Anda di halaman 1dari 141

LAPORAN AKTUALISASI

MENINGKATKAN MINAT LANSIA DALAM


MENGIKUTI POSYANDU LANSIA
DI PUSKESMAS RAWAT INAP
BENJINA

DISUSUN OLEH :
BEATREX NATALIA SOUMOKIL, S.Kep.,Ns
NDH : 05.A/Latsar CPNS Gol. III-IV/ 2019

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN IV


LINGKUP PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN ARU DAN
MAHKAMAH AGUNG RI
TAHUN 2019

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI


MALUKU
AMBON, 2019

ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI

MENINGKATKAN MINAT LANSIA DALAM


MENGIKUTI POSYANDU LANSIA
DI PUSKESMAS RAWAT INAP
BENJINA

DISUSUN OLEH :
BEATREX NATALIA SOUMOKIL, S.Kep.,Ns
NDH : 05.A/Latsar CPNS Gol. III-IV/ 2019

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan IV


Lingkup Pemerintah Kabupaten Kepulauan Aru Dan Mahkamah Agung RI
Tahun 2019

Disetujui untuk diseminarkan


Pada Tanggal 12 Agustus 2019

Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Maluku

MENYETUJUI
COACH MENTOR

A.E.PATTIPEILOHY,S.Sos.,M.Si J.T.RUMAKETTY,S.Kep
NIP. 19680403 199803 1 008 NIP. 19791107 200003 1 005

ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI

MENINGKATKAN MINAT LANSIA DALAM


MENGIKUTI POSYANDU LANSIA
DI PUSKESMAS RAWAT INAP
BENJINA

DISUSUN OLEH :

BEATREX NATALIA SOUMOKIL, S.Kep.,Ns


NDH : 05.A/Latsar CPNS Gol. III-IV/ 2019

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan IV Lingkup Pemerintah


Kabupaten Kepulauan Aru Dan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Tahun 2019

Telah diseminarkan
Pada Tanggal Agustus 2019
Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Maluku

MENGESAHKAN

COACH PENGUJI MENTOR

A.E.PATTIPEILOHY,S.Sos.,M.Si SAIFUL I. SANAKY, S.SPT.,M.Si J.T.RUMAKETTY,S.Kep


NIP. 19680403 199803 1 008 NIP. 19821229 200112 1 002 NIP. 19791107 200003 1 005

MENGETAHUI
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI MANAJERIAL DAN
FUNGSIONAL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI MALUKU

FAIZAL AHMAD,S.STP, M.Si


NIP. 19780829 199712 1 001

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i


LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Dasar ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Sasaran ................................................................................ 3
II. KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN ........................................................ 5
III. HASIL YANG DICAPAI.................................................................................. 7
IV. PENUTUP .......................................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi Negara

sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang - Undang Dasar Negara Republik

Indonesia tahun 1945, yang ditandai dengan kekayaan alam yang melimpah,

potensi sumber daya manusia, peluang pasar yang besar dan demokrasi yang relatif

stabil. Namun prakondisi yang sudah terpenuhi tersebut belum mampu dikelola

secara efektif dan efisien oleh para aktor pembangunan, sehingga Indonesia masih

tertinggal dari cepatnya laju pembangunan global dewasa ini.

Pegawai Negeri Sipil (PNS) memiliki peranan yang menentukan dalam

mengolah prakondisi tersebut. Sejumlah keputusan strategis mulai dari

merumuskan kebijakan sampai pada implementasi kebijakan dalam berbagai sektor

pembangunan dilaksanakan oleh PNS. Untuk memainkan peranan tersebut,

diperlukan sosok PNS yang profesional, yaitu PNS yang mampu memenuhi standar

kompetensi jabatannya sehingga mampu melaksanakan tugas jabatannya secara

efektif dan efisien. Untuk dapat membentuk sosok PNS professional tersebut, perlu

dilaksanakan pembinaan melalui jalur Pelatihan.

ASN harus memiliki pemahaman yang lengkap tentang nilai-nilai dasar

profesi ASN serta kedudukan dan peran ASN dalam Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang akan menjadi modal bagi ASN dalam merancang suatu rangkaian

kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan di unit kerja masing-masing. Kelima

nilai dasar profesi tersebut yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik,

komitmen mutu dan anti korupsi (ANEKA), sedangkan kedudukan dan peran ASN

ii
dalam NKRI dapat dipelajari melalui penerapan manajemen ASN, pelayanan

publik dan Whole of Government (WoG).

Sejalan dengan telah ditetapkannya Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014

tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan merujuk Pasal 63 ayat (3) dan (4), CPNS

wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses Diklat

terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi

nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung

jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Undang-undang

Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN merupakan pendorong bagi pemerintah dalam

menciptakan ASN terbaik yang mengisi jabatan dalam pemerintahan. UU No 5

Tahun 2014 tentang ASN menjelaskan bahwa Calon PNS wajib menjalani masa

percobaan, yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi

untuk membangun integritas, moral, kejujuran, semangat dan motivasi

nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan

bertanggungjawab dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.

Diperlukan sebuah Penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi,

yaitu penyelenggaraan pelatihan yang memandukan pembelajaran klasikal dan non-

klasikal di tempat Pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan peserta

mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktualisasikan serta membuatnya

mejadi kebiasaan (Habituasi), dan merasakan manfaatnya, sehingga terpatri dalam

dirinya sebagai karakter PNS yang professional. Melalui pembaharuan Pelatihan

tersebut, diharapkan dapat menghasilkan PNS profesional yang berkarakter dalam

ii
melaksanakan tugas dan jabatannya sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan

publik dan perekat dan pemersatu bangsa.

Teknis penyelenggaraan Pelatihan Dasar ini diatur dalam Peraturan Kepala

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (PERKALAN RI), untuk Calon

Pegawai Negeri Sipil Golongan III diatur dalam PERKALAN RI Nomor 21 Tahun

2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri

Sipil Golongan III, yang mana diselenggarakan dengan pola terbaru terbagi menjadi

33 hari on campus dan 80 hari off campus. Pola terbaru ini terbagi dalam dua bagian,

yaitu Kurikulum Pembentukan Karakter PNS (Sikap, Perilaku dan Disiplin PNS,

Nilai - Nilai Dasar PNS, Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI, dan Habituasi)

dan Kurikulum Penguatan Kompetensi Bidang Tugas (Kompetensi Teknis Umum/

Administrasi dan Kompetensi Teknis Substansif).

Dalam profesi di bidang kesehatan, maka setiap PNS yang ada harus

menjalankan tugas sesuai peraturan yang berlaku. Dalam Undang-Undang Nomor

36 tahun 2009 tentang Kesehatan, tertulis di pasal 66, bahwa setiap tenaga

kesehatan wajib mematuhi standar profesi, standar pelayanan profesi dan standar

prosedur operasional. Secara khusus bagi tenaga medis (dokter, perawat, apoteker,

bidan dll) kewajiban mematuhi standar profesi, standar pelayanan profesi dan

standar prosedur operasional tercantum juga di dalam Undang-Undang Nomor 38

tahun 2014 tentang Praktik Keperawatan pada pasal 28 dan 29. Untuk

melaksanakan peraturan tersebut maka diperlukan adanya nilai-nilai dasar PNS.

Untuk menjalankan fungsi sebagai pelayan publik, setiap PNS harus dapat

bekerja dengan baik sesuai bidang pekerjaan masing-masing. Dalam profesi Ners,

ii
Sikap dan Disiplin PNS, Nilai - Nilai Dasar PNS, serta Kedudukan dan Peran PNS

dalam NKRI harus diterapkan pada setiap pelayanan terhadap pasien maupun saat

berinteraksi dengan rekan kerja dan masyarakat sehari-hari. Penerapan hal – hal

tersebut dalam profesi Ners akan mendukung peningkatan pelayanan keperawatan

yang optimal, bermutu dan memuaskan.

Puskesmas Rawat inap Benjina merupakan Pusat Gugus Aru Tengah. Pusat

Gugus artinya puskesmas ini bukan hanya melayani masyarakat di dalam wilayah

kerja (Kecamatan) saja tapi juga berperan sebagai pusat rujukan untuk 3 Puskesmas

Satelit (Puskesmas Wakua, Puskesmas Lorang, Puskesmas Kobadangar).

Puskesmas ini sudah mengalami perpindahan tempat pelayanan sebanyak 1x sejak

tahun 2014. Lokasi Puskesmas baru pun cukup jauh dari pemukiman masyarakat

sehingga mengakibatkan akses masyarakat ke Puskesmas menjadi sulit dan

memerlukan alat transportasi. Belum lagi masyarakat yang berasal dari desa-desa

seberang di dalam wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina dan wilayah kerja

puskesmas-puskesmas satelit karena semua transportasi yang digunakan

menggunakan transportasi laut sehingga tentunya memerlukan biaya yang lebih

besar jika ingin berobat ke Puskesmas Rawat Inap Benjina. Hal tersebut

mengakibatkan jumlah kunjungan di Puskesmas mengalami penurunan dan kurang

maksimalnya pelayanan di Puskesmas Rawat Inap Benjina. Hal ini menjadi

perhatian penting bagi penulis dalam rangka menyusun rancangan aktualisasi sikap

dan Disiplin PNS, Nilai - Nilai Dasar PNS, serta Kedudukan dan Peran PNS dalam

NKRI guna peningkatan kualitas pelayanan Kesehatan di Puskesmas Rawat Inap

Benjina, Kecamatan Aru Tengah.

ii
B. Tujuan

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka tujuan aktualisasi adalah :

1. Kemampuan menerapkan sikap dan disiplin PNS dalam melaksanakan

tugas jabatannya

2. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas

jabatannya

3. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan

tugas jabatannya

4. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan

tugas jabatannya

5. Kemampuan berinovasi untuk meningkatkan mutu pelaksanaan tugas

jabatannya

6. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan

pemberantasan korupsi di lingkungan instansinya.

7. Kemampuan untuk menerapkan Kedudukan dan Peran PNS (Manajemen

ASN, Whole of Government, dan Pelayanan Publik) dalam pelaksanaan

tugas jabatannya.

Disamping memiliki kemampuan mengaktualisasi nilai-nilai dasar di atas,

peserta diklat prajabatan golongan III, diharapkan “Memiliki kemampuan

menganalisis dampak apabila kelima nilai – nilai dasar PNS tersebut tidak

diaplikasikan”.

ii
C. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup Rancangan Aktualisasi berdasarkan isu strategis di tempat

tugas adalah sebagai berikut :

1. Melakukan kunjungan pada lansia di posyandu lansia

2. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya posyandu bagi lansia di posyandu

lansia.

3. Melakukan pengukuran tekanan darah pada Lansia di Posyandu Lansia

4. Melakukan pemeriksaan three in one pada Lansia di Posyandu Lansia

5. Melakukan senam Lansia

6. Membuat liflet

7. Melakukan pengukuran antropometri pada lansia di Posyandu Lansia

8. Membuat kartu control kesehatan Lansia

9. Membuat kelas lansia di posyandu Lansia

10. Memenuhi gizi pada Lansia

11. Lansia kreatif

ii
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT KERJA

A. DESKRIPSI UNIT KERJA

Kabupaten Kepulauan Aru adalah daerah kepulauan yang mempunyai luas

keseluruhan 8.152,42 km2 yang terdiri dari wilayah daratan seluas 6.325 km2

(19,06%) dan wilayah perairan seluas ±42.892,28 km2. Sebagai daerah kepulauan,

Kabupaten Maluku Tenggara Barat terdiri dari banyak pulau, baik yang

berpenghuni maupun yang belum tersentuh, dengan jumlah total pulau sebanyak

113 pulau dan 10 Kecamatan.

Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Aru beralamat di Jalan Umar

Anakoda, dan saat ini dikepalai oleh Y.E.O Uniplaita. Dinas Kesehatan Kabupaten

Kepulauan Aru membawahi 32 belas Puskesmas.

Puskesmas Rawat Inap Benjina berada di Kecamatan Aru Tengah Kabupaten

Kepulauan Aru, lokasi Puskesmas Rawat Inap Benjina bertempat di jalan Kongan.

Transportasi antar wilayah di hubungkan dengan jalan laut dan darat, akses utama

desa sebagian besar melewati laut dibandingkan melewati darat dan sulit di jangkau

dengan transportasi karena sebagian besar wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Benjina terdiri dari daerah kepulauan yang tebagi dalam 7 desa (Desa Benjina, Desa

Tanah Miring, Desa Gulili, Desa Namara, Desa Selelau, Desa Maijuring, Desa

Gardakau dan 3 Dusun (Dusun Papakula Kecil, Dusun Fanan Jaya, Dusun

Fatujuring).

Batas - batas wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina adalah

1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Dobo

ii
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Lorang

3. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah keja Puskesmas Wakua

4. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Tabarfane

GUGUS TANIMBAR
UTARA
MOLO

ROMEAN

LARAT

WUNLAH

WATURU

Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina

Jumlah pasien yang dilayani oleh Puskesmas Rawat Inap Benjina

berdasarkan data 6 bulan pertama tahun 2019 adalah

Tabel 2.1. Jumlah Pasien Berdasarkan 6 Bulan pertama pada Tahun 2019

Bulan Jumlah
Januari 661
Ferbuari 867
Maret 999
April 710
Mei 812
Juni 769
Total 4.818
Sumber : Puskesmas Rawat Inap Benjina 2018

ii
Untuk melayani masyarakat, Puskesmas Rawat Inap Benjina memiliki 2 buah

Puskesmas Pembantu ( Pustu ), 4 buah Pos Obat Desa (POD), 14 Pos Pelayanan

Terpadu Bayi Balita ( Posyandu Bayi Balita), 16 Pos Pelayanan Terpadu Lansia

(Posyandu Lansia) .

Tabel 2.2. Distribusi Fasilitas Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Benjina

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH KETERANGAN


1 Puskesmas Rawat Inap 1 buah Pusat Kecamatan Aru Tengah, Benjina
2 Puskesmas Pembantu 2 buah Pustu Fatujuring dan Pustu Namara
POD Tanah Miring, POD Selelau,
4 Pos Obat Desa 4 buah POD Gardakau, POD Gulili
1. Posyandu Sayang Balita
2. Posyandu Harapan Bunda
3. Posyandu Seli Berkala
4. Posyandu Ponti Indah
5. Posyandu Kilo Permai
6. Posyandu Permata Hati
7. Posyandu Peduli Kasih
Pos Pelayanan Terpadu Bayi
5 14 buah
Balita 8. Posyandu Siaga
9. Posyandu Sita Eka Sita
10. Posyandu Mekar Sari
11. Posyandu Mawar
12. Posyandu Uraiuni
13. Posyandu Melati
14. Posyandu Kasih Indah

Pos Pelayanan Terpadu Lansia 16 buah


Sumber Puskesmas Benjina 2019

Puskesmas Rawat Inap Benjina saat ini beralamat di Jalan Kongan, Desa

Benjina, Kecamatan Aru tengah, setelah mengalami 1 kali perpindahan tempat

ii
sejak tahun 2014. Puskesmas Rawat Inap Benjina pada alamat tersebut resmi

beroperasi sejak Februari 2014. Saat ini Puskesmas Rawat inap Benjina dikepalai

oleh J.T. Rumaketty, S.Kep yang memimpin 35 orang pegawai. Secara lengkap

ketenagaan yang ada di Puskesmas Rawat inap Benjina, Puskesmas Pembantu, dan

Poskesdes adalah sebagai berikut :

NO FASKES JENIS TENAGA JUMLAH


Dokter Umum 3 Orang
Apoteker 1 Orang
S1 Farmasi 1 Orang
Ners 1 Orang
S1 Perawat 2 Orang
D-III Perawat 7 Orang
Perawat SPK 7 Orang
Puskesmas Rawat
1 S1 Nutrisionis 1 Orang
Inap Benjina
D-III Nutrisionis 1 Orang
S1 AKK 1 Orang
D-III Bidan 1 Orang
D-I Bidan 2 Orang
D-III Analis Kesehatan 1 Orang
Non Medis (SMA) 3 Orang
2. Pustu Fatujuring D-III Keperawatan 1 Orang
D-III Perawat 1 Orang
3. Pustu Namara D-III Bidan 1 Orang
Perawat SPK 1 Orang
4. POD Gulili Perawat SPK 2 Orang
POD Tanah
5. Perawat SPK 1 Orang
Miring
6. POD Gardakau Perawat SPK 1 Orang

Sumber Puskesmas Rawat Inap Benjina 2019

Puskesmas Rawat Inap Benjina melakukan kegiatan Upaya Kesehatan

Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perseorangan. Seluruh kegiatan yang dilakukan

ii
merupakan kegiatan yang sudah ditentukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten

Kepulauan Aru. Upaya Kesehatan Masyarakat yang dilakukan terdiri dari Promosi

Kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Kesehatan

Lingkungan, Gizi, Pemberantasan Penyakit Menular (Tuberculosis, Kusta, Malaria,

ISPA, Diare, Imunisasi, Survailance), Lansia, Perawatan Kesehatan Masyarakat,

UKS / UKGS, Penyakit Tidak Menular, Pengobatan Tradisional, dan HIV / AIDS.

Upaya Kesehatan Perseorangan yang dilakukan adalah Rawat Jalan Tingkat

Pertama yang terdiri dari Kesehatan Umum (Poli Umum), Kesehatan Ibu Anak dan

Keluarga Berencana (Poli KIA-KB, Manajemen Terpadu Balita Sakit), Konseling

Terpadu, Pelayanan Obat (Apotek) dan Laboratorium.

B. VISI, MISI DAN NILAI-NILAI ORGANISASI

1. Visi

Visi merupakan suatu tujuan yang ingin dicapai oleh suatu lembaga di masa

yang akan datang. Sehubungan dengan itu, maka Visi Puskesmas Rawat Inap

Benjina yaitu “Menjadi puskesmas dengan pelayanan bermutu dan mandiri

menuju masyarakat sehat”.

2. Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh instansi

pemerintah sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi Puskesmas

Rawat Inap Benjian adalah :

ii
a. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, pofesional, merata

dan tejangkau oleh masyarakat di wilayah kerja Puskemas Rawat

Inap Benjina;

b. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina;

c. mendorong kemandirian masyarakat di wilayah kerja puskesmas

perawatan benjina untuk berpilaku sehat dan hidup dalam

lingkungan yang sehat dalam upaya kesehatan secara komprehensif.

