Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
TAHUN 2019
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Metode Harga Pokok Proses-Produk Diolah Melalui Lebih Dari Satu
Departemen Produksi.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Perhitungan biaya produksi per kilogram produk yang diproduksi oleh
departemen A dalam bulan januari 20XI dilakukan dengan membagi tiap unsur biaya
produksi (biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik) yang dikeluarkan oleh departemen A.
Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya Produksi per kg
(1) (2) (3) (2) : (3)
Bahan baku Rp. 70.000 35.000 Rp. 2
Tenaga Kerja 155.000 31.000 5
Overhead Pabrik 248.000 31.000 8
Total Rp. 473.000 Rp. 15
Dari tabel tersebut diketahui bahwa setelah biaya produksi per satuan dihitung,
harga pokok produk selesai yang ditransfer oleh departemen A ke departemen B dan
harga pokok persediaan produk dalam proses di departemen A pada akhir bulan januari
20XI dapat dihitung sebagai berikut :
23.000
Catatan :
3
BOP = Biaya Overhead Pabrik
PT Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen A
Bulan Januari
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 35.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 30.000 kg
Produk dalam proses akhir 5.000
Jumlah produk yang dihasilkan 35.000 kg
4
B. Jurnal Pencatatan Biaya Produksi Departemen A:
a. Jurnal untuk mencatat biaya bahan baku
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Dep. A Rp.70.000
Persd. Bahan Baku Rp. 70.000
b. Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Dep. A Rp.155.000
Gaji dan Upah Rp.155.000
c. Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang Dalam Proses-Biaya Ov. Pabrik Dep. A Rp. 248.000
Berbagai Rekening yang Dikredit Rp. 248.000
d. Jurnal yang mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer oleh departemen
A ke departemen B
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Dep. B Rp. 450.000
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Dep. A Rp. 60.000*
Barang Dalam Proses-Biaya Tng. Kerja Dep. A 150.000**
Barang Dalam Proses-Biaya Ov. Pabrik Dep. A 240.000***
Ket
* 30.000 kg x Rp2
** 30.000 kg x Rp5
*** 30.000 kg x Rp8
e. Jurnal yang mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum
selesai diolah dalam Dep. A pada akhir januari 20XI
Persediaan Produk Dalam Proses Dep. A Rp. 23.000
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku Dep. A Rp. 10.000
Barang Dalam Proses-Biaya Tng. Kerja Dep. A 5.000
Barang Dalam Proses-Biaya Ov. Pabrik Dep. A 8.000
5
Untuk mengolah produk yang diterima oleh departemen B mengeluarkan biaya
tenaga kerja dan biaya overhead pabrik dalam bulan januari 20XI berturut-turut
sebesar Rp. 270.000 dan Rp. 405.000. Dari 30.000 kg produk yang diolah
departemen B tersebut dapat dihasilkan produk jadi yang ditransfer ke gudang
sebanyak 24.000 kg dan persediaan produk dalam proses pada akhir bulan sebanyak
6.000 kg denga tingkat penyelesaian 50% untuk biaya konversi.
Diperlukan perhitungan biaya per satuan yang ditambahkan oleh departemen B
untuk menghitung harga pokok produk jadi Departemen B yang ditransfer ke gudanf
dan harga pokok persediaan dalam proses di departemen B pada akhir bulan januari
20XI. Kemudian hasil perhitungan ini dikalikandengan kuantitas produk selesai yang
ditransfer oleh departemen B ke gudang.
Untuk mengitung harga pokok persediaan produk dalam proses di departemen
B pada akhir periode, harga pokok yang produk yang berasal dari departemen A
harus ditambah dengan biaya produksi per satuan yang ditambahkan departemen B
dikalikan dengan kuantitas persediaan produk dalam proses tersebut, dengan
memperhitungkan tingkat penyelesaiannya.
Untuk menghitung biaya produksi per satuan yang ditambahkan oleh
departemen B, perlu dihitung unit ekuivalensi tiap unsur biaya produksi yang
ditambahkan oleh departemen B dalam januari 20X1, dengan perhitungan sebagai
berikut :
Biaya konversi, yang terdiri dari biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik,
yang ditambahkan oleh Departemen B dalam bulan Januari 20X1 untuk memproses
30.000 kg produk yang diterima dari Departemen A sebesar Rp155.000 tersebut,
dapat menghasilkan 24.000 kg produk jadi dan 6.000 kg persediaan produk dalam
proses yang tingkat penyelesaian biaya konversinya sebesar 50%. Hal ini berarti
bahwa biaya konversi tersebut telah digunakan untuk menyelesaikan produk selesai
sebanyak 24.000 kg dan 3.000 kg (6.000 x 50%) persediaan produk dalam proses.
Dengan demikian unit ekuivalensi biaya konversi adalah 27.000 kg, yang dihitung
sebagai berikut: 24.000 + (50% x 6.000)= 27.000 kg.
Perhitungan biaya produksi per kilogram yang ditambahkan oleh Departemen
B dalam bulan Januari 20X1 dilakukan dengan membagi tiap unsur biaya produksi
6
(biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik) yang dikeluarkan oleh Departemen B
adalah sebagai berikut :
Perhitungan Biaya Produksi Persatuan yang Ditambahkan Dalam Departemen B
Setelah biaya produksi per kilogram yang ditambahkan oleh Departemen B dihitung,
harga pokk produk selesai yang ditrasfer oleh departemen B ke gudang dan harga pokk
persediaan produk dalam proses departemen B pada akhir bulan Januari 20X1 dapat
dihitung dalam gambar berikut :
Perhitungan harga pokok produk jadi dan persediaan produk dalam proses dep B
7
Jumlah biaya produksi kumulatif Dep. B bulan januari Rp 1.125.000
20X1
Perhitungan tersebut diatas kemudaian disajikan didalam laporan biiaya produksi
departemen B pada berikut :
PT Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Departemen B
Bulan Januari 20X1
Data Produksi
Diterima dari Departemen A 30.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 24.000 kg
Produk dalam proses akhir 6.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 30.000 kg
Biaya Kumulatif yang Dibebankan Departemen B dalam bulan Januari 20X
Total Per Kg
Harga pokok dari Dep. A (30.000 kg) Rp. 450.000 Rp. 15
Biaya yang Ditambahkan Dep.B
Biaya tenaga kerja Rp. 270.000 Rp. 10
Biaya overhead pabrik Rp. 405.000 Rp. 15
Jumlah biaya yang ditambahkan Dep.B Rp. 675.000 Rp.25
Total biaya kumulatif di Dep. B Rp. 1.125.000 Rp. 40
Perhitungan Biaya
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke Rp. 960.000
gudang 24.000 kg @40
Harga pokok persediaan produk dalam
proses akhir:
Harga pokok dari Dep. A Rp 15 x 6000 Rp. 90.000
Biaya yang ditambahkan Dep.B :
Biaya Tenaga Kerja Rp. 30.000
Biaya Overhead Pabrik Rp. 45.000
Rp. 165.000
8
Jumlah biaya produksi kumulatif yang dibebankan Dep.B bulan Rp. 1.125.000
Januari 20X1
9
5. Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses yang belum
selesai diolah dalam Dep. B pada akhir bulan januari 20X1
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan metode harga pokok proses-produk diolah melalui lebih dari satu
departemen produksi, perhitungan biaya persatuan produk yang dihasilkan oleh
Departemen kedua adakah merupakan perhitungan yang bersifat komulatif. Karena
produk yang dihasilkan oleh departemen kedua merupakan produk jadi dari yang
pertama. Akibatnya produk jadi didepartemen pertama membawa biaya produksi
dari departemen pertama. Sehingga Harga pokok produk yang dihasilkan oleh
Departemen kedua terdiri dari Biaya produksi Produk jadi yang dibawa dari
departemen pertama ditambah dan biaya produksi yang ditambahkan dalam
departemen kedua.
11
DAFTAR PUSTAKA
12