Anda di halaman 1dari 13

RINGKASAN AGAMA

DI SUSUN OLEH : CHUSNUL MUTIA TAHISA


KELAS : XII. IPS 2

SMA NEGERI 2 KOTA TERNATE


Pengertian Sistem Kontrol / Sistem Kendali

Sistem kontrol (sistem kendali) telah memegang peranan yang sangat penting dalam
perkembangan ilmu dan teknologi. Di samping sangat diperlukan pada pesawat ruang angkasa,
peluru kendali, dan sistem kemudi pesawat, sistem kontrol juga menjadi bagian yang penting dan
terpadu dari proses – proses dalam pabrik dan industri modern. Sebagai contoh, sistem kontrol
sangat diperlukan dalam operasi – operasi di industri untuk mengontrol tekanan, temperatur,
kelembaban, viskositas, dan aliran dalam industri proses, pengerjaan dengan mesin perkakas,
penanganan dan perakitan bagian – bagian mekanik dalam industri manufaktur, dan sebagainya.

Karena kemajuan dalam teori dan praktek sistem kontrol, maka sistem kontrol dapat memberikan
kemudahan dalam mendapatkan performasi dari sistem dinamik, mempertinggi kualitas dan
menurunkan biaya produksi, mempertinggi laju produksi, meniadakan pekerjaan – pekerjaan
rutin dan membosankan yang harus dilakukan oleh manusia, dan sebagainya.

Pengertian sistem kontrol itu sendiri adalah proses pengaturan / pengendalian terhadap satu atau
beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam suatu
rangkuman harga (range) tertentu. Dalam istilah lain disebut juga teknik pengaturan, sistem
pengendalian atau sistem pengontrolan. Secara umum sistem kontrol dapat dikelompokkan
sebagai berikut :

1. Dengan operator (manual) dan otomatik.


2. Jaringan tertutup (closed-loop) dan jaringan terbuka (open-loop).
3. Kontinu (analog) dan diskontinu (digital, diskrit).
4. Servo dan regulator.
5. Menurut sumber penggerak : elektris, pneumatis (udara, angin), hidarulis (cairan),
dan mekanis. (kontrol otomatik teori dan penerapan : 1994)

Sedangkan aksi pengontrolan ada enam aksi yaitu :

1. Dua posisi (on-off).


2. Proportional.
3. Integral.
4. Proportional plus Integral.
5. Proportional plus Derivative.
6. Proportional plus Integral plus Derivative. (teknik kontrol automatik sistem
pengaturan jilid 1 : 1985)
Hikmah Ibadah haji, zakat, dan wakaf dalam kehidupan

Peta konsep

Memahami makna haji, zakat, dan wakaf.

Haji adalah suatu amal ibadah yang dilakukan dengan sengaja mengunjungi Baitullah di Mekkah dengn maksud
beribadah secar ilas mengharapkan keridhaan Allah.

Adapun dalil yang mewajibkan haji ialah firman Allah SWT :'Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah
adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orng-orng yang mampu mengadakan perjalanan kesana.

Haji

Zakat adalah sejumlah harta yang wajib dikeluarkan oleh pemeluk agama Islam untuk diberikan kepada golongan
yang berhak menerima, seperti fakir miskin dan semacamnya, sesuai dengan yang ditetapkan oleh syariah.

Zakat termasuk ke dalam rukun Islam dan menjadi salah satu unsur yang paling penting dalam menegakkan syariat
Islam. Oleh karena itu hukum zakat adalah wajib bagi setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
Zakat juga merupakan bentuk ibadah seperti sholat, puasa, dan lainnya dan telah diatur dengan rinci berdasarkan Al-
quran dan Sunah.

Zakat

Wakaf adalah Sedekah Jariyah, yakni menyedekahkan harta kita untuk kepentingan ummat. Harta Wakaf tidak
boleh berkurang nilainya, tidak boleh dijual dan tidak boleh diwariskan. Karena wakaf pada hakikatnya adalah
menyerahkan kepemilikan harta manusia menjadi milik Allah atas nama ummat.

Wakaf

Hukum, Syarat, Rukun, dan Jenis-Jenis Haji

Hukum haji adalah fardhu ‘ain, wajib bagi setiap muslim yang mampu, wajibnya sekali seumur hidup. Haji
merupakan bagian dari rukun Islam. Mengenai wajibnya haji telah disebutkan dalam Al Qur’an, As Sunnah dan
ijma’ (kesepakatan para ulama).