3. MOTTO

Moto Puskesmas Rawat Inap Benjina yaitu :

Melayani dengan sepenuh hati

4. Nilai - Nilai Organisasi

Nilai - nilai organisasi yang dianut oleh Puskesmas Rawat Inap Benjina yaitu:

a. Santun d. Akuntabel

b. Empati e. Handal

c. Handal f. Integritas

C. STRUKTUR ORGANISASI

Struktur organisasi Puskesmas Rawat Inap Benjina sebagaimana tergambar

dalam bagan dibawah ini adalah berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

75 Tahun 2014 tentang Puskesmas :

ii
ii
D. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi

Nomor 25 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka Kreditnya

pada Bab II Pasal 4 tentang Tugas pokok yaitu tugas pokok Perawat adalah

melakukan kegiatan pelayanan keperawatan yang meliputi asuhan keperawatan,

pengelolaan keperawatan dan pengabdian pada masyarakat.dan Bab VI pasal 8 ayat

2 mengenai rincian kegiatan dan unsur yang dinilai dalam pemeberian angka kredit

sesuai jenjang jabatan Perawat kategori keahlian adalah sebagai berikut;

 Perawat Ahli Pertama:

1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat;

2. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu;

3. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga;

4. Memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut;

5. Merumuskan diagnosa keperawatan pada individu;

6. Membuat prioritas diagnosa keperawatan;

7. Merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun

rencana tindakan keperawatan;

8. Merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun

rencana tindakan keperawatan;

9. Menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun

rencana tindakan keperawatan;

10. Menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun

rencana tindakan keperawatan;

ii
11. Melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka

melakukan upaya promotif;

12. Memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam rangka

melakukan upaya promotif;

13. Melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada

individu dalam rangka melakukan upaya promotif;

14. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;

15. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;

16. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya;

17. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit

menular;

18. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;

19. Melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam

meningkatkan masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan

upaya promotif;

20. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;

21. Melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan

kebutuhan eliminasi;

22. Melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan

kebutuhan eliminasi;

23. Melakukan upaya membuat pasien tidur;

24. Melakukan relaksasi psikologis;

ii
25. Melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan

risiko trauma/injury;

26. Melakukan manajemen febrile neutropeni;

27. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan;

28. Memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka

tindakan keperawatan yang berkaitan dengan ibadah;

29. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care);

30. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman;

31. Mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam rangka

tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien;

32. Merawat pasien dengan WSD;

33. Memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi;

34. Melakukan resusitasi bayi baru lahir;

35. Melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre,

intra, post);

36. Melakukan perawatan luka kanker;

37. Melakukan penatalaksanaan ekstravasasi;

38. Melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;

39. Melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana dalam rangka

melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga;

40. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal;

41. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian;

42. Melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;

ii
43. Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;

44. Memodifikasi rencana asuhan keperawatan;

45. Melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan;

46. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan;

47. Melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan;

48. Menyusun rencana kegiatan individu perawat;

49. Melakukan preseptorship dan mentorship;

50. Melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan

sebagai ketua tim/perawat primer;

51. Melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan;

52. Melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan;

53. Melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu; dan melakukan

ii
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu

Upaya peningkatan kualitas pelayanan asuhan keperawatan di Puskesmas

Rawat Inap Benjina dapat dilakukan melalui identifikasi dan analisis permasalahan-

permasalahan yang menjadi kendala saat memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Masalah-masalah yang paling sering ditemukan di Puskesmas Rawat

Inap Benjina adalah Rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia,

belum optimalnya pelayanan asuhan keperawatan secara holistik kepada pasien,

belum optimalnya penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) oleh

pasien dan pengunjung, belum optimalnya capaian target cakupan pemberian

imunisasi HB 0 pada bayi baru lahir, kurangnya kepedulian masyarakat dalam

pemanfaatan fasilitas kesehatan dengan baik.

B. Core Isu

Dari kelima isu diatas, akan dilakukan analisis penetapan prioritas isu

menggunakan metode USG (Urgent, Seriousness, dan Growth). Urgent artinya

seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera dibahas, dianalisis, dan

ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus segera dibahas

dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar

kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani sebagaimana

mestinya. Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG dapat dilihat pada Tabel

3.1.

ii
Tabel 3. 1. Penilaian Prioritas Isu dengan Metode USG

Kriteria
Total
No Isu Isu Prioritas
Skor
U S G
Rendahnya minat lansia dalam
1 5 5 5 15 I
mengikuti posyandu lansia
Belum optimalnya pelayanan

2 asuhan keperawatan secara holistik 5 4 4 13 II


kepada pasien
Kurangnya kepedulian masyarakat

3 dalam pemanfaatan fasilitas 4 4 4 12 III


kesehatan dengan baik.
Belum optimalnya capaian target

4 cakupan pemberian imunisasi HB 0 4 4 4 12 IV


pada bayi baru lahir
Belum optimalnya penerapan
Pencegahan dan Pengendalian
5 4 3 3 10 V
Infeksi (PPI) oleh pasien dan
pengunjung

Keterangan:

U : Urgent Skor 5 : Sangat U, S, G

S : Seriousness Skor 4 : U, S, G

G : Growth Skor 3 : Cukup U, S, G

Skor 2 : Kurang U, S, G

Skor 1 : Tidak U, S, G

Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG diatas dapat disimpulkan

bahwa isu nomor 1 (satu) mendapatkan jumlah terbesar sehingga menjadi prioritas

utama yang akan dipecahkan permasalahannya. Dapat ditelaah bahwa isu 1 (satu)

ii
ini sesuai dengan kedudukan dan peran ASN bidang Pelayanan Publik karena

Rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia merupakan salah satu

fungsi ASN untuk meningkatkan pelayanan yang informatif.

C. Gagasan Pemecahan Isu

Untuk menyelesaikan isu tersebut, maka langkah strategis yang akan

dilaksanakan adalah “Meningkatkan minat lansia dalam mengikuti posyandu

lansia di Puskesmas Rawat Inap Benjina” dengan kegiatan yang akan

dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Melakukan kunjungan (visite) pada lansia di posyandu lansia

2. Melakukan penyuluhan kepada lansia di posyandu lansia

3. Melakukan pengukuran tekanan darah pada lansia

4. Melakukan pemeriksaan three in one

5. Melakukan senam lansia

6. Melakukan pengukuran antropometri pada lansia di posyandu lansia

7. Membuat liflet untuk penyuluhan di posyandu lansia

8. Membuat kartu control kesehatan lansia

9. Membuat kelas lansia di posyandu lansia

10. Memenuhi gizi pada lansia

11. Lansia kreatif

ii
A. Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Puskesmas Rawat Inap Benjina

Identifikasi Isu : 1. Rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia.

2. Belum optimalnya pelayanan asuhan keperawatan secara holistik kepada pasien.

3. Kurangnya kepedulian masyarakat dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan dengan

baik.

4. Belum optimalnya capaian target cakupan pemberian imunisasi HB 0 pada bayi baru

lahir.

5. Belum optimalnya penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) oleh

pasien dan pengunjung.

Isu yang Diangkat :

Gagasan Pemecahan Isu : Rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia.

Meningkatkan minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia.

ii
Kontribusi Output
Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai-
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil Kegiatan/Output terhadap Visi dan
Mata Diklat Nilai Organisasi
Misi Organisasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Melakukan 1) Konsultasi dengan 1) Terlaksananya Sebelum melakukan Terlaksananya Dengan

kunjungan (visite) kepala puskesmas konsultasi dengan kepala kunjungan (visite) kepada kunjungan (visite) pelaksanaan

pada lansia di mengenai kegiatan puskesmas pasien, saya terlebih dahulu kepada pasien lansia kunjungan (visite)

posyandu lansia yang akan di lakukan 2) Terlakasananya melakukan konsultasi dan dengan menerapkan pasien lansia di

2) Konsultasi dengan konsultasi dengan komunikasi (Etika Publik) nilai-nilai dasar posyandu lansia ini

pemegang progam pemegang program dengan kepala puskesmas akuntabilitas, dapat memperkuat

posayandu lansia 3) Terlaksananya rawat inap benjina dan nasionalisme, etika nilai nilai

3) Melakukan kunjungan di posyandu pemegang program lansia publik, komitmen mutu organisasi

kunjungan di lansia dengan sikap sopan dan dan anti korupsi Puskesmas Rawat

posyandu lansia 4) Terlaksananya santun (etika publik), berkontribusi terhadap Inap Benjina

4) Melakukan dokumentasi profesional (akuntabilitas) Visi Puskesmas Rawat pelayanan

dokumentasi dan menggunakan bahasa Inap Benjina yaitu bermutu, mandiri,

Indonesia yang baik dan Menjadi puskesmas pofesional,

ii
benar (nasionalisme) untuk dengan pelayanan melayani dengan

menghasilkan kesepakatan bermutu dan mandiri sepenuh hati dan

(nasionalisme) dalam rangka menuju masyarakat berlandaskan doa.

terlaksananya kegiatan. sehat serta menjawab

Sebagai Perawat Profesional dari Misi Puskesmas

yang menjunjung tingggi Rawat Inap benjina

kode etik profesi, saya yaitu:

berkolaborasi (WoG) Mewujudkan

dengan teman sejawat dalam peningkatan

memberikan pelayanan pelayanan kesehatan

yang menyentuh yang bermutu,

(Komitmen Mutu) dengan mandiri, pofesional,

sikap sopan dan santun merata dan tejangkau

(Etika Publik) serta oleh masyarakat di

mengecek laporan posyanduu wilayah kerja

ii
lansia tanggung jawab (Anti puskemas Rawat Inap

Korupsi). Untuk mengetahui benjina sehingga

identitas lengkap dari pasien meningkatkan derajat

lansia yang tergabung dalam kesehatan masyarakat

posyandu lansia dengan teliti dan mendorong

dengan menjaga privasi kemandirian

pasien (Etika Publik), masyarakat di wilayah

kemudian saya menyiapakan kerja puskesmas

alat dan bahan perlengkapan Rawat Inap benjina

pemeriksaan seperti alat untuk berpilaku sehat

pemeriksaan gula darah, dan hidup dalam

colestrol dan asam urat lingkungan yang sehat

(USG) yang di sebut dengan dalam upaya

kata lain three in one secara kesehatan secara

mandiri (anti korupsi). komprehensif.

ii
Dalam melakukan visite

kepada pasien saya

memperkenalkan diri dengan

senyum, komunikasi dan

sentuhan terapeutik agar

tercipta hubungan saling

percaya antara pasien dan

saya sebagai perawat serta

menjamin bahwa setiap

pasien mendapat haknya

(pelayanan publik)

menerima asuhan

keperawatan secara holistic

dan selanjutnya menanyakan

keluhan dan kondisi pasien

ii
dengan menggunakan

bahasa Indonesia yang baik

dan santun (Nasionalisme).

Tahap terkahir yang saya

lakukan adalah melakukan

dokumentasi berupa foto

sebagai bentuk pertanggung

jawaban (Akuntabilitas)

atas kegiatan yang telah

dilakukan.

2 Melakukan 1) Melakukan konsultasi 1) Terlaksananya Dalam melakukan Terlaksananya Dengan

penyuluhan dengan kepala konsultasi dengan kepala penyuluhan kesehatan penyuluhan kesehatan pelaksanaan

kesehatan tentang puskesmas terkait puskesmas terhadap lansia, diawali pada lansia dengan penyuluhan pada

ii
pentingnya kegiata yang akan di 2) Terlaksananya dengan konsultasi dan menerapakan nilai-nilai lansia di Puskesmas

pelayanan lakukan konsultasi dengan komunikasi yang baik dasar PNS adalah Rawat Inap

posyandu lansia 2) Melakukan konsultasi pemegang program (Etika Publik) dengan bentuk kegiatan yang Benjina, maka

di posyandu dengan pemegang 3) Tersedinya materi kepala puskesmas dan menghargai dapat memperkuat

lansia. pogram terkait 4) Tesedianya liflet pemegang program. Pada komunikasi, konsultasi nilai nilai

kegiatan akan di 5) Tesedianya kelas lansia saat menyiapkan materi dan kerjasama, etika organisasi

lakukan 6) Terlaksananya edukasi saya mencari sumber publik, komitmen mutu, Puskesmas Rawat

3) Menyiapkan materi penyuluhan dan referensi yang jelas nasionalisme, anti Inap Benjina yakin

penyuluhan pendidikan kesahatan (Komitmen Mutu) dengan korupsi untuk menjawab santun, empati,

4) Membuat media 7) Terlaksananya evaluasi penuh rasa tanggung jawab misi dari Puskesmas handal,

leaflet 8) Telaksananya (akuntabilitas). Setelah Rawat Inap Benjina akuntabel,

5) Membuat kelas untuk dokumentasi mendapat materi yang akan yaitu: teladan,

penyuluhan dan dijadikan referensi, Mewujudkan integritas.

pendidikan kesehatan selanjutnya saya membuat peningkatan

media leaflet yang pelayanan kesehatan

ii
6) Memberikan berkualitas dan relevan yang bermutu,

penyuluhan dan (Komitemen Mutu) sebagai mandiri, pofesional,

pendidikan kesehatan media dalam memberikan merata dan tejangkau

7) Melakukan evaluasi pendidikan kesehatan agar sehingga

8) Melakukan lansia lebih paham. Setelah meningkatkan derajat

dokumentasi itu saya berkonsultasi kesehatan dan

kembali dengan pemegang mendorong

program untuk menentukan kemandirian

waktu pelaksanaan masyarakat di wilayah

pemberian edukasi dengan kerja puskesmas

bahasa yang santun (Etika Rawat Inap benjina

Publik). Saya menyiapkan untuk berpilaku sehat

lansia untuk berpartisipaasi dan hidup dalam

dalam edukasi dengan bahasa lingkungan yang sehat

yang santun dan tidak dalam upaya

ii
memaksa (Etika Publik). kesehatan secara

Sebagai seorang Perawat komprehensif .

yang berperan sebagai

seorang educator yang

professional

(Akuntabilitas) saya

menyampaikan materi

edukasi dengan baik serta

memberikan contoh - contoh

yang sederhana (Anti

Korupsi) agar lansia merasa

puas dengan informasi yang

diberikan. Selain itu

memberikan motivasi untuk

memohon kesembuhan dari

ii
Tuhan Yang Maha Esa

(Nasionalisme). Setelah

penyampaian edukasi, saya

melakukan evaluasi

menggunakan beberapa

pertanyaan dengan bahasa

yang santun (etika publik).

Tahap terakhir yang

dilakukan adalah melakukan

dokumentasi berupa foto

selama pelaksanaan edukasi

hingga akhir sebagai bukti

pertangungjawaban

(Akuntabilitas) yang telah

saya lakukan.

ii
3 Melakukan 1) Menyiapkan alat 1) Tersedia alat pengukuran Dalam melakukan Terlaksanannya Dengan di

pengukuran pengukuran tekanan tekanan darah (Tensi pengukuran tekanan darah pemeriksaan tekanan lakukannya

Tekanan darah darah (Tensi meter) meter) pada lansia saya darah adalah sebuah pemeriksaan

pada lansia. 2) Melakukan 2) Terlaksananya mealakukannya dengan inovasi dalam tekanan darah pada

pengukuran tekanan pengukuran tekanan penuh tanggung jawab meningkatkan lansia maka akan

darah darah (Akuntabilitas ), penuh kesehatan lansia dengan meningkatkatkan

3) Dokumentasi 3) Terlaksananya kepercayaan diri menerapkan nilai-nilai pelayanan

pengukuran tekanan pengukuran tekanan (akuntabilitas) dan penuh dasar akuntabilitas, kesehatan lansia di

darah. darah. rasa peduli (Anti Korupsi) nasionalisme, etika posyandu lansia di

terhadap kesehatan lansia public, komitmen wilayah kerja

serta memiliki komitmen mutu, anti korupsi, puskesmas rawat

terhadap kepuasan lansia prosenionalitas inap benjina dan di

(Komitmen Mutu ), setelah sehingga dapat dukung nilai nilai

saya melakukan pemeriksaan menjawab misi organisasi yaitu,

tekanan darah saya puskesmas yaitu dapat santun, empati,

ii
memberikan informasi yang Mewujudkan handal,

akurat (Etika Publik) pelayanan kesehatan akuntabel,

kepada lansia dengan Bahasa yang bermutu, teladan,

Indonesia yang baik dan mandiri, pofesional, integritas.

benar (Nasionalisme) merata dan tejangkau

dengan tujuan agar lansia oleh masyarakat serta

merasa puas dapat meningkatkan

(Nasionalisme) dengan derajat kesehatan

tindakan yang saya lakukan. masyarakat serta

Setelah itu melengkapai mendorong

dokumentasi pasien (lansia) kemandirian

dengan mengisi kartu control masyarakat di wilayah

lansia adalah cara saya kerja puskesmas rawat

mempertanggung inap benjina untuk

jawabkan tindakan dan berpilaku sehat dan

ii
kinerja (akuntabilitas) hidup dalam

saya. lingkungan yang sehat

dalam upaya

kesehatan secara

komprehensif .

