Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hewan, sebagaimana makhluk hidup lainnya, menempati lokasi
bersama dengan makhluk hidup lainnya dan makhluk tak hidup yang
bersama-sama membentuk lingkungan hidup hewan. Antara makhluk hidup
dan lingkungannya saling berinteraksi satu sama lain dalam suatu sistem yang
kompleks. Sistem yang terbentuk karena interaksi makhluk hidup dengan
lingkungnya disebut ekosistem, sedangkan ilmu yang mempelajari ekosistem
disebut ekologi
Kehidupan hewan di alam bebas, seharusnya memiliki kepekaan dan
tanggap terhadap apa yang terjadi dalam lingkungan dimana habitatnya.
Hewan sebagai salah satu organisme yang menempati suatu habitat atau
wilayah untuk hidup, tumbuh, dan berkembang harus mampu
mempertahankan generasinya dan hal tersebut dapat dikatakan Instict.
Kelompok-kelompok hewan memunculkan keanekaragaman dalam
kehidupannya, mereka membentuk populasi, komunitas dan sampai pada
hubungan timbal balik antara yang hidup (biotik) dan yang tidak hidup
(abiotik) dalam lingkungan yan dinamakan ekosistem. Dalam hal ini semua
aktivitas hewan yang ada di alam tidak terlepas dari konsep ekologi.

1|eko lo gi h ewan ke lo mp o k 1
B. Tujuan
Adapun tujuan penyusunan makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian ekologi hewan
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip ekologi hewan
3. Mahasiswa dapat mengetahui ruang lingkup ekologi hewan
4. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah ekologi hewan
5. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur kerja ekologi hewan

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ekologi hewan?
2. Bagaimana prinsip ekologi hewan?
3. Bagaimana ruang lingkup ekologi hewan?
4. Bagaimana sejarah ekologi hewan?
5. Bagaimana prosedur kerja ekologi hewan?

2|eko lo gi h ewan ke lo mp o k 1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ekologi Hewan


Hewan, sebagaimana makhluk hidup lainnya, menempati lokasi bersama
dengan makhluk hidup lainnya dan makhluk tak hidup yang bersama-sama
membentuk lingkungan hidup hewan. Antara makhluk hidup dan lingkungannya
saling berinteraksi satu sama lain dalam suatu sistem yang kompleks. Sistem
yang terbentuk karena interaksi makhluk hidup dengan lingkungnya disebut
ekosistem, sedangkan ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi
(Sumarto, 2016: 1).
Ekologi hewan merupakan cabang ekologi dengan fokus kajian pada hewan,
sehingga didefinisikan sebagai ilmu yang memelajari hubungan interaksi antara
hewan dengan lingkungannya. Studi tentang distribusi hewan dimulai pada abad
ke-19, tetapi secara formal perkembangan ekologi hewan baru dimulai pada
tahun 1920-an. Ahli zoologi Inggris Charles Elton, yang menekankan pada studi
populasi di alam liar, barang kali merupakan sosok yang paling berpengaruh.
Elton bekerja lebih sering dengan hewan bernilai komersial, menyusun sejumlah
konsep terminologi ahli alam, yang meliputi relung ekologi (niche), rantai
makanan, piramida jumlah. Piramida jumlah menunjukkan pengurangan jumlah
individu organisme, atau total kuantitas (berat) organisme pada setiap tahap
suksesif dalam rantai makanan, dari tumbuhan dan hewan pemakan tumbuhan
(herbivora) pada level bawah ke level yang lebih atas (karnivora besar) pada
puncaknya. Seperti ekologi tumbuhan, beberapa aliran ekologi hewan muncul di
Eropa dan Amerika Serikat pada awal pertengahan abad ke-20 (Sumarto, 2016:
1).