Hukum Haji

Surah Ali-imran Ayat 97

َ‫نيِمل ْعٱل ِنع ىِنغ َّهلٱل َّنِإف رفك نمو اًل ِيبس ِ ْهي ِِل عاطتْسٱ ِنم ِتْيبْٱل ِجح ِساَّنٱل ىلع ِ َّهلِلو اًنِماء ناك ۥُهلخد نمو ميِه ْربِإ ُماقَّم ٌتنِِّيب ٌتياء ِه ِيف‬

dari semesta alam (tidak memerlukan sesuatu) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya ,(kewajiban haji) Barangsiapa
mengingkari ;orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah (bagi) mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu ;menjadi amanlah dia (Baitullah itu) barangsiapa memasukinya ;maqam Ibrahim (di
antaranya) ,Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata

Surah Ali-imran Ayat 97

Syarat haji adalah sesuatu yang apabila terpenuhi, maka menjadikan orang tersebut wajib melaksanakan ibadah haji.
Hal-hal yang termasuk syarat haji adalah:

a. beragama Islam

b. baligh

c. sehat jasmani/rohani

d. merdeka

e. mampu

Syarat-Syarat Haji

Rukun haji adalah perbuatan yang wajib dilakukan dalam berhaji dan tidak dapat diganti dengan membayar dam.
Rukun haji yaitu:

a. Ihram, yaitu berniat mengerjakan ibadah haji dengan memakai pakaian ihram (pakaian putih tidak berjahit).

b. Wukuf, yaitu hadir di Padang Arafah mulai tergelincir matahari pada tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajar pada
tanggal 10 Zulhijah.

c. Tawaf, yaitu mengelilingi Kakbah 7 kali putaran dari Hajar Aswad dengan posisi Baitullah di sebelah kiri. Dalam
rukun haji, tawaf yang digunakan adalah tawaf ifadah.

d. Sa'i, yaitu lari-lari kecil antara Bukit Safa dan Bukit Marwa sebanyak 7 kali.

e. Tahalul, yaitu mencukur rambut sekurang-kurangnya 3 helai.

f. Tertib, maksudnya pengerjaan rukun haji secara berurutan.

Rukun-Rukun Haji

Macam-Macam Haji (Haji Ifrad, Haji Qiran, Haji Tamattu)

Haji Ifrad (mendahulukan Haji daripada Umroh)

yaitu seorang berniat melakukan haji saja tanpa umroh pada bulan-bulan haji, dengan kata lain melaksanakan secara
terpisah / sendiri-sendiri dengan melaksanaan ibadah haji dilakukan terlebih dahulu, selanjutnya melakukan umroh
dalam satu musim haji.
Rincaian Pelaksanaan :

Ihram dari miqat untuk haji.

Ihram lagi dari miqat untuk umrah

Tidak membayar dam Disunatkan Tawaf Qudum

Haji Ifrad (mendahulukan Haji daripada Umroh)

Haji Tamattu’ (mendahulukan Umrah baru kemudi...

yaitu seorang berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji (Syawwal, Dzul Qa’dah, 10 hari pertama
dari Dzul Hijjah), memasuki kota Makkah lalu menyelesaikan umrahnya dengan melaksanakan thawaf umrah, sa'i
umrah kemudian bertahallul dari ihramnya dengan memotong pendek atau mencukur rambut kepalanya, lalu dia
tetap dalam kondisi halal (tidak ber-ihram) hingga datangnya hari Tarwiyah, yaitu tanggal 8 Dzulhijjah.

Rincian Pelaksanaan :

Ihram dari miqat untuk umroh

Ihram lagi dari miqat untuk haji

Membayar dam

Haji Tamattu’ (mendahulukan Umrah baru kemudian Haji)

Haji Qiran (melaksanakan Haji sekaligus Umrah)

yaitu seorang berniat haji dan umroh secara bersama-sama pada bulan-bulan haji dengan kata lain berihram untuk
menunaikan umrah dan haji sekaligus, dan menetapkan diri dalam keadaan berihram (tidak bertahallul) hingga
tanggal 10 Dzul Hijjah. Dia berihram untuk umrah, lalu ber-ihram untuk haji sebelum memulai thawaf-nya (untuk
dikerjakan sekaligus bersama umrahnya). Kemudian memasuki kota Makkah dan melakukan thawaf qudum (thawaf
di awal kedatangan di Makkah), lalu shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim.

