Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. Abstrak
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan tentang difraksi kisi
dengan cara menganalisis hasil percobaan dengan menggunakan metode
perbandingan hasil rata-rata nilai panjang gelombang (𝜆) dari ketiga kisi yang
berbeda nilai konstantanya. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa semakin besar nilai N (konstanta kisi) yang digunakan
maka akan semakin besar pula panjang gelombang yang dihasilkan oleh
cahaya laser. Hal tersebut dihitung berdasarkan rata-rata nilai panjang
gelombang dari 3 kali pengulangan percobaan dengan menggunakan kisi
difraksi yang sama nilai konstantanya. Meskipun perbedaannya sedikit, kisi
yang digunakan akan mempengaruhi hasil difraksi dari cahaya laser.
3. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Pada jarak tertentu mata kita sulit membedakan posisi dua nyala
lampu yang sangat berdekatan. Gejala ini dikarenakan diameter pupil mata
kita sangat sempit. Akibatnya adalah cahaya dua lampu tersebut ketika
sampai ke mata kita mengalami difraksi. Difraksi cahaya adalah peristiwa
pelenturan cahaya yang akan terjadi jika cahaya melalui celah yang sangat
sempit. Kita dapat melihat gejala ini dengan mudah pada cahaya yang
melewati sela jari-jari yang kita rapatkan kemudian kita arahkan pada
sumber cahaya yang jauh, misalnya lampu neon. Atau dengan melihat
melalui kisi tenun kain yang terkena sinar lampu yang cukup jauh.
Dengan melewatkan berkas sinar laser yang koheren dan
monokromatik pada sebuah tepi tajam maka akan terbentuk pola difraksi
pada layar. Pola difraksi juga dapat terjadi jika sinar laser dilewatkan pada
celah tunggal, lebar dari celah tunggal yang digunakan dapat diukur dengan
mengamati pola difraksi yang terjadi. Cahaya kemudian akan membelok
dan menyebar dengan membentuk sudut tertentu. Apabila yang dilalui oleh
cahaya adalah celah ganda dengan jarak pemisahan tertentu maka akan
terjadi interferensi karena gelombang–gelombang cahaya dengan frekuensi
yang sama akan saling bertumbukan.
Untuk dapat mempelajari dan memahami fenomena difraksi cahaya
dan interferensi serta pola yang dihasilkan yang terjadi pada saat difraksi
cahaya, diperlukan suatu cara yang dapat mengilustrasikan difraksi cahaya
dan interferensi tersebut. Salah satu cara mengilustrasikan difraksi cahaya
dan interferensi yang terjadi pada saat difraksi cahaya adalah dengan
melakukan praktikum difraksi kisi.
b. Tujuan
Tujuan dari dilaksanakannya percobaan ini yaitu untuk :
a) Mengetahui nilai panjang gelombang (𝜆) dari cahaya laser merah
b) Mengetahui nilai standar deviasi
c. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh nilai N (konstanta kisi difraksi) terhadap nilai panjang
gelombang (𝜆) dari cahaya laser merah?
d. Rumusan Hipotesis
Semakin besar nilai N (konstanta kisi difraksi) maka semakin besar pula
nilai panjang gelombang (𝜆) yang dihasilkan dari cahaya laser merah
4. Dasar Teori
Gelombang memiliki beberapa sifat, salah satunya adalah difraksi.
Difraksi adalah peristiwa pembelokan atau pelenturan arah gelombang ketika
melewati penghalang berupa celah. Jika gelombang melewati celah yang
ukurannya sempit, maka difraksi menyebabkan celah tersebut seolah-olah
merupakan sumber gelombang melingkar. yang disebabkan oleh adanya
penghalang berupa celah. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang
semakin besar.Sama halnya dengan gelombang, cahaya yang dilewatkan pada
sebuah celah sempit juga akan mengalami difraksi. Difraksi cahaya terjadi
juga pada celah sempit yang terpisah sejajar satu sama lain pada jarak yang
sama.
Bila cahaya monokromatik (satu warna) dijatuhkan pada celah sempit,
maka cahaya akan dibelokkan atau dilenturkan. Sedangkan bila cahaya
dijatuhkan polikromatik (cahaya putih atau banyak warna), selain akan
mengalami peristiwa difraksi, juga akan terjadi peristiwa interferensi. Hasil
interferensi menghasilkan pola warna pelangi.
Berkas cahaya jatuh pada celah tunggal, akan dibelokkan dengan sudut
belok θ. Pada layar akan terlihat pola gelap dan terang. Pola gelap dan terang
akan terjadi bila mengalami peristiwa interferensi.
Cahaya yang dilewatkan pada kisi difraksi akan membentuk garis gelap
dan terang dengan rumus sebagai berikut :
atau
∆𝑌𝑑 𝑃𝑑
= 𝑛𝜆 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 𝑛𝜆 … (5)
𝐿 𝐿
5. Metode Eksperimen
a. Alat dan bahan
- Penggaris 100cm
- Penggaris 30cm
- Laser merah
- Kisi 100 garis/mm; 300 garis/mm; 600 garis/mm
c. Langkah percobaan
1) Menyiapkan 4 lembar kertas, lalu menyambung kertas satu dengan
lainnya menggunakan isolatip.
