Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH KEKUATAN KEUANGAN, KEKUATAN EKONOMI,

KEKUATAN SOSIAL TERHADAP BISNIS INTERNASIONAL

MAKALAH

Ditujukan untuk Memenuhi Mata Kuliah

Bisnis Internasional

Oleh :

Agine Syakilamandau (183403130)


Beatrice Albright Wiladi (183403015)
Nidya Hendarawan (183403129)
Siti Nur Amalia (183403126)
Lia Melati (183403107)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada
baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad saw yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti. Kami mengucapkan syukur kepada Allah swt atas
limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran,
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai salah satu
tugas dari mata kuliah Bisnis Internasional Kami tentu menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada dosen Bisnis Internasional
kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Tasikmalaya, 22 Agustus 2019 Penyusun


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan yang ingin melakukan investasi keluar negeri
perlu mempertimbangkan informasi mengenai ekonomi di suatu negara
yang akan ditempati. Untuk mengikuti perkembangan terakhir dan juga
untuk merencanakan masa depan, perusahaan selama bertahun-tahun telah
menilai dan memprediksi kondisi ekonomi ditingkat nasional dan
internasional.
Meskipun data yang diterbitkan oleh pemerintah dan lembaga-
lembaga internasional, tidak setepat waktu dan seakurat seperti yang
diinginkan oleh para analisi bisnis, tetapi data analisis inilah yang mereka
miliki dan mereka harus bekerja dengannya. Selain itu para ekonom dan
agen pemasaran menggunakan indikator ekonomi tertentu yang dianggap
dapat memprediksi tren dalam industri mereka.
Dalam bisnis internasional, seorang pengusaha juga mampu
melakukan persaingan di negara asing tersebut. Didukung dengan
kebutuhan setiap negara yang berbeda-beda. Untuk mengestimasi potensi
pasar dan pemberian masukan pada bidang-bidang fungsional lain di
perusahaan, seorang perngusaha juga perlu mengenali ukuran dan tingkat
perubahan faktor-faktor ekonomi dan sosioekonomi.
Sedemikian penting analisis ekonomi baik dimensi ekonmi dan
sosioekonomi yang ditambah dengan kekuatan politik dari suatu negara,
sebelum suatu perusahaan melangkah inilah yang menjadi kunci pokok bagi
perkembangan yang GO Internasional. Karena dalam membangun dan
mengembangkan bisnis segala aspek dapat mempengaruhi bisnis tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang termasuk dalam kekuatan keuangan
2. Bagaimana pengaruh kekuatan keuangan terhadap bisnis internasional
3. Apa saja yang termasuk dalam kekuatan ekonomi
4. Bagaimana pengaruh kekuatan ekonomi terhadap bisnis internasional
5. Apa saja yang termasuk dalam kekuatan sosial
6. Bagaimana pengaruh kekuatan sosial terhadap bisnis internasional

C. Tujuan
Beberapa tujuan yang ingin didapatkan dari makalah kekuatan keuangan,
ekonomi,dan sosial :
1. Untuk mengetahui Kekuatan keuangan, ekonomi dan sosial
2. Mengetahui apa saja pengaruh pengaruh dari kekuatan keuangan ekonomi
dan sosial terhadap bisnis internasional
3. Memperjelas pengetahuan mengenai pengaruh kekuatan keuangan,
ekonomi dan sosial
BAB II

PEMBAHASAN
A. Kekuatan keuangan
Kekuatan keuangan sangat besar mempengaruhi bisnis internasional
serta mampu merubah ekonomi dunia meliputi :resiko nilai tukar mata uang
asing, neraca pembayaran nasional, perpajakan, tarif, kebijakan fiscal, dan
moneter,inflasi,serta aturan – aturan akuntansi bisnis internasional.
1. Nilai mata uang yang berfluktuasi
Adanya depresiasi dan apresiasi dari suatu mata uang terhadap mata
uang lainnya ini menjadikan potensi risiko nilai tukar mata uang dalam
perdagangan internasional. Mengapa demikian? Dalam perdagangan
internasional, seperti halnya transaksi perdagangan pada umumnya, sudah
menjadi hal yang lazim untuk melakukan transaksi kredit. Transaksi
penjualan atau pembelian dilakukan sekarang, namun penerimaan kas atau
pengeluaran kas dilakukan pada hari lain.
Perbedaan antara transaksi penjualan dengan penerimaan kas dari
penagihan piutang ini yang dapat menimbulkan risiko nilai tukar mata uang.
Demikian juga transaksi pembelian dengan pembayaran atas tagihan faktur
pembelian, nilai kurs bisa berbeda.