Rincian Pelaksanaan :

Ihram dari miqat untuk haji dan umrah

Melaksanakan semua pekerjaan haji

Membayar dam

Haji Qiran (melaksanakan Haji sekaligus Umrah)

Hukum, Syarat, Rukun, dan Hikmah Zakat


Hukum Zakat

“Islam dibangun di atas lima dasar; Mentauhidkan Allah (bersyahadat Laailaahaillallah dan Muhammad Rasulullah),
mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan berangkat Haji.” (HR. Muslim)

Kaum muslimin semuanya ijma’ tentang kewajiban zakat, barang siapa yang mengingkari kewajiban zakat, padahal
ia mengetahui tentang wajibnya maka dia kafir. Dan barang siapa yang enggan membayar zakat, namun tetap
mengakui kewajibannya maka dia telah berdosa besar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Hukum Zakat

Syarat-Syarat Zakat

Syarat dalam ibadah zakat, yaitu syarat yang berkaitan dengan subjek zakat/muzakki (orang yang mengeluarkan
zakat) dan objek zakat (harta yang dizakati).

Syarat zakat yang berhubungan dengan subjek atau pelaku (muzakkī : orang yang terkena wajib zakat) adalah
sebagai berikut.

a) Islam,

b) Merdeka

c) Baligh

d) Berakal.

Syarat-syarat yang berhubungan dengan jenis harta (sebagai objek zakat) adalah sebagai berikut.

a) Milik penuh

b) Berkembang

c) Mencapai Nisab

d) Lebih dari Kebutuhan Pokok

e) Bebas dari Hutang

f) Berlaku Setahun/Haul

Syarat-Syarat Zakat

Rukun-Rukun Zakat

Rukun-Rukun dalam berzakat sebagai berikut :


1) Pelepasan atau pengeluaran hak milik pada sebagian harta yang dikenakan wajib zakat.

2) Penyerahan sebagian harta tersebut dari orang yang mempunyai harta kepada orang yang bertugas atau orang
yang mengurusi zakat (amil zakat).

3) Penyerahan amil kepada orang yang berhak menerima zakat sebagai milik.

Rukun-Rukun Zakat

Hikmah berzakat

Banyak sekali hikmah dan keutamaan ibadah zakat yang Allah Swt.

perintahkan kepada hamba-Nya dan kaum muslimin. Di dalam al-Qur’ān

Surat At-Taubah/9:103 Allah Swt. berfirman, Ambillah (sebagian) dari harta

mereka menjadi sedekah (zakat), dengan zakat itu kamu membersihkan

dan menyucikan mereka ….” (Q.S. At-Taubah/9:103).

Dari penjelasan ayat di atas, bahwa tujuan zakat adalah untuk membersihkan

mereka (pemilik harta) dari penyakit kikir dan serakah, sifat-sifat tercela

serta kejam terhadap fakir miskin, orang-orang yang tidak memiliki harta,

dan sifat-sifat hina lainnya.

Di sisi lain, zakat juga untuk menyucikan jiwa orang-orang berharta,

menumbuhkan dan mengangkat derajatnya dengan berkah dan kebajikan,

baik dari segi moral maupun amal. Hingga dengan demikian, orang tersebut

akan mendapatkan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.

Hikmah berzakat

Hukum, Syarat, Rukun, dan Hikmah Wakaf

Hukum Wakaf

Wakaf hukumnya sunnah. Namun, bagi pemberi wakaf (wakif) merupakan

amaliah sunnah yang sangat besar manfaatnya. Mengapa dikatakan amaliah


sunnah yang sangat besarmanfaatnya? Karena bagi wakif merupakan

śadaqah jariyah. Wakaf adalah perbuatan terpuji dan sangat dianjurkan

dalam Islam. Hal ini sesuai dengan dalil-dalil wakaf untuk keperluan umat.

Terdapat dlam surah Ali imran ayat 92 :

Hukum Wakaf

Syarat-syarat wakaf

1. Pertama, orang yang berwakaf ini mestilah memiliki secara penuh harta itu, artinya dia merdeka untuk
mewakafkan harta itu kepada sesiapa yang ia kehendaki.

2. Kedua, dia mestilah orang yang berakal, tak sah wakaf orang bodoh, orang gila, atau orang yang sedang mabuk.

3. Ketiga, dia mestilah baligh.

4. Keempat, dia mestilah orang yang mampu bertindak secara hukum (rasyid). Implikasinya orang bodoh, orang
yang sedang muflis dan orang lemah ingatan tidak sah mewakafkan hartanya.

Syarat-syarat wakaf

Rukun-rukun Wakaf

Rukun Wakaf Ada empat rukun yang mesti dipenuhi dalam berwakaf:

• Pertama, orang yang berwakaf (al-waqif)

• Kedua, benda yang diwakafkan (al-mauquf).