4 Melakukan 1) Menyiapkan alat 1) Tesedianya alat Dalam melakukan Terlaksanannya Dengan di

pemeriksaan three pemeriksaan three in pemeriksaan three in one pemeriksaan three in one pemeriksaan three in lakukannya

in one pada lansia one yaitu : stik yaitu : stik kolestrol, pada lansia saya one adalah sebuah pemeriksaan three

kolestrol, asam urat, asam urat, gula darah mealakukannya dengan inovasi dalam in one pada lansia

gula darah dan kapas dan kapas alcohol Profisional (Akuntabilitas), meningkatkan maka akan

alcohol 2) Terlaksananya penuh kepercayaan diri kesehatan lansia dengan meningkatkatkan

2) Melakukan pemeriksaan three in one (akuntabilitas) dan penuh menerapkan nilai-nilai kesehatan lansia di

pemeriksaan three in 3) Terlaksananya rasa peduli (Anti Korupsi) dasar ANEKA sehingga posyandu lansia di

one dokumentasi terhadap kesehatan lansia dapat menjawab dari wilayah kerja

serta memiliki komitmen misi puskesamas yaitu puskesmas rawat

ii
3) Mencatat hasil terhadap kepuasan lansia ( Mewujudkan inap benjina serta

pemeriksaan three Komitmen Mutu ), setelah pelayanan kesehatan akan memperkuat

in one saya melakukan pemeriksaan yang bermutu, nilai - nilai

4) Melakukan three in one saya memberikan mandiri, pofesional, organisasi yaitu

dokumentasi informasi yang akurat merata dan tejangkau santun, empati,

(Etika Publik) kepada lansia oleh masyarakat dan handal,

dengan Bahasa Indonesia meningkatkan derajat akuntabel,

yang baik dan benar kesehatan masyarakat teladan,

(Nasionalisme) dengan serta mendorong integritas.

tujuan agar lansia merasa kemandirian

puas (Nasionalisme) dengan masyarakat di wilayah

tindakan yang saya lakukan. kerja puskesmas rawat

Setelah itu melengkapai inap benjina untuk

dokumentasi pasien (lansia) berpilaku sehat dan

adalah cara saya hidup dalam

ii
mempertanggung lingkungan yang sehat

jawabkan tindakan dan dalam upaya

kinerja (akuntabilitas) kesehatan secara

saya. komprehensif

5 Melakukan senam 1) Melakukan 1) Terlaksananya Tahap awal dalam Terlaksanannya Dengan di

lansia konsultasi dengan konsultasi dengan kepala melakukan senam lansia pemeriksaan three in lakukannya senam

kepala puskesmas puskesmas terkait adalah saya berkonsultasi one adalah sebuah lansia maka akan

terkait kegiatan yang kegiatan yang akan di dengan kepala puskesmas inovasi dalam meningkatkatkan

akan di lakukan lakukan dan pemegang program meningkatkan kesehatan lansia di

2) Melakukan 2) Terlaksananya lansia menggunakan bahasa kesehatan lansia dengan posyandu lansia di

konsultasi dengan konsultasi dengan yang sopan (etika publik) menerapkan nilai-nilai wilayah kerja

pemegang program pemegang program dan saya mendengarkan dasar ANEKA sehingga puskesmas rawat

lansia mengenai lansia mengenai arahan dari kepala puskesmas dapat menjawab dari inap benjina serta

penetapan jadwal senam dengan teliti dan cermat misi yaitu akan memperkuat

ii
penetapan jadwal 3) Terlaksananya (etika publik). Setelah Mewujudkan nilai - nilai

senam konsultasi dengan ibu mendapat persetujuan saya pelayanan kesehatan organisasi yaitu

3) Konsultasi dengan kader lansia terkait melakukan upaya yang bermutu, santun, empati,

ibu kader lansia kegiatan yang akan di perbaikan (komitmen mandiri, profesional, handal,

terkait kegiatan yang lakukan mutu) kesehatan lansia merata dan tejangkau akuntabel,

akan di lakukan 4) Tersedianya alat sound melalui senam lansia yang oleh masyarakat dan teladan,

4) Menyiapkan alat system akan saya lakukan, saya meningkatkan derajat integritas.

untuk menunjang 5) Terlaksananya senam kemudian mendownload kesehatan masyarakat

kegiatan senam (Alat lansia video senam lansia yang akan serta mendorong

sound sistem) 6) Terlaksananya saya pergunakan untuk kemandirian

5) Melakukan senam dokumentasi lansia melakukan senam lansia masyarakat di wilayah

lansia bersama dengan lansia di kerja puskesmas rawat

6) Melakukan posyandu lansia. Setelah inap benjina untuk

dokumentasi senam contoh video senam lansia berpilaku sehat dan

lansia telah ada saya menyiapkan hidup dalam

ii
alat dan bahan secara lingkungan yang sehat

mandiri (anti korupsi). dalam upaya

Dalam melakukan senam kesehatan secara

lansia, saya bekerjasama komprehensif

(WoG) dengan teman

sejawat saya dan para kader

posyandu lansia untuk

bersama-sama melakukan

senam lansia tersebut sesuai

dengan video yang telah ada

dengan penuh tanggung

jawab (Akuntabilitas).

Setelah selesai melakukan

senam lansia tersebut saya

melaporkan hasilnya kepada

ii
pemegang program posyandu

lansia sebagai wujud

profesionalitas saya

terhadapat tugas dan

tanggung jawab

(Akuntabilitas) yang telah

saya lakukan dengan Bahasa

Indonesia yang baik

(Nasionalisme) dan santun

(Etika Publik). Tahap akhir

dari kegiatan tersebut adalah

melakukan dokumentasi

berupa foto sebagai bukti

terlaksananya kegiatan

tersebut dengan penuh

ii
tanggung jawab

(Akuntabilitas)

6 Melakukan 1) Menyiapkan alat 1) Tersedianya alat Dalam melakukan Terlaksanannya Dengan di

pengukuran antroprometri pengukur pengukuran pengukuran BB dan TB pada pengukuran BB dan TB lakukannya

antropometri (BB (Microtoits, BB dan TB lansia saya mealakukannya adalah sebuah inovasi pengukuran BB dan

dan TB) pada Timbangan BB) pada 2) Terlaksananya dengan penuh tanggung dalam meningkatkan TB pada lansia

lansia di posyandu Lansia pengukuran TB dan BB jawab (Akuntabilitas), kesehatan lansia dengan maka akan

lansia 2) Melakukan 3) Terlaksananya penuh kepercayaan diri menerapkan nilai-nilai meningkatkatkan

pengukuran BB dan pencatatan hasil BB dan (akuntabilitas) dan penuh dasar akuntabilitas, pelayanan

TB TB rasa peduli (Anti Korupsi) nasionalisme, etika kesehatan lansia di

3) Mecatat hasil 4) Terlaksananya terhadap kesehatan lansia public, komitmen posyandu lansia di

pengukuran BB dan dokumentasi hasil TB serta memiliki komitmen mutu, anti korupsi, wilayah kerja

TB . dan BB terhadap kepuasan lansia ( prosenionalitas puskesmas rawat

Komitmen Mutu ), setelah sehingga dapat inap benjina dan di

saya melakukan pengukuran dukung nilai nilai

ii
4) Dokumentasi BB dan TB saya memberikan menjawab misi organisasi yaitu

pengukuran BB dan informasi yang akurat puskesmas yaitu dapat santun, empati,

TB. (Etika Publik) kepada lansia Mewujudkan handal,

dengan Bahasa Indonesia pelayanan kesehatan akuntabel,

yang baik dan benar yang bermutu, teladan,

(Nasionalisme) dengan mandiri, pofesional, integritas.

tujuan agar lansia merasa merata dan tejangkau

puas (Nasionalisme) dengan oleh masyarakat serta

tindakan yang saya lakukan. dapat meningkatkan

Setelah itu melengkapai derajat kesehatan

dokumentasi pasien (lansia) masyarakat serta

adalah cara saya mendorong

mempertanggung kemandirian

jawabkan tindakan dan masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas

ii
kinerja (akuntabilitas) Rawat Inap Benjina

saya. untuk berpilaku sehat

dan hidup dalam

lingkungan yang sehat

dalam upaya

kesehatan secara

komprehensif.

7 Membuat liflet 1) Melakukan 1) Terlaksananya Dalam melakukan Dengan membuat liflet Dengan membuat

untuk penyuluhan konsultasi dengan konsultasi degan kepala pembuatan liflet pada lansia sesuai dengan visi liflet untuk

di posyandu kepala Puskesmas puskesmas saya mealakukannya secara Puskesmas Rawat Inap penyuluhan di

lansia 2) Melakukan 2) Terlaksananya mandiri (anti koupsi) Benjina yaitu “Menjadi posyandu lansia

konsultasi dengan konsultasi dengan dengan penuh tanggung puskesmas dengan maka akan

Pemegang Program Pemegang Program jawab (Akuntabilitas), dan pelayanan bermutu meningkatkatkan

Lansia Lansia memiliki komitmen dan mandiri menuju pelayanan

3) Tersedianya materi terhadap kepuasan lansia masyarakat sehat’’ kesehatan lansia di

ii
3) Mempersiapkan 4) Tersedianya desain liflet (Komitmen Mutu), dengan dan serta menjawab posyandu lansia di

materi 5) Tersedianya liflet tujuan untuk memberikan Misi dari Puskesmas wilayah kerja

4) Membuat desain 6) Dokumentasi informasi yang akurat Rawat Inap Benjina puskesmas rawat

liflet hasil pembuatan (Etika Publik) kepada lansia yaitu: inap benjina dan di

5) Membuat liflet liflet dengan Bahasa Indonesia 1) Mewujudkan dukung nilai nilai

6) Dokumentasi hasil yang baik dan benar pelayanan organisasi yaitu

pembuatan liflet (Nasionalisme) dengan kesehatan yang santun, empati,

tujuan agar lansia merasa bermutu, mandiri, handal,

puas (Nasionalisme) dengan profesional, akuntabel,

tindakan yang saya lakukan. merata dan teladan,

Setelah itu saya memberikan tejangkau oleh integritas.

materi dengan media liflet masyarakat dan

dengan menggunakan Bahasa meningkatkan

Indonesia yang lengkap derajat kesehatan

(Nasionalisme) . masyarakat di

ii
wilayah kerja

Puskesmas Rawat

Inap Benjina

2) Mewujudkan

derajat kesehatan

masyarakat di

wilayah kerja

puskesmas Rawat

Inap Benjina yang

optimal

3) Mendorong

kemandirian

masyarakat di

wilayah kerja

puskesmas

ii
perawatan benjina

untuk berpilaku

sehat dan hidup

dalam lingkungan

yang sehat dalam

upaya kesehatan

secara

komprehensif

8 Membuat kartu 1. Melakukan konsultasi 1. Terlaksananya Konsultasi Dengan membuat kartu Dengan membuat kartu Dengan membuat

control kesehatan dengan kepala dengan Kepala control kesehatan lansia control kesehatan kartu control

lansia Puskesmas Puskesmas merupakan kegiatan inovasi lansia sesuai dengan kesehatan untuk

2. Melakukan Kerja 2. Terbangunnya kerja sama dan kreatif (komitmen visi Puskesmas Rawat lansia maka akan

sama dengan dengan Pemegang mutu), saya sebagai seorang Inap Benjina mengontrol

Pemegang Program Program Lansia perawat akan dapat yaitu“Menjadi kesehatan lansia di

Lansia memberikan kejelasan puskesmas dengan posyandu lansia di

ii
3. Membuat Kartu 3. Tersedianya Kartu (Akuntabilitas) tentang pelayanan bermutu wilayah kerja

Kontrol Kesehatan Kontrol Lansia keadaan kesehatan lansia. dan mandiri menuju puskesmas Rawat

Lansia 4. Terlapornya hasil Dan saya akan memiliki hasil masyarakat sehat’’ Inap benjina dan di

4. Melaporkan hasil pembuatan Kartu Kontrol kerja yang dan serta menjawab dukung nilai nilai

pembuatan Kartu Lansia ke Kepala professional(Nasionalisme) Misi dari Puskesmas organisasi yaitu

Kontrol Lansia ke Puskesmas dan dapat mempertanggung Rawat Inap Benjina santun, empati,

Kepala Puskesmas 5. Tersedianya Kartu jawabkan (etika publik) yaitu: handal,

5. Kartu control Kontrol di posyandu seluruh tindakan saya. Proses akuntabel,

kesehatan lansia yang lansia dan di berikan pembuatan kartu ini, saya 1) Mewujudkan teladan,

memuat data kepada lansia akan mulai dengan pelayanan integritas.

kesehatan lansia setiap 6. Terlaksananya evaluasi melakukan konsultasi (etika kesehatan yang

bulannya dan monitoring secara public) dengan kepala bermutu, mandiri,

6. Kartu control berkala per bulan puskesmas sebagai atasan profesional, merata

kesehatan lansia saya secara sopan (etika dan tejangkau oleh

dievaluasi dan public). Saya juga akan masyarakat dan

ii
dimonitoring secara melakukan konsultasi dengan meningkatkan

berkala per bulan pemegang program Lansia. derajat kesehatan

Setelah disetujui oleh Kepala masyarakat di

Puskesmas, selanjutnya saya wilayah kerja

akan mulai membuat kartu Puskesmas Rawat

Kontrol kesehatan lansia Inap Benjina

berisi hal-hal yang 2) Mewujudkan

mengutamakan pelayanan derajat kesehatan

dan mengutamakan masyarakat di

kepentingan pasien wilayah kerja

(komitmen mutu) serta Puskesmas Rawat

memperlihatkan hasilnya Inap Benjina yang

kepada Kepala Puskesmas. optimal

Pada waktu kegiatan, saya 3) mendorong

melakukan pemeriksaan kemandirian

ii
kesehatan dan pembagian masyarakat di

kartu control pada lansia wilayah kerja

secara adil (anti korupsi) Puskesmas Rawat

tanpa membedakan suku, Inap Benjina untuk

agama, ras dan budaya berpilaku sehat dan

yang sesuai dengan hidup dalam

pengamalan pancasila sila lingkungan yang

ke-3 (Nasionalisme). sehat dalam upaya

. Hasil pemeriksaan akan kesehatan secara

ditulis dalam kartu control komprehensif

kesehatan lansia dan akan

diberikan kepada lansia agar

di bawa setiap kali pada di

adakan posyandu lansia.

Kartu control kesehatan

ii
lansia ini akan dievaluasi dan

dimonitoring secara teratur

oleh petugas kesehatan.

9 Membuat kelas 1) Melakukan 1) Terlaksananya Dengan di buat kelas lansia Dengan membuat kelas Dengan membuat

lansia di konsultasi dengan konsultasi degan kepala untuk lansia di posyandu lansia sesuai dengan kelas lansia di

posyandu kepala Puskesmas puskesmas lansia, saya sebagai seorang visi Puskesmas Rawat posyandu maka

2) Melakukan Kerja 2) Terbangunnya kerja perawat dapat memberikan Inap Benjina yaitu akan memberikan

sama dengan sama dengan Pemegang kejelasan (akuntabilitas) “Menjadi puskesmas pemahaman kepada

Pemegang Program Program Lansia dan kepada lansia tentang dengan pelayanan lansia tentang

Lansia dan kader kader lansia pentingnya mengikuti bermutu dan mandiri pentingnya

lansia 3) Tersedianya tempat posyandu lansia sehingga menuju masyarakat posyandu lansia

3) Mempersiapkan 4) Tersedianya Kelas lansia-lansia itu lebih pahami sehat’’ dan serta kepada lansia serta

tempat Lansia tentang penyakit atau menjawab Misi dari memberikan

4) Membuat kelas 5) Absen di edarkan keadaan yang mereka alami. Puskesmas Rawat Inap pemahaman

Dan saya akan memiliki hasil Benjina yaitu: tentang masalah

ii
5) Mengedarkan absen 6) Terlaksananya kerja yang professional 1) Mewujudkan kesehatan yang di

kelas lansia pemberian materi ke (Nasionalisme) dan dapat pelayanan alami lansia di

6) Memberikan materi lansia mempertanggung kesehatan yang posyandu lansia di

berdasarkan 7) Terlaksanaya evaluasi jawabkan (anti korupsi) bermutu, mandiri, wilayah kerja

penyakit terbanyak dalam kelas lansia seluruh tindakan saya. Proses profesional, puskesmas Rawat

dalam posyandu 8) Terlakasananya pembuatan kelas lansia ini, merata dan Inap benjina dan di

7) Melakukan evaluasi pencatatan saya akan mulai dengan tejangkau oleh dukung nilai nilai

dalam kelas lansia 9) Terlaksananya melakukan konsultasi (etika masyarakat dan organisasi yaitu

8) Melakukan dokumentasi public) dengan kepala meningkatkan santun, empati,

pencatatan 10) Kelas lansia tetap di puskesmas sebagai atasan derajat kesehatan handal,

9) Dokumentasi hasil monitoring setiap saya secara sopan (etika masyarakat di akuntabel,

kegiatan bulannya public). Saya juga akan wilayah kerja teladan,

10) Kelas lansia terus melakukan konsultasi dengan Puskesmas Rawat integritas.

dimonitoring secara pemegang program Lansia Inap Benjina

berkala per bulan dan kader lansia. Setelah

ii
disetujui oleh Kepala 2) Mewujudkan

Puskesmas, Pemegang derajat kesehatan

Pogram Lansia, Kader Lansia masyarakat di

selanjutnya saya akan mulai wilayah kerja

membuat Kelas lansia yang Puskesmas Rawat

akan membahas tentang Inap Benjina yang

penyakit terbanyak yang di optimal

alami oleh lansia-lansia 3) mendorong

tersebut dengan kemandirian

memperhatikan hal-hal yang masyarakat di

mengutamakan pelayanan wilayah kerja

dan mengutamakan Puskesmas Rawat

kepentingan pasien Innap Benjina

(komitmen mutu). Pada untuk berpilaku

waktu kegiatan kelas lansia, sehat dan hidup

ii
saya memberikan materi dalam lingkungan

tentang secara adil (anti yang sehat dalam

korupsi). upaya kesehatan

secara

komprehensif

10 Memenuhi gizi 1) Melakukan 1) Terlakasananya Dengan memenuhi Dengan memenuhi Dengan memenuhi

pada lansia konsultasi dengan konsultasi dengan kebutuhan gizi pada lansia kebutuhan gizi lansia kebutuhan gizi

kepala Puskesmas kepala Puskesmas untuk di posyandu lansia, dapat menjawab visi lansia di posyandu

2) Melakukan 2) Terlaksananya saya sebagai seorang perawat Puskesmas Rawat Inap lansia maka akan

konsultasi dengan konsultasi dengan dapat memberikan kejelasan Benjina yaitu “Menjadi meningkatkan

Pemegang Program Pemegang Program tentang pentingnya gizi pada puskesmas dengan pelayanan

Lansia Lansia lansia sehingga lansia-lansia pelayanan bermutu kesehatan kepada

3) Melakukan 3) Terlaksananya lebih pahami tentang gizi dan mandiri menuju lansia di posyandu

konsultasi dengan konsultasi dengan yang perlu di penuhi. Dan masyarakat sehat’’ lansia di wilayah

pemegang program gizi saya akan memiliki hasil dan serta menjawab kerja Puskesmas

ii
pemegang program 4) Terlaksananya kerja yang profesional dan Misi dari Puskesmas Rawat Inap benjina

gizi konsultasi dengan ibu dapat Rawat Inap Benjina dan di dukung nilai

4) Melakukan kader lansia mempertanggungjawabkan yaitu: nilai organisasi

konsultasi dengan 5) Tersedianya bahan seluruh tindakan saya. Proses 1) Mewujudkan yaitu santun,

ibu kader lansia untuk pemenuhan gizi pemenuhan gizi lansia, saya pelayanan empati, handal,

5) Memnyediakan lansia akan mulai dengan kesehatan yang akuntabel,

bahan untuk 6) Terlaksananya melakukan konsultasi bermutu, mandiri, teladan,

pemenuhan gizi pemberian susu dan (WOG) dengan kepala profesional, integritas.

lansia bubur kacang hijau puskesmas sebagai atasan merata dan

6) Memberikan susu untuk pemenuhan gizi saya. Saya juga akan tejangkau oleh

dan bubur kacang lansia melakukan konsultasi dengan masyarakat dan

hijau untuk 7) Terlaksananya pemegang program Lansia, meningkatkan

pemenuhan gizi dokumentasi kegiatan pemegang pogram gizi dan derajat kesehatan

lansia yang dilakukan kader lansia. Setelah disetujui masyarakat di

oleh Kepala Puskesmas, wilayah kerja

ii
7) Dokumentasi Pemegang Pogram Lansia Puskesmas Rawat

kegiatan yang dan pemegang program gizi Inap Benjina

dilakukan saya lansung memberikan 2) Mewujudkan

bahan ke ibu kader untuk derajat kesehatan

membuat bubur kacang hijau masyarakat di

untuk memenuhi gizi lansia wilayah kerja

dengan memperhatikan hal- puskesmas Rawat

hal yang mengutamakan Inap Benjina yang

pelayanan dan optimal

mengutamakan 3) Mendorong

kepentingan pasien. Pada kemandirian

waktu pembagian bubur masyarakat di

kacang hijau, saya wilayah kerja

membaginya dengan adil. puskesmas

perawatan benjina

ii
untuk berpilaku

sehat dan hidup

dalam lingkungan

yang sehat dalam

upaya kesehatan

secara

komprehensif

11 Kreatifitas Lansia 1) Melakukan 1) Terlaksananya Kegiatan lansia kreatif

(membuat konsultasi dengan konsultasi dengan merupakan kegiatan inovasi

anyaman) kepala Puskesmas kepala Puskesmas (komitmen mutu), saya

2) Melakukan 2) Terlaksananya sebagai seorang perawat akan

konsultasi dengan konsultasi dengan dapat memberikan

Pemegang Program Pemegang Program pemahaman dan kejelasan

Lansia Lansia (Akuntabilitas) terkain

pemanfaatan barang bekas

ii
3) Melakukan 3) Melakukan konsultasi dan saya akan memiliki hasil

konsultasi dengan dengan kader lansia kerja yang professional

kader lansia 4) Tesedianya bahan (Nasionalisme) dan dapat

4) Menyiapkan bahan anyaman yang akan di mempertanggungjawabkan

anyaman yang akan ajarkan ke lansia (etika publik) seluruh

di ajarkan ke lansia 5) Tersedianya pola tindakan saya. Proses lansia

5) Membuat pola anyaman kreatif ini, saya akan mulai

anyaman 6) Terlaksananya dengan melakukan konsultasi

6) Menjelaskan cara penjelasan cara kerja dengan kepala puskesmas

kerja 7) Terlaksananya sebagai atasan saya. Saya

7) Dokumentasi hasil dokumentasi hasil kerja. juga akan melakukan

kerja konsultasi dengan pemegang

program Lansia. Setelah

disetujui oleh Kepala

Puskesmas, selanjutnya saya

ii
akan mulai membuat pola

anyaman yang terbuat dari

bahan bekas dan membuat

contoh anyaman yang

selanjutnya saya akan ajarkan

untuk lansia dan tidak

melupakan untuk

mengutamakan pelayanan

dan mengutamakan

kepentingan lansia

(komitmen mutu) serta

memperlihatkan hasilnya

kepada Kepala Puskesmas.