3|eko lo gi h ewan ke lo mp o k 1
Ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos (rumah atau tempat hidup) dan
logos (ilmu). Secara harafiah ekologi merupakan ilmu yang mempelajari
organisme dalam tempat hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan
timbal-balik antara organisme dengan lingkungannya. Ekologi hanya bersifat
eksploratif dengan tidak melakukan percobaan, jadi hanya mempelajari apa yang
ada dan apa yang terjadi di alam. Ekologi berkembang menjadi ilmu yang
mempelajari struktur dan fungsi ekosistem (alam), sehingga dapat menganalisis
dan memberi jawaban terhadap berbagai kejadian alam.
Ekologi hewan, khususnya, adalah bidang yang harus kita perjuangkan dan
diterapkan yang lebih teliti dari metodologi ilmiah yang ketat. Satwa populasi
bergerak di seluruh dunia, mereka memiliki komponen demografis stokastik
yang kuat, mereka terlibat dalam interaksi interspesifik dan intraspesifik yang
kompleks dan interaksi dengan lingkungan abiotik, dan mereka memiliki varians
lingkungan yang hebat. Dengan demikian semakin sulit untuk menerapkan
keilmuan pendekatan dan desain eksperimental yang ketat untuk mereka daripada
di ilmiah lainnya usaha keras. Meskipun demikian, tidak ada pembenaran yang
baik untuk mempelajari populasi hewan tanpa disiplin yang lebih besar (Pearly,
1893, 26).
Ekologi berasal dari bahasa Yunani oikos yang berarti rumah dan logos yang
berarti ilmu atau studi tentang sesuatu. Dengan demikian ekologi didefinisikan
sebagai studi ilmiah tentang hubungan makhluk hidup (organisme) dengan
lingkungannya. Ekosistem sebagaimana disebutkan di depan, merupakan suatu
jejaring komunitas atau hubungan jejaring antarindividu yang menyusun satu
kesatuan yang terorganisasi secara mandiri dan terdapat pola-pola dan proses-
proses yang berjenjang secara kompleks. Ekosistem tersusun atas dua macam
komponen, yaitu komponen makhluk hidup (biotik) dan komponen makhluk tak
hidup (abiotik). Komponen abiotik terdiri dari komponen benda mati seperti
batu, udara, sinar matahari, dan air; serta komponen kimia-fisik seperti gravitasi,
suhu, curah hujan, dan salinitas. Ekosistem menyediakan berbagai sumber daya

4|eko lo gi h ewan ke lo mp o k 1
untuk kelangsungan hidup organisme di dalamnya yang biasanya dikenal juga
sebagai biodiversitas (keragaman hayati). Biodiversitas yaitu konsep tentang
variabilitas makhluk hidup dari berbagai sumber (ekosistem darat, laut, danau,
sungai, dan sebagainya) dengan tingkatan dari gen, spesies, dan ekosistem.
Secara praktis, biodiversitas biasanya hanya diperuntukkan untuk keragaman
spesies, suatu konsep yang dikenal juga sebagai kekayaan spesies (Sumarto,
2016: 1).
Menurut Sumarto (2016: 4) ekologi tidak sinonim dengan lingkungan,
paham lingkungan, sejarah alam, atau ilmu lingkungan. Ekologi sangat berkaitan
dekat dengan fisiologi, evolusi, genetika, dan perilaku. Pemahaman tentang
bagaimana keragaman hayati (biodiversitas) mempengaruhi fungsi ekologis
merupakan bidang fokus yang penting dalam studi ekologi. Ekosistem
mempertahankan setiap fungsi penyokongan hidup di planet Bumi ini, yang
mencakup pengaturan iklim, penyaringan air, pembentukan tanah (pedogenesis),
pangan, serat, obat-obatan, pengontrolan erosi, dan banyak fungsi lainnya seperti
nilai sejarah, nilai sosial, estetika, dan ilmiah. Ekologi berupaya menjelaskan
berbagai pertanyaan di bawah ini.
1. Proses-proses hidup dan adaptasi
2. Distribusi dan kelimpahan organisme
3. Pergerakan/perpindahan materi dan energi melalui komunitas hidup
4. Perkembangan suksesif ekosistem
5. Kelimpahan dan distribusi biodiversitas dalam konteks lingkungan.
Terdapat banyak aplikasi praktis ekologi dalam bidang biologi konservasi,
manajemen sumber daya alam (pertanian, kehutanan, perikanan), perencanaan
kota (ekologi urban), kesehatan masyarakat, ekonomi, ilmu dasar dan terapan,
dan menyediakan kerangka konseptual untuk memahami dan meneliti interaksi
sosial manusia (ekologi manusia).
Menurut Zoer´aini (2003), Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya
mempertanyakan berbagai hal antara lain adalah:

5|eko lo gi h ewan ke lo mp o k 1
1. Bagaimana alam bekerja
2. Bagaimana species beradaptasi dalam habitatnya
3. Apa yang diperlukan organisme dari habitatnya untuk melangsungkan
kehidupan.
4. Bagaimana organisme mencukupi kebutuhan materi dan energi
5. Bagaimana interaksi antar species dalam lingkungan
6. Bagaimana individu-individu dalam species diatur dan berfungsi sebagai
populasi
7. Bagaimana keindahan ekosistem tercipta
Dari perpaduan harafiah dan berbagai kajian, maka ekologi dapat dikatakan
sebagai ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbalbalik antar mahluk
hidup dan juga antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Manusia sebagai
mahluk hidup juga menjadi pembahasan dalam kajian ekologi. Ekologi menjadi
jembatan antara ilmu alam dengan ilmu social.
Ekologi dapat dibagi menjadi autekologi dan sinekologi
1. Autekologi membahas sejarah hidup dan pola adaptasi individu-individu
organisme terhadap lingkungan
2. Sinekologi membahas golongan atau kumpulan organisme yang berasosiasi
bersama sebagai satu kesatuan
Bila studi dilakukan untuk mengetahui hubungan jenis serangga dengan
lingkungannya, kajian ini bersifat autekologi. Apabila studi dilakukan untuk
mengetahui karakteristik lingkungan dimana serangga itu hidup maka
pendekatannya bersifat sinekologi.
Struktur ekosistem menurut Odum (1983), terdiri dari beberapa indikator
yang menunjukan keadaan dari system ekologi pada waktu dan tempat tertentu.
Beberapa penyusun struktur ekosistem antara lain adalah densitas (kerapatan),
biomas, materi, energi, dan faktorfaktor fisik-kimia lain yang mencirikan
keadaan system tersebut. Fungsi ekosistem menggambarkan hubungan sebab
akibat yang terjadi dalam system. Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem,

6|eko lo gi h ewan ke lo mp o k 1
maka seseorang yang belajar ekologi harus didukung oleh pengetahuan yang
komprehensip berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan
seperti: taksonomi, morfologi, fisiologi, matematika, kimia, fisika, agama dan
lain-lain. Belajar ekologi tidak hanya mempelajari ekosistem tetapi juga otomatis
mempelajari organisme pada tingkatan organisasi yang lebih kecil seperti
individu, populasi dan komunitas.

B. Prinsip Ekologi Hewan


Burdon-Sanderson menyatakan ekologi adalah ilmu yang memperlajari
hubungan/relasi eksternal antara tanaman dan hewan satu sama lain, serta
keberadaannya pada masa lampau dan masa kini. Relasi eksternal tersebut untuk
membedakan dengan fisiologi (relasi internal) dan morfologi (struktur). Krebs
memperjelas definisi ekologi yaitu pengetahuan ilmiah mengenai interaksi yang
menentukan distribusi dan kelimpahan suatu organisme (ekologi adalah
mengenai dimana organisme ditemukan, berapa jumlahnya, dan mengapa).
Sedangkan Ricklefs mendefinisikan ekologi sebagai ilmu lingkungan alam,
terutama mempelajari hubungan mendalam antara organisme dengan lingkungan
sekitarnya. Berdasarkan definisi-definisi di atas makan dapat disimpulkan
bahwah ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antar
organisme atau organisme dengan lingkungannya. Berdasarkan
perkembangannya ekologi bisa disebut sebagai ilmu dasar lingkungan, ilmu yang
mempelajari makhluk hidup dalam rumah tangganya atau ilmu yang mempelajari
seluruh pola hubungan timbal balik antara makhluk hidup sesamanya dengan
komponen di sekitarnya (Effendi, 2018: 76)
Ekologi menganut prinsip keseimbangan dan keharmonisan semua
komponen alam. Terjadinya bencana alam merupakan contoh keseimbangan dan
keharmonisan alam terganggu. Ekologi memandang makhluk hidup sesuai
dengan perannya masing-masing. Semua makhluk hidup di alam memiliki peran