• Ketiga, orang yang menerima manfaat wakaf (al-mauquf ‘alaihi).

• Keempat, lafadz atau ikrar wakaf (sighah).

Rukun-rukun Wakaf

Hikmah Berwakaf

Ibadah wakaf memiliki keutamaan yang banyak sekali. Namun demikian,

wakaf merupakan amal ibadah yang belum banyak dilakukan oleh kaum

muslimin. Hal ini disebabkan wakaf tersebut berupa harta benda yang

dicintai. Seperti tanah, bangunan, atau benda lainnya. Jika seorang muslim
mengetahui betapa besar pahala yang akan diraihnya dengan berwakaf,

maka boleh jadi kaum muslimin akan berbondong-bondong melakukan

wakaf meskipun hanya sekedar satu meter tanah.

Salah satu keutamaan wakaf bahwa ia akan dicatat dan dihitung sebagai

amal jariyah yang pahalanya akan terus mengalir meskipun orang yang

mewakafkannya meninggal dunia. Artinya, pemberi wakaf akan

Hikmah Berwakaf
Pandangan Islam Terhadap Ekonomi

Islam adalah agama yang berorientasi kepada kebaikan dan keadilan seluruh manusia. Islam
senantiasa mengajarkan agar manusia mengedepankan keadilan, keseimbangan dan juga
kesejahteraan bagi semuanya. Islam tidak mengajarkan pada kesenjangan sosial, prinsip siapa
cepat siapa menang, atau pada kekuasaan hanya dalam satu kelompok atau orang tertentu saja.

Prinsip ini pun diajarkan islam dalam hal ekonomi. Dalam hal ekonomi, islam pun ikut mengatur
dan memberikan arahan atau pencerahan agar umat manusia tidak terjebak kepada ekonomi yang
salah atau keliru.

Aturan-aturan islam mengenai ekonomi diantaranya seperti:

 Masalah kewajiban zakat, infaq, shodaqoh


 Larangan judi dan mengundi nasib dengan panah
 Membayar pajak
 Menjual dengan neraca yang adil
 Membuat catatan keuangan
 Dan lain sebagainya

Ekonomi islam tentunya sangat berbeda dengan ekonomi yang mengarah kepada prinsip
kapitalisme atau liberalisme. Ekonomi islam bertujuan agar dapat terpenuhinya kebutuhan
manusia, bukan hanya satu orang saja melainkan seluruh umat manusia secara keseluruhan agar
dapat hidup berkualitas dan menunanaikan ibadah dengan baik. Sedangkan prinsip liberalisme
atau kapitalisme hanya berdasarkan kepada pemilik modal, pasar bebas, dan tidak berpihaknya
pada masyarakat lemah atau kurang mampu.

Ayat Al-Quran Mengenai Prinsip Ekonomi

Prinsip dasar dari ekonomi islam tentunya tidak hanya bergantung atau memberikan keuntungan
kepada salah satu atau sebagian pihak saja. Ajaran islam menghendaki transaksi ekonomi dan
kebutuhan ekonomi dapat memberikan kesejahteraan dan kemakmuran manusia hidup di muka
bumi.

Prinsip dasar ekonomi ini juga tentu berlandasakan kepada Rukun Islam, Dasar Hukum Islam,
Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. Berikut adalah
Prinsip-prinsip Ekonomi Islam dalam islam yang senantiasa ada dalam aturan islam.

1. Tidak Menimbulkan Kesenjangan Sosial

Prinsip dasar islam dalam hal ekonomi senantiasa berpijak dengan masalah keadilan. Islam tidak
menghendaki ekonomi yang dapat berdampak pada timbulnya kesenjangan. Misalnya saja
seperti ekonomi kapitalis yang hanya mengedepankan aspek para pemodal saja tanpa
mempertimbangkan aspek buruh, kemanusiaan, dan masayrakat marginal lainnya.
Untuk itu, islam memberikan aturan kepada umat islam untuk saling membantu dan tolong
menolong. Dalam islam memang terdapat istilah kompetisi atau berlomba-lomba untuk
melaksanakan kebaikan. Akan tetapi, hal tersebut tidak berarti mengesampingkan aspek keadilan
dan peduli pada sosial.

Hal ini sebagaimana perintah Allah, “Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan
taatlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS An-Nur : 56)

Zakat, infaq, dan shodaqoh adalah jalan islam dalam menyeimbangkan ekonomi. Yang kaya atau
berlebih harus membantu yang lemah dan yang lemah harus berjuang dan membuktikan dirinya
keluar dari garis ketidakberdayaan agar mampu dan dapat produktif menghasilkan rezeki dari
modal yang diberikan padanya.