Pada waktu kegiatan, saya

membagikan bahan dan

ii
mengajarkan lansia cara

membuat anyaman alas

piring pada lansia secara adil

(anti korupsi) tanpa

membedakan suku, agama,

ras dan budaya yang sesuai

dengan pengamalan

pancasila sila ke-3

(Nasionalisme). Hasil

pembuatan anyaman itu saya

memberikan untuk lansia

agar di kembangkan di rumah

dan hasilnya saya akan

monitoring pada jadwal

posyandu bulan depan.

ii
JADWAL RENCANA AKTUALISASI

ii
MINGGU
NO KEGIATAN (1 – 6 Juli 2019) (8-13 Juli 2019) (15 – 20 Juli 2019) (22 – 27 Juli 2019)
I II III IV
Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien lansia
1
di posyandu lansia
Melakukan penyuluhan kesehatan tentang
2
pentingnya pelayanan posyandu lansia

3 Melakukan pengukuran Tekanan darah pada lansia

4 Melakukan pemeriksaan three in one pada lansia

5 Melakukan senam lansia

ii
BAB IV
CAPAIAN HASIL AKTUALISASI

A. Deskripsi Core Isu

Rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia merupakan salah

satu masalah utama yang terjadi di dalam pelayanan kesehatan puskesmas rawat

inap benjina. Pelayanan di posyandu lansia meliputi pelayanan promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif. Rendahnya minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia

disebabkan oleh beberapa hal seperti: kurang pemahaman lansia tentang pentingnya

posyandu lansia sehingga kurangnya minat lansia untuk memeriksakan diri ke

posyandu karena kurangnya ketertarikan untuk mendatangi posyandu di karenakan

tidak ada kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan minat lansia sehingga membuat

lansia tidak tertarik untuk mengikuti posyandu lansia kemudian tidak ada

ketersediaan kader posyandu lansia sehingga tidak ada yang mengkordinir lansia

untuk mengikuti posyandu lansia yang telah dijadwalkan sehingga pada saat jadwal

posyandu lansia ada lansia yang tidak hadir untuk mengikuti posyandu di karenakan

sibuk dengan kegiatan di rumah di sebabkan karena tidak mendapatkan informasi

tentang waktu posyandu lansia, dan juga kendalanya setiap posyandu yang berada

di setiap desa di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina aksesnya melalui

laut sehingga semua kegaitan posyandu yang di lakukan berdasarkan cuaca dan

kondisi alam. Selain itu, adanya persepsi dari sebagian orang yang merasa minder

terhadap tenaga kesehatan kian membuat pelayanan kesehatan lansia kurang

maksimal karena terdapat jarak pemisah antara tenaga kesehatan dan masyarakat

Kecamatan Aru Tengah.

ii
B. Strategi Pemecahan Isu

Untuk dapat memberikan pelayanan Kesehatan kepada lansia di posyandu

lansia (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang tepat, berkualitas,

maksimal, mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat di Kecamatan Aru

Tengah terkhususnya di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina serta

menghilangkan jarak pemisah antara petugas kesehatan dan masyarakat, maka

strategi pemecahan isu yang dilakukan adalah memaksimalkan pelayanan

kesehatan lansia di setiap posyandu lansia melalui inovasi “Meningkatkan Minat

Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat

Inap Benjina ”

C. Proses Menerapkan Inisiatif / Kegiatan

1. Capaian Hasil Aktualisasi

Melakukan Kunjungan Kesehatan Ke


Kegiatan 1 :
Posyandu Lansia

Tanggal : 05 Juli - 03 Agustus 2019


Daftar
: Surat dukungan dari Lintas Sektor
Lampiran
Keterangan : Terlaksana

1.1. Tahapan Kegiatan

a. Konsultasi dengan kepala puskesmas mengenai kegiatan yang

akan di lakukan

b. Konsultasi dengan pemegang progam posayandu lansia

c. Melakukan kunjungan di posyandu lansia

d. Melakukan dokumentasi

ii
1.2. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan (Output)

Kegiatan “Kunjungan Kesehatan Ke Posyandu Lansia” untuk

mengetahui kebutuhan dan permasalahan yang di alami oleh lansia di

Posyandu lansia, ini saya lakukan di Desa Benjina Kecamatan Aru

Tengah pada tanggal 04 Juli – 03 Agustus 2019.

Pada kegiatan ini saya melakukan konsultasi

dan meminta dukungan dari kepala Puskesmas

Rawat Inap Benjina mulai dari tanggal 04 Juli -

03 Agustus 2019. Dilanjutkan konsultasi

dengan pemegang program lansia pada tanggal 04

Juli - 03 Agustus 2019, dan pada tanggal 04 Juli

saya berkonsultasi dengan ibu ketua kader lansia

dan dilanjutkan dengan konsultasi dengan Kepala

Desa Benjina pada tanggal 05 Juli 2019.

Setelah mendapat persetujuan Kepala Puskesmas Rawat Inap

Benjina, Pemegang Program Lansia, ibu ketua kader dan kepala Desa

Benjina saya melanjutkan dengan kegiatan kunjungan ke posyandu

lansia pada tanggal 05 Juli - 03 Agustus 2019.

ii
Saya melakukan kunjungan di

posyandu lansia saya menemukan

lansia yang banyak mengalami

masalah kesehatan kemudian saya

melakukan kerja sama dengan pemegang

pogam lansia untuk mengatasi masalah

yang terjadi pada lansia di posyandu di wilayah kerja Puskesmas

Rawat Inap Benjina.

Kegiatan ini dilakukan untuk membantu saya dalam

mengidentifikasi masalah - masalah yang terjadi pada lansia sehingga

dapat mempermudahkan saya dalam melakukan kegiatan - kegiatan

selanjutnya.

Dalam melakukan kegiatan ini nilai-nilai dasar ASN yang

terkandung yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Kunjungan (visite) ke posyandu lansia merupakan bentuk

pelayanan kesehatan sehingga dapat mengidentifikasi masalah -

masalah kesehatan yang terjadi pada lansia. Sebelum melakukan

kunjungan (visite) kepada pasien, saya terlebih dahulu melakukan

konsultasi dan komunikasi (Etika Publik) dengan Kepala

Puskesmas Rawat Inap Benjina dan pemegang program lansia dengan

sikap sopan dan santun (etika publik), profesional (akuntabilitas)

dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

ii
(nasionalisme) untuk menghasilkan kesepakatan (nasionalisme)

dalam rangka terlaksananya kegiatan. Sebagai Perawat Profesional

yang menjunjung tingggi kode etik profesi, saya berkolaborasi

(WoG) dengan teman sejawat dalam memberikan pelayanan yang

menyentuh (Komitmen Mutu) dengan sikap sopan dan santun

(Etika Publik) serta mengecek laporan posyanduu lansia tanggung

jawab (Anti Korupsi). Untuk mengetahui identitas lengkap dari

pasien lansia yang tergabung dalam posyandu lansia dengan teliti

dengan menjaga privasi pasien (Etika Publik). Dalam melakukan

visite kepada pasien saya memperkenalkan diri dengan senyum,

komunikasi dan sentuhan terapeutik agar tercipta hubungan saling

percaya antara pasien dan saya sebagai perawat serta menjamin bahwa

setiap pasien mendapat haknya (pelayanan publik) menerima

asuhan keperawatan secara holistic dan selanjutnya menanyakan

keluhan dan kondisi pasien dengan menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan santun (Nasionalisme). Tahap terkahir yang saya

lakukan adalah melakukan dokumentasi berupa foto sebagai bentuk

pertanggung jawaban (Akuntabilitas) atas kegiatan yang telah

dilakukan.

1.3. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar

a. Etika Publik

Dalam melakukan kunjungan (visite) di posyandu lansia, saya

melakukan konsultasi dan komunikasi dengan Kepala

ii
Puskesmas Rawat Inap Benjina dan pemegang program lansia

dengan sikap sopan dan santun.

b. Akuntabilitas

Sebagai Perawat Profesional yang menjunjung tingggi kode etik

profesi saya akan berkolaborasi dengan teman sejawat yaitu

pemegang program dalam rangka terlaksananya kegiatan.

c. Nasionalisme

Saya akan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

dalam melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas dan

pemegang pogram untuk menghasilkan kesepakatan dalam

rangka terlaksananya kegiatan.

d. Komitmen Mutu

Saya berkolaborasi dengan teman sejawat dalam memberikan

pelayanan yang menyentuh.

e. Anti Korupsi

Saya akan mengecek laporan posyanduu lansia dengan penuh

tanggung jawab

1.4. Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi serta

Penguatan Nilai Organisasi.

Dengan “Dapat mengetahui kondisi lansia di posyandu lansia

maka saya melakukan ‘Kunjungan ke posyandu lansia’ di wiilayah

kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina”, maka saya telah mendukung

visi Puskesmas Rawat Inap Benjina yaitu “Menjadi puskesmas

ii
dengan pelayanan bermutu dan mandiri menuju masyarakat

sehat Mewujudkan Masyarakat” dan misi Puskesmas Rawat Inap

Benjina yaitu Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

mandiri, profesional, merata dan terjangkau oleh masyarakat dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina, Mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina

yang optimal dan Mendorong kemandirian masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Perawatan Benjina untuk berpilaku

sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam upaya

kesehatan secara komprehensif serta memberi penguatan nilai-nilai

organisasi santun, empati, handal, akuntabel, teladan, integritas.

1.5. Analisa Dampak

a. Nilai Dasar : Etika Publik

Indikator : Konsultasi, Komunikasi, Sopan dan Santun

Dampak : Jika nilai dasar etika publik tidak dilaksanakan, yaitu

jika saya tidak melakukan konsultasi dan komunikasi dengan

kepala puskesmas dan pemegang pogram lansia secara sopan dan

santun, maka dapat menyebabkan kunjungan ke posyandu lansia

tidak dapat dilakukan dan dapat membuat hubungan kerja atasan

dengan bawahan menjadi tidak baik.

b. Nilai Dasar : Akuntabilitas

Indikator : Profesional

ii
Dampak : Jika nilai dasar akuntabilitas tidak dilaksanakan,

maka saya tidak dapat berkolaborasi dengan teman sejawat profesi

dengan professional, yaitu apabila saya tidak melakukan

kolaborasi secara professional maka kegiatan kunjungan ke

posandu lansia tidak dapat berjalan dengan lancar.

c. Nilai Dasar : Nasionalisme

Indikator : Bahasa Indonesia yang baik dan benar

Dampak : Jika nilai dasar nasionalisme tidak dilaksanakan,

maka komunikasi tidak dapat berjalan dengan baik dan jika

Bahasa Indonesia tidak digunakan secara baik dan benar maka

semua komunikasi tidak dapat berjalan sesuai dengan apa yang di

harapkan sehingga kunjungan (visite) ke posyandu lansia tidak

dapat berjalan dengan baik.

d. Nilai Dasar : Komitmen Mutu

Indikator : Memberikan pelayanan yang menyentuh

Dampak : Jika nilai dasar komitmen mutu tidak dilaksanakan,

maka proses peningkatan mutu pelayanan puskesmas akan jadi

terhambat karena tidak ada pelayanan yang menyentuh sehingga

dapat menyebabkan pasien lansia kurang tertarik dating ke

posyandu lansia sehingga akan mengurangi mutu pelayanan

puskesmas.

e. Nilai Dasar : Anti korupsi

Indikator : Tanggung Jawab

ii
Dampak : Jika nilai dasar anti korupsi tidak dilaksanakan yaitu

jika saya tidak melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab

maka kegiatan kunjungan (visite) ke posyandu berjalan dengan

baik.

1.6. Kendala dan Cara Mengatasinya

Dalam melaksanakan kegiatan ini ditemukan kendala, yaitu

rencana untuk mengunjungi posyandu lansia di Desa benjina yaitu

posyandu 3 serangkai 1 dan 2 di desa benjina yang berdekatan dengan

puskesmas telah selesai karena jadwal posyandu 3 serangkai 1 dan 2

di desa benjina berjalan pada tanggal 1-3 Juli sehingga target untuk

kunjungan ke posyandu lansia yang telah terjadwal menjadi mundur

dan harus menunggu jadwal posyandu di desa-desa di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina namun masalah itu bisah teratasi

karena adanya dukungan dari kepala puskesmas dan pemegang

program lansia sehingga mulai berjalannya kunjungan (visite) ke

Posyandu Lansia itu pada tanggal 5 Juli di Dusun Papakula Kecil dan

di lanjutkan kunjungan ke posyandu di Desa Benjina di daerah dok

dan kilo yang harus di kunjungi menggunakan angkutan laut pada

tanggal 11 Juli kemudian di lanjutkan lagi pada tanggal 17 juli di desa

gardakau dan dusun fanan jaya semua itu menggunakan angkutan laut

dan pada tanggal 19 Juli di lakukan kunjungan ke posyandu yang

berada di desa tanah miring, desa gulili, desa namara, desa selelau.

walaupun semua kegiatan itu harus menggunakan transpotasi laut

ii
tetapi itu bukan menjadi satu alasan untuk kegiatan tidak berjalan

karena semuanya itu mendapat dukungan yang kuat dari kepala

puskesmas dan pemegang program lansia.

2. Capaian Hasil Aktualisasi

Melakukan penyuluhan kesehatan tentang


Kegiatan 2 : pentingnya pelayanan posyandu lansia di
posyandu lansia.
Tanggal : 11 Juli – 03 Agustus 2019
- Liflet
- Surat dukungan dari lintas sektor
Daftar
: - Surat Tugas Kepala Puskesmas Rawat
Lampiran
Inap Benjina
- Absen Posyandu lansia
Keterangan : Terlaksana

2.1. Tahapan Kegiatan

a. Melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas terkait kegiata

yang akan di lakukan

b. Melakukan konsultasi dengan pemegang pogram terkait kegiatan

akan di lakukan

c. Menyiapkan materi penyuluhan

d. Membuat media leaflet

e. Membuat kelas untuk penyuluhan dan pendidikan kesehatan

f. Memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan

g. Melakukan evaluasi

h. Melakukan dokumentasi

ii
2.2. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan (Output)

Kegiatan “Melakukan penyuluhan kesehatan tentang

pentingnya pelayanan posyandu lansia di posyandu lansia”, ini saya

lakukan di Pusyandu di Desa Gardakau, posyandu di desa Tanah

Miring dan posyandu Tiga Serangkai 1 dan 2 di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina di Aru Tengah pada tanggal 11 Juli

- 02 Agustus 2019.

Pada kegiatan ini saya melakukan konsultasi dan meminta

dukungan dari kepala puskesmas dan

pemegang program lansia mengenai

penyuluhan dan materi yang akan di

sampaikan setelah mendapatkan

dukungan dai kepala puskesmas kemudian kegiatan di mulai dari

tanggal 11 Juli sampai tanggal 02 Agustus 2019.

Saya melanjutkan dengan penyuluhan di posyandu di Desa

Gardakau pada tanggal 17 Juli 2019

dengan jumlah lansia yang hadir

sebanyak 20 orang. Penyuluhan kedua

di desa Tanah Miring pada tanggal 19

Juli 2019 dengan jumlah lansia 32 orang dan di posyandu Tiga

Serangkai 1 dan 2 dengan jumlah 34 orang. Saya melakukan

penyuluhan tentang pentingnya posyandu lansia, selain memberikan

materi tentang pentingnya posyandu lansia saya memberikan materi

ii
kesehatan tentang penyakit degenerative yang terjadi pada lansia dan

materi tentang kesehatan lansia. Selain

melakukan penyuluhan untuk lansia di

posyandu lansia saya melakukan

penyuluhan kepada lansia di puskesmas

tentang pentingnya posyandu lansia.

Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkatkan pemahaman

lansia untuk memahami tentang pentingnya kesehatan bagi lansia.