Ilustrasi contoh perbedaan kurs atas transaksi perdagangan ekspor


ditunjukkan seperti ini. PT Karya Anak Indonesia sedang melakukan
transaksi ekspor mebel ukiran Jepara ke pasar Arab Saudi pada tanggal 22
Mei 2017. Transaksi ini menggunakan riyad (SAR). Nilai ekspor dalam
rupiah sebesar Rp10 Miliar. Pembayaran akan dilakukan 22 Agustus 2017.
Kurs Rp terhadap SAR pada tanggal 22 Mei 2017 1SAR = Rp3.554,02. Pada
saat pembayaran tanggal 22 Agustus 2017, kurs 1SAR = Rp3.651,08. Dalam
transaksi ini PT Karya Anak Indonesia mendapakan exchange gain sebesar
Rp273.099.195.
Perhitungan exchange gain sebagai berikut:
Transaksi 22/5/2017 penjualan kurs 1SAR = Rp3.554,02 = SAR
2.813.715,17= Rp. 10.000.000.000
Transaksi 22/8/2017 penerimaan pembayaran kurs 1SAR = Rp3.651,08
atau Rp10.273.099.195
Exchange gain: Rp10.273.099.195 – Rp10.000.000.000 =
Rp273.099.195.
Bila pada saat pembayaran tanggal 22 Agustus 2017 kurs IDR
mengalami apresiasi terhadap SAR, katakanlah 1SAR = Rp3.400,07,
maka transaksi ekspor PT Karya Anak Indonesia mengalami exchange
loss sebagai berikut:
Transaksi 22/5/2017 penjualan kurs 1SAR = Rp3.554,02. Rp. 10.000.000
atau SAR2.813.715,17.
Transaksi 22/8/2017 penerimaan pembayaran kurs 1SAR = Rp3.400,07
atau Rp9.566.828.549
Exchange loss: Rp10.000.000.000 – Rp9.566.828.549= Rp433.171.451.
Ada dua metode untuk menghindari hal ini yaitu:
a. Kurs Spot
Kurs spot (spot rate) adalah nilai tukar antara dua mata uang
untuk perdagangan segera dengan jangka waktu penyerahan
selama dua hari. Kurs yang berada pada baris yang sama dengan
nama negaranya adalah kurs spot.
b. Kurs forward
Kurs forward atau kurs berjangka (forward rate) adalah harga
hari ini untuk suatu komitmen oleh satu pihak guna menyerahkan
atau mengambil dari pihak lain uang yang sering diperdagangkan,
kontrak semacam itu pada umumnya dapat dilakukan untuk jangka
waktu 30, 60, 90, atau'180 hari.
2. Harga jual dan harga beli
Harga jual adalah harga yang dipatok bank saat bank menjual mata
uang asing pada kita. (Rupiah asing)
Dan harga beli adalah harga yang dipatok bank saat bank membeli mata
uang asing dari kita. Biasanya harga jual lebih besar dari harga beli.
(Asingrupiah)
Apabila perusahaan menjual mata uang asing pada bank untuk
menukarnya ke rupiah atau mata uang negaranya sendiri, ada kemungkinan
jumlah uang yang akan diterima, lebih kecil dari yang seharusnya di terima,
karena harga beli yang dipatok oleh bank biasanya lebih kecil dari kurs
tengah.
3. Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran suatu Negara biasanya memberikan banyak
gambaran mengenai keadaan perekonomian Negara itu. bila neraca tersebut
defisit, maka pemerintah kemungkinan akan mempertimbangkan beberapa
tindakan yang mungkin dilakukan untuk menekan defisit. Dengan tinjauan
ke masa depan , manajemen perusahaan dapat menyesuaikan diri terhadap
kebijakan pemerintah yang berubah – ubah atau memperkecil
dampaknya.Pada sisi ekspor, perusahaan biasa mulai mencari insentif
ekspor ( export incentive ), yaitu insentif yang di berikan oleh pemerintah
untuk membuat ekspor lebih mudah atau lebih menguntungkan serta
mendorong pelanggan luar negeri agar membeli barang dan jasa.

4. Tarif pajak (bea masuk)


Salah satu kebijakan perdagangan internasional yang telah
diupayakan oleh pemerintah yaitu tarif pajak. Tarif adalah sejenis pajak
yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik dikenakan
sebagai beban tetap atas unit barang yang diimpor. Tetapi pembatasan impor
juga biasanya dilakukan untuk menekan impor, supaya tidak melebihi
jumlah maksimal impor yang ditetapkan.
Tarif pajak yang dikenakan atas barang-barang impor perlu
ditingkatkan sehingga tarif pajak untuk mengekspor barang menjadi lebih
rendah. Hal itu mengakibatkan negara tersebut lebih banyak mengekspor
daripada mengimpor. Misalnya, china membuat kebijakan adanya
pengembalian pajak kepada para pengusaha sebesar 13-15 persen jika
mereka mengekspor barang. Sehingga para pengusaha berlomba-lomba
mengekspor barang.
5. Inflasi
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan
dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-
menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan
untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat
sebagai penyebab meningkatnya harga.
a. Inflasi dan perusahaan internasional
Inflasi juga mempengaruhi bisnis internasional, dengan
komplikasi bahwa tingkat inflasi berbeda di Negara
berbeda.Manajemen perusahaan internasional harus mencoba
untuk memprediksi tingkat inflasi untuk setiap Negara di mana
perusahaan itu berada.Inflasi menyebabkan harga barang
domestik lebih tinggi daripada harga barang impor. Tingkat
inflasi yang lebih tinggi akan mengakibatkan harga barang dan
jasa yang di hasilkan atau di tawarkan oleh suatu Negara
meningkat dan dengan demikian barang dan jasa tersebut menjadi
kurang kompetitif di pasar internasional. Hal ini mengakibatkan
nilai ekspor akan lebih kecil dari nilai impor, sehingga neraca
perdagangan mengalami defisit.
b. Pengaruh Inflasi pada pinjaman

Pengaruh inflasi pada pinjaman Inflasi merupakan faktor


kekuatan keuangan eksternal yang harus dihadapi oleh manajer
keuangan dengan sebaik mungkin. Hampir, semua perusahaan
kadang-kadang harus meminjam uang, dan tingat inflasi
menentukan biaya riil dari pinjaman. Perusahaan yang
meminjamkan uang atau kreditur harus memperhatikan inflasi,
karena apabila terjadi inflasi dan pengembalian uang dilakukan
setelah adanya inflasi, maka perusahaan atau kreditur bisa
merugi.

c. Pengaruh inflasi pada hutang negara

Inflasi merupakan faktor kekuatan keuangan eksternal


yang harus dihadapi oleh manajer keuangan dengan sebaik
mungkin. Hampir, semua perusahaan kadang-kadang harus
meminjam uang, dan tingat inflasi menentukan biaya riil dari
pinjaman. Perusahaan yang meminjamkan uang atau kreditur
harus memperhatikan inflasi, karena apabila terjadi inflasi dan
pengembalian uang dilakukan setelah adanya inflasi, maka
perusahaan atau kreditur bisa merugi.