2. Tidak Bergantung Kepada Nasib yang Tidak Jelas

“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat
dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya.”…” (QS Al-Baqarah : 219)

Islam melarang umatnya untuk menggantung nasib kepada hal yang sangat tidak jelas, tidak jelas
ikhtiarnya, dan hanya mengandalkan peruntungan dan peluang semata. Untuk itu islam melarang
perjudian dan mengundi nasib dengan anak panah sebagai salah satu bentuk aktivitas ekonomi.

Pengundian nasib adalah proses rezeki yang dilarang oleh Allah karena di dalamnya manusia
tidak benar-benar mencari nafkah dan memakmurkan kehidupan di bumi. Uang yang ada hanya
diputar itu-itu saja, membuat kemalasan, tidak produktifnya hasil manusia, dan dapat menggeret
manusia pada jurang kesesatan atau lingkaran setan.

Untuk itu, prinsip ekonomi islam berpegang kepada kejelasan transaksi dan tidak bergantung
kepada nasib yang tidak jelas, apalagi melalaikan ikhtiar dan kerja keras.

3. Mencari dan Mengelola Apa yang Ada di Muka Bumi

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS Al Jumuah :
10)

Allah memberikan perintah kepada manusia untuk dapat mengoptimalkan dan mencari karunia
Allah di muka bumi. Hal ini seperti mengoptimalkan hasil bumi, mengoptimalkan hubungan dan
transaksi dengan sesama manusia. Untuk itu, jika manusia hanya mengandalkan hasil
ekonominya dari sesuatu yang tidak jelas atau seperti halnya judi, maka apa yang ada di bumi ini
tidak akan teroptimalkan. Padahal, ada sangat banyak sekali karunia dan rezeki Allah yang ada di
muka bumi ini. Tentu akan menghasilkan keberkahan dan juga keberlimpahan nikmat jika benar-
benar dioptimalkan.
Untuk itu, dalam hal ekonomi prinsip islam adalah jangan sampai manusia tidak
mengoptimalkan atau membiarkan apa yang telah Allah berikan di muka bumi dibiarkan begitu
saja. Nikmat dan rezeki Allah dalam hal ekonomi akan melimpah jika manusia dapat mencari
dan mengelolanya dengan baik.

4. Larangan Ekonomi Riba

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Al-Baqarah :278)

Prinsip Islam terhadap ekonomi yang lainnya adalah larangan riba. Riba adalah tambahan yang
diberikan atas hutang atau transaksi ekonomi lainnya. Orientasinya dapat mencekik para
peminam dana, khususnya orang yang tidak mampu atau tidak berkecukupan. Dalam Al-Quran
Allah melaknat dan menyampaikan bahwa akan dimasukkan ke dalam neraka bagi mereka yang
menggunakan riba dalam ekonominya.

5. Transaksi Keuangan yang Jelas dan Tercatat

Transaksi keuangan yang diperintahkan islam adalah transaksi keuangan yang tercatat dengan
baik. Transaksi apapun di dalam islam diperintahkan untuk dicatat dan ditulis diatas hitam dan
putih bahkan ada saksi. Dalam zaman moderen ini maka ilmu akuntansi tentu harus digunakan
dalam aspek ekonomi. Hal ini tentu saja menghindari pula adanya konflik dan permasalahan di
kemudian hari. Manusia bisa saja lupa dan lalai, untuk itu masalah ekonomi pun harus benar-
benar tercatat dengan baik.

Hal ini sebagaimana Allah sampaikan, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu’amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan
benar” (QS Al Baqarah : 282)

6. Keadilan dan Keseimbangan dalam Berniaga

“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang
benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS Al Isra : 35)

Allah memerintahkan manusia ketika melaksanakan perniagaan maka harus dengan keadilan dan
keseimbangan. Hal ini juga menjadi dasar untuk ekonomi dalam islam. Perniagaan haruslah
sesuai dengan neraca yang digunakan, transaksi keuangan yang digunakan, dan juga standar
ekonomi yang diberlakukan. Jangan sampai ketika bertransaksi kita membohongi, melakukan
penipuan, atau menutupi kekurangan atau kelemahan dari apa yang kita transaksikan. Tentu saja,
segalanya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

Dari prinsip-prinsip tersebut dapat dipahami bahwa manusia diberikan aturan dasar mengenai
ekonomi islam agar manusia dapat menjalankan kehidupannya sesuai dengan Tujuan Penciptaan
Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam
Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam,
Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam,

Anda mungkin juga menyukai