Dalam melakukan kegiatan ini nilai-nilai dasar ASN yang

terkandung yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan terhadap lansia,

diawali dengan konsultasi dan komunikasi yang baik (Etika

Publik) dengan pemegang program. Pada saat menyiapkan materi

edukasi saya mencari sumber referensi yang jelas (Komitmen

Mutu) dengan penuh rasa tanggung jawab (akuntabilitas). Setelah

mendapat materi yang akan dijadikan referensi, selanjutnya saya

membuat media leaflet yang berkualitas dan relevan (Komitemen

Mutu) sebagai media dalam memberikan pendidikan kesehatan agar

lansia lebih paham. Setelah itu saya berkonsultasi kembali dengan

pemegang program untuk menentukan waktu pelaksanaan

pemberian edukasi dengan bahasa yang santun (Etika Publik). Saya

menyiapkan lansia untuk berpartisipaasi dalam edukasi dengan

ii
bahasa yang santun dan tidak memaksa (Etika Publik). Sebagai

seorang Perawat yang berperan sebagai seorang educator yang

professional (Akuntabilitas) saya menyampaikan materi edukasi

dengan baik serta memberikan contoh - contoh yang sederhana

(Anti Korupsi) agar lansia merasa puas dengan informasi yang

diberikan. Selain itu memberikan motivasi untuk memohon

kesembuhan dari Tuhan Yang Maha Esa (Nasionalisme). Setelah

penyampaian edukasi, saya melakukan evaluasi menggunakan

beberapa pertanyaan dengan bahasa yang santun (etika publik).

Tahap terakhir yang dilakukan adalah melakukan dokumentasi

berupa foto selama pelaksanaan edukasi hingga akhir sebagai bukti

pertangungjawaban (Akuntabilitas) yang telah saya lakukan.

2.3. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar

a. Etika Publik

Saya akan melakukan konsultasi dan komunikasi yang baik

dengan kepala puskesmas dan pemegang program untuk

penentuan waktu penyuluhan dengan menggunakan Bahasa yang

santun.

b. Nasionalisme

Selain itu saya memberikan motivasi untuk memohon

kesembuhan dari Tuhan Yang Maha Esa.

c. Komitmen Mutu

ii
Pada saat menyiapkan materi edukasi saya mencari sumber

referensi yang jelas selanjutnya saya membuat media leaflet

yang berkualitas dan relevan.

d. Akuntabilitas

Saya sebagai seorang Perawat yang berperan sebagai seorang

educator yang professional saya menyampaikan materi edukasi

dengan baik Tahap terakhir yang dilakukan adalah melakukan

dokumentasi berupa foto selama pelaksanaan edukasi hingga

akhir sebagai bukti pertangungjawaban yang telah saya

lakukan.

e. Anti Korupsi

Saya menyampaikan materi edukasi dengan baik serta

memberikan contoh - contoh yang sederhana.

2.4. Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi serta

penguatan nilai Organisasi

Dengan “Melakukan penyuluhan kesehatan tentang

pentingnya pelayanan posyandu untuk lansia di posyandu lansia”,

maka saya telah mendukung visi Puskesmas Rawat Inap Benjina

yaitu “Menjadi puskesmas dengan pelayanan bermutu dan

mandiri menuju masyarakat sehat Mewujudkan Masyarakat”

dan misi Puskesmas Rawat Inap Benjina Yaitu Mewujudkan

pelayanan kesehatan yang bermutu, mandiri, profesional,

merata dan tejangkau oleh masyarakat dan meningkatkan

ii
derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas

Rawat Inap Benjina, Mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat di wilayah kerja puskesmas Rawat Inap Benjina

yang optimal dan Mendorong kemandirian masyarakat di

wilayah kerja puskesmas perawatan benjina untuk berpilaku

sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam upaya

kesehatan secara komprehensif serta memberi penguatan nilai-

nilai organisasi santun, empati, handal, akuntabel, teladan,

integritas.

2.5. Analisa Dampak

a. Nilai Dasar : Etika Publik

Indikator : Santun

Dampak : Jika nilai dasar etika publik tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya tidak melakukan konsultasi dan komunikasi

dengan Bahasa yang santun dengan kepala puskesmas dan

pemegang program, maka dapat menyebabkan proses

penyuluhan tidak dapat di laksankan, jika tidak menggunakan

Bahasa yang santun dan berprilaku yang tidak santun dapat

mempengaruhi hubungan kerja kepala puskesmas dengan

bawahannya.

b. Nilai Dasar : Komitmen Mutu

Indikator : Jelas, berkualitas dan relevan

ii
Dampak : Pada saat menyiapkan materi edukasi saya mencari

sumber referensi yang jelas sehingga dapat di pahami dengan

baik oleh lansia. Jika nilai dasar komitmen mutu tidak

dilaksanakan, maka tidak ada peningkatan mutu pelayanan

posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas rawat inap benjina.

Pelayanan untuk lansia yang sehat maupun sakit di posyandu

tidak akan maksimal karena lansia tidak memahami apa

pentingnya posyandu lansia bagi dirinya.

c. Nilai Dasar : Nasionalisme

Indikator : Memohon kesembuhan dari Tuhan Yang Maha Esa

Dampak : Jika nilai dasar nasionalisme tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya tidak memberikan dukunagn dan motivasi

untuk lansia dalam bentuk dukungan rohani untuk memohon

kesembuhan dari Tuhan Yang Maha Esa maka lansia akan

merasa putus asa sehingga tidak memiliki keyakinan untuk

mendapat kesembuhan sehingga lansia dapat berhenti mengikuti

posyandu lansia. Sehingga percuma saja melakukan penyuluhan

dan pendidikan kesehatan kepada lansia maka akhirnya

penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang di berikan dikatakan

gagal.

d. Nilai Dasar : Akuntabilitas

Indikator : Tangung jawab

ii
Dampak : Jika nilai dasar akuntabilitas tidak dilaksanakan,

yaitu apabila “Penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang

pentingnya posyandu lansia” maka tanggung jawab tidak dapat

di laksanakan dengan baik karena semua pekerjaan yang

dijalankan dengan tidak penuh rasa tanggung jawab maka semua

kegiatan tidak akan berjalan dengan lancar.

e. Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Sederhana

Dampak : Jika nilai dasar anti korupsi tidak dilaksanakan yaitu

jika penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang pentingnya

posyandu lansia yang di berikan tidak menggunakan kata-kata

atau Bahasa sederhana maka lansia tidak dapat untuk memahmi

dan mengerti maka materi yang di berikan tidak dapat di terima

dengan baik.

2.6. Kendala dan Cara Mengatasi

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak ditemukan adanya

kendala.

3. Capaian Hasil Aktualisasi

Melakukan pengukuran Tekanan darah


Kegiatan 3 :
pada lansia

Tanggal : 03 Juli - 02 Agustus 2019


- Surat dukungan dari lintas sektor
terkait
Daftar
: - Surat Perintah Tugas dari Kepala
Lampiran
Puskesmas Rawat Inap Benjina
- SOP pengukuran tekanan darah

ii
- Kartu control kesehatan lansia
Keterangan : Terlaksana

3.1. Tahapan Kegiatan

a. Menyiapkan alat pengukuran tekanan darah (Tensi meter)

b. Melakukan pengukuran tekanan darah

c. Dokumentasi pengukuran tekanan darah.

3.2. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan (Output)

Kegiatan pengukuran tekanan darah di posyandu lansia di

Dusun Papakula Kecil, Dok dan Kilo.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui

kondisi kesehatan lansia, hampir

keseluruhan lansia mengalami hipertensi.

Nilai-nilai ASN yang terkandung yaitu Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Dengan melakukan pengukuran tekanan darah pada lansia saya

sebagai seorang perawat

mealakukannya dengan penuh

tanggung jawab (Akuntabilitas),

penuh kepercayaan diri

(akuntabilitas) dan penuh rasa peduli (Anti Korupsi) terhadap

kesehatan lansia serta memiliki komitmen terhadap kepuasan

lansia (Komitmen Mutu), setelah saya melakukan pemeriksaan

tekanan darah saya memberikan informasi yang akurat (Etika

ii
Publik) kepada lansia dengan Bahasa Indonesia yang baik dan

benar (Nasionalisme) dengan tujuan agar lansia merasa puas

(Nasionalisme) dengan tindakan yang saya lakukan. Setelah itu

melengkapai dokumentasi pasien (lansia) yaitu mengisi di kartu

control lansia adalah cara saya mempertanggung jawabkan

tindakan dan kinerja (akuntabilitas) saya.

3.3. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar

a. Akuntabilitas

Dalam melakukan pengukuran tekanan darah pada lansia saya

mealakukannya dengan penuh tanggung jawab penuh

kepercayaan diri Setelah itu melengkapai dokumentasi pasien

(lansia) adalah cara saya mempertanggungjawabkan tindakan

dan kinerja saya.

b. Nasionalisme

Setelah saya melakukan pemeriksaan tekanan darah saya

memberikan informasi yang akurat kepada lansia dengan Bahasa

Indonesia yang baik dan benar dengan tujuan agar lansia

merasa puas dengan tindakan yang saya lakukan.

c. Etika Publik

Setelah saya melakukan pemeriksaan tekanan darah saya

memberikan informasi yang akurat kepada lansia dengan Bahasa

Indonesia yang baik dan benar dengan tujuan agar lansia merasa

puas dengan tindakan yang saya lakukan.

ii
d. Anti Korupsi

Dalam melakukan pengukuran tekanan darah pada lansia saya

mealakukannya dengan penuh tanggung jawab dan penuh rasa

peduli terhadap kesehatan lansia serta memiliki komitmen

terhadap kepuasan lansia.

e. Komitmen Mutu

Dalam melakukan pengukuran tekanan darah pada lansia saya

mealakukannya dengan penuh tanggung jawab, penuh

kepercayaan diri dan penuh rasa peduli terhadap kesehatan lansia

serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap kesehatan lansia

serta memiliki komitmen terhadap kepuasan lansia.

3.4. Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi serta

Penguatan Nilai Organisasi

Dengan “Dapat mengetahui kondisi kesehatan lansia di

posyandu lansia maka saya melakukan “pengukuran tekanan darah”

pada lansia di posyandu lansia di wiilayah kerja Puskesmas Rawat

Inap Benjina”, maka saya telah mendukung visi Puskesmas Rawat

Inap Benjina yaitu “Menjadi puskesmas dengan pelayanan

bermutu dan mandiri menuju masyarakat sehat Mewujudkan

Masyarakat” dan misi Puskesmas Rawat Inap Benjina Yaitu

Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, mandiri,

profesional, merata dan tejangkau oleh masyarakat dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

ii
Puskesmas Rawat Inap Benjina, Mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat di wilayah kerja puskesmas Rawat Inap Benjina

yang optimal dan Mendorong kemandirian masyarakat di

wilayah kerja puskesmas perawatan benjina untuk berpilaku

sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam upaya

kesehatan secara komprehensif serta memberi penguatan nilai-nilai

organisasi santun, empati, handal, akuntabel, teladan, integritas.

3.5. Analisa Dampak

a. Nilai Dasar : Akuntabilitas

Indikator : Penuh tanggung jawab, mempertanggung jawabkan

tindakan dan kinerja

Dampak : Jika nilai dasar akuntabilitas tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya melakukan pengukuran tekanan darah tidak

dengan rasa penuh tanggung jawab dan tidak dapat

mempetanggungjawabnkan tindakan dan kinerja saya maka saya

tindakan yang saya lakukan dikatakan gagal.

b. Nilai Dasar : Nasionalisme

Indikator : Bahasa Indonesia yang baik benar dan lansia merasa

puas

Dampak : Jika nilai dasar nasionalisme tidak dilaksanakan

yaitu jika saya melakukan pengukuran tekanan darah dan tidak

memberikan informasi dengan tidak tepat tanpa menggunakan

ii
Bahasa Indonesia yang baik dan benar maka lansia akan merasa

tidak puas dengan tindakan yang saya lakukan.

c. Nilai Dasar : Etika Publik

Indikator : Akurat

Dampak : Jika nilai dasar etika publik tidak dilaksanakan yaitu

apabila saya melakukan pengukuran tekanan darah dan tidak

memberikan hasil dan informasi yang akurat maka akan membuat

lansia merasa tisak puas dengan pelayanan yang di berikan

sehingga akan menyebabkan lansia tidak berminat datang ke

posyandu untuk memeriksakan kesehatan.

d. Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Peduli

Dampak : Jika nilai dasar anti korupsi tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya tidak melakukan pengukuran tekanan darah

pada lansia dengan adil, maka akan muncul kecemburuan dari

pada lansia dan akan mengakibatkan banyak lansia tidak

menyukai saya.

e. Nilai Dasar : Komitmen Mutu

Indikator : Komitmen terhadap kepuasan lansia

Dampak : Jika nilai dasar komitmen mutu tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya melakukan pengukuran tekanan darah tidak

sesuai dengan standar pelayanan, maka kualitas dan hasil

pengukuran tekanan darah pada lansia tidak akan memuaskan

ii
lansia serta bisa memberikan nilai yang buruk terhadap pelayanan

posyandu lansia yang di berikan.

3.6. Kendala dan Cara Mengatasinya

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak ditemukan adanya

kendala.

4. Capaian Hasil Aktualisasi

Melakukan pemeriksaan three in one pada


Kegiatan 4 :
lansia
05 Juli 2019
11 Juli 2019
Tanggal :
17 Juli 2019
19 Juli 2019
- Surat dukungan dari lintas sektor
terkait
Daftar - Surat Perintah Tugas dari Kepala
:
Lampiran Puskesmas
- Sop pemeriksaan three in one
- Kartu kontrol kesehatan lansia
Keterangan : Terlaksana

4.1. Tahapan Kegiatan

a. Menyiapkan alat pemeriksaan three in one yaitu : stik kolestrol,

asam urat, gula darah dan kapas alcohol

b. Melakukan pemeriksaan three in one

c. Mencatat hasil pemeriksaan three in one di kartu control lansia

d. Melakukan dokumentasi

4.2. Uraian Hasil Kegiatan

ii
Kegiatan pemeriksaan three in one pertama kali di lakukan di

posyandu Dusun Papakula Kecil tanggal 05 Juli, dok tanggal 11 Juli

2019, Kilo tanggal 11 Juli 2019, Dusun Fanan Jaya 17 Juli 2019,

Desa Gardakau 17 Juli 2019 dan di Desa Tanah Miring 19 Juli 2019.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan

lansia dengan tujuan menarik minat lansia dalam mengikuti

posyandu lansia serta meningkatkan derajat kesehatan lansia,

sehingga Puskesmas dapat berkontribusi nyata dalam pelayanan

kesehatan untuk lansia di posyandu lansia. Dalam melakukan

kegiatan ini nilai-nilai dasar ASN yang terkandung yaitu

Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan

Anti Korupsi.

ii
Dalam melakukan pemeriksaan three in one pada lansia saya

mealakukannya dengan Profisional (Akuntabilitas), penuh

kepercayaan diri (Akuntabilitas) dan penuh rasa peduli (Anti

Korupsi) terhadap kesehatan lansia serta memiliki komitmen

terhadap kepuasan lansia (Komitmen Mutu), setelah saya

melakukan pemeriksaan three in one saya memberikan informasi

yang akurat (Etika Publik) kepada lansia dengan Bahasa

Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme) dengan tujuan agar

lansia merasa puas (Nasionalisme) dengan tindakan yang saya

lakukan. Setelah itu melengkapai dokumentasi pasien (lansia) adalah

cara saya mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja

(akuntabilitas) saya.

4.3. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar

a. Nasionalisme

Pelayanan Kesehatan kepada lansia dengan melakukan

pemeriksaan three in one pada lansia saya mealakukannya

dengan profisional dan penuh rasa peduli terhadap kesehatan

lansia, setelah saya melakukan pemeriksaan three in one saya

memberikan informasi yang akurat kepada lansia dengan Bahasa

Indonesia yang baik dan benar dengan tujuan agar lansia

merasa puas dengan tindakan yang saya lakukan.

b. Etika Publik

ii
Dalam melakukan pelayanan kesehatan bagi lansia maka di

lakukan pemeriksaan three in one pada lansia saya

mealakukannya dengan Profisional setelah saya melakukan

pemeriksaan three in one saya memberikan informasi yang

akurat kepada lansia sehingga lansia dapat memahami dengan

kondisi kesehatan yang di alaminya.

c. Akuntabilitas

Dalam melakukan pemeriksaan three in one pada lansia saya

mealakukannya dengan Profisional. Setelah itu saya

melengkapai dokumentasi pasien (lansia) adalah cara saya

mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja saya.

d. Komitmen Mutu

Dalam melakukan pemeriksaan three in one pada lansia saya

mealakukannya dengan Profisional dan penuh rasa peduli

terhadap kesehatan lansia serta memiliki komitmen terhadap

kepuasan lansia sehingga lansia merasa puas dengan pelayanan

yang saya berikan.

e. Anti Korupsi

Dalam melakukan pemeriksaan three in one pada lansia saya

mealakukannya dengan Profisional dan penuh rasa peduli

terhadap kesehatan lansia.

4.4. Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi serta

Penguatan Nilai Organisasi

ii
Dengan “Dapat mengetahui kondisi kesehatan lansia di

posyandu lansia maka saya melakukan “pengukuran tekanan darah”

pada lansia di posyandu lansia di wiilayah kerja Puskesmas Rawat

Inap Benjina”, maka saya telah mendukung visi Puskesmas Rawat

Inap Benjina yaitu “Menjadi puskesmas dengan pelayanan

bermutu dan mandiri menuju masyarakat sehat Mewujudkan

Masyarakat” dan misi Puskesmas Rawat Inap Benjina Yaitu

Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, mandiri,

profesional, merata dan tejangkau oleh masyarakat dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina, Mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat di wilayah kerja puskesmas Rawat Inap Benjina

yang optimal dan Mendorong kemandirian masyarakat di

wilayah kerja puskesmas perawatan benjina untuk berpilaku

sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam upaya

kesehatan secara komprehensif serta memberi penguatan nilai-

nilai organisasi santun, empati, handal, akuntabel, teladan,

integritas.

4.5. Analisa Dampak

a. Nilai Dasar : Nasionalisme

Indikator : Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta

lansia merasa puas

ii
Dampak : Jika nilai dasar nasionalisme tidak dilaksanakan

yaitu saya tidak melaksanakan pelayanan kesehatan kepada

lansia dengan melakukan pemeriksaan three in one pada lansia

maka lansia tidak dapat mengetahui masalah-masalah kesehatan

apa yang di alami dan penyaki-penyakit degenerative apa saja

yang di alami oleh lansia. Jika tidak menjelaskan kepada lansia

mengenai kondisi yang di alami oleh lansia dengan Bahasa yang

baik dan benar maka lansia akan merasa tidak puas.

b. Nilai Dasar : Etika Publik

Indikator : Akurat

Dampak : Jika nilai dasar etika publik tidak dilaksanakan yaitu

apabila saya tidak memberikan penjelasan dengan akurat

mengenai hasil pemeriksaan three in one maka akan

menyebabkan lansia tidak dapat mengetahui penyakit-penyakit

degenerative apa yang di alami oleh lansia jika tidak memberikan

informasi yang tidak akurat.

c. Nilai Dasar : Akuntabilitas

Indikator : Profisional

Dampak : Jika nilai dasar akuntabilitas tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya tidak melakukan pemeriksaan dengan professional

maka lansia tidak akan merasa puas dengan pelayanan yang di

beikan.

ii
d. Nilai Dasar : Komitmen Mutu

Indikator : Komitmen terhadap kepuasan lansia

Dampak : Jika nilai dasar komitmen mutu tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya dan tim melakukan pemeriksaaan tidak

menggunakan pendekatan ilmiah dan tidak sesuai dengan SOP

dan konseling, maka dapat menimbulkan malpraktek karena

pemeriksaan tidak menggunakan pendekatan ilmiah yang sesuai

dengan SOP, sehingga mengakibatkan kerugian kepada pasien

dengan tidak adanya kemajuan dalam perkembangan penyakit

pasien dan dapat membuat minat pasien berkurang ke posyandu

lansia.

e. Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Peduli

Dampak : Jika nilai dasar anti korupsi tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya tidak melayani dengan rasa peduli kepada

lansia baik yang sehat maupun yang sakit maka akan

menyebabkan lansia tidak menyukai saya dan menyebabkan

mutu pelayanan puskesmas terkususnya di posyandu lansia

menjadi berkuarang.

4.6. Kendala dan Cara Mengatasinya

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak ditemukan adanya

kendala.

ii
5. Capaian Hasil Aktualisasi

Melakukan senam lansia


Kegiatan 5 :

Tanggal : 03 Agustus 2019

- Surat dukungan dari lintas sektor


Daftar terkait
:
Lampiran - Surat Perintah Tugas dari Kepala
Puskesmas
Keterangan : Terlaksana

5.1. Tahapan Kegiatan

a. Melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas terkait kegiatan

yang akan di lakukan

b. Melakukan konsultasi dengan pemegang program lansia

mengenai penetapan jadwal senam

c. Konsultasi dengan ibu kader lansia terkait kegiatan yang akan di

lakukan

d. Menyiapkan alat untuk menunjang kegiatan senam (Alat sound

sistem)

e. Melakukan senam lansia

f. Melakukan dokumentasi senam lansia

5.2. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan (Output)

Kegiatan senam lansia merupakan kegiatan inovatif yang di

lakukan untuk meningkatkan kesehatan lansia terutama melatih

system muskuloselektal dan kardiovaskuler. Senam lansia di lakukan

ii
di posyandu tiga serangkai 1 dan 2 di desa benjina pada tanggal 02

Agustus 2019.

Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan

kesehatan fisik lansia di posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas

Rawat Inap Benjian. Dalam melakukan kegiatan ini nilai-nilai dasar

ASN yang terkandung yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Tahap awal dalam melakukan senam lansia adalah saya

berkonsultasi dengan kepala puskesmas dan

pemegang program lansia menggunakan

bahasa yang sopan (etika publik) dan saya

mendengarkan arahan dari kepala

puskesmas dengan teliti

dan cermat (etika publik). Setelah

mendapat persetujuan

saya melakukan upaya

perbaikan (komitmen

mutu) kesehatan lansia melalui senam

lansia yang akan saya lakukan, saya

kemudian mendownload video senam lansia yang akan saya

pergunakan untuk melakukan senam lansia bersama dengan lansia di

posyandu lansia. Setelah contoh video senam lansia telah ada saya

menyiapkan alat dan bahan secara mandiri (anti korupsi). Dalam

ii
melakukan senam lansia, saya bekerjasama (WoG) dengan teman

sejawat saya dan para kader posyandu lansia untuk bersama-sama

melakukan senam lansia tersebut sesuai dengan video yang telah ada

dengan penuh tanggung jawab (Akuntabilitas). Setelah selesai

melakukan senam lansia tersebut saya melaporkan hasilnya kepada

pemegang program posyandu lansia sebagai wujud profesionalitas

saya terhadapat tugas dan tanggung jawab (Akuntabilitas) yang

telah saya lakukan dengan Bahasa Indonesia yang baik

(Nasionalisme) dan santun (Etika Publik). Tahap akhir dari

kegiatan tersebut adalah melakukan dokumentasi berupa foto

sebagai bukti terlaksananya kegiatan tersebut dengan penuh

tanggung jawab (Akuntabilitas)

5.3. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar

a. Akuntabilitas

Dalam melakukan senam lansia saya melakukannya dengan

teman sejawat saya dan para kader posyandu lansia untuk

bersama-sama melakukan senam lansia tersebut sesuai dengan

video yang telah ada dengan penuh tanggung jawab dan Tahap

akhir dari kegiatan tersebut adalah melakukan dokumentasi

berupa foto sebagai bukti terlaksananya kegiatan tersebut dengan

penuh tanggung jawab.

ii
b. Komitmen Mutu

Setelah mendapat persetujuan saya melakukan upaya

perbaikan kesehatan lansia melalui senam lansia yang akan saya

lakukan, saya kemudian mendownload video senam lansia yang

akan saya pergunakan untuk melakukan senam lansia bersama

dengan lansia di posyandu lansia.

c. Anti Korupsi

Setelah contoh video senam lansia telah ada saya menyiapkan

alat dan bahan secara mandiri

d. Etika Publik

Tahap awal dalam melakukan senam lansia adalah saya

berkonsultasi dengan kepala puskesmas dan pemegang program

lansia menggunakan bahasa yang sopan

e. Nasionalisme

Setelah selesai melakukan senam lansia tersebut saya

melaporkan hasilnya kepada pemegang program posyandu lansia

sebagai wujud profesionalitas saya terhadapat tugas dan

tanggung jawab yang telah saya lakukan dengan Bahasa

Indonesia yang baik.

5.4. Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi serta

Penguatan Nilai Organisasi

Dengan melakukan “senam lansia” dapat memperbaiki

kesehatan fisik lansia dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pada

ii
lansia di posyandu lansia di wiilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Benjina”, maka saya telah mendukung visi Puskesmas Rawat Inap

Benjina yaitu “Menjadi puskesmas dengan pelayanan bermutu

dan mandiri menuju masyarakat sehat Mewujudkan

Masyarakat” dan misi Puskesmas Rawat Inap Benjina Yaitu

Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, mandiri,

profesional, merata dan tejangkau oleh masyarakat dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina, Mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Benjina yang optimal dan Mendorong kemandirian masyarakat

di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina untuk

berpilaku sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam

upaya kesehatan secara komprehensif serta memberi penguatan

nilai-nilai organisasi santun, empati, handal, akuntabel, teladan,

integritas.

5.5. Analisa Dampak

a. Nilai Dasar : Akuntabilitas

Indikator : Tanggung Jawab

Dampak : Jika nilai dasar akuntabilitas tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya tidak melakukan senam lansia dengan baik dan

tidak melakukannya dengan penuh tanggung jawab maka akan

mempengaruhi kesehatan fisik lansia.

ii
b. Nilai Dasar : Komitmen Mutu

Indikator : Melakukan upaya perbaikan

Dampak : Jika nilai dasar komitmen mutu tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya tidak melakukan upaya perbaikan kesehatan

lansia dengan benar yaitu saya tidak melatih senam lansia dengan

benar maka akan mempengaruhi kesehatan lansia.

c. Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Mandiri

Dampak : Jika nilai dasar anti korupsi tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya tidak mengajrkan senam dengan baik kepada

lansia maka akan menyebabkan lansia tidak dapat mandiri dalam

melakukan aktifitasnya.

d. Nilai Dasar : Etika Publik

Indikator : Santun

Dampak : Jika nilai dasar etika publik tidak dilaksanakan yaitu

apabila saya tidak menyapa dengan ramah dan santun, saya tidak

memperkenalkan diri dan saya tidak menghargai komunikasi,

maka senam lansia tidak akan berjalan dengan baik, para lansia

tidak akan mengenal saya dan tidak akan mengikuti senam yang

di ajarkan oleh saya.

e. Nilai Dasar : Nasionalisme

Indikator : Bahasa Indonesia yang baik

ii
Dampak : Jika nilai dasar nasionalisme tidak dilaksanakan

yaitu apabila saya tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang

baik dalam berkomunikasi dengan lansia maka kegiatan senam

lansia tidak dapat berjalan dengan baik.

5.6. Kendala dan Cara Mengatasinya

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak ditemukan adanya

kendala.

KEGIATAN TAMBAHAN

6. Capaian Hasil Aktualisasi

Melakukan pengukuran antropometri (BB


Kegiatan 6 :
dan TB) pada lansia di posyandu lansia
Tanggal : 11 Juli 2019
- Surat dukungan dari lintas sektor
terkait
Daftar
: - Surat Perintah Tugas dari Kepala
Lampiran
Puskesmas
- Kartu control lansia
Keterangan : Terlaksana

6.1. Tahapan Kegiatan

a. Menyiapkan alat antroprometri (Microtoits, Timbangan BB) pada

lansia

b. Melakukan pengukuran BB dan TB

c. Mecatat hasil pengukuran BB dan TB.

d. Dokumentasi pengukuran BB dan TB.

ii
6.2. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan (Output)

Dengan di lakukan pengukuran BB dan TB dapat mengetahui

kebutuhan kesehatan yang di butuhkan lansia seperti kebutuhan gizi,

dalam melakukan pengukuran BB dan TB pada lansia dapat membantu

dalam proses pelayanan kesehatan bagi lansia.

Kegiatan ini dilakukan dapat

menunjang kesehatan lansia di

posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina.

Dalam melakukan kegiatan ini nilai-nilai dasar ASN yang terkandung

yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu,

dan Anti Korupsi.

Dalam melakukan

pengukuran BB dan TB pada

lansia saya mealakukannya

dengan penuh tanggung

jawab (Akuntabilitas),

penuh kepercayaan diri (akuntabilitas) dan penuh rasa peduli (Anti

Korupsi) terhadap kesehatan lansia serta memiliki komitmen

terhadap kepuasan lansia (Komitmen Mutu), setelah saya

melakukan pengukuran BB dan TB saya memberikan informasi yang

akurat (Etika Publik) kepada lansia dengan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar (Nasionalisme) dengan tujuan agar lansia merasa

ii
puas (Nasionalisme) dengan tindakan yang saya lakukan. Setelah itu

melengkapai dokumentasi pasien (lansia) adalah cara saya

mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja (akuntabilitas)

saya.

6.3. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar

a. Etika Publik

Setelah saya melakukan pengukuran BB dan TB saya memberikan

informasi yang akurat kepada lansia

b. Nasionalisme

Setelah saya melakukan pengukuran BB dan TB saya memberikan

informasi yang akurat kepada lansia dengan Bahasa Indonesia

yang baik dan benar dengan tujuan agar lansia merasa puas

dengan tindakan yang saya lakukan

c. Akuntabilitas

Dalam melakukan pengukuran BB dan TB pada lansia saya

mealakukannya dengan penuh tanggung jawab penuh

kepercayaan diri dengan tindakan yang saya lakukan. Setelah itu

melengkapai dokumentasi pasien (lansia) adalah cara saya

mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja saya.

d. Komitmen Mutu

Dalam melakukan pengukuran BB dan TB pada lansia saya

mealakukannya dengan penuh tanggung jawab, penuh kepercayaan

ii
diri dan penuh rasa peduli terhadap kesehatan lansia serta memiliki

komitmen terhadap kepuasan lansia.

e. Anti Korupsi

Keseluruhan Dalam melakukan pengukuran BB dan TB pada lansia

saya mealakukannya dengan penuh tanggung jawab penuh

kepercayaan diri dan penuh rasa peduli

6.4. Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi serta

Penguatan Nilai Organisasi

Dengan melakukan“Pengukuran Antropometri (BB dan

TB)”dapat memperbaiki kesehatan fisik lansia dapat meningkatkan

pelayanan kesehatan pada lansia di posyandu lansia di wiilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina”, maka saya telah mendukung visi

Puskesmas Rawat Inap Benjina yaitu “Menjadi puskesmas dengan

pelayanan bermutu dan mandiri menuju masyarakat sehat

Mewujudkan Masyarakat” dan misi Puskesmas Rawat Inap

Benjina Yaitu Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

mandiri, profesional, merata dan tejangkau oleh masyarakat dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina, Mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat di wilayah kerja puskesmas Rawat Inap Benjina yang

optimal dan Mendorong kemandirian masyarakat di wilayah kerja

puskesmas perawatan benjina untuk berpilaku sehat dan hidup

dalam lingkungan yang sehat dalam upaya kesehatan secara

ii
komprehensif serta memberi penguatan nilai-nilai organisasi santun,

empati, handal, akuntabel, teladan, integritas.

6.5. Analisa Dampak

a. Nilai Dasar : Etika Publik

Indikator : Akurat

Dampak : Jika nilai dasar etika publik tidak dilaksanakan yaitu

apabila saya tidak melakukan pengukuran antropometri dengan

akurat maka akan menyebabkan adanya masalah pada kesehatan

lansia yaitu tidak dapat mengukur status kesehatan lansia dengan

baik.

b. Nilai Dasar : Nasionalisme

Indikator : Bahasa Indonesia yang baik dan benar, lansia

merasa puas

Dampak : Jika nilai dasar nasionalisme tidak dilaksanakan

yaitu saya tidak menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan

benar dalam memberikan informasi kepada lansia akan

menyebabkan lansia merasa tidak puas dengan pelayanan yang di

berikan.

c. Nilai Dasar : Akuntabilitas

Indikator : kepercayaan diri dan mempertanggung jawabkan

tindakan dan kinerja

Dampak : Jika nilai dasar akuntabilitas tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya melakukan kegiatan pengukuran BB dan TB dengan

ii
tidak memiliki kepercayaan diri maka kegiatan pengukuran BB dan

TB tidak dapat di lakukan dengan baik dan jika tidak di lakukan

dengan baik maka saya tidak dapat mempertanggung jawabkan

tindakan dan kinerja saya dengan baik.

d. Nilai Dasar : Komitmen Mutu

Indikator : Komitmen terhadap kepuasan lansia

Dampak : Jika nilai dasar komitmen mutu tidak dilaksanakan

pada saat di lakukan pengukuran BB dan TB saya tidak mempunyai

komitmen terhadap kepuasan lansia maka kegiatan yang say lakukan

di katakana gagal.

e. Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Peduli

Dampak : Jika nilai dasar anti korupsi tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya tidak sungguh-sungguh dalam melaksanakan

kegiatan ini dan saya tidak menunjukkan rasa peduli terhadap

kegiatan ini, maka lansia tidak akan akan berminat dalam mengikuti

posyandu lansia.

6.6. Kendala dan Cara Mengatasinya

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak ditemukan adanya

kendala.

ii
7. Capaian Hasil Aktualisasi

Membuat liflet untuk penyuluhan di


Kegiatan 7 :
posyandu lansia

Tanggal : 03 Juli 2019


Daftar
: Liflet
Lampiran
Keterangan : Terlaksana

7.1. Tahapan Kegiatan

a. Melakukan Konsultasi dengan Kepala Puskesmas

b. Melakukan konsultasi dengan Pemegang Program Lansia

c. Melakukan konsultasi dengan Pemegang Program Lansia

d. Mempersiapkan materi

e. Membuat desain liflet

f. Membuat liflet

g. Dokumentasi hasil pembuatan liflet

7.2. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan (Output)

Kegiatan “liflet penyuluhan”, ini saya lakukan pada tanggal 03

Juli 2019.

Saya membuat liflet untuk di jadikan sebagai media penyuluhan.

Dalam melakukan kegiatan ini nilai-nilai dasar ASN yang terkandung

yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen

Mutu, dan Anti Korupsi.

ii
Dalam pembuatan liflet pada lansia saya melakukannya dengan

penuh tanggung jawab (Akuntabilitas), dan memiliki komitmen

terhadap kepuasan lansia (Komitmen Mutu), dengan tujuan untuk

memberikan informasi yang akurat (Etika Publik) kepada lansia

dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (Nasionalisme)

dengan tujuan agar lansia merasa puas (Nasionalisme) dengan

tindakan yang saya lakukan. Setelah itu saya memberikan materi

dengan media liflet dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang

lengkap (Nasionalisme)

7.3. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar

a. Komitmen Mutu

Dalam pembuatan liflet pada lansia saya mealakukannya dengan

penuh tanggung jawab, dan memiliki komitmen terhadap

kepuasan lansia, dengan tujuan untuk memberikan informasi

yang akurat.

b. Etika Publik

Dalam melakukan pembuatan liflet pada lansia saya

mealakukannya dengan penuh tanggung jawab, dan memiliki

ii
komitmen terhadap kepuasan lansia, dengan tujuan untuk

memberikan informasi yang akurat.

c. Akuntabilitas

Dalam pembuatan liflet pada lansia saya mealakukannya dengan

penuh tanggung jawab.

d. Anti Korupsi

Dalam melakukan pembuatan liflet pada lansia saya

mealakukannya secara mandiri.

e. Nasionalisme

Saya membuat liflet dengan menggunakan Bahasa Indonesia

yang baik dan benar dengan tujuan agar lansia merasa puas

dengan tindakan yang saya lakukan. Setelah itu saya memberikan

materi dengan media liflet dengan menggunakan Bahasa

Indonesia yang lengkap.

7.4. Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi serta

Penguatan Nilai Organisasi

Dengan “Membuat liflet” saya dapat memberikan pemahaman

untuk lansia di posyandu lansia di wiilayah kerja Puskesmas Rawat

Inap Benjina”, maka saya telah mendukung visi Puskesmas Rawat

Inap Benjina yaitu “Menjadi puskesmas dengan pelayanan

bermutu dan mandiri menuju masyarakat sehat Mewujudkan

Masyarakat” dan misi Puskesmas Rawat Inap Benjina Yaitu

Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, mandiri,

ii
profesional, merata dan tejangkau oleh masyarakat dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina, Mewujudkan derajat kesehatan

masyarakat di wilayah kerja puskesmas Rawat Inap Benjina

yang optimal dan Mendorong kemandirian masyarakat di

wilayah kerja puskesmas perawatan benjina untuk berpilaku

sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam upaya

kesehatan secara komprehensif serta memberi penguatan nilai-nilai

organisasi santun, empati, handal, akuntabel, teladan, integritas.