2) Menempelkan kertas pada dinding sebagai layarnya.
3) Mengukur jarak kisi dengan layar sejauh 1m menggunakan meteran /
penggaris.
4) Menghidupkan laser dan mengarahkan pada kisi sebesar 100 garis/mm.
5) Mengamati garis terang dan gelap pada layar.
6) Memberi tanda garis terang pada layar menggunakan pensil.
7) Menghitung lebar celah (d) pada kisi 100 garis/mm.
8) Menghitung jarak antara dua garis terang berurutan (P) pada layar.
9) Mencari panjang gelombang (𝜆) yang digunakan antara dua garis terang
yang berdekatan untuk n=1, n=2, n=3.
10) Mengulangi langkah dengan mengubah kisi sebesar 300 garis/mm dan
600 garis/mm, lalu mencatat hasil praktikum pada tabel pengamatan.
7. Diskusi
1) Apakah ada perbedaan panjang gelombang (𝜆) dari masing-masing kisi?
Terdapat perbedaan, semakin besar nilai N (konstanta kisi) yang
digunakan maka semakin besar nilai panjang gelombang (𝜆) yang
dihasilkan dari cahaya laser. Meskipun perbedaannya tidak terlalu besar.
2) Bagaimana nilai standar deviasi dari masing-masing kisi?
Semakin besar nilai N (konstanta kisi) yang digunakan maka semakin
kecil nilai standar deviasi yang dihasilkan.
8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan
bahwa semakin besar nilai N (konstanta kisi) yang digunakan maka akan semakin
besar pula panjang gelombang yang dihasilkan oleh cahaya laser. Hal tersebut
dihitung berdasarkan rata-rata nilai panjang gelombang dari 3 kali pengulangan
percobaan dengan menggunakan kisi difraksi yang sama nilai konstantanya.
Meskipun perbedaannya sedikit, kisi yang digunakan akan mempengaruhi hasil
difraksi dari cahaya laser.
9. Daftar Pustaka
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 dan 2 Edisi Indonesia. Jakarta :
Penerbit Erlangga.
Tim Fisika Dasar FMIPA UNESA. 2010. Praktikum Fisdas. Prodi Pendidikan
Sains FMIPA UNESA.
Tipler, Paul. A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Penerbit
Erlangga
Zemansky, Sears. 1994. Fisika Untuk Universitas 1 Edisi Indonesia. Jakarta :
PT. Binacipta.
Lampiran Perhitungan
Untuk kisi 100 garis/mm
Diketahui : N = 100 garis/mm
L =1m
n = 1 ► TP ke T1 ► P = 7 cm = 7 x 10-2 m
n = 2 ► TP ke T2 ► P = 14 cm = 1,4 x 10-1 m
n = 3 ► TP ke T3 ► P = 20,5 cm = 2,05 x 10-1 m
Ditanya : 𝜆 = …?
Jawab :
1
a) 𝑑 = 𝑁
1
𝑑=
100
𝑑 = 10−2
b) Untuk n=1
𝑃𝑑
= 𝑛𝜆
𝐿
(7𝑥10−2 )(10−2 )
=1𝜆
1
𝜆 = 7 𝑥 10−4 m
Untuk n=2
𝑃𝑑
= 𝑛𝜆
𝐿
(1,4𝑥10−1 )(10−2 )
=2𝜆
1
𝜆 = 7 𝑥 10−4 m
Untuk n=3
𝑃𝑑
= 𝑛𝜆
𝐿
(2,05𝑥10−1 )(10−2 )
=3𝜆
1
𝜆 = 6,83 𝑥 10−4 m
b) Untuk n=1
𝑃𝑑
= 𝑛𝜆
𝐿
1
(2,1𝑥10−1 )( 10−2 )
3 =1𝜆
1
𝜆 = 7 𝑥 10−4 m
Untuk n=2
𝑃𝑑
= 𝑛𝜆
𝐿
1
(4,2𝑥10−1 )( 10−2 )
3 =2𝜆
1
𝜆 = 7 𝑥 10−4 m
Untuk n=3
𝑃𝑑
= 𝑛𝜆
𝐿
1
(6,2𝑥10−1 )( 10−2 )
3 =3𝜆
1
𝜆 = 6,9 𝑥 10−4 m
e) Untuk n=1
𝑃𝑑
= 𝑛𝜆
𝐿
1
(4,25𝑥10−2 )( 10−2 )
6 = 1𝜆
1
𝜆 = 7,08 𝑥 10−4 m
Untuk n=2
𝑃𝑑
= 𝑛𝜆
𝐿
1
(8,5𝑥10−1 )( 10−2 )
6 =2𝜆
1
𝜆 = 7,08 𝑥 10−4 m
Untuk n=3
𝑃𝑑
= 𝑛𝜆
𝐿
1
(12,6𝑥10−1 )( 10−2 )
6 = 3𝜆
1
𝜆 = 7 𝑥 10−4 m