7|eko lo gi h ewan ke lo mp o k 1
yang berbeda dalam menciptakan keharmonisan dan keseimbangan alam
(Effendi, 2018: 76)

C. Ruang Lingkup Ekologi Hewan


Setiap ilmu memiliki batas-batas wilayah studi. Perlu dimaklumi bahwa
batas wilayah kerja suatu ilmu umumnya bertumpang tindih dengan batas-batas
wilayah kerja dari ilmu-ilmu lain. Sehubungan dengan itu maka sudah
selayaknya kalau kita ingin mengetahui juga batas wilayah kerja dari ilmu
ekologi. Untuk mempelajari gambaran yang cukup jelas tentang batas-batas
wilayah kerja dari ilmu ekologi dapat kiranya dipergunakan konsep model dari
Miller. Konsep tersebut beranggapan bahwa seluruh alam semesta merupakan
suatu ekosistem yang tersusun oleh berbagai komponen atau kesatuan. Dalam
suatu ekosistem satu atau sekelompok komponen tak dapat berdiri sendiri
terlepas dari kelompok kesatuan lain. Dalam hal ini kesatuan kelompok
komponen pertama akan merupakan satuan kelompok kedua, kesatuan kelompok
komponen kedua akan menyusun kesatuan kelompok ke tiga, demikian
seterusnya. Atas dasar pemikiran itu Miller menyusun konsep model atas
ekosistem alam semesta. Konsep model dimaksud dapat dituangkan dalam
bentuk grafik. Menurut konsep tersebut bagian-bagian atom akan membentuk
satuan atom. Satuan atom akan membentuk satuan molekul, dan satuan-satuan
molekul seterusnya akan membentuk satuan protoplasma, demikian proses
pembentukan satuan lainnya. Dalam konsep model tersebut ditetapkan
selanjutnya batas-batas wilayah kerja dari berbagai pengetahuan. Kita melihat
batas-batas dari: (1) daerah mati atau daerah tanpa adanya jasad-jasad hidup, (2)
daerah hidup atau daerah yang dihuni oleh jasad-jasad hidup dan (3) daerah yang
masih merupakan tanda tanya. Dipaparkan pula batas-batas yang dinamakan: (1)
daerah dari benda-benda submikroskopis, (2) daerah dengan benda dan jasad
mikroskopis, (3) daerah makroskopis, dan (4) daerah kosmis. Dalam model
tersebut ditampilkan batas wilayah kerja ilmu ekologi, yaitu batas terbawah

8|eko lo gi h ewan ke lo mp o k 1
adalah tingkat organisme atau tingkat individu dan batas teratas adalah tingkat
biosfer (Utomo, 2012: 3-4)
Menurut Effendi (2018, 77) bahwa ruang lingkup ekologi dapat
digambarkan melalui spektrum biologi, yang menggambarkan arasaras organisasi
kehidupan sebagai berikut : Makromolekul ——> protoplasma ——> sel ——>
jaringan ——> organ tubuh ——> sistem organ ——> organisme ——>
populasi ——> komunitas ——>ekosistem ——> biosfer.
1. Individu
Individu ialah unit terkecil dari suatu makhluk hidup, merupaka unit tunggal.
Contohnya seorang manusia, seekor domba, atau sebuah pohon manga.
2. Populasi
Populasi adalah kelompok individu-individu yang memiliki kesamaan genetic
atau anggota-anggota dari spesies yang sama,dan berada bersama-sama dalam
tempat dan waktu yang sama.. Contohnya populasi rusa di pulau Jawa,
populasi banteng di Ujung Kulon, populasi badak di Ujung Kulon, dan
populasi ayam kampung di Jawa Barat.
3. Komunitas
Komunitas adalah kelompok populasi yang berada bersama-sama dalam
tempat dan waktu tertentu. Contohnya komunitas lautan, komunitas hutan
hujan tropik.
4. Ekosistem
Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.
5. Biosfer
Biosfer adalah ekosistem global--jumlah seluruh ekosistem planet, atau
seluruh makhluk hidup dan tempatnya hidup. Biosfer merupakan tingkatan
yang paling kompleks dalam ekologi

9|eko lo gi h ewan ke lo mp o k 1
D. Sejarah Ekologi Hewan
Manusia pada dasarnya telah tertarik pada konsep tentang keekologian secara
praktis yang berawal dari sejarah kehidupannya dan berhubungan erat dengan
sejarah alam (Odum, 1994). Sehingga seorang ahli ekologi bangsa Inggris yaitu
Charles Elton pada tahun 1927 mendefinisikan ekologi sebagai ilmu pengetahuan
tentang sejarah alam. Walaupun demikian sejak zaman dahulu para ahli filsafat
dan pemikir seperti Hippocrates, Aristoteles, Lucretis, Thoreau atau Theophrastus
telah memberikan andil dalam kajian tentang fenomena alam yang berkaitan
dengan makhluk hidup (animate) dan tak hidup (inanimate) sebagai landasan
kajian ekologi sekarang (Hinckley, 1976; Smith, 1990; Brewer, 1994). Ekologi
kemudian menjadi suatu ilmu pengetahuan internasional yang dibangun oleh
individu yang berbakat dan dengan minat yang sangat luas dari berbagai disiplin
ilmu pengetahuan yang turut menentukan arah ekologi, seperti ahli kimia Justus
von Liebig, seorang naturalis Charles Darwin, ahli matematika Pierre-Franscois
Verhulst, ahli botani Eugene Warming, atau ahli entomologi Karl Forbes. Ilmu
pengetahuan ini kemudian berkembang sebagai ilmu pengetahuan kuantitatif di
akhir abad ke-19 (McNaughton dan Wolf, 1998). Walaupun ekologi kemudian
berkembang dengan pesat, sangatlah sulit mendefinisikan dengan tepat. Kata
ekologi (ecology atau Oekologie), pertama kali dikemukakan oleh R. Reiter
(seorang zoologis) pada tahun 1865 dari bahasa Yunani oikos: yang berarti rumah
atau tempat tinggal, dan logos yang berarti ilmu pengetahuan tentang sesuatu. Jadi,
secara harfiah ekologi didefinisikan sebagai “kajian tentang makhluk hidup di
habitat alaminya”. Namun, pada saat ini definisi tentang ekologi yang telah
diterima secara luas adalah definisi yang dikemukakan oleh Earnest Haeckel pada
tahun 1868, yang menyatakan bahwa: Ekologi adalah kajian tentang hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya (McNaughton dan Wolf,
1998), atau sebagai kajian tentang struktur dan fungsi alam (Odum, 1994, Shukla
dan Chandel, 1996) (Rasidi, 2014: 3-4)

10 | e k o l o g i h e w a n k e l o m p o k 1
Krebs pada tahun 1985 mendefinisikan ekologi sebagai Ilmu pengetahuan
yang mempelajari dan menelaah secara ilmiah hubungan yang menentukan
distribusi dan kelimpahan makhluk hidup (Smith, 1990; Desmukh, 1992), dan
Fenchel pada tahun 1987 mendefinisikan ekologi sebagai suatu kajian tentang
dasar dasar yang mengatur pola sebaran spasial dan temporal suatu organisme
(Kumar, 1996). Oleh Balgooyen pada tahun 1973 disarankan agar batasan ekologi
menjadi lebih operasional maka hendaknya ekologi sebaiknya didefinisikan
sebagai kajian ilmiah yang menjelaskan interaksi komponen ekosistem dalam
skala ruang dan waktu yang akan menentukan dan mempengaruhi secara
probabilistik kelimpahan dan distribusi populasi suatu organisme (Soerianegara ,
1996) Menurut Kendeigh (1980), Ekologi adalah salah satu bagian utama dari
ilmu biologi selain morfologi dan fisiologi. Kajian morfologi dititikberatkan pada
penelaahan tentang bagaimana struktur tubuh makhluk hidup, sedangkan fisiologi
menjelaskan bagaimana makhluk hidup berfungsi dan ekologi mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan bagaimana organisme itu hidup dan berinteraksi dengan
lingkungannya.
Menurut Har (2017, 9) bahwa sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu dasar
dan terapan lainnya, ekologi hewan juga mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Ekologi hewan pada mulanya berkembang dari ilmu ekologi umum, yang
sebelumnya berkembang dari ilmu sejarah alami (“Natural History”) yang sifatnya
deskriptif dan non kuantitatif. Ilmu ini mengandalkan pendekatan berupa
pengamatan-pengamatan yang cermat dan rinci. Sejalan dengan kemajuan-
kemajuan teknologi yang menghasilkan peralatan-peralatan baru dan
ditemukannya metode-metode baru, maka ekologi hewan kemudian berkembang
menjadi suatu ilmu yang sifatnya eksperimental dan kuantitatif. Perkembangan ini,
dipacu oleh kontribusi matematik dalam membuat model-model ekologi yang
dapat dipergunakan untuk peramalan dan penghitungan secara matematis. Dengan
menggunakan peramalan dan penghitungan yang lebih akurat dan corak penerapan
ekologi yang lebih tepat, maka manusia akan lebih baik kemampuannya untuk

11 | e k o l o g i h e w a n k e l o m p o k 1
mengelola pemanfaatan sumber daya dan memelihara kondisi lingkungan
hidupnya agar tetap terjaga (Susanto, 2000). Habitat hidup organisme-organisme
itu pun sangat beraneka ragam, yang meliputi daratan, di atas tanah maupun di
bawah tanah, perairan tawar, perairan payau atau perairan bahari atau laut
sehingga teknik dan metode pendekatannya pun dapat berbeda-beda. Seperti yang
dialami oleh berbagai disiplin ilmu lainnya, ekologi hewan dalam
perkembangannya telah mengalami diversifikasi dengan lahirnya cabang-cabang
ilmu ekologi hewan yang lebih terspesialisasi dengan materi bahasan yang lebih
terbatas, khusus dan lebih mendalam. Pemilahan ekologi hewan atas cabang ilmu
yang lebih khusus dapat didasarkan atas kelompok organisme yang menjadi pokok
bahasan, antara lain ekologi hewan parasit dan ekologi serangga yang dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Ekologi Hewan Parasit
Ekologi hewan parasit adalah cabang ilmu ekologi yang mempelajari semua
organisme yang menimbulkan penyakit dan merugikan baik pada tanaman maupun
pada organisma lainnya.
2. Ekologi Serangga
Ekologi serangga adalah ilmu ekologi yang membahas faktor-faktor yang
mempengaruhi distribusi dan kelimpahan serangga. Berdasarkan corak habitat
ekologi, dapat dibedakan atas ekologi perairan air tawar, ekologi estuaria,
ekologi tanah, dan ekologi bahari.
3. Ekologi Perairan Tawar
Ekologi perairan tawar adalah studi untuk mengetahui sistem ekologi hewan di dalam
perairan tawar yang memiliki kadar garam yang sangat rendah.
4. Ekologi Estuaria
Ekologi estuaria merupakan kondisi lingkungan hewan dengan wilayah atau habitat
pencampuran antara air sungai dengan air laut.
5. Ekologi Tanah

12 | e k o l o g i h e w a n k e l o m p o k 1
Ekologi tanah merupakan ekologi yang mempelajari antara biota tanah dengan
lingkungan.
6. Ekologi Bahari
Ekologi bahari adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara hewan di dalam atau
di sekitar daerah perairan dengan lingkungan perairan yang di tinggalinya.

E. Prosedur Kerja Ekologi Hewan


Menurut Rasidi, (2007, 1) bahwa:
1. Ekologi yang pada awalnya mengetengahkan fenomena alam kemudian
berkembang menjadi ilmu pengetahuan modern yang bertumpu pada
hipotesis dan eksperimen di laboratorium maupun di lapangan
2. Ekologi hewan atau tumbuhan yang ada pada saat ini menjadi pusat kajian
antar disiplin ilmu konsepnya.
3. Konsep ekologi hewan untuk berbagai bidang kehidupan, agar bersifat
oprasional sebaiknya diartikan sebagai “kajian ilmiah yang adapat
menjelaskan parameter ruang waktu yang dapat menentukan dan berpengaruh
secara probilistik kelimpahan dan distribusi populasi biota”.
4. Kajian ekologi hewan tidak akan akurat tanpa bantuan ekologi tumbuhan
karena setara dan saling membutuhkan sehingga keduanya disebut
bioekologi.
5. Kajian ekologi hewan dapat mengetengahkan tentang komunitas disebut
sinekologi atau tentang populasi yang dinamakan autekologi kajian tentang
prilaku populasi hewan dikenal sebagai etologi (ethology)
6. Pada masa kini ekologi hewan sebagai ilmu pengetahuan modern yang
berkembang bersama statistik dan komputer. Kajiannya cendrung
dimanfaatkan untuk membuat modeling prediksi fenomena ekologis dari
infomasi data spesial atau temporal.
7. Konsep ekologi hewan yang digunakan secara prakrtis seperti untuk
pengelolaan satwanya dikenal sebagai ekologi hewan terapan. Ekologi hewan

13 | e k o l o g i h e w a n k e l o m p o k 1
terapan pada saat ini digunakan untuk memecahkan berbagai masalah sosial
dan oleh “komite masyarakat ekologi” telah menjadi kajian tentang aspek
perubahan biosfer, konservasi ekosistem dan keanekaragaman hayati, serta
untuk menyusun strategi pembangunan yang berkelanjutan.

14 | e k o l o g i h e w a n k e l o m p o k 1
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Ekologi hewan merupakan cabang ekologi dengan fokus kajian pada
hewan, sehingga didefinisikan sebagai ilmu yang memelajari hubungan
interaksi antara hewan dengan lingkungannya. Ekologi dapat dibagi
menjadi autekologi dan sinekologi
2. Ekologi menganut prinsip keseimbangan dan keharmonisan semua
komponen alam. Terjadinya bencana alam merupakan contoh
keseimbangan dan keharmonisan alam terganggu. Ekologi memandang
makhluk hidup sesuai dengan perannya masing-masing.
3. Ruang lingkup ekologi dapat digambarkan melalui spektrum biologi, yang
menggambarkan arasaras organisasi kehidupan sebagai berikut :
Makromolekul ——> protoplasma ——> sel ——> jaringan ——> organ
tubuh ——> sistem organ ——> organisme ——> populasi ——>
komunitas ——>ekosistem ——> biosfer.
4. Ahli ekologi bangsa Inggris yaitu Charles Elton pada tahun 1927
mendefinisikan ekologi sebagai ilmu pengetahuan tentang sejarah alam. R.
Reiter (seorang zoologis) pada tahun 1865 dari bahasa Yunani oikos: yang
berarti rumah atau tempat tinggal, dan logos yang berarti ilmu
pengetahuan tentang sesuatu. Jadi, secara harfiah ekologi didefinisikan
sebagai “kajian tentang makhluk hidup di habitat alaminya”.
5. Salah satu prosedur kerja ekologi yaitu: ekologi pada awalnya
mengetengahkan fenomena alam kemudian berkembang menjadi ilmu
pengetahuan modern yang bertumpu pada hipotesis dan eksperimen di
laboratorium maupun di lapangan

15 | e k o l o g i h e w a n k e l o m p o k 1
B. SARAN
Dari hasil pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik
dari segi isi makalah atau tata cara penyusunan dan pengetikan makalah,
karena itu diharapkan kritakan dan saran yang membangun agar kedepannya
kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik.

16 | e k o l o g i h e w a n k e l o m p o k 1
DAFTAR RUJUKAN

Effendi, R. Dkk. 2018. Pemahaman Tentang Lingkungan Berkelanjutan. Dapertemen


Arsitektur. 18 (2) 76-77. http://ejournal.undip.ac.id.

Har, E dan Martalena. 2017. Pola Pembelajaran Ekologi Hewan. Padang: Universitas
Bung Hatta.

Pearl, M. C. 1893. Research Techinques In Animal Ecology. Colombia: Colombia


University Press.

Rasidi, S dan M. Ishak. 2014. Batasan dan Ruang Lingkup Ekologi Hewan.
Universitas Terbuka.

Rasidi, S dkk. 2007. Ekologi Hewan Edisi Kesatu. Universitas Terbuka.

Sumarto, s dan Roni K. 2016. Ekologi Hewan. Manado: Patra Media Grafindo.

Utomo, S. W dkk. 2012. Pengertian, Ruang Lingkup Ekologi dan Ekosistem.


Universitas Terbuka.

17 | e k o l o g i h e w a n k e l o m p o k 1

Anda mungkin juga menyukai