Anda di halaman 1dari 8

Discharge Planning

APRIL 12, 2013RARATRIA MANAJEMEN KEPERAWATAN LEAVE A


COMMENT
BAB 1
PENDAHULUAN

Nitai Pada Kamala (Photo credit: Nanda Sunu)


1.1 Latar Belakang
Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri dari fase-
fase

yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang


berkesinambungan. (Raden dan Tafft, 1990). Perencanaan pasien pulang
bertujuan untuk memandirikan pasien di rumah sehingga pelaksanaan dan
pendokumentasian perencanaan pulang diperlukan komunikasi yang efektif dan
tepat yang diharapkan tercapainya tujuan.
Pelaksanaan discharge planning di ruang Mina sudah berjalan sejak tahun 2009
setelah rumah sakit terakreditasi dan terus berjalan sampai sekarang yang
dilakukan oleh perawat ruangan, kartu discharge planning juga sudah tersedia
dan merupakan bagian dari data rekam medis. Namun pelaksanaan discharge
planning belum sesuai standard karena keterbatasan tenaga kesehatan.

Discharge planning yang berjalan belum optimal dapat mengakibatkan


kegagalan dalam program perencanaan perawatan pasien di rumah yang akan
berpengaruh terhadap tingkat ketergantungan pasien, dan tingkat keparahan
pasien saat di rumah.
Dengan adanya mahasiswa praktik manajemen keperawatan diharapkan
pelaksanaan discharge planning di ruang Mina RSU ‘Aisyiyah Ponorogo dapat
dilakukan lebih baik lagi, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara
maksimal.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktek manajemen keperawatan diharapkan mahasiswa
dan perawat di ruang Mina RSU ‘Aisyiyah Ponorogo mampu menerapkan
discharge planning dengan baik dan benar.

2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi kebutuhan pasien untuk discharge planning.
2. Mengidentifikasi masalah pasien dalam discharge planning
3. Memprioritaskan masalah untuk discharge planning
4. Membuat jadwal pelaksanaan untuk pasien discharge planning.
5. Melaksanakan discharge planning
6. Membuat evaluasi pada pasien selama pelaksanaan discharge planning
7. Pendokumentasian discharge planning
1.3 Manfaat
1. Bagi Pasien
a. Meningkatkan kemandirian pasien dalam melakukan perawatan di rumah.
b. Meningkatkan kemampuan pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di
rumah.
c. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dalam memperbaiki dan
mempertahankan status kesehatan klien.
2. Bagi Perawat
a. Terjadinya pertukaran informasi antara mahasiswa sebagai perawat dengan
pasien sebagai penerima pelayanan.
b. Mengevaluasi pengaruh intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien.
c. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan di
rumah.
d. Meningkatkan kualitas perawatan secara berkelanjutan pada pasien saat di
rumah.

BAB 2
MATERI DISCHARGE PLANNING
2.1 Pengertian
Discharge planning merupakan suatu proses terintegrasi yang terdiri dari fase-
fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan. (Raden dan Tafft, 1990).

2.2 Tujuan
Menurut Jipp dan Sirass (1998) discharge planning bertujuan untuk :
1. Menyiapkan klien secara fisik, psikologis dan sosial.
2. Meningkatkan kemandirian klien saat perawatan di rumah.
3. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada klien.
4. Membantu rujukan pada klien pada sistem pelayanan yang lain.
5. Membantu klien dan keluarga agar memiliki pengetahuan, sikap dan
ketrampilan dalam mempertahankan status kesehatan klien.

2.3 Jenis pemulangan pasien


1. Conditional discharge (pemulangan sementara)
Jika klien pulang dalam keadaan baik dan tidak ada komplikasi, klien pulang
untuk sementara di rumah dan masih dalam proses perawatan dan harus ada
pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya)
Jika klien sudah selesai masa perawatan dan dinyatakan sembuh dari sakitnya.
Jika klien perlu perawatan kembali, maka prosedur perawatan dapat dilakukan
kembali.
3. Judocal discharge (pulang paksa)
Jika kondisi klien masih perlu perawatan dan belum memungkinkan untuk
pulang, tetapi klien harus dipantau dengan melakukan kerjasama dengan tim
home care rs atau puskesmas terdekat.

2.4 Komponen perencanaan pulang


1. Perawatan di rumah
2. Pemberian pembelajaran dan pendidikan kesehatan mengenai : diet, waktu
kontrol, tempat control.
3. Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara
pemberian, dan waktu yang tepat untuk minum obat.
4. Obat-obatan yang dihentikan. Walaupun obat-obatan klien sudah tidak
diminum lagi, namun tetap dibawa oleh klien serta ditentukan siapa yang akan
menyimpan obat tersebut.
5. Hasil pemeriksaan
6. Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dibawakan kepada klien waktu pulang.
7. Surat-surat seperti surat keterangan sakit.

2.5 Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang


Tindakan perawatan yang diberikan pada perencanaan pulang yaitu meliputi:
1. Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) kesehatan yang diharapkan dapat
mengurangi angka kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan pasien serta
keluarga.
2. Program pulang bertahap.
3. Melatih pasien kembali ke lingkungan dan masyarakat antara lain yang
dilakukan pasien di rumah sakit, dan tugas keluarga.
4. Rujukan.
5. Integrasi pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara
perawatan komunitas dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui
perkembangan pasien di rumah.

2.6 Alur discharge Planning

2.7 Peran perawat dalam discharge planning


Kepala ruangan
1. Membuka acara discharge planning kepada pasien
2. Menyetujui dan menandatangani format discharge planning
Ketua Tim
1. Membuat rencana discharge planning
2. Membuat leaflet dan kartu discharge planning
3. Memberikan konseling
4. Memberikan pendidikan kesehatan
5. Menyediakan format discharge planning
6. Mendokumentasikan discharge planning
7. Melakukan agenda discharge planning (pada awal perawatan sampai akhir
perawatan)
Perawat Pelaksana
Ikut membantu dalam melaksanakan discharge planning yang sudah
direncanakan oleh Ketua Tim.

BAB 3
KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Topik : Discharge planning perawatan klien dengan diagnosa medis Hipertensi
Hari/tanggal : Kamis, 16 April 2012
Waktu : 10.00
Tempat : Ruang Mina
Pelaksana : Karu, KaTim, Pa
Sasaran : Klien dan keluarga klien

3.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Maria Detry, S.Kep
Ketua Tim : Ratna Triana Sari S.Kep
Perawat Pelaksana / Pa : Ragil Yuliana S.Kep

3.3 Metode
Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah diskusi dan tanya
jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu diberikan dalam
perencanaan pulang, meliputi:
A. Komponen perencanaan pulang
a. Perawatan di rumah
Pemberian pendidikan kesehatan mengenai : Diet, waktu kontrol, tempat
kontrol
b. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya
Penjelasan mengenai obat-obatan yang masih diminum, dosis, cara pemberian,
dan waktu yang tepat untuk minum obat.
c. Obat-obatan yang dihentikan
Walaupun obat-obatan klien sudah tidak diminum lagi, namun tetap dibawa
oleh klien serta ditentukan siapa yang akan menyimpan obat tersebut.
d. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dibawakan kepada klien waktu pulang.
e. Surat-surat seperti surat keterangan sakit.
B. Tindakan keperawatan pada waktu perencanaan pulang
a. Pendidikan (edukasi, reedukasi, reorientasi) kesehatan yang diharapkan dapat
mengurangi angka kekambuhan dan meningkatkan pengetahuan klien serta
keluarga.
b. Program pulang bertahap.
Melatih klien kembali ke lingkungan dan masyarakat antara lain yang dilakukan
klien di rumah sakit, dan tugas keluarga.
c. Rujukan.
d. Integrasi pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara
perawatan komunitas dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui
perkembangan klien di rumah.

3.4 Instrumen
1. Status klien
2. Lembar discharge planning (terlampir)
3. Leaflet (terlampir)
4. Obat-obatan, hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang.

3.5 Mekanisme kegiatan


Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Karu mengucapkan salam kemudian menanyakan bagaimana
persiapan Ketua Tim untuk pelaksanaan discharge planning
2. Ketua Tim sudah siap dengan status klien dan format discharge planning
3. Menyebutkan masalah-masalah klien.
4. Menyebutkan hal-hal yang perlu diajarkan pada klien dan keluarga.
5. Karu memeriksa kelengkapan discharge planning. 10 menit

R.Karu Karu

Ketua Tim
Ketua Tim
Ketua Tim

Karu
Pelaksanaan 1. Karu membuka acara discharge planning.
2. Ketua Tim dibantu Pa menyampaikan pendidikan kesehatan, dan
menjelaskan tentang :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Tanda dan gejala
d. Pencegahan dan penatalaksanaan
e. Menjelaskan aturan pengobatan, dan rencana kontrol setelah pulang dari
rumah sakit saat ada keluhan atau sesuai jadwal kontrol.
f. Cara minum obat, perawatan di rumah
3. Ketua Tim menanyakan kembali kepada klien dan keluarga tentang materi
yang telah disampaikan.
4. Ketua Tim mengucapkan terima kasih.
5. Pendokumentasian.
6. Timbal balik antara Karu, Ketua Tim, Pa dengan keluarga klien. 30 menit
Bed pasien Karu

Ketua Tim & Pa

Penutup Karu memberikan pujian dan masukan atau saran kepada Ketua Tim
dan Pa 2 menit R.Karu Karu

3.6 Evaluasi
1. Stuktur
a. Persiapan dilakukan saat klien masuk Ruang Mina
b. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik.
c. Menyusun proposal
d. Menetapkan kasus.
e. Pengorganisasian peran.
f. Penyusunan leaflet, kartu discharge planning dan lembar discharge planning.
g. Persiapan obat, hasil-hasil lab, dan pemeriksaan penunjang.
h. Kontrak waktu dengan keluarga dan pasien
2. Proses
a. Kelancaran kegiatan.
b. Peran serta perawat yang bertugas.
c. Klien dan keluarga berperan aktif dalam diskusi
3. Hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh klien dan keluarga. Klien dapat
menyebutkan kembali tentang :
a. Definisi
b. Etiologi
c. Tanda dan gejala
d. Pencegahan dan penatalaksanaan
e. Menjelaskan manfaat aturan pengobatan, minum obat dan rencana kontrol
setelah pulang dari rumah sakit saat ada keluhan atau sesuai jadwal kontrol.
f. Cara minum obat, perawatan di rumah, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik


Keperawatan Profesional. Salemba Medika. Jakarta
Brunner and Suddart 2003. Buku ajar Keperawatan Medikal bedah. EGC.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai