Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS

Artikel 1 “Astra evaluasi dampak PPh impor terhadap operasional”


 Summary

Pemerintah telah menerbitkan aturan pajak penghasilan (PPh) pasal 22 terhadap 1.147 barang impor untuk
mengurangi tekanan dollar AS atas rupiah.Kebijakan tersebut turut berpengaruh terhadap kinerja PT Astra
International Tbk (ASII). Head of Investor Relations ASII Tira Ardianti saat dihubungi kontan.co.id menerangkan
bahwa masih ada porsi yang diimpor secara tak langsung dari luar. Ia bilang secara tidak langsung akan ada
dampak di situ karena dari kandungan lokal yang diperoleh dari pemasok lokal tersebut tetap ada unsur impor
pada produk mereka, sehingga jika pelemahan rupiah berlanjut, mereka pun harus menyesuaikan harga bagi
bahan baku otomotif tersebut . Namun, sebenarnya sejumlah produk pabrikan otomotif Astra di Indonesia
sudah memiliki kandungan lokal yang tinggi sudah sekitar 90% . Walaupun demikian, pihak Astra tetap harus
menyiapkan strategi untuk menghadapi dampak kenaikan tarif PPh impor. Mengenai hal ini, Tira bilang pihaknya
masih melakukan evaluasi. Lalu terkait prospek kinerja di akhir tahun ini, ia juga belum bisa memberikan
penjelasan secara rinci soal target pendapatan dan laba bersih.

Sekadar info, ASII mencatatkan kinerja cukup baik di sepanjang semester I 2018. Pada periode tersebut, ASII
berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 112,5 triliun. Pendapatan tersebut naik 15% dibandingkan
dengan pendapatan perusahaan di sepanjang semester I-2017 yakni sebesar Rp 98,03 triliun. Sementara itu, laba
bersih perusahaan ini di sepanjang semester I-2018 mencapai Rp 10,38 triliun. Laba ini naik 11% dibandingkan
periode sama tahun lalu yang senilai Rp 9,34 triliun.

 Dampak ekonomi dari kenaikan tarif Pph impor terhadap perusahaan

1. Harga output = harga output dari PT Astra International Tbk (ASII) akan meningkat diakibatkan
oleh biaya produksi yang juga meningkat
2. Biaya produksi = Biaya produksi pada PT Astra International Tbk (ASII) akan meningkat juga akibat
terjadi peningkatan Pph impor.
3. Jumlah output = Jumlah output PT Astra International Tbk (ASII) ini bisa menurun juga bisa
meningkat. Jika dilihat berdasarkan kurva supply dengan harga output yang meningkat maka
jumlah outputnya akan meningkat. Akan tetapi jika dilihat berdasarkan kurva demand dengan
harga output yang meningkat maka jumlah output akan menurun.
4. Penerimaan Perusahaan = Terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi pada penerimaan
perusahaan. Penerimaan perusahaan akan meningkat apabila terdapat perubahan pada produk.
Penerimaan perusahaan akan menurun apabila perusahaan tidak membuat perubahan yang
berkaitan dengan produk.

 Solusi agar perusahaan beroperasi secara efisien.

1. ASII melakukan perubahan produksi seperti bertambahnya fitur-fitur pada mobil


2. ASII membuat produk baru yang lebih modern
3. ASII menurunkan harga produk edisi lama

 Kesimpulan

Ketika ada kenaikan Pph impor maka akan berdampak terhadap operasional ASII. Dampak tersebut terjadi pada harga
output yang akan meningkat, jumlah output yang akan meningkat berdasarkan kurva supply, biaya produksi yang akan
meningkat, dan penerimaan perusahaan yang akan meningkat apabila terjadi suatu perubahan produk. Kemudian ada
beberapa solusi dalam mengatasi dampak tersebut diantaranya ASII menambah fitur baru pada produk, membuat
inovasi yang tidak kalah saing, dan menurunkan harga produk edisi lama.
ANALISIS
Artikel 2 “Dampak Impor Daging Sapi, Peternak Rakyat Terancam Gulung Tikar”

 Summary

Peternak sapi menyebut iklim peternakan di Indonesia semakin tak kondusif, terutama sepanjang
2017. Satu faktor utamanya adalah kebijakan Kementerian Pertanian dan Kementerian
Perdagangan membuka lebar-lebar keran impor daging sapi murah dari India.

Daging India bisa dijual di bawah Rp 80.000 per kilogram di pasar. Akibatnya, daging sapi lokal tak
sanggup bersaing di kisaran harga tersebut. “Impor daging sangat memukul peternak rakyat,” kata
Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia, Teguh Boediyana. harga daging lokal bisa
mencapai Rp 100.000 hingga Rp 110.000 per kilogram–jauh lebih mahal jika dibandingkan harga
daging impor asal India. “Biaya produksi daging per kilogram peternak rakyat memang besar,”
keluh Teguh. “Belum lagi kami tak mendapatkan insentif dari Pemerintah.”. Seorang peternak,
Teguh bilang, selama ini tak memperoleh sokongan Pemerintah. Padahal, mereka telah meminta
sejumlah insentif seperti bunga pinjaman bank di bawah lima persen, masa pinjaman lebih
panjang hingga 18 bulan, pembebasan bea masuk sapi indukan, dan fasilitas kemitraan. Menurut
Teguh, insentif tersebut sangat diperlukan peternak untuk bisa meningkatkan produktivitas.

Sementara itu, menurut Iskandar, jika masih ingin mencapai swasembada, Pemerintah harus
memiliki energi dan kesabaran lebih dalam memberdayakan peternak. “Tapi,
Pemerintah kan maunya cepat, sehingga impor yang dipilih, padahal bernegara itu berproduksi
bukan sekedar mengonsumsi.”Teguh mewanti-wanti Pemerintah. Dia bilang, jika kondisi ini
dibiarkan, maka semangat beternak di desa-desa bakal hilang. Kalau anak-anak peternak saat
ini enggak mau meneruskan beternak, saya bisa katakan Indonesia akan menjadi net-importir

 Dampak ekonomi dari kebijakan impor sapi terhadap peternak sapi lokal

1. Harga output = harga output daging sapi lokal jika terjadi impor daging akan menjadi naik,karena
terjadinya kelangkaaan daging sapi lokal.
2. Biaya produksi = dalam biaya produksi sapi lokal, tidak ada penurunan/kenaikan atau bisa disebut
stabil , karena tidak ada peningkatan biaya bahan baku dan biaya yang lainnya.
3. Jumlah output = jumlah output akan menjadi turun semenjak adanya impor sapi dari India. Ada
beberapa peternak sapi yang sampai gulung tikar.
4. Penerimaan Perusahaan = penerimaan peternak Sapi lokal menurun karena para pedagang dipasar
lebih memilih sapi impor yang lebih murah.

 Solusi agar peternak sapi lokal beroperasi secara efisien

1. Mengarahkan daging sapi impor sebagian besar untuk perusahaan besar


2. Memperpanjang proses masuknya daging impor ke Indonesia
3. Pemerintah mempertegas kebijakan tentang peternakan sapi di Indonesia.

 Kesimpulan

Dampak yang terjadi pada peternak sapi ketika ada impor daging itu sangat buruk,bahkan ada
beberapa peternak yang gulung tikar. Dampaknya itu berupa peningkatan harga output sapi lokal,
penurunan jumlah output sapi lokal dan penurunan penerimaan peternak sapi lokal. Kemudian ada
beberapa solusi yang dapat dilakukan dalam mengatasi dampak tersebut yaitu pemerintah perlu
mempertegas kebijakan terhadap peternak sapi lokal, mengarahkan sapi impor pada perusahaan
besar, dan memperpanjang proses masuk daging sapi impor.

Anda mungkin juga menyukai