7.5. Analisa Dampak

a. Nilai Dasar : Komitmen Mutu

Indikator : Komitmen terhadap kepuasan lansia

Dampak : Jika nilai dasar komitmen mutu tidak dilaksanakan,

maka saya tidak dapat melakuakan penyuluhan dan pendidikan

kesehatan kepada lansia dengan baik.

b. Nilai Dasar : Etika Publik

Indikator : Akurat

Dampak : Jika nilai dasar etika publik tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya tidak memberikan informasi secara akurat maka

lansia tidak dapat memahami tentang penyakit dan kondisi

kesehatan yang di alaminya.

c. Nilai Dasar : Akuntabilitas

Indikator : Penuh tanggung jawab

ii
Dampak : Jika nilai dasar akuntabilitas tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya tidak membuat liflet dengan penuh tanggung

jawab maka liflet tidak dapat selesai dan hasilnya juga tidak

sesuai dengan yang di harapkan.

d. Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Mandiri

Dampak : Jika nilai dasar anti korupsi tidak dilaksanakan yaitu

saya tidak membuat liflet dengan mandiri, maka menyebabkan

saya akan memberikan materi tidak sesuai dengan yang di

harapkan.

e. Nilai Dasar : Nasionalisme

Indikator : Bahasa Indonesia yang lengkap, baik dan benar,

lansia merasa puas

Dampak : Jika nilai dasar nasionalisme tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya tidak menggunakan bahasa Indonesia dalam

pembuatan liflet maka lansia tidak dapat pahami apa yang saya

tuangkan dalam liflet sehingga akan menyebabkan lansia tidak

merasa puas.

7.6. Kendala dan Cara Mengatasi

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak ditemukan adanya

kendala

ii
8. Capaian Hasil Aktualisasi

Kegiatan 8 : Membuat kartu control kesehatan lansia

Tanggal : 13 Juli 2019


Daftar
: Kartu control kesehatan lansia
Lampiran
Keterangan : Terlaksana
8.1. Tahapan Kegiatan

a. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas

b. Melakukan Kerja sama dengan Pemegang Program Lansia

c. Membuat Kartu Kontrol Kesehatan Lansia

d. Melaporkan hasil pembuatan Kartu Kontrol Lansia ke Kepala

Puskesmas

e. Kartu control kesehatan lansia yang memuat data kesehatan

lansia setiap bulannya

f. Kartu kontrol kesehatan lansia dievaluasi dan dimonitoring

secara berkala per bulan

8.2. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan (Output)

Kegiatan “Membuat kartu control kesehatan lasia”, ini saya

lakukan pada tanggal 13 Juli 2019.

Pembuatan kartu kontol ini

merupakan kegiatan

inovatif, kartu control in

saya buat agar dapat

ii
mengontrol kesehatan lansia setiap

bulannya. Kartu control ini saya buat

untuk setiap setiap posyandu lansia yang

berada di wilayah kerja puskesamas rawat

inap benjina dan saya secara rutin

melakukan pencatatan dan pengontrolan

kesehatan lansia setiap bulannya menggunakan kartu control yang

saya buat.

Kegiatan ini dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan lansia khususnya di

posyandu lansia di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina. Dalam melakukan kegiatan ini

nilai-nilai dasar ASN yang terkandung yaitu Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Dengan membuat Kartu Kontrol Kesehatan Lansia

merupakan kegiatan inovasi (komitmen mutu), saya sebagai

seorang perawat akan dapat

memberikan kejelasan

(Akuntabilitas) tentang

keadaan kesehatan lansia.

Dan saya akan memiliki hasil kerja yang professional

(Nasionalisme) dan dapat mempertanggungjawabkan (etika

ii
publik) seluruh tindakan saya. Proses pembuatan kartu ini, saya

akan mulai dengan melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas

sebagai atasan saya. Saya juga akan melakukan konsultasi dengan

pemegang program Lansia. Setelah disetujui oleh Kepala

Puskesmas, selanjutnya saya akan mulai membuat kartu Kontrol

kesehatan lansia berisi hal-hal yang mengutamakan pelayanan

dan mengutamakan kepentingan pasien (komitmen mutu) serta

memperlihatkan hasilnya kepada Kepala Puskesmas. Pada waktu

kegiatan, saya melakukan pemeriksaan kesehatan pada lansia adil

(anti korupsi) tanpa membedakan suku, agama, ras dan budaya

yang sesuai dengan pengamalan pancasila sila ke-3

(Nasionalisme). Hasil pemeriksaan akan ditulis dalam kartu control

kesehatan lansia dan akan diberikan kepada lansia agar di bawa

setiap kali pada di adakan posyandu lansia. Kartu control kesehatan

lansia ini akan dievaluasi dan dimonitoring secara teratur setiap

bulan oleh petugas kesehatan.

8.3. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar

a. Akuntabilitas

Membuat kartu control lansia saya sebagai seorang perawat dapat

memberikan kejelasan tentang keadaan kesehatan lansia.

b. Komitmen Mutu

Dengan membuat Kartu Kontrol Kesehatan Lansia merupakan

kegiatan inovasi dan kreatif saya sebagai seorang perawat

ii
dalam melakukan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan

kejelasan tentang keadaan kesehatan lansia.

c. Etika Publik

Dengan membuat kartu control ini saya akan memiliki hasil kerja

yang professional dan dapat mempertanggungjawabkan (etika

publik) seluruh tindakan saya

d. Anti Korupsi

Pada waktu kegiatan, saya melakukan pemeriksaan kesehatan

pada lansia dan pembagian kartu secara adil

e. Nasionalisme

Dengan membuat kartu control ini saya akan memiliki hasil kerja

yang professional dan saya melakukan pemeriksaan kesehatan

pada lansia dan pembagian kartu secara adil tanpa

membedakan suku, agama, ras dan budaya yang sesuai

dengan pengamalan pancasila sila ke-3.

8.4. Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi serta

penguatan nilai Organisasi

Dengan membuat “Kartu Control Kesehatan Lansia” dapat

mengontrol kesehatan lansia setiap bulan berjalan sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Rawat Inap Benjina

khususnya di posyandu lansia”, maka saya telah mendukung visi

Puskesmas Rawat Inap Benjina yaitu “Menjadi puskesmas

dengan pelayanan bermutu dan mandiri menuju masyarakat

ii
sehat Mewujudkan Masyarakat” dan misi Puskesmas Rawat

Inap Benjina Yaitu Mewujudkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, mandiri, profesional, merata dan tejangkau oleh

masyarakat dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di

wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina, Mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas

Rawat Inap Benjina yang optimal dan Mendorong kemandirian

masyarakat di wilayah kerja puskesmas perawatan benjina

untuk berpilaku sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat

dalam upaya kesehatan secara komprehensif serta memberi

penguatan nilai-nilai organisasi santun, empati, handal, akuntabel,

teladan, integritas.

8.5. Analisa Dampak

a. Nilai Dasar : Akuntabilitas

Indikator : Kejelasan

Dampak : Jika nilai dasar akuntabilitas tidak dilaksanakan

dalam pembuatan katu kontrol, maka proses pencatatan status

kesehatan lansia tidak dapat berjalan dengan baik dan lansia tidak

mempunyai data secara lengkap yang sewaktu-waktu diperlukan

dalam keadaan darurat.

b. Nilai Dasar : Etika Publik

Indikator : Konsultasi, Sopan

ii
Dampak : Jika nilai dasar etika publik tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya tidak melakukan konsultasi dengan kepala

puskesmas secara sopan, maka dapat menyebabkan pembuatan

kartu control tidak dapat di buat dan pengontrolan kesehatan

lansia tidak dapat berjalan dengan baik dan dapat membuat

hubungan kerja atasan dengan bawahan menjadi tidak baik.

c. Nilai Dasar : Komitmen Mutu

Indikator : Inovasi dan Kreatif, mengutamakan pelayanan dan

mengutamakan kepentingan pasien

Dampak : Jika nilai dasar komitmen mutu tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya tidak membuat kartu control secara kreatif,

maka kesehatan lansia tidak terkontrol setiap bulannya dengan

baik dan akan sulit dimengerti dan digunakan oleh lansia.

d. Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Adil

Dampak : Jika nilai dasar anti korupsi tidak dilaksanakan yaitu

jika saya tidak membagikan kartu control dengan adil, maka akan

menimbulkan kecemburuan social antar lansia.

e. Nilai Dasar : Nasionalisme

Indikator : Professional dan Tanpa membedakan suku, agama,

ras dan budaya yang sesuai dengan pengamalan Pancasila Sila

ke-3

ii
Dampak : Jika nilai dasar nasionalisme tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya membuat kartu kontrol tidak pofesional dan

membagikannya dengan membedakan suku, agama, ras dan

budaya maka akan menyebabkan masalah dalam pelayanan yang

say berikan kepada lansia

8.6. Kendala dan Cara Mengatasi

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak ditemukan adanya

kendala.

9. Capaian Hasil Aktualisasi

Kegiatan 9 : Membuat kelas lansia di posyandu


- 11 Juli 2019
Tanggal : - 17 Juli 2019
- 02 Agustus 2019
- Surat dukungan dari lintas sektor terkait
Daftar
: - Liflet
Lampiran
- Kartu control
Keterangan : Terlaksana

9.1. Tahapan Kegiatan

a. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas

b. Melakukan Kerja sama dengan Pemegang Program Lansia dan

kader lansia

c. Mempersiapkan tempat

d. Membuat kelas

e. Mengedarkan absen kelas lansia

f. Memberikan materi berdasarkan penyakit terbanyak dalam

posyandu

ii
g. Melakukan evaluasi dalam kelas lansia

h. Dokumentasi hasil kegiatan

i. Kelas lansia terus dimonitoring secara berkala per bulan

9.2. Uraian Hasil Kegiatan

Kegiatan kelas lansia ini saya buat di tiga posyandu yaitu

posyandu di Desa Gardakau, Desa Tanah Miring dan posyandu Tiga

Serangkai 1 dan 2, jumlah lansia di

Desa Gardakau sekitar 10

orang, di Desa Tanah Miring

15 orang dan di posyandu

Tiga Serangkai 1 dan 2 yaitu

34 orang. Saya memberikan

pendidikan kesehatan mengenai pentingnya posyandu lansia dan

penyakit-penyakit yang terjadi di lansia.

Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman

lansia tentang pentingnya posyandu

lansia bagi dirinya. Dalam melakukan

kegiatan ini nilai-nilai dasar ASN yang

terkandung yaitu Akuntabilitas,

Nasionalisme, Etika Publik,

Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

ii
Dengan di buat kelas lansia

untuk lansia di posyandu lansia,

saya sebagai seorang perawat

dapat memberikan kejelasan

(akuntabilitas) kepada lansia

tentang pentingnya mengikuti posyandu lansia sehingga lansia-

lansia itu lebih pahami tentang penyakit atau keadaan yang mereka

alami. Dan saya akan memiliki hasil kerja yang professional

(Nasionalisme) dan dapat mempertanggungjawabkan (anti

korupsi) seluruh tindakan saya. Proses pembuatan kelas lansia ini,

saya akan mulai dengan melakukan konsultasi (etika public)

dengan kepala puskesmas sebagai atasan saya secara sopan (etika

public). Saya juga akan melakukan konsultasi dengan pemegang

program Lansia dan kader lansia. Setelah disetujui oleh Kepala

Puskesmas, Pemegang Pogram Lansia, Kader Lansia selanjutnya

saya akan mulai membuat Kelas lansia yang akan membahas tentang

penyakit terbanyak yang di alami oleh lansia-lansia tersebut dengan

memperhatikan hal-hal yang mengutamakan pelayanan dan

mengutamakan kepentingan pasien (komitmen mutu). Pada

waktu kegiatan kelas lansia, saya memberikan materi secara adil

(anti korupsi).

9.3. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar

a. Akuntabilitas

ii
Dengan dibuatnya kelas lansia saya memberikan pemahaman

dan kejelasan tentang pentingnya kesehatan bagi lansia serta

pentingnya mengikuti posyandu bagi lansia.

b. Nasionalisme

Walaupun posyandu lansia di gabung dengan posyandu bayi

balita namun dengan dibuatnya kelas lansia ini saya bisah

memberikan pemahaman bagi lansia secara professional tanpa

mengganggu posyandu bayi balita.

c. Etika Publik

Proses kegiatan ini saya mulai dengan melakukan konsultasi

dengan Kepala Puskesmas dan penanggung jawab program

lansia secara sopan sehingga tidak menimbulkan

kesalahpahaman.

d. Komitmen Mutu

Dengan dibuatnya Kelas lansia yang akan membahas tentang

penyakit terbanyak yang di alami oleh lansia-lansia tersebut

dengan memperhatikan hal-hal yang mengutamakan

pelayanan dan mengutamakan kepentingan pasien

(komitmen mutu) dan dalam penyampaian materi saya

memperhatikan kualitas dan mutu penyampaian materi.

e. Anti Korupsi

ii
Kelas lansia yang saya buat, saya dapat

mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan saya dan Pada

waktu kegiatan kelas lansia, saya memberikan materi tentang

pentingnya kesehatan bagi lansia dan pentingnya posyandu bagi

lansia secara adil).

9.4. Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi serta

Penguatan Nilai Organisasi

Dengan “rencana membeikan pemahaman tentang pentingnya

kesehatan bagi lansia dan pentingnya posyandu bagi lansia maka

saya membuat ‘Kelas lansia’ di posyandu desa gardakau,tanah

miring dan desa benjina di wiilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Benjina”, maka saya telah mendukung visi Puskesmas Rawat

Inap Benjina yaitu “Menjadi puskesmas dengan pelayanan

bermutu dan mandiri menuju masyarakat sehat Mewujudkan

Masyarakat” dan misi Puskesmas Rawat Inap Benjina Yaitu

Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, mandiri,

profesional, merata dan tejangkau oleh masyarakat dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina, Mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas Rawat Inap

Benjina yang optimal dan Mendorong kemandirian masyarakat

di wilayah kerja puskesmas perawatan benjina untuk berpilaku

sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat dalam upaya

ii
kesehatan secara komprehensif serta memberi penguatan nilai-

nilai organisasi santun, empati, handal, akuntabel, teladan,

integritas.

9.5. Analisa Dampak

a. Nilai Dasar : Akuntabilitas

Indikator : Kejelasan

Dampak : Jika nilai dasar akuntabilitas tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya tidak memenuhi tanggungjawab saya dan tidak

memberikan kejelasan dalam pemberian materi maka lansia

tidak akan paham dengan materi yang diberikan dan kondisi

yang di alami oleh lansia.

b. Nilai Dasar : Nasionalisme

Indikator : Profesional

Dampak : Jika nilai dasar nasionalisme tidak dilaksanakan

yaitu saya tidak profesional terhadap kegiatan yang saya lakukan

maka saya di anggap gagal dalam memberikan materi.

c. Nilai Dasar : Etika Publik

Indikator : Konsultasi dan sopan

Dampak : Jika nilai dasar etika publik tidak dilaksanakan

yaitu apabila saya tidak melakukan konsultasi terlebih dengan

ii
Kepala Puskesmas dan koordinasi dengan pemegang lansia,

maka kegiatan ini tidak dapat terlaksana dengan baik, dalam hal

ini berarti saya tidak menghargai keberadaan pimpinan saya dan

pemegang program.

d. Nilai Dasar : Komitmen Mutu

Indikator : Mengutamakan pelayanan dan mengutamakan

kepentingan pasien

Dampak : Jika nilai dasar komitmen mutu tidak dilaksanakan,

maka lansia yang mengikuti kegiatan kelas lansia ini akan

kurang memahami materi yang saya sampaikan, khususnya saat

penjelasan tentang proses penyakit yang di alami.

e. Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Adil

Dampak : Jika nilai dasar anti korupsi tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya tidak peduli terhadap seluruh lansia dan

memberikan pemahaman.

9.6. Kendala dan Cara Mengatasinya

Dalam melaksanakan kegiatan ini ditemukan kendala, yaitu

beberapa lansia tidak memperhatikan materi yang saya sampaikan.

Cara mengatasinya adalah lansia harus diingatkan berulang-ulang

kali pada saat pemeriksaan.

ii
10. Capaian Hasil Aktualisasi

Kegiatan 10 : Memenuhi gizi pada lansia


11 Juli 2019
17 Juli 2019
Tanggal :
19 Juli 2019
02 Agustus 2019
- Surat dukungan dari lintas sektor
Daftar terkait
:
Lampiran - Surat Perintah Tugas dari Kepala
Puskesmas
Keterangan : Terlaksana

10.1. Tahapan Kegiatan

a. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas

b. Melakukan konsultasi dengan Pemegang Program Lansia

c. Melakukan konsultasi dengan pemegang program gizi

d. Melakukan konsultasi dengan ibu kader lansia

e. Memnyediakan bahan untuk pemenuhan gizi lansia

f. Memberikan susu dan bubur kacang hijau untuk pemenuhan gizi

lansia

g. Dokumentasi kegiatan yang dilakukan

ii
10.2. Uraian Kualitas Hasil Kegiatan (Output)

Kegiatan “Pemenuhan kebutuhan gizi lansia di posyandu

lansia”, ini saya lakukan di

Desa Gardakau, Desa

Maijuring pada tanggal 11

Juli 2019, Desa Tanah Miring, Desa Gulili, Desa Namara, Desa

Selelau tanggal 17 Juli, Posyandu Tiga Serangkai 1 dan 2 tanggal 02

Agustus 2019. Di desa Gardakau, Desa Tanah Miring, Maijuring,

Gulili, Namara, Selelau saya membagikan susu dan Tiga Serangkai

1 dan 2 saya memebagikan susu dan memberikan bubur kacang.

Sebelum saya melakukan kegiatan pemenuhan gizi saya

berkonsultasi dengan kepala puskesmas, pemegang program gizi,

pemegang program lansia dan kader lansia

Kegiatan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan gizi lansia

dan salah satu meningkatkan minat lansia dalam mengikuti

posyandu lansia. Dalam melakukan kegiatan ini nilai-nilai dasar

ASN yang terkandung yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

ii
Dengan memenuhi kebutuhan gizi pada lansia di Posyandu

Lansia, saya sebagai seorang perawat dapat memberikan kontribusi

yang jelas tentang pentingnya gizi pada lansia sehingga lansia-lansia

lebih pahami tentang gizi yang perlu di penuhi. Dan saya akan

memiliki hasil kerja yang profesional dan dapat

mempertanggungjawabkan seluruh tindakan saya. Proses

pemenuhan gizi lansia, saya akan mulai dengan melakukan

konsultasi (WOG) dengan kepala puskesmas sebagai atasan saya.

Saya juga akan melakukan konsultasi dengan pemegang program

Lansia, pemegang pogram gizi dan kader lansia dengan Bahasa yang

sopan setelah di setujui saya bekerja sama dengan ibu kader

untuk membut bubur kacang. Setelah disetujui oleh Kepala

Puskesmas, Pemegang Pogram Lansia dan pemegang program gizi

saya lansung memberikan bahan ke ibu kader untuk membuat bubur

kacang hijau untuk memenuhi gizi lansia dengan memperhatikan

hal-hal yang mengutamakan pelayanan dan mengutamakan

kepentingan pasien. Pada waktu pembagian bubur kacang hijau

dan susu, saya membaginya dengan adil.

10.3. Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar

a. Komitmen Mutu

Dengan memenuhi kebutuhan gizi lansia saya akan

memperhatikan hal-hal yang mengutamakan pelayanan dan

mengutamakan kepentingan pasien.

ii
b. Etika Publik

Saya akan melakukan konsultasi secara sopan dengan kepala

puskesmas sebagai pimpinan saya dengan pemegang program

lansia dan gizi serta konsultasi dengan ibu kader. Setelah

disetujui saya akan melakukan kerja sama dengan ibu kader

dalam pembuatan bubur kacang.

c. Akuntabilitas

Dengan memenuhi kebutuhan gizi pada lansia di posyandu

lansia, saya sebagai seorang perawat dapat memberikan

kejelasan tentang pentingnya gizi pada lansia sehingga lansia-

lansia lebih pahami tentang gizi yang perlu di penuhi

d. Anti Korupsi

Kegiatan pemenuhan gizi lansia ini saya membagikan susu dan

bubur kacang ijo secara adil.

e. Nasionalisme

Dalam melakukan kegiatan ini saya melakukannya dengan

professional sehingga saya dapat mempertanggungjawabkan

seluruh tindakan saya.

10.4. Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi serta

Penguatan Nilai Organisasi

Dengan “Membagi dan memberikan susu serta bubur kacang

ijo untuk lansia di posyandu lansia“ memenuhi kebutuhan gizi

ii
lansia”, maka saya telah mendukung visi Puskesmas Rawat Inap

Benjina yaitu “Menjadi puskesmas dengan pelayanan bermutu

dan mandiri menuju masyarakat sehat Mewujudkan

Masyarakat” dan misi Puskesmas Rawat Inap Benjina Yaitu

Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, mandiri,

profesional, merata dan tejangkau oleh masyarakat dan

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas Rawat Inap Benjina, Mewujudkan derajat

kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas Rawat Inap

Benjina yang optimal dan Mendorong kemandirian

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina

untuk berpilaku sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat

dalam upaya kesehatan secara komprehensif serta memberi

penguatan nilai-nilai organisasi santun, empati, handal,

akuntabel, teladan, integritas.

10.5. Analisa Dampak

a. Nilai Dasar : Komitmen Mutu

Indikator : Mengutamakan pelayanan dan mengutamakan

kepentingan pasien

Dampak : Jika nilai dasar komitmen mutu tidak

dilaksanakan, maka tidak ada inovasi baru dalam pelayanan

kesehatan di posyandu lansia.

b. Nilai Dasar : Etika Publik

ii
Indikator : Sopan, kerja sama, konsultasi

Dampak : Jika nilai dasar etika publik tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya tidak melakukan konsultasi dengan kepala

puskesmas, pemegang program lansia dan pemegang proglam

gizi secara sopan dan saya tidak melakukan kerja sama dengan

ibu kader dalam pembuatan bubur kacang ijo dan pembagian

susu, maka kegiatan pemenuhan gizi di posyandu lansia tidak

dapat berjalan dengan baik.

c. Nilai Dasar : Akuntabilitas

Indikator : Kejelasan

Dampak : Jika nilai dasar akuntabilitas tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya tidak memberikan kejelasan dalam

pemenuhan gizi bagi lansia maka lansia tidak akan memahami

pentingnya gizi bagi tubuhnya.

d. Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Adil

Dampak : Jika nilai dasar anti korupsi tidak dilaksanakan

yaitu jika pembagian susu dan bubur kacang ijo yang di berikan

tidak secara adil, maka akan terjadi kecemburuan social antar

lansia sehingga akan menyebabkan lansia tidak berminat dalam

mengikuti posyandu lansia.

e. Nilai Dasar : Nasionalisme

Indikator : Profesional

ii
Dampak : Jika nilai dasar nasionalisme tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya membagikan susu dan bubur dengan

membeda-bedakan lansia maka saya tidak melakuknnya secara

professional sehingga akan mengakibatkan lansia tidak

menyukai saya serta akan menyebabkan kecemburuan social

antar lansia.

10.6. Kendala dan Cara Mengatasi

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak ditemukan adanya

kendala.

11. Capaian Hasil Aktualisasi

Kegiatan 11 : Lansia Kreatif

Tanggal : 02 Agustus 2019


- Surat dukungan dari lintas sektor
Daftar
: terkait
Lampiran
- Absen kelas lansia
Keterangan : Terlaksana

11.1 Tahapan Kegiatan

a. Melakukan konsultasi dengan kepala Puskesmas

b. Melakukan konsultasi dengan Pemegang Program Lansia

c. Melakukan konsultasi dengan kader lansia

d. Menyiapkan bahan anyaman yang akan di ajarkan ke lansia

e. Membuat pola anyaman

f. Menjelaskan cara kerja

g. Dokumentasi hasil kerja

ii
11.2 Uraian Kualitas Hasil Kegiatan (Output)

Kegiatan “Lansia Kreatif ‘membuat

anyaman’”, ini saya lakukan pada

tanggal 02 Agustus2019 di posyandu

Tiga Serangkai 1 dan 2 lansia yang terlibat dalam

kegiatan ini 10 orang dan semuanya berjenis kelamin perempuan

dan pada saya mengajarkan kepada mereka lansia-lansia ini sangat

antosias untuk di ajarkan.

Membuat anyaman ini merupakan

kegiatan inovatif, anyaman ini saya ajarkan

agar dapat meningkatkan kreatifitas lansia

sehingga lansia tidak bergantung pada keluarga serta mandiri dalam

kesehariannya dan lansia tidak bosan di

rumah karena sudah memiliki kegiatan

tambahan yang pelu di kerjakan di rumah.

Kegiatan kreatifitas lansia ini saya akan ajarkan setiap bulannya

dengan anyaman-anyaman yang baru dan saya akan bekerja sama

dengan lansia-lansia di posyandu untuk membagikan kelebihan

mereka dalam kreatifitas agar dapat di kembangkan dan dapat di

bagikan kepada saya dan lansi-lansia lainnya.

Kegiatan ini dilakukan untuk

meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan lansia

ii
khususnya di posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Rawat

Inap Benjina. Dalam melakukan kegiatan ini nilai-nilai dasar ASN

yang terkandung yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika

Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

Kegiatan lansia kreatif merupakan kegiatan inovasi

(komitmen mutu), saya sebagai seorang perawat akan dapat

memberikan pemahaman dan kejelasan (Akuntabilitas) terkain

pemanfaatan barang bekas dan saya akan memiliki hasil kerja yang

professional (Nasionalisme) dan dapat

mempertanggungjawabkan (etika publik) seluruh tindakan saya.

Proses lansia kreatif ini, saya akan mulai dengan melakukan

konsultasi dengan kepala puskesmas sebagai atasan saya. Saya juga

akan melakukan konsultasi dengan pemegang program Lansia.

Setelah disetujui oleh Kepala Puskesmas, selanjutnya saya akan

mulai membuat pola anyaman yang terbuat dari bahan bekas dan

membuat contoh anyaman yang selanjutnya saya akan ajarkan untuk

lansia dan tidak melupakan untuk mengutamakan pelayanan dan

mengutamakan kepentingan lansia (komitmen mutu) serta

memperlihatkan hasilnya kepada Kepala Puskesmas. Pada waktu

kegiatan, saya membagikan bahan dan mengajarkan lansia cara

membuat anyaman alas piring pada lansia secara adil (anti korupsi)

tanpa membedakan suku, agama, ras dan budaya yang sesuai

dengan pengamalan pancasila sila ke-3 (Nasionalisme). Hasil

ii
pembuatan anyaman itu saya memberikan untuk lansia agar di

kembangkan di rumah dan hasilnya saya akan monitoring pada

jadwal posyandu bulan depan.

11.3 Pemaknaan Nilai-Nilai Dasar

a. Akuntabilitas

Kreatifitas lansia dalam membuat anyaman alas piring saya

sebagai seorang perawat dapat memberikan kejelasan dan

pemahaman terkait pemanfaatan barang bekas.

b. Komitmen Mutu

Dengan mengajarkan pembuatan anyaman merupakan kegiatan

inovasi dan kreatif yang saya bagikan untuk lansia dan saya

sebagai seorang perawat saya harus mampu memberikan yang

terbaik dalam pelayanan keperawatan.

c. Etika Publik

Dengan mengajarkan anyaman untuk lansia saya akan memiliki

hasil kerja yang professional dan dapat

mempertanggungjawabkan seluruh tindakan saya

d. Anti Korupsi

Pada waktu kegiatan, saya membagikan bahan anyaman dan

mengajarkan anyaman pada lansia secara adil

e. Nasionalisme

Dengan membuat anyaman ini saya akan memiliki hasil kerja

yang professional dan saya mengajari dan membagi bahan

ii
anyaman secara adil tanpa membedakan suku, agama, ras

dan budaya yang sesuai dengan pengamalan pancasila sila

ke-3.

11.4 Kontribusi Hasil Kegiatan terhadap Capaian Visi dan Misi serta

penguatan nilai Organisasi

Dengan membuat“Anyaman”dapat meningkatkan

kemampuan lansia dalam berkreatif sehingga lansia tidak dapat

bergantung sepenunya pada keluarganya sehingga dapat

meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Rawat Inap Benjina

khususnya di posyandu lansia”, maka saya telah mendukung visi

Puskesmas Rawat Inap Benjina yaitu “Menjadi puskesmas

dengan pelayanan bermutu dan mandiri menuju masyarakat

sehat Mewujudkan Masyarakat” dan misi Puskesmas Rawat

Inap Benjina Yaitu Mewujudkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, mandiri, profesional, merata dan tejangkau oleh

masyarakat dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina, Mewujudkan

derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas

Rawat Inap Benjina yang optimal dan Mendorong kemandirian

masyarakat di wilayah kerja puskesmas perawatan benjina

untuk berpilaku sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat

dalam upaya kesehatan secara komprehensif serta memberi

ii
penguatan nilai-nilai organisasi santun, empati, handal,

akuntabel, teladan, integritas.

11.5 Analisa Dampak

a. Nilai Dasar : Akuntabilitas

Indikator : Kejelasan dan pemahaman

Dampak : Jika nilai dasar akuntabilitas tidak dilaksanakan

dalam kegiatan ini, maka proses pembuatan anyaman ini tidak

dapat berjalan dengan baik.

b. Nilai Dasar : Etika Publik

Indikator : Konsultasi, Sopan

Dampak : Jika nilai dasar etika publik tidak dilaksanakan,

yaitu jika saya tidak melakukan konsultasi dengan kepala

puskesmas dan pemegang program serta berkomunikasi dengan

lansia secara tidak sopan, maka dapat menyebabkan pembuatan

anyaman ini tidak dapat di buat dan lansia tidak akan mau

bekerja sama sehingga kegiatan ini tidak dapat berjalan dengan

baik dan dapat membuat hubungan kerja atasan dengan bawahan

serta dengan lansia menjadi tidak baik.

c. Nilai Dasar : Komitmen Mutu

Indikator : Inovasi dan Kreatif, mengutamakan pelayanan

dan mengutamakan kepentingan lansia

Dampak : Jika nilai dasar komitmen mutu tidak

dilaksanakan, yaitu apabila saya tidak mengajarkan anyaman

ii
dengan baik dengan kreatif, maka lansia akan sulit mengerti oleh

lansia.

d. Nilai Dasar : Anti Korupsi

Indikator : Adil

Dampak : Jika nilai dasar anti korupsi tidak dilaksanakan

yaitu jika saya tidak membagikan kartu membagikan bahan dan

mengjarkan anyaman dengan adil, maka akan menimbulkan

kecemburuan social antar lansia.

e. Nilai Dasar : Nasionalisme

Indikator : Professional dan Tanpa membedakan suku,

agama, ras dan budaya yang sesuai dengan pengamalan

pancasila sila ke-3

Dampak : Jika nilai dasar nasionalisme tidak dilaksanakan,

yaitu apabila saya mengajarkan anyaman secara tidak pofesional

dan membagikannya dengan membedakan suku, agama, ras dan

budaya maka akan menyebabkan kecemburuan social sehingga

akan menimbulkan masalah.

11.6 Kendala dan Cara Mengatasi

Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak ditemukan adanya

kendala.

D. Analisa Dampak Yang akan Timbul Jika Isu tidak Segera Diselesaikan

Faktor rentang kendali (kemudahan akses), keterbatasan SDM, ketidak

adanya kader, keterbatasan ekonomi masyarakat, persepsi yang keliru, dan

ii
kurangnya kesadaran masyarakat merupakan salah faktor yang mengakibatkan

belum maksimalnya pelayanan kesehatan khususnya di posyandu lansia di wilayah

kerja Puskesmas Rawat Inap Benjina, Kecamatan Aru Tengah. Analisa dampak jika

isu tidak segera diselesaikan akan menyebabkan:

 Lansia - lansia akan malas datang ke Posyandu Lansia untuk memeriksa

kesehatan, karena faktor rentang kendali (kemudahan akses), keterbatasan

ekonomi, persepsi yang keliru dan kurangnya kesadaran masyarakat.

 Lansia - lansia di desa akan sulit mendapatkan pelayanan kesehatan.

 Hubungan antar lansia aka nada pemisah dengan petugas kesehatan karena

merasa minder.

 Pasien merasa kurang puas dengan pelayanan kesehatan.

 Prevalensi penyakit degeneratif pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Rawat

Inap Benjina akan meningkat sehingga angka kesakitan meningkat dan

berdampak pada kualitas hidup dan produktivitas lansia menurun.

 Kesadaran lansia tentang pentingnya kesehatan gigi akan menurun sehingga

kualitas hidup dan semangat beraktifitas lansia menurun yang tentunya akan

berdampak terhadap kesehatan lansia.

ii
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelatihan Dasar CPNS berdasarkan PERKALAN RI Nomor 21 Tahun 2016

dilakukan bertujuan untuk membentuk karakter dasar PNS. Dengan aktualisasi dan

habituasi Pelatihan Dasar CPNS, akan mendorong PNS untuk semakin

meningkatkan kinerjanya selama masa Pelatihan Dasar maupun dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari sehingga dapat menjadi pelayan publik yang berkualitas.

Berdasarkan pembahasan pada Bab IV tentang Capaian Hasil Aktualisasi,

maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

ii
1. Dalam meningkatkan minat lansia dalam mengikuti posyandu lansia maka

kunjungan ke posyandu lansia adalah cara untuk mengetahui permasalahan apa

yang di alami oleh lansia.

2. Penyuluhan kesehatan tentang pentingnya posyandu lansia di berikan bagi

semua lansia di setiap poyandu lansia dengan di dukung sumber materi yang

jelas secara profesional dan menggunakan pendekatan ilmiah.

3. Dalam melakukan pengukuran tekanan darah saya harus dilakukan sesuai

standar pelayanan, profesional, adil, dan mengutamakan kepentingan pasien.

sehingga bisa memberikan kejelasan tentang kesehatan lansia.

4. Dalam melakukan pemeriksaan three in one di lakukan berdasarkan SOP

sehingga hasilnya dapat di pertanggungjawabkan.

5. Dalam melakukan senam lansia melibatkan lansia dan teman-teman seprofesi

serta kader lansia sehingga kegiatan senam lansia dapat berjalan dengan lancar

dan baik sehinnga manfaat senam lansia bisah tersampaikan.

6. Dalam melakuakn pengukuran antropometri pada lansia saya dapat mengetahui

status gizi pada lansia.

7. Liflet di jadikan sebagai media dalam penyuluhan kesehatn untuk lansia dengan

di buatnya liflet maka lansia dapat memahami apa yang akan di sampaikan dan

manfaat dari posyandu lansia dan pentingnya kesehatan bagi lansia.

8. Dengan di buatnya kartu control maka kesehatan lansia dapat terkontrol setiap

bulannya sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan pada lansia.

9. Dengan di buatnya kelas lansia maka dapat memberikan pemahaman kepada

lansia tentang pentingnya mengikuti posyandu lansia agar kesehatan lansia

ii
dapat terkontrol setiap bulannya, dan dapat meningkatakan pengetahuan tentang

penyakit-penyakit degeratif yang di alami oleh lansia.

10. Pemenuhan gizi pada lansia merupakan salah satu kegiatan untuk meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan lansia di mana kegiatan ini sangat penting untuk

menarik minat lansia dalam mengikuti posyandu.

11. Dengan di ajarkan kegiatan kreatif yaitu anyaman untuk lansia maka akan

meningkatkan kemandirian lansia dalam berinovasi sehingga lansia memiliki

kesibukan di dalam rumah sehingga lansia tidak merasa kesepian.

B. Saran

Dalam rangka tindak lanjut kegiatan Aktualisasi dan Habituasi Nilai-Nilai

Dasar PNS, maka dapat disampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi peserta prajabatan

Sebagai calon pelayan publik yang profesional harus tetap mempertahankan

Sikap dan disiplin PNS, Nilai - nilai dasar PNS, serta Kedudukan dan peran

PNS dalam NKRI dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bukan hanya

selama mengikuti kegiatan Pelatihan Dasar CPNS, namun tetap

dipertahankan secara berkesinambungan dalam kegiatan pelayanan publik

kepada seluruh masyarakat.

2. Bagi Puskesmas Rawat Inap Benjina tempat pelaksanaan aktualisasi

ii
- Seorang PNS dalam bidang kesehatan harus benar-benar menerapkan

nilai-nilai dasar PNS, yaitu ANEKA dalam setiap tugas dan tanggung

jawab serta memegang teguh kode etik dan kode perilaku sehingga

didapatkan hasil pelayanan yang baik dan memuaskan publik.

- Setiap kegiatan dan pelayanan pasien di Puskesmas Inap Benjina harus

mengikuti Standar Operasional Prosedur agar didapatkan hasil

pelayanan yang sesuai standar dan hasil kegiatan yang sesuai tujuan

pelaksanaan kegiatan, dan pada akhirnya akan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat.

- Untuk tetap profesional dalam menjalankan tugasnya, seorang perawat

harus memiliki kompetensi yang baik dan sering menambah ilmu lewat

kegiatan-kegiatan seminar dan workshop sehingga dapat meningkatkan

kualitas pelayanan kepada masyarakat.

3. Bagi Penyelenggara

Perlu dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan Pelatihan Dasar

CPNS secara berkesinambungan agar dapat memperbaiki kekurangan yang

terjadi selama penyelengaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III,

sehingga pelaksanaannya bisa menjadi lebih baik.

Selain itu, fasilitas untuk kegiatan pembelajaran dan tempat tinggal perlu

diperhatikan agar dapat meningkatkan kualitas penyelengaraan Pelatihan

Dasar CPNS yang dilaksanakan di Badan Pengembangan Sumber Daya

Manusia Provinsi Maluku.

ii
ii

Anda mungkin juga menyukai