayanan Ranap Umi
.
-1-
E
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH
T
D
SAKIT IBU DAN ANAK
TANJUNGSARI BLITAR
NOMOR :
u
074/RSIAT/PER/DIR/I/2019
TENTANG
*M
RAWAT INAP
BAB I
PENDAHULUAN
u
A
A. Latar Belakang
a
perkembangan ekonomi masyarakat. Hal ini tercermin pada
perubahan fungsi klasik rumah sakit yang pada awalnya hanya
n
pasien melalui rawat inap dan rawat jalan bergeser ke pelayanan
yang lebih komprehensif. Rumah sakit adalah suatu lembaga
pelayanan kesehatan dan sekaligus sebagai suatu unit usaha
4
E
baik dari segi kuantitas maupun kualitas dan dilihat dari
berbagai macam bentuk rumah sakit kecil maupun besar yang
ada di seluruh penjuru tanah air. Pelayanan rawat inap
merupakan salah satu unit kerja di rumah sakit yang melayani
N
pasien 24 jam, termasuk seluruh prosedur diagnostik dan
teraupetik. Permenkes Nomor 749 a tahun 1989 menyebutkan
u
bahwa setiap sarana pelayanan kesehatan wajib
menyelenggarakan rekam medis. Rekam Medis (RM) adalah
#
-2-
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Ruang Lingkup
3. Perawatan Gynecology
-3-
4. Perawatan anak
D. Batasan Operasional
E. Landasan Hukum
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
JUMLAH SDM
No. Nama Jabatan Keteranga
STANDAR JUMLAH n
SAAT INI
1. Dokter Spesialis 1
kandungan
-5-
( Sp.OG)
2. Dokter Spesialis 1
Anak
3. Dokter Umum 3
4. Bidan 13
5. Perawat 10
C. Pengaturan Jaga
15.00–23.00
23.00–07.00
2 sift 07.00-19.00
19.00-07.00
Kepala Ruang Rawat 1 shift 07.00-14.00
Inap
Perawat dan Bidan 3 shift 06.30–14.00
Pelaksana
13.30–21.00
21.00–07.00
Ket: Untuk jadwal dokter umum ada 2 jadwal. Untuk jam jaga 12
jam diberlakukan saat ada dokter jaga yang libur.
-6-
BAB III
STANDAR FASILITAS
Bangunan rawat inap kelas I,II, III, VIP (A, B), Rumah Sakit Ibu
dan Anak Tanjungsari terdiri dari ruang nurse station, ruang
-7-
rawat inap kelas I ada 1 kamar, kelas 2 ada 1 kamar, kelas III
ada 2 kamar, ruang VIP ada 5 kamar.
A. DENAH RUANGAN
U VIP A5 VIP A6
KELAS 1 VIP A1 R.
SAPHIRE INSEMIN
( 2 BED) ASI
KELAS 3
EMERALD TIMUR
( 9 BED)
B. STANDART FASILITAS
1. Suction Ada
2. Stetoskop Ada
3. Tensi Meter Ada
4. Termometer Ada
5. Pen Light /Senter Ada
6. Nebulizer Ada
7. Standar Infus Ada
8. Ambu Bag Ada
9 Tourniquet Ada
10. Tongue Spatel Ada
11. Tabung O2 Ada
12. 02 sentral Ada
13 Tromol Ada
14 Troli Ada
15 Gunting Ada
16. Linen Ada
17. Tempat Tidur Pasien Ada
18. Pispot Ada
19. Baskom Mandi Ada
20. Kursi Roda Ada
Kipas angin
Kamar mandi/Toilet
5. Ruang III Tempat tidur pasien Ada 2 kamar
Lemari rawat inap
Kursi penunggu (masing-masing 8
pasien bed pasien)
Kipas angin
Kamar mandi/Toilet
-11-
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
1.Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah suatu sistem
dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih
aman. Sistem tersebut meliputi asesmen risiko,
identifikasi, dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden, dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan
tindakan yang seharusnya dilakukan.
2. Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses
pengobatan yang masih berada dalam pengawasan dan
tanggung jawab profesi kesehatan, pasien, atau
konsumen, dan seharusnya dapat dicegah.
3. Manajemen risiko adalah suatu metode yang
sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisis,
mengendalikan, memantau, mengevaluasi, dan
mengkomunikasikan risiko yang ada pada suatu kegiatan.
4. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) adalah setiap adalah
setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan
atau berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera,
cacat, kematian dan lain-lain) yang tidak seharusnya
terjadi.
5. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah suatu kejadian
yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada
pasien karena suatu tindakan commission atau karena
tidak bertindak omission, bukan karena underlying disease
-16-
penyakit
Setiap kasus yg
memperpanjang perawatan
4 Mayor Cedera luas/berat, misal :
cacat, lumpuh
Kehilangan fungsi
motorik/sensorik/psikologis,
atau intelektual (ireversibel),
tidak berhubungan dengan
penyakit
5 Katatropik Kematian yang tidak
berhubungan dengan
perjalanan penyakit
Skor Risiko:
Keterangan:
Warna bands : hasil pertemuan antara nilai dampak
yang diurut kebawah dan nilai
probabilitas yang diurut ke samping
kanan
Contoh : Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal
kejadian seperti ini di rumah sakit x terjadi pada 2 tahun
yang lalu
Nilai dampak : 5 (kata stropik) karena pasien
meninggal
Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah
terjadi 2 tahun
Lalu skoring risiko : 5 x 3 = 15 → warna bands : merah
(ekstrim)
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang
-22-
B. Tujuan
1. Terlaksananya kesehatan dan keselamatan kerja di
IFRS agar tercapai pelayanan kefarmasian dan
produktivitas kerja yang optimal.
2. Memberikan perlindungan kepada pekerja farmasi,
pasien, dan pengunjung.
3. Mencegah kecelakaan kerja, paparan bahan berbahaya,
kebakaran, dan pencemaran lingkungan.
4. Mengamankan peralatan kerja, bahan baku, dan hasil
produksi.
5. Menciptakan cara bekerja yang baik dan benar.
C. Konsultasi medis
1. Dokter umum menghubungi dokter DPJP pada pasien ibu
hamil dan anak;
2. Perawat/bidan ruang rawat inap menghubungi dokter
spesialis yang menjadi konsulan;
3. Perawat/bidan melaksanakan asuhan sesuai dengan
advise dari dokter.
-23-
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. PRINSIP
-24-
B. DEFINISI INDIKATOR
Indikator merupakan suatu variabel yang digunakan untuk
bisa melihat perubahan. Indikator yang baik adalah yang
sensitif tapi juga spesifik.
C. KRITERIA
Spesifikasi dari indikator.
D. STANDAR
Tingkat performance atau keadaan yang dapat diterima oleh
seseorang yang berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh
mereka yang bertanggung jawab untuk mempertahankan
tingkat performance atau kondisi tersebut. Suatu norma atau
persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat
baik. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur
kuantitas, berat, nilai, atau mutu. Dalam melaksanakan
upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus
memperhatikan prinsip dasar sebagai berikut:
Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
a.Keprofesian;
b.Efisiensi;
c.Keamanan dan kepuasan pasien;
d.Sarana dan lingkungan fisik.
2.Indikator yang dipilih:
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output dari
pada input dan proses;
-25-
BAB IX
PENUTUP
-26-