Anda di halaman 1dari 11

KEBUDAYAAN SUKU KOROWAI

DISUSUN OLEH:

IAN MARUWO HUGAGI


NPM. 2018-88-203-028

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUSAMUS
MERAUKE
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................1
C. Tujuan ........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
A. Bumi Sebagai Planet ................................ Error! Bookmark not defined.
B. Bagian-Bagian Bumi ................................ Error! Bookmark not defined.
C. Lapisan Air (Hidrosfer)............................ Error! Bookmark not defined.
D. Lapisan Udara (Atmosfer) ....................... Error! Bookmark not defined.
E. Menentukan Umur Bumi ......................... Error! Bookmark not defined.
F. Musim di Bumi ........................................ Error! Bookmark not defined.
G. Kehidupan di Luar Bumi ......................... Error! Bookmark not defined.
H. Benda-Benda Angkasa Lain .................... Error! Bookmark not defined.
BAB III PENUTUP .................................................................................................7
A. Kesimpulan ................................................................................................7
B. Saran ..........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................8

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dan kelancaran
dalam menyelesaikan makalah yang berjudul Kebudayaan Suku Korowai.
Tersusunnya makalah ini adalah berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada berbagai pihak yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah ini untuk
masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Merauke, Januari 2020

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia tidak pernah lepas dari “Budaya” karena manusia merupakan
pembentuk budaya itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan dan
kebudayaan akan selalu hidup dan berkembang jika manusia melestarikannya.
Hubungan erat antara manusia (terutama masyarakat ) telah diungkapkan lebih jauh
oleh E. B. Tylor (1871) dalam bukunya Primitive Culture: kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar. Bangsa yang memiliki
beragam kebudayaan, agama, dan suku bangsa. Salah satu suku bangsa yang ada di
Indonesia adalah Suku Korowai yang tinggal di pedalaman Papua dengan populasi
sebanyak 3000 ribu orang . Suku bangsa ini baru ditemukan 30 tahun yang lalu
karena kehidupan mereka yang masih sangat terisolasi di pedalaman Papua. untuk
itu sangat penting bagi kita sebagai penerus bangsa mengetahui suku-suku bangsa
yang tertinggal sehingga pengetahuan kita tidak terbatas mengenai keberadaan
suku-suku bangsa yang ada di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah
dalam makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian Suku Korowai?
2. Apa Bahasa Suku Korowai?
3. Bagaimana Pakaian Adat Suku Korowai?
4. Bagaimana Rumah Adat Suku Korowai?
5. Apa Makanan Suku Korowai?
6. Bagaimana Tradisi Suku Korowai?

1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang:
1. Pengertian Suku Korowai
2. Bahasa Suku Korowai
3. Pakaian Adat Suku Korowai
4. Rumah Adat Suku Korowai
5. Makanan Suku Korowai
6. Tradisi Suku Korowai

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Suku Korowai


Korowai adalah suku yang baru ditemukan keberadaannya sekitar 35 tahun lalu
di pedalaman Papua. Berpopulasi sekitar 3000 orang. Suku terasing ini hidup di
rumah pohon yang disebut Rumah Tinggi. Beberapa rumah bahkan bisa mencapai
ketinggian 50 meter dari permukaan tanah. Suku Korowai adalah salah satu di
daratan Papua yang tidak menggunakan koteka.
Orang-orang Korowai menempati kawasan hutan sekitar 150 kilometer dari
Laut Arafura. Mereka adalah pemburu-pengumpul yang memiliki keterampilan
bertahan hidup. Sampai sekitar 1975, Korowai hampir tidak mempunyai kontak
dengan dunia luar. Mereka hanya mengenal diantara mereka saja.
Tinggal di kampung atau pemukiman kecil yang dibuat pemerintah, adalah
fenomena yang relatif baru di kalangan Korowai. Mereka membangun rumah yang
dibagi menjadi dua atau tiga kamar persegi panjang dengan tempat api di setiap
kamar. Pria dan wanita tinggal terpisah. Pada tahun 1992, ketika desa Yaniruma
diresmikan pemerintah Boven Digoel, tim pembuat film dokumenter sudah bisa
mengunjungi Korowai di pemukiman mereka.
Sedikit saja informasi yang diketahui tentang Korowai sebelum 1978. Namun,
dari berbagai sumber, diketahui, suku ini mengalami masa mengayau yang pelik.
Kontak orang Korowai dengan dunia luar tercatat ketika mereka bertemu penginjil
Johannes Veldhuizen, pada 4 Oktober 1978. Setelah kontak itu, sekitar 1980, Gereja
kemudian membangun sekolah dasar dan klinik rawat jalan. Selama tahun-tahun
pertama itu, Johannes Veldhuizen dan Henk Venema mengatur berbagai pertemuan
dengan Korowai.
Antara tahun 1978 dan 1990, Korowai masih menempati hilir sungai. Mereka
membuka kebun dan berburu. Mereka juga diperkenalkan dengan metode
penyembuhan kesehatan yang diprogramkan pemerintah. Namun, meskipun telah
mengetahui klinik rawat jalan di Yaniruma, banyak dari mereka masih
menggunakan metode tradisional menyembuhkan sakit.

3
Suku Korowai sebagian besar masih mandiri. Mereka menghasilkan kapak dari
batu, membuat garam dan banyak lainnya. Uang pertama yang dikenalkan berasal
dari misionaris. Mereka juga membantu perintis gereja dan dibayar rupiah. Dengan
uang ini, mereka bisa membeli barang di toko lokal seperti garam, pakaian, dan
pisau cukur. Sejak 1990, Korowai telah terlibat dalam proyek-proyek kehutanan
perusahaan asing. Mereka dipekerjakan sebagai pemandu wisata dan pengemudi
perahu.
Meskipun banyak dari mereka tidak tamat SD, beberapa berhasil mengikuti
pendidikan menengah di Kouh, Boven Digoel Atas. Kini, pemuda Korowai bisa
belajar di Jayapura.
Secara tradisional, Korowai hidup dalam kondisi terisolasi. Mereka
membangun rumah tinggi untuk melindungi keluarga tidak hanya terhadap
serangan hewan buas, tetapi juga menangkal roh jahat. Untuk waktu yang lama,
Korowai dianggap sangat tahan terhadap konversi agama. Namun, pada akhir tahun
1990-an, mereka mulai dibaptis.

B. Bahasa Suku Korowai


Bahasa suku Korowai termasuk dalam keluarga Awyu-Dumut (Papua
Tenggara) dan merupakan bagian dari filum Trans-Nugini. Sebuah tata bahasa dan
kamus yang telah diproduksi oleh ahli bahasa misionaris Belanda.

C. Pakaian Adat Suku Korowai


Suku Korowai merupakan salah satu suku di Papua yang tidak menggunakan
Koteka. Kaum pria hanya memasukkan organ vital ke dalam skortum untuk
menutupinya. Kaum wanita hanya menggunakan rok yang terbuat dari daun sagu.

D. Rumah Adat Suku Korowai


Rumah adat Suku Korowai disebut dengan Rumah Tinggi (rumah pohon).
Rumah tinggi merupakan salah satu ciri khas dari Suku Korowai. Rumah Tinggi
dapat mencapai 8-12 meter atau bisa mencapai 45 meter jika berada di hulu sungai.
Rumah Tinggi biasanya memiliki 2-3 ruangan didalamnya. Terdapat sedikitnya 3
alasan mengapa suku Korowai memilih untuk tinggal di Rumah Tinggi, pertama
agar mereka merasa aman dari serangan musuh. Kedua, mereka akan lebih mudah

4
dalam mengawasi dan mendapatkan hewan buruan. Ketiga, mereka menganggap
bahwa Rumah Tinggi merupakan warisan dari nenek moyang sehingga mereka
merasa nyaman untuk tinggal disana.

E. Makanan Suku Korowai


Di masa lalu Suku Korowai merupakan salah satu suku yang mengonsumsi
daging manusia, namun daging manusia yang mereka konsumsi bukanlah daging
sembarangan. Berdasarkan kepercayaan yang mereka anut mereka hanya
membunuh manusia yang dianggap melanggar aturan dan kepercayaan mereka.
Salah satunya manusia yang dianggap sebagai penyihir akan dicurigai, dibunuh,
dan dimakan. Pada masa kini suku Korowai mengonsumsi umbi-umbian, paki,
sagu, pisang, dan hewan-hewan buruan.

5
F. Tradisi Suku Korowai
Pada masa lalu menurut tradisi suku Korowai orang-orang yang melanggar
adat akan mendapatkan hukuman yang mengerikan. Ritual kanibalisme merupakan
salah satu ritual yang ada di Suku Korowai pada masa lalu. Setelah dibunuh,
manusia itu kemudian dimakan secara mentah dan biasanya diminum darahnya.
Ritual ini masih dilakukan karena masih mempertahankan tradisi para tetua adat.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka saya dapat menyimpulkan bahwa kebudayaan
Suku Korowai merupakan salah satu kebudayaan dari sebegitu banyaknya
kebudayaan Indonesia yang harus diperhatikan dan dipelajari. Hampir sama dengan
suku-suku lain yang ada di Tanah air Suku Korowai juga memiliki keunikan dan
Karakteristik tersendiri yang membuat kebudayaan mereka berbeda. Untuk itu
mempelajari kebudayaan suku lain merupakan suatu hal yang penting untuk
menambah wawasan kita tentang berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia.

B. Saran
Semoga pengetahuan kita bertambah setelah membaca makalah ini.
Mempelajari kebudayaan suku lain sangat penting bagi kita untuk menambah
wawasan kita mengenai kebudayaan suku-suku lain yang ada di Indonesia.
Pengetahuan akan kebudayaan suku sendiri tetap harus dijadikan prioritas, namun
akan lebih baik lagi jika kita sebagai Warga Negara Indonesia yang memiliki
beragam Kebudayaan ini memiliki keinginan untuk mempelajari kebudayaan suku-
suku lain sebagai wujud persatuan Indonesia.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bellwood, P. (2000). Prasejarah Kepulauan Indo-Malaysia. Jakarta: Penerbit PT


Gramedia Pustaka Utama.

Djoht, Djekky R. (2001). Kebudayaan, Penyakit dan Kesehatan di Papua dalam


Perspektif Antropologi Kesehatan dalam Buletin Populasi Papua, Vol. II.
No.4 November. PSK-UNCEN, Jayapura.
Beni, Giay. (1996). Pembangunan Irian Jaya dalam Perspektif Agama, Budaya dan
Antropologi dalam Buletin Deiyai No. 5/thn I/Mei-Juni. Jayapura.

Anda mungkin juga menyukai