d. Pengaruh inflasi pada investasi modal


Tingkat inflasi mempengaruhi di mana perusahaan
meningkatkan dan melakukan investasi modal. Suku bunga
cenderung lebih tinggi ketika inflasi tinggi, dan inflasi tinggi
menghambat investasi baru.
6. Utang pemerintah
Negara-negara berkembang yang terlilit hutang besar akan
mendapat dana untuk melunasi hutang mereka, sehingga dana yang ada
digunakan untuk membayar hutang dan bukan untuk membeli barang2 dan
jasa dari negara maju. Hal ini dapat membuat pendapatan negara maju dari
ekspornya turun.
B. Kekuatan Ekonomi
Diantara kekuatan ekonomi yang paling penting adalah pendapatan
nasional bruto, distribusi pendapatan, pengeluaran konsumsi individu, biaya
tenaga kerja per unit.
1. Pendapatan Nasional Bruto

Pendapatan nasional bruto (gross national income_GNI), merupakan


penjumlahan dari seluruh barang dan jasa final yang dihasilkan, dan produk
domestik bruto(PNB dikurangi dengan pendapatan faktor luar negeri bersih)
merupakan nilai-nilai yang digunakan untuk mengukur besarnya ukuran dari
suatu perekonomian.
2. Distribusi Pendapatan
Data mengenai distribusi pendapatan dihimpun oleh bank dunia dari
sejumlah sumber dan diterbitkan setiap tahun dalam Word Development
Indocators. Distribusi pendapatan adalah ukuran bagaimana pendapatan suatu
bangsa terbagi diantara rakyatnya.
3. Konsumsi Perorangan

Salah satu bidang perhatian dari para agen pemasaran adalah cara-
cara para konsumen mengalokasikan pendapatan bersih mereka (pendapatan
pribadi dikurangi pajak) antara pembelian atas barang yang kebutuhan pokok
dan nonpokok (esensial dan nonesensial).

4. Biaya Tenaga Kerja Per Unit


Satu faktor yang memberikan konstribusi terhadap kesempatan atas
investasi yang menguntungkan adalah kemampuan untuk memperoleh biaya
tenaga kerja per unit yang lebih rendah dibandingkan dengan apa yang
sekarang tersedia bagi perusahaan. Negara-negara dengan biaya tenaga kerja
per unit yang meningkat secara lambat menarik perhatian menajemen karena
Negara-negara tersebut merupakan prosek investasi bagi perusahaan-
perusahaan yang berusaha untuk menurunkan biaya produksi.

5. Dimensi ekonomi yang lain


Utang internasional yang besar dari sejumlah negara berpendapatan
sedang dan rendah menimbulkan banyak permasalahan, tidak hanya bagi
pemerintah negara-negara tersebut, tetapi juga bagi perusahaan-perusahaan
multinasional.
Contoh, jika sebagian besar devisa yang diperoleh suatu negara tidak
dapat digunakan untuk mengimpor komponen-komponen yang digunakan
dalam produk-produk lokal, maka industri-industri lokal harus membuatnya.
Pemerintah mungkin menerapkan pengendalian harga yang mempersulit suatu
cabang untuk memperoleh keuntungan, memotong pengeluaran pemerintah
yang mengurangi penjualan perusahaan, dan menerapkan pengendalian upah
yang membatasi daya beli konsumen.
Kelangkaan valuta asing bahkan dapat mempengaruhi perusahaan-
perusahaan yang hanya mengekspor ke negara-negara dengan tingkat utang
luar negeri yang tinggi, karena pemerintah dari negara tersebut tentu saja akan
menerapkan pembatasan impor.

C. Kekuatan Sosial
Diantara kekuatan sosial adalah populasi total, distribusi umur,
kepadatan dan distribusi penduduk, dan dimensi sosial lainnya.
1. Populasi Total
Populasi total, indikator paling umum mengenai ukuran pasar
potensial, adalah karakteristik populasi yang pertama akan diperiksa oleh
para analis. Hanya untuk beberapa produk murah dan dikonsumsi secara
masal saja, seperti minuman ringan, rokok, dan sabun, ukuran populasi saja
memberikan dasar yang cukup untuk mengestimasikan konsumsi.
Untuk produk-produk yang tidak termasuk dalam kategori ini,
populasi yang besar dan populasi yang meningkat pesat mungkin tidak
menandakan suatu perluasan pasar yang segera, tetapi, jika pendapatan
bertumbuh terus, maka pada akhirnya, paling tidak sebagian dari penduduk
itu akan jadi pelanggan. Ketika PNB meningkat lebih cepat daripada
populasi, ada kemungkinan terdapat pasar yang meningkat; sementara
situasi sebaliknya menunjukkan kemungkinan akan adanya penyusutan
pasar.

2. Distribusi Umur
Karena hanya sedikit produk yang dibeli oleh setiap orang, maka
para agen pemasaran harus mengidentifikasikan segmen-segmen dari
populasi yang lebih mungkin akan membeli barang-barang mereka. Untuk
beberapa perusahaan, umur merupakan penentu yang penting dari ukuran
pasar. Pada umumnya, karena tingkat kelahiran dan kesuburan yang lebih
tinggi, negara-negara yang berkembang memiliki penduduk berusia muda
dibandingkan dengan negara-negara industri.
Di negara-negara maju, akan ada penurunan dalam permintaan
terhadap produk-produk anak-anak dan remaja, tetapi peningkatan dalam
permintaan produk-produk perawatan medis dan produk-produk lain yang
terkait, pariwisata dan jasa keuangan. Perusahaan-perusahaan di negara
maju yang menghadapi penurunan permintaan akan produk-produk mereka
harus mencari kenaikan penjualan diperekonomian-perekonomian
berkembang, dimana distribusi umur adalah sebaliknya.

3. Kepadatan penduduk
Kepadatan penduduk adalah suatu ukuran jumlah penduduk per unit
wilayah. Distribusi penduduk adalah suatu ukuran mengenai bagaimana
penduduk terdistribusi dari daerah pedesaan sampai ke kota-kota.
Negara berpenduduk padat cenderung membuat distribusi dan
komunikasi produk menjadi lebih sederhana dan lebih mudah dibandingkan
dengan dinegara-negara yang kepadatan penduduknya rendah.

4. Dimensi sosial lain


Kenaikan jumlah wanita yang bekerja misalnya, adalah sangat
signifikan bagi para agen pemasaran, karena hal tersebut dapat
menghasilkan pendapatan keluarga yang lebih besar, pasar yang lebih besar.
Para manajer personalia tertarik dengan kenaikan ini, karena hal
tersebut mengakibatkan pasokan tenaga kerja yang lebih besar, dan
kenaikan daya beli masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa mengenai
Kekuatan keuangan sangat besar mempengaruhi bisnis internasional serta
mampu merubah ekonomi dunia, meliputi resiko nilai tukar mata uang
asing, neraca pembayaran nasional, perpajakan, tarif, kebijakan fiscal, dan
moneter,inflasi,serta aturan – aturan akuntansi Bisnis Internasional. Di
dalam kekuatan keuangan terdapat Nilai mata uang yang berfluktuasi,
Harga jual dan harga beli, Neraca Pembayaran, Tarif pajak (bea masuk),
Inflasi, Utang pemerintah. Selain itu, Bisnis Internasional terdapat
kaitannya dengan Kekuatan Ekonomi yang paling penting adalah
pendapatan nasional bruto, distribusi pendapatan, pengeluaran konsumsi
individu, biaya tenaga kerja per unit. Yang meliputi Kekuatan Ekonomi
diantaranya Pendapatan Nasional Bruto, Distribusi Pendapatan, Konsumsi
Perorangan, Biaya Tenaga Kerja Per Unit, Dimensi ekonomi yang lain.
Selain itu Bisnis Internasional terdapat kaitannya dengan Kekuatan Sosial
yaitu meliputi Populasi Total, Distribusi Umur, Kepadatan penduduk,
Dimensi sosial lain, Maka dari itu Bisnis Internasional mampu melakukan
persaingan di negara asing yang didukung dengan kebutuhan setiap negara
yang berbeda-beda.
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai